BAB II TINJAUAN PUSATAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah

BAB I PENDAHULUAN. antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO (World Health

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tahun 2000 jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. menuju masyarakat modern, yang mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan fisik remaja di awal pubertas terjadi perubahan penampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. habis-habisnya mengenai misteri seks. Mereka bertanya-tanya, apakah

Definisi remaja menurut para ahli - Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yaitu diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMU e. Perguruan tinggi II. Pertanyaan tentang Pengetahuan 1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan internet?

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam istilah asing yaitu adolescence yang berarti tumbuh kearah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perilaku Seksual Pranikah. 1. Perilaku Seksual. Sarwono (2003), mendefinisikan perilaku seksual remaja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya pendidikan seks untuk anak dan remaja sangat perlu, peran

BAB I PENDAHULUAN. Periode perkembangan manusia terdiri atas tiga yaitu masa anak-anak,

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMK PENCAWAN MEDAN TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

SEMINAR BAHAYA PORNOGRAFI

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Antara tahun 1970 dan

BAB I PENDAHULUAN. petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas

(e) Uang saku rata-rata perbulan kurang dari Rp ,- (64,8%) dan sisanya (35,3%) lebih dari Rp per bulan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu fase krusial dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pornografi, didefinisikan bahwa pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju

KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan

BAB 1: PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan pertumbuhan tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. peka adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB II TINJAUAN TEORITIS Konsep Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Jelia Karlina Rachmawati, 2014

BAB IV HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh yang mengiringi rangkaian pendewasaan. Pertumbuhan organ-organ

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. khusus remaja seakan-akan merasa terjepit antara norma-norma yang baru

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai 19 tahun. Istilah pubertas juga selalu menunjukan bahwa seseorang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. negara-negara Barat, istilah remaja dikenal dengan adolescence yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa,

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. alat-alat reproduksi tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

PENDIDIKAN SEKSUALITAS PADA REMAJA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Statistik (BPS) Republik Indonesia melaporkan bahwa Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adolescence sesungguhnya mempunyai arti yang luas, mencakup. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

Transkripsi:

13 BAB II TINJAUAN PUSATAKA A. Media Pornografi 1. Definisi Media Pornografi Media pornografi merupakan konsep komunikasi antar pribadi, medium penyimpanan dan medium informasi yang mengandung unsur pornografi (Wen dalam Bungin, 2003). Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat (UU No. 44, 2008). Jenis media pornografi Jenis media pornografi menurut UU No. 44 (2008), yaitu: televisi, telepon, surat kabar, majalah, radio, internet. 2. Macam-macam Media Pornografi a. Televisi ( TV ) Media adalah suatu alat untuk menyampaikan informasi komunikasi secara aktif maupun tidak aktif (pasif). Sedangkan Televisi berasal dari dua kata yaitu tele yang artinya jauh dan visi artinya pandangan. Jadi yang dimaksudkan disini adalah pandangan 13

14 jarak jauh. Namun arti secara global adalah sebuah alat media informasi audio visual satu arah. Yaitu media yang paling populer dan tersebar di seluruh dunia. b. Handphone ( HP ) Telepon genggam atau handphone adalah sebuah perangkat telekomunkasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line sehingga konvensional namun dapat dibawa kemana mana dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel. c. Surat kabar Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca (Effendy,1993:241). d. Majalah Majalah terdiri dari sekumpulan kertas cetakan yang disatukan. Tulisan-tulisan di dalam majalah dibuat bukan oleh tulisan tangan, namun oleh suatu mesin cetak. Tidak ada ketentuan baku dalam penyusunan isi sebuah majalah. Majalah biasanya berisi berbagai macam topik tulisan yang sesuai dengan tujuan dan topik dari

15 majalah yang bersangkutan. Bukan hanya terdapat tulisan, di dalam majalah juga ada gambar-gambar yang bertujuan sebagai ilustrasi dari tulisan dan juga bertujuan untuk membuat isi majalah menjadi cantik dan menarik. Gambar-gambar tersebut bisa berbentuk gambar orang, gambar benda, atau gambar kartun. e. Radio Radio adalah alat teknologi yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal dengan cara melakukan modulasi dan dapat digunakan dengan cara menggunakan radiasi yang berasal dari gelombang elektromagnetik radio. f. Internet Internet atau yang merupakan kependekan dari Inter-connected Network merupakan sebuah jaringan komputer yang menghubungkan antar komputer secara global. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa internet dapat juga disebut sebagai jaringan alam, yaitu suatu jaringan yang sangat luas. Internet juga dapat bekerja sama seperti jaringan komputer pada umumnya, eperti halnya jarnigan komputer lokal maupun jaringan komputer area luas, internet juga menggunakan sebuah protokol komunikasi yang sama yaitu TCP/IP (Tranmission Control Protol / Internet Protocol), Sibero (2011).

16 B. Remaja 1. Definisi Remaja Pengertian Remaja - Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun yaitu menjelang masa dewasa muda (Soetjiningsih. 2012).Remaja pada tahap perkembangan awal (early adolescence) adalah seorang reamja yang masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunnya seja dengan lawan jenis, ia sudah berfantasi erotic.kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali tahap ego menyebabkan para remaja ini sulit mengerti orang dewasa (sarwono, 2011). 2. Tahapan Remaja Tahapan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 20 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan

17 atas tiga, yaitu 12-15 tahun = masa remaja awal, 15-18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18-20 tahun = masa remaja akhir (Deswita, 2006). Masa remaja digolongkan menjadi 3 tahap menurut (Deswita, 2006) yaitu : a. Masa pra remaja : 12 14 tahun Yaitu periode sekitar kurang lebih 2 tahun sebelum terjadinya pemasakan seksual yang sesungguhnya tetapi sudah terjadi perkembangan fisiologi yang berhubungan dengan pemasakan beberapa kelenjar endokrin. b. Masa remaja awal : 14 17 tahun Yaitu periode dalam rentang perkembangan dimana terjadi kematangan alat alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. c. Masa remaja akhir : 17 20 tahun Berarti tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. 3. Ciri-ciri Masa Remaja Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (2011), antara lain:

18 a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahanperubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya. c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan. d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat. e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut. f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kaca mata berwarna merah jambu,

19 melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita. g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan di dalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan di dalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalamperilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan. Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh tanggung jawab. 4. Ciri-ciri perkembangan Remaja Menurut Wong, et al (2009 p.585) perkembangan remaja terlihat pada: a. Perkembangan biologis Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas hormonal di bawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkembangan karakteristik seks sekunder.

20 b. Perkembangan psikologis Teori psikososial tradisional menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pada masa remaja mereka mulai melihat dirinya sebagai individu yang lain. c. Perkembangan kognitif Berfikir kognitif mencapai puncaknya pada kemampuan berfikir abstrak. Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual yang merupakan ciri periode berfikir konkret, remaja juga memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi. d. Perkembangan moral Anak yang lebih muda hanya dapat menerima keputusan atau sudut pandang orang dewasa, sedangkan remaja, untuk memperoleh autonomi dari orang dewasa mereka harus menggantikan seperangkat moral dan nilai mereka sendiri.

21 e. Perkembangan spiritual Remaja mampu memahami konsep abstrak dan mengintepretasikan analogi serta simbol - simbol. Mereka mampu berempati, berfilosofi dan berfikir secara logis. f. Perkembangan sosial Untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari kewenangan keluarga. Masa remaja adalah masa dengan kemampuan bersosialisasi yang kuat terhadap temen dekat dan teman sebaya. 5. Tugas Remaja Tugas perkembangan remaja menurut (Sofyan S. Willis. 2005: 8 15) yaitu : a. Memperoleh sejumlah norma norma dan nilai nilai. b. Belajar memiliki peran sosial sesuai dengan jenis kelamin masing masing. c. Menerima kenyataan jasmaniah serta dapat menggunakannya secara efektif dan merasa puas terhadap keadaan tersebut. d. Mencapai kebebasan dari kebergantungan terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya. e. Mencapai kebebasan ekonomi.

22 f. Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kesanggupannya. g. Memperoleh informasi tentang perkawinan dan mempersiapkannya. h. Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep konsep tentang kehidupan bermasyarakat. i. Memiliki konsep konsep tentang tingkah laku sosial yang perlu untuk kehidupan bermasyarakat C. Perilaku Seksual Pranikah 1. Definisi Perilaku Seksual Pranikah Perilaku seksual pranikah adalah perilaku yang timbul karena adanya dorongan seksual atau kegiatan untuk mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku seperti berfantasi, pegangan tangan, berciuman, berpelukan sampai dengan melakukan hubungan seksual yang dilakukan sebelum menikah (Kusmiran, 2013). Perilaku seksual pranikah adalah segala macam tindakan seperti bergandengan tangan, berciuman sampai dengan bersenggama yang dilakukan dengan adanya dorongan hasrat seksual yang dilakukan sebelum ada ikatan pernikahan yang sah,simanjuntak (dalam prastawa & Lailatushifah, 2009).

23 Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini beraneka ragam mulai dari perasaan tertarik hingga kencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain seperti berpegangan tangan, berciuman, petting, dan senggama. Bisa juga dilakukan oleh diri sendiri seperti onani atau masturbasi Sarlito (2006: 142). 2. Macam macam Perilaku Seksual Pranikah Dikutip dari PKBI ( Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) berikut beberapa perilaku seksual, yaitu: a. Berfantasi, Adalah perilaku yang normal dilakukan. Fantasi merujuk pada citra mental seseorang, objek atau situasi, yang seringkali, meskipun tidak selalu melibatkan komponen seksual. Mungkin saja didasarkan pada pengalaman masa lalu atau seluruhnya imajinasi. Memiliki fantasi tentang perilaku seksual tertentu tidak berarti orang tersebut benar-benar berharap akan melakukan atau akan menyukai perilaku tersebut. Dampak fantasi yaitu aktivitas seksual ini bisa berlanjut ke kegiatan lainnya, seperti : masturbasi, berciuman,dan aktivitas lainnya.

24 b. Berpegangan tangan Aktivitas ini memang tidak terlalu menimbulkan rangsangan seksual yang kuat, namun biasanya muncul keinginan untuk mencoba aktivitas seksual lainnya (hingga kepuasan dapat tercapai) c. Cium kening Biasanya dilakukan pada kening, pipi, tangan, rambut. Pada bibir biasanya dilakukan dalam waktu singkat. Dampaknya yaitu Imajinasi atau fantasi seksual jadi berkembang. d. Cium basah Adalah ciuman yang dilakukan dalam waktu yang relative lebih lama dan intim. Dampak dari ini bisa menimbulkan Jantung menjadi lebih berdebar-debar, dapat menimbulkan sensasi seksual yang kuat sehingga membangkitkan dorongan seksual hingga tak terkendali. e. Meraba Dalam pengertian ini artinya meraba sesuatu yang lebih vital dampaknya yaitu bisa terangsang secara seksual,ketagihan, muncul perasaan dilecehkan pada pasangan. f. Berpelukan Dalam hal ini antara lawan jenis ataupunn sesame jenis dapat menimbulkan jantung menjadi berdegup lebih cepat, perasaan aman,

25 nyaman dan tenang, rangsangan seksual (terutama jika mengenai daerah erogenous) g. Mastrubasi Mastrubasi adalah rangsangan sengaja oleh diri sendiri terhadap bagian tubuh yang sensitive seperti alat kelamin. Masturbasi bisa dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Masturbasi yang berbahaya adalah masturbasi yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat berbahaya atau tidak higienis. Masturbasi yang dilakukan terus-menerus juga dianggap berbahaya karena menunjukkan adanya masalah emosional yang membutuhkan bantuan konsultasi. h. Seks oral Adalah rangsangan seksual yang dilakukan oleh mulut terhadap alat kelamin pasangannya. Ada dua jenis seks oral, yaitu fellatio (mulut dengan penis) dan cunnlilingus (mulut dengan vagina). i. Seks vagina Adalah perilaku seksual dengan cara memasukan penis ke dalam vagina. Dampak seks vagina 3. Faktor faktor perilaku seksual pranikah Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya perilaku seksual pranikah di kalangan remaja,pratiwi (2004):

26 a. Biologis Yaitu, perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan hormonal yang dapat menimbulkan prilaku seksual. b. pengaruh Orang kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja dalam masalah seksual, dapat memperkuat munculnya penyimpangan prilaku seksual. c. Pengaruh teman sebaya Pengaruh teman sebaya membuat remaja mempunyai kecenderungan untuk memakai norma teman sebaya dibandingkan norma sosial yang ada. d. Adanya media pornografi Adanya media pornografi yang mempertontonkan dan menyediakan gambar,film,animasi,kartun yang mengandung unsur seksual yang dapat mempengaruhi pikiran remaja untuk melakukan perilaku seksual. e. Akademik Remaja yang prestasi dan aspirasi yang rendah cenderung lebih sering memunculkan prilaku seksual dibandingkan remaja dengan prestasi yang baik di sekolah. f. Pemahaman Pemahaman kehidupan sosial akan membuat remaja mampu untuk mengambil keputusan yang akan memberikan pemahaman prilaku seksual dikalangan remaja. Remaja yang mampu mengambil keputusan secara tepat

27 berdasarkan nilai nilai yang dianutnya akan menampilkan prilaku seksual yang sehat. g. Pengalaman Seksual Semakin banyak remaja mendengar, melihat dan mengalami hubungan seksual maka semakin kuat stimulasi yang mendorong munculnya prilaku seksual tersebut, misalnya melihat gambar gambar porno diinternet ataupun mendengar obrolan dari teman mengenai pengalaman seksual. h. Pengalaman dan Penghayatan Nilai Nilai Keagamaan Remaja yang memiliki penghayatan yang kuat mengenai nilai nilai keagamaan, integritas yang baik juga cenderung mampu menampilkan seksual selaras dengan nilai yang diyakininya serta mencari kepuasan dari prilaku yang produktif. i. Faktor Kepribadian Faktor kepribadian seperti harga diri, kontrol diri dan tanggung jawab akan membuat remaja mampu mengambil dan membuat keputusan. j. Pengetahuan mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja yang memiliki pemahaman secara benar dan proporsional tentang kesehatan reproduksi cenderung memahami prilaku seksual serta alternatif cara yang dapat digunakan untuk menyalurkan dorongan seksual secara sehat dan bertanggung jawab.

28 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi prilaku seksual pada remaja menurut Pratiwi (2004) yaitu biologis, pengaruh teman sebaya, pengaruh orang tua, adanya media pornografi, akademik, pemahaman, pengalaman seksual, pengalaman dan penghayatan nilai nilai keagamaan, kepribadian dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi. 4. Dampak Perilaku Seksual Pranikah Dampak perilaku seksual Menurut Mutadin (2006). Yaitu: a. Dampak Psikososial Dampak psikososial yang timbul akibat perilaku seksual antara lain adalah ketegangan mental dan kebigungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah, misalnya pada kasus remaja yang hamil di luar nikah. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut. Selain itu resiko yang lain adalah terganggunya kesehatan yang bersangkutan, resiko kelainan janin dan tingkat kematian bayi yang tinggi. Disamping itu tingkat putus sekolah remaja hamil juga sangat tinggi, hal ini disebabkan rasa malu remaja dan penolakan sekolah menerima kenyataan adanya murid yang hamil diluar nikah. b..dampak psikologis 1) Rasa bersalah: Seseorang yang melakukan hubungan seksual pranikah secara psikologis akan memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil.

29 2) Depresi: Salah satu dampak secara psikologis yang disebabkan oleh hubungan seksual pranikah adalah hilangnya harga diri, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat. Terlebih lagi mereka harus putus sekolah, hal ini disebabkan rasa malu remaja dan penolakan sekolah menerima kenyataan adanya murid yang hamil diluar nikah. 3) Marah dan agresi: Sebagian perilaku seksual yang dilakukan oleh seseorang akan menimbulakan dampak seperti rasa marah dan agresi, hal ini disebabkan karena dampak dan akibat yang mereka tanggung yang mungkin terjadi pada diri mereka. Kehamilan di luar nikah misalnya, hal ini mengkibatkan terjadinnya perubahan peran dan status yang mendadak bagi diri mereka serta dengan adanya suatu penolakan terhadap dirinya. Terlebih sebagai seorang remaja mereka belum siap untuk membina suatu keluarga, serta kesiapan salah satu dari mereka yang dapat menimbulkan perbedaan dan perselisihan sehingga memicu rasa marah yang ujungnya akan mengakibatkan perilaku agresif.

30 Tumbuh kembang remaja Bologis Psikologis Kognitif Moral Spiritual Sosial D. KERANGKA TEORI Remaja Tahapan remaja Pra remaja 12-14 th Remaja awal 14-17 th Remaja akhir 17-21 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah Biologis Pengaruh orangtua Pengaruh teman sebaya Adanya media pornografi Akademik Pemahaman Tugas tahap tumbang remaja Perilaku seksual remaja Dampak perilaku seksual pranikah Memperoleh sejumlah norma-norma Memilikii peran sosial Mencapai kebebasan dari kebergantungan terhadaporang tua Mempirsiapkan diri untuk pekerjaan. Mengembangkan kecakapan intelektual Berfantasi Berpegangan tangan Cium kening Cium basah Merba Berpelukan Mastrubasi Seks oral Seks vagina Kasus perilaku seksual pranikah Adanya pemerkosaan Hamil diluar nikah Adanya aborsi 3. Psikososial Rasa ketegangan mental dan kebingungan akan peran soosial yang tiba-tiba berubah 4. Psikologis c. Rasa bersalah d. Depresi Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian modifikasi Sumber: pratiwi (2004), PKBI (2013), Mutadin (2006).

31 E. Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen Paparan Media Pornografi Perilku Seksual Pranikah pada Remaja Gambar 2.2 : Variabel Independen dan Dependen F. Hipotesis Hipotesis adalah suatu kesimpulan sementara atau jawaban dari suatu penelitian (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis penelitian yang di uji yaitu : Ho : Tidak terdapat hubungan paparan media pornografi terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja di MTs Negeriegeri Bangbayang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes tahun 2017. Ha : Terdapat hubungan paparan media pornografi terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja di MTs Negeriegeri Bangbayang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes tahun 2017.