BAB I PENDAHULUAN. sumber daya dan sumber dana yang tersedia secara optimal. Lembaga keuangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan lembaga perkreditan desa (LPD).

BAB I PENDAHULUAN. satunya mengatur pendirian Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan masyarakat demi peningkatan perekonomian di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan mempunyai kekuatan dan peluang yang besar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian pedesaan mempunyai peran sangat penting

I. PENDAHULUAN. untuk mengatasi masalah aksesibilitas kredit yang banyak dialami pelaku Usaha

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BPR BKK WONOGIRI KOTA

BAB I PENDAHULUAN. yang berkeadilan dan mempercepat pembangunan daerah yang efektif dan kuat.

: Pengaruh Prinsip-prinsip Good corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kota Denpasar ABSTRAK

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

METODE CAMEL SEBAGAI ALAT ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BKK JUWIRING KABUPATEN KLATEN S K R I P S I S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan bagian yang menunjang perekonomian nasional dengan

DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat terhadap perbankan dan juga sebaliknya tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya guna meningkatkan

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Desa adat merupakan organisasi sosial yang bersifat tradisional. Desa adat

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, salah satu keunikan yang dimiliki adalah eksistensi desa pakraman,

BAB I PENDAHULUAN. dan tugas untuk mengelola uang dari masyarakat, memberikan pinjaman kepada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. eksternal sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat yang berupa pinjaman, sehinggga bank berfungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha. Hal ini yang akan menimbulkan dunia perbankan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bali merupakan suatu wilayah yang didominasi oleh pedesaan. Pembangunan

BAB I PNDAHULUAN. lembaga intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN ANTARA BANK KONVENSIONAL DENGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. lintas pembayaran. Dalam Undang-Undang Perbankan Syariah Indonesia No. 21

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan rendahnya tingkat pendapatan. Saat ini pembangunan. oleh pemerintah. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian yaitu sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial

EVALUASI PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN ANALISIS RASIO CAMEL

BAB I PENDAHULUAN namun demikian, UU saja masih belum cukup, sehingga diperlukan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. permodalan yang pada umumnya rata-rata relatif lemah. Munculnya kendala

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatpedesaan di Bali merupakan hal yang penting untuk menunjang

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang bertugas untuk

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat luas (funding) dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan di Provinsi Bali memiliki keunikan dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting, terutama dalam menyediakan sumber dana bagi dunia

BAB I PENDAHULUAN. asing seperti dolar yang cenderung mengalami penurunan serta telah terjadi. dalam bidang jasa keuangan (Arifin,2012).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional, karena UMKM mampu menyerap

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT NARIBI PERKASA (PERIODE )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. bisnis jasa keuangan yang dikelola oleh Desa Pekraman atau Desa Adat. Badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

DAFTAR ISI. ABSTRAK i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH iv. DAFTAR ISI. vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Landasan hukum yang mengatur masalah keberadaan dan usaha Bank Umum

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT SUMERTA DI DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Kesatuan yuridis merupakan badan usaha yang umumnya berbadan

BAB I PENDAHULUAN. semua kebutuhan keuangan.perekonomian suatu negara sudah sangat bergantung

Perkembangan LPD di Kota Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya atau kepada pemilik perusahaan stakeholder. Salah satu cara untuk. keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi Lembaga Perkreditan Desa atau LPD dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak saat ini terus dilakukan. Berbagai upaya ke arah itu khususnya di

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan merupakan program pemerintah yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam khasanah lembaga bank, sebagai pelaku bisnis dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dapat meningkat seperti yang diharapkan. Namun modal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kerja serta kemampuan lainnya pada suatu perusahaan. Sama seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan urat nadi perekonomian suatu bangsa, sehingga apabila terjadi masalah di dunia perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, bank sebagai. lembaga keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara memerlukan pola pengaturan pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia, terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk menghadapi kondisi globalisasi saat ini, diperlukan pemikiran yang kritis dalam pemanfaatan sumber daya dan sumber dana yang tersedia secara optimal. Lembaga keuangan yang ada sangatlah besar peranan dan keikutsertaannya dalam membangun ekonomi negara. Pelaksanaan pembangunan nasional pada umumnya dititikberatkan pada bidang ekonomi dan didukung oleh bidang-bidang lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan terutama masyarakat yang mempunyai tingkat penghasilan rendah yang sebagian besar terdapat di pedesaan. Berhasilnya pembangunan pedesaan yang menyentuh segenap lapisan masyarakat, memungkinkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam kaitannya dengan pembangunan ekonomi pedesaan, telah disadari hambatan yang dihadapi adalah keterbatasan dan keterampilan. Keterbatasan disini adalah keterbatasan dalam pengelolaan sumber daya yang tersedia dimana kondisi keuangan yang terbatas serta keterampilan yang dimiliki tidak cukup memadai untuk mengelola sumber daya yang ada. Pembangunan ekonomi yang bersifat kerakyatan merupakan suatu gejala yang seharusnya mendapat perhatian dari seluruh rakyat Indonesia untuk

mempercepat laju perekonomian nasional. Untuk melestarikan dan meningkatkan kemandirian kehidupan desa yang ada di Bali umumnya dikenal dengan sebutan desa pakraman dengan segala aspeknya, dipandang perlu mengadakan usahausaha memperkuat kedudukan keuangan desa sebagai sarana penunjang. Maka dari itu perlu didirikan suatu badan usaha milik desa yang mampu membantu masyarakat untuk memperoleh dana, baik untuk modal usaha maupun kegiatan lainnya. Untuk itu Pemerintah Daerah Tingkat I Bali, melalui Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Bali No. 972 Tahun 1984, mengembangkan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Provinsi Bali. Keputusan ini mulai ditetapkan sejak tanggal 1 November 1984. LPD sebagai suatu lembaga keuangan harus mampu melakukan kegiatan operasional lembaga keuangan secara normal dan memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, dimana hal ini mencerminkan kesehatan dari suatu LPD. LPD sebagai lembaga keuangan desa mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan lembaga keuangan lainnya, sehingga dalam operasionalnya perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan. Lembaga yang berfungsi untuk memberikan pembinaan teknis, pengembangan kelembagaan serta pelatihan bagi LPD adalah Pembina Lembaga Perkreditan Desa Kabupaten/Kota (PLPDK). LPD dengan izin khusus dari Bank Indonesia (melalui surat tertanggal 17 Februari 1999) diperbolehkan menghimpun tabungan dari para anggota Desa Pakraman. LPD hanya diperbolehkan memberikan kredit kepada para anggota Desa Pakraman sendiri, namun boleh menerima kredit dari lembaga keuangan manapun. Keberadaan LPD di daerah

Bali dapat memberikan efek sosial ekonomi yang sangat besar (multiplier effect) bagi masyarakat golongan ekonomi lemah di pedesaan secara umum sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Usaha pokok LPD adalah menghimpun dana dalam bentuk tabungan dan deposito yang kemudian dapat disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit. Melalui aktivitas yang dilakukan oleh LPD dengan pemberian kredit tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan kesempatan berusaha bagi masyarakat. Lembaga Perkreditan Desa adalah lembaga keuangan desa yang harus mampu untuk memberikan pelayanan yang menarik dengan pemberian kredit yang cepat, murah dan mudah sehingga mampu mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Maju atau tidaknya suatu LPD memang sangat dipengaruhi oleh kemampuan menumbuhkan kepercayaan masyarakat guna meningkatkan partisipasi dari masyarakat untuk mengembangkan lembaga keuangan desa itu sendiri. Dengan semakin tingginya partisipasi masyarakat maka kinerja keuangan pun akan ikut meningkat. Kemudian dengan meningkatnya kinerja keuangan, maka LPD akan dapat mengalokasikan dana lebih serta menerapkan kebijakankebijakan baru yang bermanfaat bagi masyarakat desa. Kinerja keuangan merupakan suatu ukuran keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan oleh suatu badan usaha selama periode tertentu. Laporan informasi keuangan merupakan salah satu faktor untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat kinerja keuangan (performance) lembaga keuangan mikro (microfinance). Analisis ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan

manajemen dalam mengelola tingkat kesehatan perusahaan. Untuk menilai kinerja setiap lembaga perantara keuangan di Indonesia, umumnya digunakan lima aspek penilaian yang mengacu pada konsep CAMEL yang terdiri atas Capital (Capital Adequancy Ratio atau CAR), Assets Quality (Kualitas Aktiva Produktif atau KAP), Manajement Quality (Manajemen), Earning (Rentabilitas) dan Liquidity (Likuiditas) Berdasarkan Keputusan Gubernur Bali Nomor: 95/01-C/HK/2003, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali ditunjuk sebagai pengawas LPD. Dalam rangka melaksanakan fungsinya, PT. BPD Bali telah melakukan berbagai upaya pengawasan baik secara pasif maupun aktif, yaitu dengan melakukan kunjungan secara langsung ke lokasi LPD selain itu PT. BPD Bali telah menyusun suatu standar teknis penilaian kinerja keuangan dan tingkat kesehatan LPD yaitu melalui Surat Keputusan Direksi PT. Bank BPD Bali No. 0193.02.10.2007.2 tanggal 5 Juni 2007 tentang Pedoman Sistem Penilaian Terhadap Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Ketentuan yang digunakan adalah analisis CAEL yang terdiri dari Capital (Capital Adequancy Ratio atau CAR), Assets Quality (Kualitas Aktiva Produktif atau KAP), Earning (Rentabilitas) dan Liquidity (Likuiditas). Namun demikian, perlu diingat bahwa dalam pengembangan LPD itu tidak lepas dari hambatan yang dihadapi. Hambatan yang dihadapi oleh LPD selama ini meliputi modal yang relatif rendah, terbatasnya ruang lingkup LPD, fasilitas yang relatif terbatas serta keterbatasan dari sumber daya manusia yang ada di wilayah tersebut. Selain itu Lembaga Perkreditan Desa adalah lembaga perkreditan yang

dimiliki oleh desa pakraman dimana sistemnya juga harus tunduk dengan aturan desa pakraman yang berlaku pada daerah setempat. Kecamatan Denpasar Selatan merupakan salah satu bagian wilayah dari kota Denpasar dimana juga terdapat Lembaga Perkreditan Desa didalamnya. Jumlah LPD yang terdapat di kecamatan Denpasar Selatan hingga tahun 2007 yaitu sebanyak 10 LPD. Pada tahun 2008 setelah adanya pengklasifikasian wilayah LPD oleh bank BPD Bali, maka jumlah LPD di Denpasar Selatan bertambah menjadi 11 LPD. Kondisi keuangan LPD di kecamatan Denpasar Selatan pada tahun 2008 telah menunjukkan perkembangan yang tercermin pada total aktiva, modal dan laba berjalan yang diperoleh masing-masing LPD. Pada tabel 1.1 disajikan kondisi keuangan LPD di kecamatan Denpasar Selatan periode 2007 dan 2008 (ribuan rupiah). Tabel 1.1 Kondisi Keuangan LPD di kecamatan Denpasar Selatan periode Desember 2007 dan 2008 (ribuan rupiah) No Nama LPD Total Aktiva Modal Laba/Rugi Thn Berjalan 2007 2008 2007 2008 2007 2008 1 LPD Kepaon 15.352.931 19.652.679 2.922.487 3.566.830 1.073.904 1.132.497 2 LPD Pemogan 18.235.434 23.339.473 4.157.160 4.789.831 1.054.453 1.092.035 3 LPD Pedungan 19.809.824 24.695.158 3.713.581 4.345.965 1.053.973 1.105.352 4 LPD Sesetan 9.349.584 11.383.177 2.081.692 1.855.510 570.480 601.558 5 LPD Sanur 5.765.775 6.892.632 1.212.471 1.135.938 203.833 213.420 6 LPD Intaran 29.761.826 34.828.562 3.022.352 3.206.270 306.529 795.585 7 LPD Panjer 16.050.051 19.596.339 3.700.805 2.113.143 459.695 731.964 8 LPD Serangan 3.835.012 3.648.018 352.111 412.246 100.219 95.285 9 LPD Sidakarya 13.857.850 17.736.483 1.384.947 1.732.947 580.000 684.527 10 LPD Renon 6.133.370 6.765.043 917.860 1.090.991 288.551 298.320 11 LPD Penyaringan - 1.640.133-84.141-119.034 Sumber : PLPDK Denpasar

Dalam tabel 1.1 terlihat bahwa terjadi peningkatan total aktiva, modal dan laba tahun berjalan pada LPD di Denpasar Selatan pada tahun 2008, tetapi terdapat juga LPD yang mengalami penurunan dalam kondisi keuangannya, hal ini terlihat pada LPD Serangan yang mengalami penurunan total aktiva pada tahun 2008. LPD Sesetan, LPD Sanur dan LPD Panjer mengalami penurunan jumlah modal pada tahun 2008 serta LPD Serangan mengalami penurunan jumlah laba tahun berjalan pada tahun 2008. Peningkatan dan penurunan ini terjadi akibat pengaruh dari fluktuasi jumlah aktiva, piutang, jumlah hutang dan modal yang dimiliki oleh masing-masing LPD (Sofyan, 2004:288). Sedangkan untuk LPD Penyaringan, data keuangan pada tahun 2007 tidak tercantum pada laporan rekapitulasi kompilasi laporan keuangan LPD kecamatan Denpasar Selatan karena baru terdaftar di kecamatan Denpasar Selatan pada tahun 2008. Melihat kondisi keuangan LPD di Kecamatan Denpasar Selatan yang telah diuraikan sebelumnya, telah terjadi peningkatan dalam kondisi keuangannya akan tetapi hal itu belum dapat dikategorikan bahwa suatu LPD berada dalam kondisi sehat sehingga perlu untuk dilakukan analisis lebih lanjut mengenai kinerja keuangannya, sehingga dapat ditentukan bahwa arah penelitian ini adalah untuk menganalisis mengenai kinerja keuangan lembaga perkreditan desa (LPD) di wilayah kecamatan Denpasar Selatan melalui aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan likuiditas. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan dari aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan

likuiditas pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Wilayah Kecamatan periode 2007-2008. 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dari aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan likuiditas pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di wilayah kecamatan Denpasar Selatan periode 2007-2008. Sesuai dengan tujuan penelitian yang dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman terhadap teori yang telah dipelajari saat kuliah serta menambah wawasan mengenai faktor-faktor kinerja keuangan Lembaga Perkreditan Rakyat (LPD). 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan kepada pihak terkait terutama LPD, mengenai perkembangan kinerja keuangan LPD. 1.3 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab dalam skripsi ini, berikut disajikan sistematika penulisannya.

Bab I Pendahuluan Bab satu merupakan pengantar bagi pembaca untuk dapat mengetahui permasalahan yang ada dalam penelitian ini, dimulai dari latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian hingga sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka Bab ini memuat teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan seperti pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD), fungsi dan tujuan Lembaga Perkreditan Desa (LPD), kegiatan Lembaga Perkreditan Desa (LPD), kedudukan LPD dalam sistem perbankan, kinerja keuangan, aspek-aspek penilaian dalam kinerja keuangan LPD serta beberapa penelitian sebelumnya yang nantinya dapat dipakai sebagai acuan dalam memecahkan permasalahan dalam penelitian ini. Bab III Metode Penelitian Bagian ini menguraikan metode penelitian yang digunakan meliputi lokasi dan obyek penelitian, identifikasi variabel dan definisi operasional variabelnya, jenis dan sumber data yang dipergunakan, metode penentuan sampel dan pengumpulan data serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab ini mendeskripsikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari data yang telah dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data yang telah disebutkan sebelumnya.

Bab V Simpulan dan Saran Bab terakhir ini mendeskripsikan mengenai simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang ditujukan pada pihak-pihak yang berkepentingan atas penelitian ini maupun peneliti lain yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang dilakukan.