BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara memerlukan pola pengaturan pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia, terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk menghadapi kondisi globalisasi saat ini, diperlukan pemikiran yang kritis dalam pemanfaatan sumber daya dan sumber dana yang tersedia secara optimal. Lembaga keuangan yang ada sangatlah besar peranan dan keikutsertaannya dalam membangun ekonomi negara. Pelaksanaan pembangunan nasional pada umumnya dititikberatkan pada bidang ekonomi dan didukung oleh bidang-bidang lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan terutama masyarakat yang mempunyai tingkat penghasilan rendah yang sebagian besar terdapat di pedesaan. Berhasilnya pembangunan pedesaan yang menyentuh segenap lapisan masyarakat, memungkinkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam kaitannya dengan pembangunan ekonomi pedesaan, telah disadari hambatan yang dihadapi adalah keterbatasan dan keterampilan. Keterbatasan disini adalah keterbatasan dalam pengelolaan sumber daya yang tersedia dimana kondisi keuangan yang terbatas serta keterampilan yang dimiliki tidak cukup memadai untuk mengelola sumber daya yang ada. Pembangunan ekonomi yang bersifat kerakyatan merupakan suatu gejala yang seharusnya mendapat perhatian dari seluruh rakyat Indonesia untuk
mempercepat laju perekonomian nasional. Untuk melestarikan dan meningkatkan kemandirian kehidupan desa yang ada di Bali umumnya dikenal dengan sebutan desa pakraman dengan segala aspeknya, dipandang perlu mengadakan usahausaha memperkuat kedudukan keuangan desa sebagai sarana penunjang. Maka dari itu perlu didirikan suatu badan usaha milik desa yang mampu membantu masyarakat untuk memperoleh dana, baik untuk modal usaha maupun kegiatan lainnya. Untuk itu Pemerintah Daerah Tingkat I Bali, melalui Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Bali No. 972 Tahun 1984, mengembangkan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Provinsi Bali. Keputusan ini mulai ditetapkan sejak tanggal 1 November 1984. LPD sebagai suatu lembaga keuangan harus mampu melakukan kegiatan operasional lembaga keuangan secara normal dan memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, dimana hal ini mencerminkan kesehatan dari suatu LPD. LPD sebagai lembaga keuangan desa mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan lembaga keuangan lainnya, sehingga dalam operasionalnya perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan. Lembaga yang berfungsi untuk memberikan pembinaan teknis, pengembangan kelembagaan serta pelatihan bagi LPD adalah Pembina Lembaga Perkreditan Desa Kabupaten/Kota (PLPDK). LPD dengan izin khusus dari Bank Indonesia (melalui surat tertanggal 17 Februari 1999) diperbolehkan menghimpun tabungan dari para anggota Desa Pakraman. LPD hanya diperbolehkan memberikan kredit kepada para anggota Desa Pakraman sendiri, namun boleh menerima kredit dari lembaga keuangan manapun. Keberadaan LPD di daerah
Bali dapat memberikan efek sosial ekonomi yang sangat besar (multiplier effect) bagi masyarakat golongan ekonomi lemah di pedesaan secara umum sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Usaha pokok LPD adalah menghimpun dana dalam bentuk tabungan dan deposito yang kemudian dapat disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit. Melalui aktivitas yang dilakukan oleh LPD dengan pemberian kredit tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan kesempatan berusaha bagi masyarakat. Lembaga Perkreditan Desa adalah lembaga keuangan desa yang harus mampu untuk memberikan pelayanan yang menarik dengan pemberian kredit yang cepat, murah dan mudah sehingga mampu mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Maju atau tidaknya suatu LPD memang sangat dipengaruhi oleh kemampuan menumbuhkan kepercayaan masyarakat guna meningkatkan partisipasi dari masyarakat untuk mengembangkan lembaga keuangan desa itu sendiri. Dengan semakin tingginya partisipasi masyarakat maka kinerja keuangan pun akan ikut meningkat. Kemudian dengan meningkatnya kinerja keuangan, maka LPD akan dapat mengalokasikan dana lebih serta menerapkan kebijakankebijakan baru yang bermanfaat bagi masyarakat desa. Kinerja keuangan merupakan suatu ukuran keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan oleh suatu badan usaha selama periode tertentu. Laporan informasi keuangan merupakan salah satu faktor untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat kinerja keuangan (performance) lembaga keuangan mikro (microfinance). Analisis ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan
manajemen dalam mengelola tingkat kesehatan perusahaan. Untuk menilai kinerja setiap lembaga perantara keuangan di Indonesia, umumnya digunakan lima aspek penilaian yang mengacu pada konsep CAMEL yang terdiri atas Capital (Capital Adequancy Ratio atau CAR), Assets Quality (Kualitas Aktiva Produktif atau KAP), Manajement Quality (Manajemen), Earning (Rentabilitas) dan Liquidity (Likuiditas) Berdasarkan Keputusan Gubernur Bali Nomor: 95/01-C/HK/2003, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali ditunjuk sebagai pengawas LPD. Dalam rangka melaksanakan fungsinya, PT. BPD Bali telah melakukan berbagai upaya pengawasan baik secara pasif maupun aktif, yaitu dengan melakukan kunjungan secara langsung ke lokasi LPD selain itu PT. BPD Bali telah menyusun suatu standar teknis penilaian kinerja keuangan dan tingkat kesehatan LPD yaitu melalui Surat Keputusan Direksi PT. Bank BPD Bali No. 0193.02.10.2007.2 tanggal 5 Juni 2007 tentang Pedoman Sistem Penilaian Terhadap Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Ketentuan yang digunakan adalah analisis CAEL yang terdiri dari Capital (Capital Adequancy Ratio atau CAR), Assets Quality (Kualitas Aktiva Produktif atau KAP), Earning (Rentabilitas) dan Liquidity (Likuiditas). Namun demikian, perlu diingat bahwa dalam pengembangan LPD itu tidak lepas dari hambatan yang dihadapi. Hambatan yang dihadapi oleh LPD selama ini meliputi modal yang relatif rendah, terbatasnya ruang lingkup LPD, fasilitas yang relatif terbatas serta keterbatasan dari sumber daya manusia yang ada di wilayah tersebut. Selain itu Lembaga Perkreditan Desa adalah lembaga perkreditan yang
dimiliki oleh desa pakraman dimana sistemnya juga harus tunduk dengan aturan desa pakraman yang berlaku pada daerah setempat. Kecamatan Denpasar Selatan merupakan salah satu bagian wilayah dari kota Denpasar dimana juga terdapat Lembaga Perkreditan Desa didalamnya. Jumlah LPD yang terdapat di kecamatan Denpasar Selatan hingga tahun 2007 yaitu sebanyak 10 LPD. Pada tahun 2008 setelah adanya pengklasifikasian wilayah LPD oleh bank BPD Bali, maka jumlah LPD di Denpasar Selatan bertambah menjadi 11 LPD. Kondisi keuangan LPD di kecamatan Denpasar Selatan pada tahun 2008 telah menunjukkan perkembangan yang tercermin pada total aktiva, modal dan laba berjalan yang diperoleh masing-masing LPD. Pada tabel 1.1 disajikan kondisi keuangan LPD di kecamatan Denpasar Selatan periode 2007 dan 2008 (ribuan rupiah). Tabel 1.1 Kondisi Keuangan LPD di kecamatan Denpasar Selatan periode Desember 2007 dan 2008 (ribuan rupiah) No Nama LPD Total Aktiva Modal Laba/Rugi Thn Berjalan 2007 2008 2007 2008 2007 2008 1 LPD Kepaon 15.352.931 19.652.679 2.922.487 3.566.830 1.073.904 1.132.497 2 LPD Pemogan 18.235.434 23.339.473 4.157.160 4.789.831 1.054.453 1.092.035 3 LPD Pedungan 19.809.824 24.695.158 3.713.581 4.345.965 1.053.973 1.105.352 4 LPD Sesetan 9.349.584 11.383.177 2.081.692 1.855.510 570.480 601.558 5 LPD Sanur 5.765.775 6.892.632 1.212.471 1.135.938 203.833 213.420 6 LPD Intaran 29.761.826 34.828.562 3.022.352 3.206.270 306.529 795.585 7 LPD Panjer 16.050.051 19.596.339 3.700.805 2.113.143 459.695 731.964 8 LPD Serangan 3.835.012 3.648.018 352.111 412.246 100.219 95.285 9 LPD Sidakarya 13.857.850 17.736.483 1.384.947 1.732.947 580.000 684.527 10 LPD Renon 6.133.370 6.765.043 917.860 1.090.991 288.551 298.320 11 LPD Penyaringan - 1.640.133-84.141-119.034 Sumber : PLPDK Denpasar
Dalam tabel 1.1 terlihat bahwa terjadi peningkatan total aktiva, modal dan laba tahun berjalan pada LPD di Denpasar Selatan pada tahun 2008, tetapi terdapat juga LPD yang mengalami penurunan dalam kondisi keuangannya, hal ini terlihat pada LPD Serangan yang mengalami penurunan total aktiva pada tahun 2008. LPD Sesetan, LPD Sanur dan LPD Panjer mengalami penurunan jumlah modal pada tahun 2008 serta LPD Serangan mengalami penurunan jumlah laba tahun berjalan pada tahun 2008. Peningkatan dan penurunan ini terjadi akibat pengaruh dari fluktuasi jumlah aktiva, piutang, jumlah hutang dan modal yang dimiliki oleh masing-masing LPD (Sofyan, 2004:288). Sedangkan untuk LPD Penyaringan, data keuangan pada tahun 2007 tidak tercantum pada laporan rekapitulasi kompilasi laporan keuangan LPD kecamatan Denpasar Selatan karena baru terdaftar di kecamatan Denpasar Selatan pada tahun 2008. Melihat kondisi keuangan LPD di Kecamatan Denpasar Selatan yang telah diuraikan sebelumnya, telah terjadi peningkatan dalam kondisi keuangannya akan tetapi hal itu belum dapat dikategorikan bahwa suatu LPD berada dalam kondisi sehat sehingga perlu untuk dilakukan analisis lebih lanjut mengenai kinerja keuangannya, sehingga dapat ditentukan bahwa arah penelitian ini adalah untuk menganalisis mengenai kinerja keuangan lembaga perkreditan desa (LPD) di wilayah kecamatan Denpasar Selatan melalui aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan likuiditas. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan dari aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan
likuiditas pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Wilayah Kecamatan periode 2007-2008. 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dari aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan likuiditas pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di wilayah kecamatan Denpasar Selatan periode 2007-2008. Sesuai dengan tujuan penelitian yang dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman terhadap teori yang telah dipelajari saat kuliah serta menambah wawasan mengenai faktor-faktor kinerja keuangan Lembaga Perkreditan Rakyat (LPD). 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan kepada pihak terkait terutama LPD, mengenai perkembangan kinerja keuangan LPD. 1.3 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab dalam skripsi ini, berikut disajikan sistematika penulisannya.
Bab I Pendahuluan Bab satu merupakan pengantar bagi pembaca untuk dapat mengetahui permasalahan yang ada dalam penelitian ini, dimulai dari latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian hingga sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka Bab ini memuat teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan seperti pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD), fungsi dan tujuan Lembaga Perkreditan Desa (LPD), kegiatan Lembaga Perkreditan Desa (LPD), kedudukan LPD dalam sistem perbankan, kinerja keuangan, aspek-aspek penilaian dalam kinerja keuangan LPD serta beberapa penelitian sebelumnya yang nantinya dapat dipakai sebagai acuan dalam memecahkan permasalahan dalam penelitian ini. Bab III Metode Penelitian Bagian ini menguraikan metode penelitian yang digunakan meliputi lokasi dan obyek penelitian, identifikasi variabel dan definisi operasional variabelnya, jenis dan sumber data yang dipergunakan, metode penentuan sampel dan pengumpulan data serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab ini mendeskripsikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari data yang telah dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data yang telah disebutkan sebelumnya.
Bab V Simpulan dan Saran Bab terakhir ini mendeskripsikan mengenai simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang ditujukan pada pihak-pihak yang berkepentingan atas penelitian ini maupun peneliti lain yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang dilakukan.