BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan masyarakat demi peningkatan perekonomian di Indonesia,

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemberdayaan masyarakat demi peningkatan perekonomian di Indonesia, merupakan tugas yang sangat berat bagi pemerintah. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengatasi kesenjangan sosial, sehingga pemerintah perlu memberikan perhatian lebih kepada usaha kecil serta golongan ekonomi lemah pada umumnya. Perkembangan perekonomian masyarakat sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional. Persaingan yang ketat dalam bisnis keuangan mikro dewasa ini perlu diantisipasi dengan memperkuat modal finansial maupun kualitas sumber daya manusia. Manajemen yang baik tidak hanya diperlukan oleh perusahaan atau usaha-usaha bersekala besar saja tapi juga diperlukan oleh perusahaan atau usaha-usaha bersekala kecil seperti koperasi. Sebagai lembaga intermediary, jumlah dana yang berhasil dihimpun dan disalurkan oleh koperasi sangat besar peranannya terhadap ekonomi rakyat. Dalam perkembangan koperasi, pemerintah terus memberikan kesempatan pada koperasi untuk maju dan berkembang tidak hanya terbatas pada anggota dan masyarakat sekitar saja, namun juga harus mampu berkembang lebih besar lagi. Menurut Undang Undang No. 25 Tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi 1

2 rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dari pengertian tersebut maka koperasi bukan lagi hanya sebagai suatu lembaga sosial tetapi juga merupakan suatu lembaga usaha lain yang menjalankan usahanya sebagaimana lazimnya lembaga usaha lain yang mencari keuntungan/laba yang optimal, namun tetap berpegang pada prinsip-prinsip koperasi. Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang perannya dalam Perekonomian Indonesia akan semakin meningkat mengingat tujuan koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Sebagai organisasi ekonomi, koperasi adalah badan usaha yang harus dikelola secara ekonomi, dalam artian harus mampu menghasilkan keuntungan atau SHU (Sisa Hasil Usaha) yang layak agar koperasi dapat mengembangkan tujuan dan misinya dalam mewujudkan pembangunan perekonomian negara yang berkesinambungan. Keberadaan koperasi di daerah Bali dapat memberikan efek sosial ekonomi yang sangat besar (multiplier effect) bagi masyarakat golongan ekonomi lemah secara umum sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Tingginya tingkat persaingan antar lembaga keuangan di Bali, mengharuskan koperasi meningkatkan daya saingnya agar dapat tumbuh dan bersinergi dengan lembaga keuangan lainnya. Bagi lembaga keuangan seperti koperasi tingkat kesehatan merupakan salah satu indikator penting yang dapat menentukan kemampuannya untuk bersaing dengan yang lain. Koperasi yang 2

3 sehat akan dapat melakukan fungsinya sebagai lembaga intermediary keuangan dalam jangka panjang. Dengan kondisi yang sehat, koperasi akan lebih leluasa untuk bergerak dalam melaksanakan misinya, baik misi sosial maupun misi ekonomi. Kesehatan koperasi merupakan tolak ukur bagi masyarakat, sehingga masyarakat mempunyai rasa aman dalam menabung dan mendepositokan uangnya di lembaga ini. Untuk itu, perlu dianalisis dan dinilai tingkat kesehatan koperasi guna memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa pengelolaan koperasi tersebut berjalan dengan baik. Keberhasilan kopersi di dalam mengelola/ merealisasikan tujuan serta fungsi-fungsinya sangat tergantung pada pelaksanaan dan koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi manajemen yang ada, yaitu fungsi personalia, fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi keuangan, karena antara satu fungsi dengan fungsi yang lainnya adalah saling menunjang. Kegagalan dalam salah satu fungsi tersebut akan memberi akibat yang kurang baik bagi fungsi-fungsi yang lain. Dilihat dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa untuk memperbaiki dan mempertahankan kinerja lembaga perkoperasian yang lebih baik dituntut kejelian pihak pengelola koperasi untuk dapat nenyajikan laporan keuangannya dengan baik dan teratur. Tersedianya modal yang cukup juga sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dana koperasi. Kinerja keuangan kopersi juga tidak kalah pentingnya untuk selalu ditingkatkan. Dalam skala mikro, koperasi dipandang perlu melakukan terobosan dalam meningkatkan kepercayaan dan profesionalisme dalam melayani masyarakat golongan ekonomi lemah melalui penentuan kriteria penilaian kinerja keuangan yang lebih efektif, sehingga diperlukan adanya pedoman atau standar kriteria penilaian kinerja keuangan koperasi. Kinerja 3

4 keuangan merupakan suatu ukuran keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan oleh suatu badan usaha selama periode tertentu. Laporan informasi keuangan merupakan salah satu faktor untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat kinerja keuangan (performance) lembaga keuangan mikro (microfinance). Analisis ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan manajemen dalam mengelola tingkat kesehatan perusahaan. Penilaian kinerja setiap lembaga perantara keuangan di Indonesia, umumnya menggunakan lima aspek penilaian yang mengacu pada konsep CAMEL yang terdiri atas Capital (Permodalan), Assets Quality (Kualitas Aktiva Produktif), Management Quality (Manajemen), Earning (Rentabilitas) dan Liquidity (Likuiditas) yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Selain menggunakan CAMEL, dalam mengukur kinerja keuangan juga dapat digunakan berbagai macam alat ukur yang salah satunya adalah analisis rasio-rasio keuangan, yaitu rasio leverage, rasio aktivitas, rasio nilai pasar, Return on Equity (ROE) dan Economic Value Added (EVA) terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan, namun dalam penelitian ini dalam menganalisis kinerja keuangan hanya menggunakan metode CAMEL karena penelitian ini ingin menindaklanjuti penelitian sebelumnya yang menggunakan metode yang sama, dengan periode dan lokasi penelitian yang berbeda, selain itu metode CAMEL juga merupakan pedoman/ suatu ketentuan dalam menilai kinerja setiap lembaga perantara keuangan di Indonesia. Sedangkan EVA digunakan sebagai penilai kinerja keuangan perusahaan dimana focus penilaian kinerja disini adalah pada penciptaan nilai perusahaan (Muljono, 2002 : 3). 4

5 Menganalisis kinerja kesehatan koperasi menggunakan suatu ketentuan yang didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Koperasi RI No.194/Kep/M/IX/1998 Tanggal 25 September 1998 tentang Pedoman Sistem Penilaian Terhadap Koperasi dan penciptaan nilai perusahaan yaitu EVA. Ketentuan yang digunakan adalah analisis CAMEL yang terdiri dari Capital (Permodalan), Assets Quality (Kualitas Aktiva Produktif), Management (Manajemen), Earning (Rentabilitas) dan Liquidity (Likuiditas) serta Economic Value Added (EVA). Adapun gambaran keadaan total aktiva, pinjaman yang diberikan, dana yang diterima, modal serta SHU Koperasi Simpan Pinjam Arta Pendawa selama 5 periode dari tahun 2004 sampai tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Perkembangan Total Aktiva, Pinjaman yang Diberikan, Dana yang Diterima, Modal serta SHU Unit Simpan Pinjam KSP Arta Pendawa tahun (dalam ribuan rupiah) KET TAHUN Total Aktiva Pinjaman yang diberikan Dana yang diterima - Modal - Pinjaman yang diterima - Tabungan - Deposito berjangka Modal SHU

6 Sumber: KSP Arta Pendawa (data diolah), Tahun Tabel 1.1 mencerminkan bahwa perkembangan total aktiva pada tahun 2004 adalah Rp , tahun 2005 Rp , tahun 2006 Rp , tahun 2007 Rp , tahun 2008 Rp berdasarkan nilai total aktiva tersebut dari tahun 2004 hingga tahun 2008 terus meningkat, begitu juga dengan pinjaman yang diberikan, dana yang diterima, modal serta SHU yang diperoleh Koperasi Simpan Pinjam Arta Pendawa mengalami peningkatan. Namun dari table 1.1, SHU pada tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan yang terjadi karena tingkat penjualan kredit menurun. Perubahan perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan juga kemungkinan adanya kesalahan dalam pengisian laporan. Untuk menilai kesehatan Koperasi Arta Pendawa tidaklah cukup dengan melihat total aktiva, pinjaman yang diberikan, dana yang diterima, modal serta SHU. Oleh karena itu diperlukan analisis terhadap laporan keuangan Koperasi untuk menilai kesehatan perusahaan guna memperoleh dasar pengambilan keputusan agar perusahaan dapat berjalan kearah yang lebih baik. 6

7 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan Koperasi Simpan Pinjam KSP Arta Pendawa ditinjau dari aspek permodalan (capital), kualitas aktiva produktif (assets quality), manajemen (management), rentabilitas (earning), likuiditas (liquidity) dan Economic Value Added (EVA) dari tahun Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan Unit Simpan Pinjam KSU Arta Pendawa ditinjau dari aspek CAMEL dan EVA dari tahun Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka penelitian ini dapat diharapkan memberikan kontribusi sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan mahasiswa/mahasiswi di dalam mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan, serta membandingkannya dengan kondisi yang sebenarnya di perusahaan, khususnya mengenai analisis kinerja keuangan pada suatu perusahaan. 7

8 b. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam operasional selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan hasil penilaian kinerja keuangan koperasi agar nantinya dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi usahanya. 1.3 Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab yang disususun secara terperinci dan sistematis sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat. Bab I Pendahuluan Bab ini memuat latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Pada bagian akhir dari sub bab latar belakang masalah disajikan masalah yang hendak diteliti. Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini dikaji landasan teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang diperlukan untuk menjawab masalah. Kajian pustaka merupakan bab yang berisikan uraian materi yang relevan untuk melandasi pembahasan yang meliputi : pengertian koperasi, pengertian unit simpan pinjam, pengertian laporan keuangan, pengertian penilaian kinerja, dan klasifikasi penilaian tingkat kesehatan. 8

9 Bab III Metode Penelitian Dalam bab ini diuraikan tentang lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Dalam bab ini diuraikan pembahasan hasil penelitian yang meliputi gambaran umum perusahaan dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menyajikan simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian dan juga saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh. 9