1.1.Neraca Air Lahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai evapotranspirasi dihitung berdasarkan persamaan (Penman 1948). Tabel 1. Hubungan antara rata-rata curah hujan efektif dengan evapotranspirasi Bulan Csurah Curah hujan Curah Hujan efektif 0.5 Hujan efektif tanaman ETp ETp Januari 214.25 146.40 109.80 124.21 62.11 Feb 135.13 83.10 62.33 108.94 54.47 Mar 179.63 118.70 89.03 115.70 57.85 Apr 166.38 108.10 81.08 110.03 55.01 Mei 161.88 104.50 78.38 98.12 49.06 Juni 162.38 104.90 78.68 87.07 43.54 Juli 100.00 55.00 41.25 92.75 46.37 Agust 80.63 39.50 29.63 113.51 56.75 Sept 67.63 30.58 22.93 123.69 61.85 Okt 126.25 76.00 57.00 141.44 70.72 Nov 91.38 48.10 36.08 138.36 69.18 Des 172.88 113.30 84.98 113.64 56.82 Total 1658.38 1028.18 771.13 1367.4 5 683.7 2 Rata-Rata 138.20 85.68 64.26 113.95 56.98 Hasil evapotranspirasi seperti yang terlihat pada tabel diatas, nilai evapotranspirasi berkisar antara 87.07-141.44. Evapotrasnspirasi terendah terjadi pada bulan Juni sebesar 87.07 mm/bulan, sedangkan evapotranspirasi tertinggi pada bulan Oktober sebesar 141,44 mm/bulan. Nilai evapotranspirasi tahunan sebesar 1367.45 mm/tahun dengan rata-rata 113.95 mm/tahun. Selanjutnya curah hujan efektif berkisar antara 36.76 mm/bulan pada bulan September sampai 121.62 mm/bulan pada bulan Maret. Untuk melihat lama pertumbuhan tanaman maka besarnya evapotranspirasi harus dibagi dua (0.5 ETP), Djaenuddin dan Bachri (1999).
mm 14 Curah hujan efektif Curah Hujan efektif Nilam ETp 0.5 ETp 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Bulan Gambar 1. Hubungan Antara Curah Hujan Efktif, Curah Hujan Efektif Tanaman, Evapotranspirasi (ETp) dan 0.5 ETp. Gambar 1 memperlihatkan surplus curah hujan terjadi pada Bulan Januari, Maret, Mei dan Juni. Sedangkan kondisi defisit terjadi pada bulan Februari, April, Juli, Agustus, September, Oktober, November dan Desember. 4.2 Tinggi Tanaman Berdasarkan Tabel 2 di bawah umumnya perlakuan waktu tanam berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman sedangkan perlakuan jarak tanam dan interaksi tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan karena waktu tanam berkorelasi dengan ketersediaan air, dimana pada awal penanaman yakni dari bulan September dan Oktober curah hujan relatif rendah sedangkan pada bulan Oktober hingga Januari curah hujan relatif tinggi.
15 Tabel 2. Rekapitulasi Sidik Ragam dan Uji BNT 5 % Parameter Tinggi Tanaman Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) 5 HST 10 HST 15 HST 20 HST 25 HST 30 HST 35 HST 40 HST W1 (Dec 2 Sep) 8,83 ab 20,71 b 28,41 c 51,53 c 71,92 b 86,79 tn 91,84 tn 171,64 b W2 (Dec 3 Sep) 6.00 a 14,69 a 23,47 ab 31,70 a 36,48 a 97,92 tn 105,37 tn 127,89 a W3 (Dec 1 Okt) 9.57 b 13,59 a 19,63 a 43,37 b 48,36 a 97,82 tn 105,57 tn 110,30 a W4 (Dec 2 Okt) 7.85 a 21,56 c 28,05 c 61,27 d 44,98 a 94,93 tn 103,96 tn 113,31 a BNT 5 % 2,64 5,57 3,45 6,54 20,34 - - 18,76 J1 (50 x 20 cm) 8,47 tn 18,38 tn 25,02 39,8 52,16 94,64 tn 103,17 tn 131,48 J2 (25 x 25 cm) 7,65 tn 16,89 tn 24,76 38,81 48,71 94,09 tn 100,20 tn 130,09 BNT 5 % - - - - - - - - Keterangan : Angka angka yanga diikuti huruf yang sama dan kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Berdasarkan hasil uji BNT 5% pada pengamatan 5 HST nilai tertinggi pada perlakuan W3 (dekade 1 oktober) sebesar 9,57 cm. Pengamatan 10 HST nilai tertinggi pada perlakuan W4 (dekade 2 oktober) sebesar 21,56 cm. Pengamatan 15 HST nilai tertinggi pada perlakuan W1 (dekade 2 september) sebesar 28,41 cm. Pengamatan 20 HST nilai tertinggi pada perlakuan W4 (dekde 2 oktober) sebesar 61,27 cm. Pengamatan 25 HST nilai tertinggi pada perlakuan W1 (dekade 2 september) sebesar 71,92 cm. Pengamatan 40 HST nilai tertinggi pada perlakuan W1 (dekade 2 september) sebesar 171,64 cm. Pengaturan waktu tanam sangatlah diperlukan agar supaya fase kritis dari tanaman yang membutukan relatif ketersedian air yang cukup dapat jatuh pada curah hujan yang maksimum. untuk maksud tersebut di perlukan informasi yang akurat tentang kondisi iklim setempat yang diperlukan untuk mentukan waktu tanam yang tepat. Penentuan pola waktu tanam merupakan suatu perencanaan yang menentukan keberhasilan kegiatan pertanian di suatu daerah (Musa, 1998).
16 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 W1 (Dec 2 Sep) W2 (Dec 3 Sep) W3 (Dec 1 Okt) W4 (Dec 2 Okt) 5 HST 10 HST 15 HST 20 HST 25 HST 30 HST 35 HST 40 HST Tinggi Tanaman (cm) Gambar 2. Grafik tinggi tanaman jagung manis berdasarkan waktu tanam 4.3. Jumlah Daun Berdasarkan Tabel 3 di bawah umumnya perlakuan waktu tanam berbeda nyata terhadap parameter jumlah daun tanaman sedangkan perlakuan jarak tanam dan interaksi tidak berbeda nyata. Tabel 3. Rekapitulasi Sidik Ragam dan Uji BNT 5 % Parameter Jumlah Daun Perlakuan Jumlah Daun (helai) 5 HST 10 HST 15 HST 20 HST 25 HST 30 HST 35 HST 40 HST W1 (Dec 2 Sep) 2,68 tn 4,00 c 5,40 b 6,29 tn 7,88 b 8,92 tn 9,95 11,53 b W2 (Dec 3 Sep) 2,81 tn 3,98 b 4,53 a 5,77 tn 6,78 a 8,25 tn 9,94 10,38 a W3 (Dec 1 Okt) 2,69 tn 3,65 a 4,65 a 5,76 tn 6,84 a 8,41 tn 8,92 9,95 a W4 (Dec 2 Okt) 2,58 tn 3,69 a 4,60 a 5,60 tn 7,06 a 7,89 tn 9,07 10,12 a BNT 5 % - 0,25 0,47-0,78 - - 0,49 J1 (50 x 20 cm) 2,71 tn 3,79 4,81 5,62 7,14 8,39 9,44 10,55 tn J2 (25 x 25 cm) 2,66 tn 3,83 4,78 6,09 7,13 8,34 9,24 10,43 tn BNT 5 % - - - - - - - - Keterangan : Angka angka yanga diikuti huruf yang sama dan kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Berdasarkan hasil uji BNT 5% pada pengamatan 10 HST nilai tertinggi pada perlakuan W1 (dekade 2 september) sebesar 4,00 helai. Pengamatan 15 HST nilai tertinggi pada perlakuan W1 (dekade 2 september) sebesar 5,40 helai. Pengamatan 25 HST nilai tertinggi pada perlakuan W1 (dekade 2 september) sebesar 7,88 helai. Pengamatan 40 HST nilai tertinggi pada perlakuan W1 (dekade 2 september) sebesar
17 11,53 helai. Waktu tanam atau pola tanam memberikan informasi komoditas yang biasa tumbuh pada suatu wilayah dan pada saat mana tanah diberakan (bare soil), persiapan lahan, masa vegetatif, masa generatif, serta panen. Penentuan pola waktu tanam merupakan suatu perencanaan yang menentukan keberhasilan kegiatan pertanian di suatu daerah. Perencanaan tersebut dilakukan melalui suatu analisis dengan memperhitungkan potensi ketersediaan air bagi tanaman, kebutuhan air bagi tanaman dan perimbangan antara keduanya (Musa, 1998). 14 12 10 8 6 4 2 W1 (Dec 2 Sep) W2 (Dec 3 Sep) W3 (Dec 1 Okt) W4 (Dec 2 Okt) 0 5 HST 10 HST 15 HST 20 HST 25 HST 30 HST 35 HST 40 HST Jumlah Daun (helai) Gambar 3. Grafik jumlah daun jagung manis berdasarkan waktu tanam 4.4. Panjang Tongkol Berdasarkan Tabel 4 di bawah perlakuan waktu tanam dan interaksi tidak berbeda nyata terhadap parameter panjang tongkol sedangkan perlakuan jarak tanam berbeda nyata.
18 Tabel 4. Sidik Ragam dan Uji BNT 5 % Parameter Panjang Tongkol Perlakuan Panjang Tongkol (cm) W1 (Dec 2 Sep) 17,73 tn W2 (Dec 3 Sep) 18,67 tn W3 (Dec 1 Okt) 19,00 tn W4 (Dec 2 Okt) 19,18 tn BNT 5 % - J1 (50 x 20 cm) 19,57 b J2 (25 x 25 cm) 17,72a BNT 5 % 1,56 Keterangan : Angka angka yanga di ikuti huruf yang sama dan kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5 Berdasarkan hasil uji BNT 5 % perlakuan J1 (jarak tanam 50 x 20 cm) menghasilkan nilai tertinggi panjang tongkol sebesar 19,57 cm dibanding perlakuan J2 (jarak tanam 25 x 25 cm). Hal ini disebabkan karena pada perlakuan J1 (jarak tanam 50 x 20 cm) tanaman tidak terlalu rapat sehingga tidak terjadi kompetisi hara dibanding pada perlakuan J2 (jarak tanam 25 x 25 cm) yang populasinya terlalu rapat. Hal ini disebabkan karena perlakuan jarak tanam berkorelasi dengan kompetisi hara. Sitaniapessy (1985) melaporkan bahwa populasi tanaman jagung akan mempengruhi diameter batang, diameter tongkol, panjang tongkol, jumlah daun, bobot 1000 butir, bobot pipilan kering, bobot total lahan kering, indeks panen dan skor produktifitasnya 4.5. Berat Tongkol Berdasarkan Tabel 5 di bawah perlakuan waktu tanam dan jarak tanam berbeda nyata terhadap parameter berat tongkol sedangkan perlakuan interaksi tidak berbeda nyata. Jarak tanam dalm pertanaman jagung manis merupakan faktor penting menentukan kulitas dan kuantitas hasil produksi. tanaman (Harjadi 1996) bila jarak tanam di persempit, jumlah populasi antara tanaman dalam memenuhi unsur hara.
19 Tabel 5. Sidik Ragam dan Uji BNT 5 % Parameter Berat Tongkol Perlakuan W1 (Dec 2 Sep) 203,67 a W2 (Dec 3 Sep) 178,57 a W3 (Dec 1 Okt) 267,17 b W4 (Dec 2 Okt) 261,34 b BNT 5 % 29,49 J1 (50 x 20 cm) 241,08 b J2 (25 x 25 cm) 214,29 a BNT 5 % 20,85 Keterangan : Angka angka yanga diikuti huruf yang sama dan kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Berdasarkan hasil uji BNT 5 % perlakuan J1 (jarak tanam 50 x 20 cm) menghasilkan nilai tertinggi berat tongkol sebesar 241,08 g dibanding perlakuan J2 (jarak tanam 25 x 25 cm) hanya menghasilkan berat 214,29 g dan perlakuan waktu tanam W3 (dekade 1 oktober) menghasilkan nilai tertinggi 267,17 dibandingkan dengan perlakuak waktu tanam yang lain bisa di lihat pada tabel 5 analisis sidik ragam uji BNT 5%. Hal ini disebabkan karena pada perlakuan J1 (jarak tanam 50 x 20 cm) tanaman tidak terlalu rapat sehingga tidak terjadi kompetisi hara dan tidak saling menaungi antara tanaman satu dengan yang lainya. Dibanding pada perlakuan J2 (jarak tanam 25 x 25 cm) yang populasinya terlalu rapat sehingga terjadi kompetisi hara dan terjai saling menaungi tanamn dengan tanaman yang lain dan pada waktu tanam disebabkan karena perlakuan W3 (dekade 1 oktober) kebutuhan air dan penyinaran matahari tercukupi di bandingkan dengan perlakuan waktu tanam yang lain. Populasi tanaman juga berpengaruh nyata terhadap bobot 1000 butir benih jagung, seperti yang di laporkan oleh sidek (1988),semakin besar populasi tanaman jagung bobot butir benih yang di hasilkan aqn berkurang 15% untuk masing - masing populasi tersebut.
20 300 250 200 150 100 50 0 W1 (Dec 2 Sep) W2 (Dec 3 Sep) W3 (Dec 1 Okt) W4 (Dec 2 Okt) Gambar 4. Grafik berat tongkol jagung manis berdasarkan waktu tanam Pada grafik gambar berat tongkol bisa kita liat dimana perlakuan W3(dekade 1 oktober) atau waktu tanam pada bulan 1 oktober lebih baik pada perlakuan watu tanam yang lain. 245 240 235 230 225 220 215 210 205 200 J1 (50 x 20 cm) J2 (25 x 25 cm) Gambar 5. Grafik berat tongkol jagung manis berdasarkan jarak tanam Pada grafik gambar berat tongkol bisa kita lihat perlkuan jarak tanam 50 x 20 mengasilkan hasil yang lebih baik dari pada jarak tanam 25 x 25.