PENGGEMUKAN SAPI POTONG POLA LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE

dokumen-dokumen yang mirip
FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

TEKNOLOGI PAKAN PROTEIN RENDAH UNTUK SAPI POTONG

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

PENGGUNAAN BAHAN PAKAN LOKAL SEBAGAI UPAYA EFISIENSI PADA USAHA PEMBIBITAN SAPI POTONG KOMERSIAL: Studi Kasus di CV Bukit Indah Lumajang

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

EVALUASI PENGGUNAAN KULIT SINGKONG PADA USAHA PEMBIBITAN SAPI POTONG RAKYAT: STUDI BANDING DI KECAMATAN MERGOYOSO, KABUPATEN PATI

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Materi

KA-DO UNTUK PETERNAKAN INDONESIA Oleh: Fitria Nur Aini

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut

PENGANTAR. Latar Belakang. andil yang besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan terutama daging.

PENGGEMUKAN SAPI BALI JANTAN MENGGUNAKAN ONGGOK DI LOKASI PENDAMPINGAN PSDSK DI KABUPATEN KEPAHIANG PENDAHULUAN

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL

Budidaya Sapi Potong Berbasis Agroekosistem Perkebunan Kelapa Sawit ANALISIS USAHA Seperti telah dikemukakan pada bab pendahuluan, usaha peternakan sa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

TINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 8. Rataan Hasil Pengamatan Konsumsi, PBB, Efisiensi Pakan Sapi PO selama 48 Hari Pemeliharaan

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

MEMILIH BAKALAN SAPI BALI

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

MATERI DAN METODE. Materi

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

PRODUKTIVITAS SAPI POTONG SILANGAN HASIL IB DENGAN RANSUM BERBEDA FORMULA

Strategi Peningkatan Produktivitas Sapi Bali Penggemukan Melalui Perbaikan Pakan Berbasis Sumberdaya Lokal di Pulau Timor

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah telah ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Undang-undang

PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU MELALUI PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMIC)

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

RESPONS SAPI PO DAN SILANGANNYA TERHADAP PENGGUNAAN TUMPI JAGUNG DALAM RANSUM

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH

PEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

OPERASIONAL PROGRAM TEROBOSAN MENUJU KECUKUPAN DAGING SAPI TAHUN 2005

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN

I. PENDAHULUAN. masyarakat. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perbaikan taraf

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

TEKNOLOGI PAKAN MURAH UNTUK SAPI POTONG : OPTIMALISASI PEMANFAATAN TUMPI JAGUNG

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG

PANDUAN. Mendukung. Penyusun : Sasongko WR. Penyunting : Tanda Panjaitan Achmad Muzani

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik

PENINGKATAN PRODUKSI DAGING SAPI HASIL SILANGAN MELALUI PEMBERIAN PAKAN KONSENTRAT

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

RESPON KINERJA PRODUKSI DOMBA YANG MEMPEROLEH SUBSTITUSI PAKAN BERBASIS LIMBAH PERKEBUNAN

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

HASIL-HASIL PENELITIAN SAPI POTONG UNTUK MENDUKUNG AGRIBISNIS PETERNAKAN

PENGARUH SUBSTITUSI KONSENTRAT KOMERSIAL DENGAN TUMPI JAGUNG TERHADAP PERFORMANS SAPI PO BUNTING MUDA

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM

II. TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 5(1): 18-22, Maret 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN DALAM SISTEM INTEGRASI TERNAK UNTUK MEMACU KETAHANAN PAKAN DI PROVINSI ACEH PENDAHULUAN

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN SAPI POTONG PADA KEGIATAN PENDAMPINGAN PSDS DI KABUPATEN MAGELANG

RESPON JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN PADA USAHA PENGGEMUKAN TERNAK SAPI

INOVASI PAKAN KOMPLIT TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN HARIAN TERNAK SAPI PERANAKAN ONGOLE JANTAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

Muchamad Luthfi, Tri Agus Sulistya dan Mariyono Loka Penelitian Sapi Potong Jl. Pahlawan 02 Grati Pasuruan

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

FORMULASI PAKAN SAPI POTONG BERBASIS SOFTWARE UNTUK MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

ANALISIS USAHA PADA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

MUNGKINKAH SWASEMBADA DAGING TERWUJUD?

Transkripsi:

PENGGEMUKAN SAPI POTONG POLA LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE (LEISA) DI DESA GAYAM KECAMATAN GONDANG WETAN KABUPATEN PASURUAN DALAM RANGKA MENDUKUNG UPSUS SIWAB 2017 Mokhammad Ali Fakhri, Dewi Ratih Ayu Daning Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang alifahri7@gmail.com, daning_nutritionist@yahoo.com ABSTRAK. Pengabdian ini bertujuan untuk mengetahui teknologi pakan yang dapat meminimalisasi biaya produksi melalui efisiensi biaya pakan dengan cara mengoptimalkan penggunaan bahan pakan setempat yang potensial dan sebaliknya menekan sedikit mungkin penggunaan pakan tambahan yang berasal dari luar. Metode Pelaksanaan yang dilakukan adalah identifikasi potensi bahan pakan yang ada di desa gayam yaitu jerami jagung atau tebon, jerami padi, dedak padi halus, tetes, konsentrat yellow feed, serta urea sebagai sumber PK. Jumlah formulasi ransum sebanyak 14,25 Kg/hari senilai Rp12.800. yang diujikan ke sapi LIMPO berumur 1,5 tahun berbobot 251,22 kg dengan kebutuhan nutrisi BK(Kg/hr) 7.85; PK(Kg/hr) 0.65; TDN(Kg/hr) 4.02; Ca (gr/hr) 19.58; P(gr/hr) 6,27 total 3,09 % dari bobot badan, hasil pengabdian ini adalah sapi LIMPO mengalami pertambahan bobot badan harian (PBBH) atau ADG 0,6 Kg/hari, feed cost per gain (FCG) sebesar Rp26.040, income over feed cost (IOFC) sebesar Rp13.240 serta pendapatan peternak Rp.12.340. Kegiatan pengabdian ini diakhiri dengan dilaksanakannya temu lapang untuk mendesiminasikan teknologi pakan berbasis LEISA. Kata kunci: teknologi pakan; efisiensi; temu lapang PENDAHULUAN Populasi sapi potong di Indonesia saat ini adalah sekitar 14,6 juta ekor /tahun. Selain itu, Data tahun 2009-2014, konsumsi daging ruminansia meningkat sebesar 18,2% dari 4,4 gram/kap/hari pada tahun 2009 menjadi 5,2 gram/kap/hari pada tahun 2014. Dilain pihak dalam kurun waktu yang sama penyediaan daging sapi lokal rata-rata baru memenuhi 65,24% kebutuhan total nasional. Sehingga kekurangannya masih dipenuhi dari impor, baik berupa sapi bakalan maupun daging beku (Pedoman Pelaksanaan Upsus Siwab, 2017). Tahun 2017 pemerintah mencanangkan program Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting, yang lebih dikenal dengan Upsus Siwab merupakan kegiatan yang terintegrasi, menggunakan pendekatan peran aktif masyarakat dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya peternakan untuk mencapai Swasembada Daging Nasional pada tahun 2026 (Pedoman Pelaksanaan Upsus Siwab, 2017). Kabupaten Pasuruan memiliki Sapi Potong mencapai 106.252 ekor lebih tinggi dibanding Sapi Perah yang hanya berjumlah 86.847 ekor. Berdasarkan data Monografi 2015, Desa Gayam merupakan salah satu desa di Kecamatan Gondang Wetan Kabupaten Pasuruan yang memiliki luas wilayah 131 Ha. Secara administratif wilayah Desa Gayam dibagi menjadi 2 dusun dengan jumlah penduduk di wilayah Desa berjumlah 1094 jiwa dan 67 % berprofesi sebagai petani yang umumnya memiliki ternak sapi potong antara 2 4 ekor, karena skala kepemilikan yang relatif kecil sehingga biasa disebut sebagai usaha sapi potong rakyat. Usaha sapi potong rakyat merupakan tulang punggung penyedia daging sapi nasional. Namun keterbatasan dalam pengembangan usaha baik berupa keterbatasan modal maupun teknologi mengakibatkan produktivitasnya belum optimal. Kondisi lapang menunjukkan bahwa secara teknis pengelolaan menejemen budidaya sapi potong untuk penggemukan sebagai penghasil daging belum berwawasan agribisnis. Peternak belum secara jelas memperhitungkan biaya input dan lama waktu penggemukan dibandingkan dengan output yang dihasilkan (Umiyasih, U dan Antari, R, 2012). Usaha sapi potong rakyat di desa gayam sering kali dihadapkan dengan masalah penyediaan pakan yang tidak mencukupi standar kebutuhan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya sehingga produktivitasnya rendah, hal ini antara lain disebabkan harga pakan penguat yang dirasa peternak cukup mahal serta peternak belum banyak memahami konsep pengembangan usaha 347

berorientasi agribisnis yang berkelanjutan. Hal ini dengan pemberian pakan yang hanya berupa jerami sehingga menyebabkan rendahnya keuntungan dan produktivitas sapi tidak maksimal. Menurut Maryono (2004) Belum ada strategi dan komposisi pakan terhebat yang dapat diterapkan pada semua sistem usaha sapi potong yang tersebar pada berbagai lokasi usaha. Yang terhebat adalah strategi untuk mengungkap dan meramu pakan potensial setempat menjadi produk ekonomis yang aman, sehat, utuh, halal dan berkualitas. Keterbatasan pengembangan usaha penggemukan sapi baik yang disebabkan oleh kurangnya dukungan modal maupun teknologi mengakibatkan produktivitasnya belum optimal. Solusi yang diperkenalkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui perpaduan antara usaha pertanian dan peternakan dengan pendekatan berkelanjutan, biaya murah dan optimalisasi pemanfaatan limbah atau yang dikenal dengan istilah low external input sustainable agriculture (LEISA). Dalam rangka mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan hewani secara berkelanjutan dengan sasaran meningkatkan kesejahteraan peternak dan daya saing produk peternakan, Indonesia harus mampu mengembangkan model yang sesuai dengan karakteristik sistim produksi dan kondisi agroekosistem masing-masing wilayah. Untuk itu dibutuhkan identifikasi dan strategi pengembangan kawasan wilayah peternakan agar kawasan peternakan yang telah berkembang di daerah dapat dioptimalkan pemanfaatannya, sehingga mampu menumbuhkan investasi baru untuk budidaya sapi potong. Demikian pula, lahan sebagai basis ekologi pendukung pakan dan lingkungan budidaya ternak harus dioptimalkan pemanfaatannya untuk pengembangan kawasan peternakan. Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, adanya diseminasi teknologi pakan untuk peternak sehingga dapat memacu pengembangan usaha penggemukan melalui terobosan teknologi alternatif berwawasan agribisnis yang adaptif. Dalam pengabdian ini akan diuraikan teknologi pengemukan sapi potong model Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA) yaitu teknik pemberian pakan sesuai standart kebutuhan yang murah dan mudah untuk diaplikasikan serta berkelanjutan. Program pengabdian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan petani dan mengetahui teknologi pakan yang dapat meminimalisasi biaya produksi melalui efisiensi biaya pakan dengan cara mengoptimalkan penggunaan bahan pakan biomas setempat yang potensial dan sebaliknya menekan sedikit mungkin penggunaan pakan tambahan yang berasal dari luar. METODE PELAKSANAAN Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2017 di desa gayam dengan sasaran kelompok tani sidomecok. Metode Pelaksanaan yang dilakukan yaitu identifikasi potensi bahan pakan yang ada di desa gayam. Bahan pakan yang tersedia dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan sebagai berikut: Tabel 1. Potensi bahan Pakan desa gayam Sumber Nama Bahan Kandungan Nutrisi BK PK TDN Ca P SK TDN Dedak padi halus 86.00 10.00 68.00 0.10 0.90 14.00 TDN Kons. Yellow Feed 87.00 10.00 65.00 0.90 0.60 13.04 TDN Tetes 70.00 4.00 72.00 0.70 0.08 TDN/SK Daun Jagung/ 25.00 8.00 55.00 0.30 0.20 30.00 Tebon SK Jerami Kering 80.00 4.50 42.89 0.11 0.25 32.25 PK Urea 99.00 279.00 Sumber: Formulasi ransum Penggemukan Sapi Potong BPTP, 2016 Selanjutnya pengamatan secara langsung Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) sapi LIMPO yang diberikan Ransum LEISA yang berumur 1,5 tahun dengan rata-rata bobot badan awal 251,22 Kg menggunakan rumus schrool: Bobot badan = [Lingkar Dada (cm)+ 22]² : 100 dan mengetahui besarnya pendapatan usaha tani. Menurut soekartiwi (1995), pendapatan usaha tani adalah selisih 348

antara penerimaan dan semua biaya dengan rumus; Pendapatan usaha tani (Pd) = Total penerimaan (TR) - total biaya (TC). Akhir dari Pengabdian ini dilaksanakan Farm Field Day (FFD) atau Temu Lapang dengan kegiatan Ceramah, Demonstrasi dan Diskusi dengan tujuan mendesiminasikan teknologi pakan berbasis LEISA. HASIL YANG DICAPAI Usaha ternak sapi potong di Desa Gayam masih bersifat konvensional, yang ditunjukkan dengan pemberian pakan hanya berupa jerami serta skala pemilikan ternak yang relatif kecil antara 2 4 ekor, karena masih merupakan usaha sampingan belum menjadi usaha yang sepenuhnya komersial. Lokasi usaha ternak sapi potong berada pada ketinggian 19 meter di atas permukaan laut, dengan suhu udara rata-rata 29 C - 31 C, curah hujan 1.087 1.427 mm/tahun dan kelembaban 60-80%. Bukti dilapangan menunjukkan bahwa peternak lebih suka menyilangkan sapi lokal betina seperti sapi PO dengan sapi limousine (LIMPO) melalui inseminasi buatan sebab harga pedet dan bakalan sapi hasil persilangan lebih tinggi dibandingkan sapi lokal terutama sapi persilangan jantan. Sapi LIMPO dengan pemberian pakan yang baik memiliki kemampuan bobot badan harian (PBBH) lebih dari 1 kg/hari. Menurut Afif (2003) Sapi LIMPO pada peternakan rakyat memiliki performans yang rendah, rerata PBBH 0,10 Kg/ekor /hari. Pakan merupakan komponen yang terbesar dalam usaha sapi potong sekitar 70% dari total biaya produksi. Potensi bahan pakan yang sudah teridentifikasi memiliki kandungan nutrisi yang tinggi serta dapat dimanfaatkan menjadi ransum sapi potong yang murah dan mudah serta berkelanjutan untuk diaplikasikan melalui formulasi ransum yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi sapi. Tabel 2. Harga bahan pakan LEISA Nama bahan Banyaknya (Kg) Harga Satuan (/Kg) Konsentrat Yellow feed 50 140.000 2.800 Dedak halus 30 90.000 3.000 Tetes 1 8.000 8.000 Urea 1 2.000 2.000 Tebon 8 5.000 700 Jerami kering 1 100 100 Berdasarkan Tabel 2 melalui Perhitungan aplikasi formulasi ransum dari BPTP (Yusron, 2016) per hari jumlah ransum yang diberikan untuk sapi potong LIMPO yang berbobot 251,22 Kg sebesar 14,25 Kg/hr senilai 12,800 rupiah dengan nutrisi yang terkandung BK(Kg/hr) 7.85; PK(Kg/hr) 0.65; TDN(Kg/hr) 4.02; Ca (gr/hr) 19.58; P(gr/hr) 6,27 total 3,09 % dari bobot badan, rasio hijauan ; pakan penguat antara 76% ; 24%. Tabel 3. Komposisi Ransum dengan metode LEISA untuk perhari Nama bahan Ukuran (kg) Harga Konsentrat yellow feed 1 2.800 Dedak halus 1 3.000 Tetes 0.1 800 Urea 0.05 100 Tebon 8 5.600 Jerami kering 5 500 Jumlah 14.25 12.800 Sumber: Formulasi Ransum Penggemukan Sapi Potong BPTP, 2016. 349

Tabel 3 memperlihatkan biaya yang dibutuhkan untuk meramu pakan potensial setempat sebesar Rp.12.800 perhari, ditambah biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan kandang dan peralatan sebesar Rp.900. Total biaya input untuk penggemukan sapi potong dengan teknologi LEISA sebesar Rp.13.700. Pertambahan bobot akhir sapi LIMPO setelah 6 minggu dengan teknologi LEISA sebesar 275,56 Kg rata-rata mengalami pertambahan bobot badan 0,62 Kg/ hari Gambar1. Pertumbuhan Sapi LIMPO Harga daging hidup sebesar Rp.42.000 /kg dengan pertambahan rerata 0,62 Kg/ hari maka feed cost pergain (FCG) yang merupakan besarnya biaya pakan untuk menghasilkan pertambahan bobot badan sebesar Rp.26.040. income over feed cost (IOFC) merupakan pendapatan atas besarnya biaya pakan untuk menghasilkan bobot badan selama masa pengabdian empat puluh hari sebesar Rp.13.240. pendapatan usaha tani dengan teknologi pakan LEISA yakni total penerimaan dikurangi total biaya input senilai Rp.12.340 /ekor/hari. Hasil pengabdian ini memperlihatkan bahwa teknologi pakan LEISA dengan meramu pakan potensial setempat lebih menguntungkan. Temu lapang Akhir dari pengabdian ini dilaksanakan Farm Field Day atau Temu lapang pada hari Jumat 7 Juli 2017, dihadiri oleh Peneliti, Mahasiswa, Dosen, Penyuluh, Mantri Ternak, Babinsa, serta anggota kelompok tani sidemecok desa gayam. Kegiatan ini bertujuan untuk mendiseminasikan teknologi pakan LEISA yang telah dilakukan, untuk saling tukar menukar informasi tentang teknologi yang dihasilkan dan umpan balik terhadap kegiatan pengujian yang telah berlangsung. Metode yeng digunakan dalam pelaksanaan temu lapang ini adalah penjelasan teknis teknologi pakan penggemukan sapi potong pola LEISA serta demonstrasi pengukuran bobot badan sapi LIMPO. Semua pihak yang hadir berpartisipasi aktif sehingga kegiatan temu lapang dapat terselenggara dengan baik dan lancar. 350

Gambar 2. Bahan pakan LEISA Gambar 3. Mencampur pakan LEISA Gambar 4. Sapi LIMPO Gambar 5. Penjelaskan teknologi LEISA Gambar 6. Farm field day Gambar 7. Pengukuran lingkar dada 351

KESIMPULAN Teknologi pakan model LEISA merupakan teknologi pilihan yang dapat meminimalisasi biaya produksi melalui efisiensi biaya pakan dengan cara mengoptimalkan penggunaan bahan pakan setempat yang potensial dan sebaliknya menekan sedikit mungkin penggunaan pakan tambahan yang berasal dari luar. Keluaran rekomendasi pengabdian ini dititik beratkan pada penggunaan atau pemanfaatan bahan pakan lokal asal hasil tanaman pangan dan agroindustrinya yang murah dan mudah untuk di aplikasikan serta berkelanjutan seperti jerami padi, jerami jagung/tebon, dedak padi, molasses dan lain sebagainya. dengan formulasi pakan yang seimbang, diharapkan akan dapat memenuhi nilai nutrisi pakan sesuai dengan target PBBH yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA Umiyasih, U dan R. Antari. 2012. Petunjuk Teknis Penggemukan Sapi Potong Pola LEISA. Loka Penelitian Sapi Potong. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Anonimus, 2017. Pedoman Pelaksanaan Upsus Siwab (Sapi Indukan Wajib Bunting). Direktorat jenderal peternakan dan kesehatan hewan. Kementerian Pertanian. Yusron, M.A. 2016. Menyusun Ransum Penggemukan Sapi Potong. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Soeharsono, saptati, R. 2011. Performance of crossbred beef cattle resulted from artificial insemination given ration of different formula. yogyakarta 352