Pendahuluan Malaria merupakan salah satu penyakit parasit paling umum di dunia dan menempati urutan ke 3 dalam tingkat mortalitas diantara prnyakit infeksi utama lainnya. Parasit protozoa penyebab malaria adalah: Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae. Malaria dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan darah yang terinfeksi, seperti dari transfer darah. alciparum dilaporkan sebagai penyebab infeksi mayoritas dan merupakan yang paling mematikan. P. vivax, P. malariae dan P. ovale menyebabkan jenis malaria yang lebih ringan terkadang disertai demam, dimana biasanya tidak melemahkan fisik. Gejala-gejala klasik malaria yaitu demam, sakit kepala, panas dingin, muntah, menggigil, dan kejang-kejang. Dalam beberapa kasus infeksi falciparum malaria yang langka, panas dingin dan demam dapat terjadi dan pasien dapat mengigau, tidak sadar, atau koma. Periode pemulihan bisa selama beberapa minggu sampai beberapa bulan. Anemia berat seringkali dihubungkan sebagai penyebab kematian dan infeksi malaria. Malaria merupakan penyakit yang dapat disembuhkan dengan obat-obatan yang dapat digunakan sebagai pengobatan maupun pencegahan. 2 dari sekian banyak yang paling dikenal baik dan paling umum adalah chloroquinine dan quinine. Sangatlah penting untuk mendeteksi alciparum malaria lebih awal karena berhubungan dengan peningkatan resistensi obat yang berhubungan dengan peningkatan resistensi obat yang berhubungan dengan penyakit tersebut. Tujuan Penggunaan Yang membedakan, kombinasi tes malaria ini adalah cepat, in-vitro imunodiagnostik untuk mendeteksi sirkulasi antigen malaria pada whole blood. Tes ini menggunakan antibiotik yang spesifik dengan antigen histidine-rich protein 2 (HRP-2) dari malaria alciparum dan Plasmodium aldolase untuk mendeteksi semua spesies malaria falciparum. Letakkan whole blood (10 mikrol) pada bantalan sampel dimana sel darah merah tersebut dilisiskan dengan cairan formulasi khusus. Bantalan label yang bersebelahan dengan bantalan sampel pada card diresapi dengan lateks biru yang mengandung antibodi anti-hrp-2, dilanjutkan dengan lateks biru yang kedua yang mengandung antibodi anti-aldolase yang juga terkait dengan card. Bantalan label tersebut juga diresapi dengan lateks ungu yag terkait dengan kontrol antibodi. Sebuah antibodi anti-hrp-2 tambahan ditempatkan pada tes card pada zona garis tes. antibodi anti-aldolase lain juga ditempatkan pada zona garis kontrol pada card. Ketika sampel + telah ditambahkan pada bantalan sampel, antigen malaria bersentuhan denga antibodi label lateks dan mengikatnya. Kemudian reagen pencuci ditambahkan ke dalam tabung kecil dan tes card diletakkan didalamnya. Bersamaan dengan merambatnya cairan sepanjang card, segala antigen-lateks kompleks juga ikut berimigrasi/bergerak bersama cairan. Kompleks ini kemudian ditangkap oleh masing-masing antibodi area., P. v. dan zona garis kontrol. Bila sampel mengandung antigen., sebuah garis berwarna akan terbentuk pada zona tes. dan bisa membentuk ataupun tidak pada tes., tergantung keberadaan titer pada antigen. Bila sampel mengandung antigen P. v., P. o.
ataup. m., sebuah garis akan terbentuk pada zona garis. Bila tidak terdapat antigen malaria, garis berwarna tidak akan terbentuk baik pada zona garis. maupun P. v. Sebuah garis control berwarna akan selalu muncul pada zona garis control bila tes dilakukan dengan tepat. atatatanpenting 1. Prosedur dekontaminasi biologis berlaku untuk semua peralatan, wadah, permukaan, dan sebagainya, yang berhubungan dengan specimen infeksius. Semua barang yang dapat dibuang berhubungan dengan sampel tersebut harus dibuang sebagai sampah infeksius. 2. Untuk hasil terbaik, ketaatan penuh pada petuntuk pemakaian sangat dibutuhkan. Berhatihatilah untuk tidak menyentuh ujung botol reagen pencuci dengan tabung sampel ketika meneteskan buffer kedalam tabung. Ini akan sangat mengurangi resiko reagen pencuci untuk terkontaminasi. 3. airan pencuci mengandung sodium azide berkonsentrasi rendah (kurang dari 0,1%) sebagai bahan pengawet. Sodium azide mengandung racun. Jangan meminum buffer tersebut. Sodium azide juga dapat bereaksi dengan logam timah dan tembaga pada pipa ledeng untuk membentuk senyawa bahan peledak. Bila buffer dibuang melalui saluran air, bilas saluran tersebut dengan sejumlah air untuk mengurangi akumulasi senyawa-senyawa bahan peledak. 4. Jangan menggunakan test card atau reagen bila sudah melewati tanggal kadaluarsa yang tertera pada label pembungkus. 5. Simpan test kit dan reagen sesuai kondisi suhu dan kelembaban yang tertera pada label pembungkus. 6. Semua test card, buffer dan specimen harus berada pada suhu ruang (15-30 o ) sebelum dianalisa. 7. Jangan memakai ulang test card dan buffer. 8. Spesimen sebaiknya ditangani dengan menganggap benda yang berbahaya dan mempunyai potensi menginfeksi (dinyatakan D dan NIH) sehingga sebaiknya ditangani dengan keamanan tingkat 2. Materi yang disediakan Pada test kit terdapat komponen dengan jumlah yang cukup untuk melakukan tes sesuai jumlah tes yang tertera pada label pembungkus. 1. Test card yang dibungkus bersamaan dengan bahan pengawet. 2. Setiap test card berisi 2 garis tes, satu mengikat antigen HRP-2 dari. dan yang lainnya mengikat plasmodium aldolase. Test card juga mengandung prosedur ketiga, garis kontrol. 3. Botol reagen buffer (reagen pencuci). 4. Pedoman kerja.
Materi yang dibutuhkan tapi tidaktersedia 1. Lancet. 2. Kapilaritas pengumpul sampel. 3. Timer dengan kapasitas 0 sampai dengan 60 menit. Penyimpan dan Stabilitas Simpan test kit pada suhu antara 2-30 o (JANGAN DIBEKUKAN). Jangan simpan ditempat yang terkena matahari langsung. Tes dapat digunakan sampai tanggal kadaluwarsa, yang dapat ditemukan pada label pembungkus. Pengumpulan spesimen dan persiapan 1. Tangani spesimen sebagai benda yang dapat menyebarkan penyakit infeksi. Buang semua materi yang berhubungan dengan spesimen sebagai sampah infeksi. 2. Gunakan pipa kapiler untuk memindahkan 10µl darah EDTA. Untuk memperoleh darah kapiler, tusuk jari, tumit atau daerah yang tepat lainnya. Pertama-tama, bersihkan daerah dengan lap pembersih disinfektan. Gunakan lancet untuk menusuk kulit. Biarkan sampai terbentuk setetes darah. Sentuhkan ujung kapilaritas pada darah dan pindahkan ke tes card segera. Untuk mengumpulkan darah dari pembuluh darah halus, gunakan prosedur standard dan kumpulkan darah di tube EDTA. Bila tes tidak dapat diproses segera, darah dapat disimpan pada suhu 2-8 sampai dengan 3 hari. ara kerja 1. Sebelum digunakan, keluarkan card dari bungkusannya. Pegang card pada bagian plastik. Letakkan card mendatar pada tempat kerja. 2. Gunakan lancet steril dan kapiler sampel bersih, ambil darah dengan menusuk ke daerah yang tepat (contoh: jari atau tumit). Biarkan darah membentuk tetesan dan sentuhkan ujung kapiler dengan darah. Sebagai pilihan lain, 10µl darah EDTA dari pembuluh darah vena dapat digunakan. Pastikan sampel darah mencapai suhu ruang sebelum digunakan. 3. Pindahkan sampel darah dari tube kapileri ke tes card (10µl apabila memakai mikropipet. Bila menggunakan dropper yang disediakan, ambil sampel hingga Fill Line, lalu teteskan ke lubang ). 4. Tambahkan 3 tetes reagen buffer ke lubang. 5. Gunakan timer, biarkan tes card selama 5 menit, lalu teteskan 1 tetes buffer ke lubang. 6. Baca hasil setelah 15 menit. Hasil bisa dibaca selama 15-20 menit. Jangan baca hasil setelah 20 menit. 3 drops of 10µl Whole Blood 3 drops of Fill Line 10µl Whole Blood
Positive Wait 5 minutes 1 drop of Negative Invalid Ada kalanya, sisa antigen malaria dapat dideteksi untuk beberapa hari setelah pengobatan parasit dengan perawatan anti malaria. Diagnosa malaria harus dibuat dengan menggunakan hasil dari tes ini bersama dengan hasil klinis lain dan temuan lab. Pembacaan hasil Tes card ini mengandung 2 garis hasil: Sebuah garis tes yang hanya mendeteksi Malaria. dan garis tes yang mendeteksi semua () dari 4 spesies Malaria Plasmodium:., P. v., P. o. dan P. m. Hasil positif ditunjukkan ketika terbentuk garis di jendela hasil sebelah area garis tes., atau muncul garis pada area dengan sebuah garis di area tes control. Tes juga dinyatakan positif bila terdapat garis pada. atau garis yang muncul di area lebih terang/gelap daripada di area control. 1. Tes tidak sah bila garis di area tidak muncul, tanpa menghiraukan keberadaan garis di P. f. ataupun garis-garis lainnya. Ulangi tes dengan card baru. 2. Hasil positif dapat secepatnya muncul setelah 15 menit. Hasil negatif harus dikonfirmasi setelah 20 menit. Latar belakang haruslah berwarna putih, bukan merah, penting untuk konfirmasi hasil negatif. 3. Jangan baca hasil setelah melewati 20 menit. Positif: Deteksi Plasmodium falciparum (area garis tes.) 1. Munculnya sebuah garis tes berwarna pada card di area. menunjukkan hasil positif untuk Plasmodium falciparum. Garis control juga harus ada. 2. Munculnya sebuah garis tes berwarna di area. dan area menunjukkan hasil positif untuk Plasmodium falciparum atau infeksi campuran (kombinasi). Garis control juga harus ada. Deteksi Plasmodium vivax, Plasmodium orale atau Plasmodium malariae (arean garis tes ) Munculnya sebuah garis tes biru hanya pada area, menunjukkan hasil positif untuk Plasmodium vivax, Plasmodium orale atau Plasmodium malariae. Tes ini tidak dapat membedakan subtype malaria diatas. Garis control juga harus ada. Positiv e
Negatif: Hasil tes negatif bila hanya garis control saja yang muncul Negati ve Invalid: Hasil tes invalid bila garis control berwarna tidak muncul di area garis control. Bila ini terjadi, ulangi tes dengan menggunakan card baru Invalid Batas tes 1. Tes HRP-2 dapat memberikan hasil positif sampai dengan 2 minggu dilanjutkan dengan kemoterapi dan pembersihan parasit seperti yang dikonfirmasikan secara mikroskopis. 2. Seperti tes diagnostik lainnya, hasil harus memiliki kolerasi dengan temuan klinis. Jika hasil tes negatif dan kecurigaan infeksi malaria masih ada, sangat disarankan untuk melakukan tes susulan tambahan dengan menggunakan metode klinis lainnya. 3. Kapanpun ada hasil negatif tidak menghalangi kemungkinan terkena infeksi malaria awal. 4. Ketaatan penuh pada petunjuk pemakaian sangat dibutuhkan. Jangan menggunakan ulang tes card hasil negatif. Jangan mencampuri reagen buffer. 5. Tes ini tidak dapat digunakan sebagai pengawasan terapi atau untuk memperkirakan titer dari infeksi. 6. Diagnosis akhir harus sesuai dengan hasil tes ini sebagai penafsiran dengan temuan klinis lainnya atau lab.