BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

dokumen-dokumen yang mirip
7. LAMPIRAN. Gambar 19. Kurva Standar Protein

LAMPIRAN 1. Pembuatan Reagen Bradford dan Larutan Standar Protein

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

ANALISIS PROTEIN SPESIFIK TEMBAKAU SRINTHIL. Disusun oleh : Nama : Slamet Haryono NIM :

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

PENGARUH LOGAM BERAT PB TERHADAP PROFIL PROTEIN ALGA MERAH ( (Gracillaria

3. METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

3 METODE. Bahan. Alat

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

s - soluble fraction i - insoluble fraction p - post-ni 2+ column

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica

BAB III METODE PENELITIAN

3 Percobaan. 3.1 Tempat dan Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

Lampiran 1. DATA SHEET : RIBAVIRIN (Bertrand 2000 dalam McEvoy 2005)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

III. Bahan dan Metode

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Januari 2016 di

3 Metode Penelitian Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat

Lampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Lampiran 2 Pembuatan Larutan PBS Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan HE

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

Lampiran 1. Pembuatan Larutan Buffer untuk Dialisa Larutan buffer yang digunakan pada proses dialisa adalah larutan buffer Asetat 10 mm ph 5,4 dan

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 21 Mei 2015 Mengganti nomor : - Tanggal : -

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

SOAL LATIHAN UAS MATA KULIAH KETRAMPILAN DASAR LABORATORIUM BIOMEDIK. Bentuk UAS tahun ini: Ada 3 bagian:

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian. III.2.1 Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

20,0 ml, dan H 2 O sampai 100ml. : Tris 9,15 gram; HCl 3ml, dan H 2 O sampai 100ml. : ammonium persulfat dan 0,2 gram H 2 O sampai 100ml.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

II. METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

I. Tujuan Menentukan berat molekul protein dengan fraksinasi (NH 4 ) 2 SO 4 Teori Dasar

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

3. METODOLOGI 3.1 Pelaksanaan Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

Lampiran 1 Prosedur Rotofor

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan

3. METODE PENELITIAN

3. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3 Metodologi Percobaan

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green House dan Laboratorium Genetika dan Molekuler jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: plastik untuk sampel, polibag, erlenmeyer, corong, kertas saring, mortar, sentrifuge, tube (2.5 ml, 1,5 ml), mikropipet (0,5-10 µl, 100-1000 µl, 2-40 µl, 0,5-2,5 µl), satu set elektroforesis vertikal, sisir, oven, autoclave, rak tabung, kaca pencetak gel, timbangan analitik, gelas ukur, beaker glass, tip, nampan atau cawan untuk pencucian gel, freezer, almari es, vorteks, tabung reaksi, rak tabung reaksi, spektrofotometer. 3.2.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji kedelai tahan CPMMV varietas Tanggamus dan Wilis, dan kedelai rentan CPMMV varietas Anjasmoro dan Argomulyo, fosfat buffer, carborundum, buffer ekstrak, PMSF, DTT (Dithiotreitol), aquabides, T-acrylamid 30 %, Tris-HCl, SDS, APS, TEMED, RSB, Marker protein, Running Buffer, larutan staining, dan larutan destaining. 42

43 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1. Penanaman kedelai Biji kedelai yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas Tanggamus dan Wilis yang tahan CPMMV, varietas Anjasmoro dan Argomulyo yang rentan CPMMV. Penanaman kedelai dilakukan dengan menanam biji tanaman kedelai pada polibag. 3.3.2 Inokulasi mekanik Tanaman yang digunakan untuk perbanyakan sumber inokulum virus adalah kedelai terinfeksi virus yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (BALITKABI). Daun kedelai terinfeksi virus digerus dalam mortar steril, dan ditambahkan dengan fosfat buffer ph 7 (1:9 w/v). Kemudian daun yang sudah hancur disaring dengan menggunakan kasa steril. Substrat yang diperoleh segera digunakan untuk inokulasi ke tanaman (Barmawi, 2007) Setiap tanaman diinokulasi 0,125 ml CPMMV pada setiap daun termuda yang telah membuka penuh (7 hari setelah tanam) pada masing-masing varietas dan satu dari masing masing varietas yang tidak diinokulasi (kontrol). Sebelum inokulasi daun diberi karborundum 600 mesh pada bagian permukaan atas, kemudian substrat yang diperoleh dioleskan dengan telunjuk jari tangan pada permukaan daun, yang dimulai dari daun bagian bawah didekat pertulangan daun ke bagian atas secara searah dengan tidak mengulangi pada daerah yang sama. Segera setelah pengolesan substrat dilakukan

44 pembilasan sisa-sisa yang masih melekat pada permukaan daun tanaman uji menggunakan air mengalir. Pengamatan dan pengambilan sampel kedelai terinfeksi CPMMV dilakukan setelah 10 hari setelah inokulasi (Saleh, 2009). 3.3.3 Isolasi protein Isolasi protein total dari daun tanaman kedelai sehat dan terinfeksi dilakukan menurut Stacy dan Aalen (2003) dengan cara: 1. Ditimbang daun kedelai 0,1 gram 2. Ditambahkan nitrogen cair dan digerus dalam mortar 3. Ditambahkan 500 μl buffer ekstrak 4. Dimasukkan ke tabung eppendorf yang sebelumnya telah diisi 250 μl buffer ekstrak 5. Ditambahkan 26 μl PMSF 40 mm kemudian di vorteks 6. Di inkubasi 1 jam didalam refrigator, di vorteks setiap 15 menit sekali 7. Disentrifugasi 13.000 rpm pada suhu 4 0 C selama 5 menit 8. Supernatan di pindah ke dalam eppendorf baru (supernatan 1) 9. Pellet ditambahkan 250 μl buffer ekstrak kemudian di vorteks 10. Ditambahkan 13 μl PMSF 40 mm kemudian di vortex 11. Diinkubasi 1 jam didalam refrigator, di vorteks setiap 15 menit sekali 12. Disentrifugasi 13.000 rpm pada suhu 4 0 C selama 5 menit 13. Dibuang pellet dan supernatan disimpan ditambahkan dengan supernatan 1

45 3.3.4. Penentuan Konsentrasi Protein Penentuan konsentrasi protein terlarut kedelai dilakukan dengan metode biuret, (AOAC, 1995): 3.3.4.1 Pengukuran panjang maksimum BSA (Bovine serum Albumin) 400 ppm 1. Dibuat larutan stok BSA 4000 ppm (4 mg/1 ml) sehingga dibuat 12 mg/3 ml NaCl 0.9 % 2. Diambil 400 µl stok BSA ditambahkan 800 µl biuret 3. Divortex dan didiamkan selama 30 menit pada suhu 37 0 C 4. Dibaca absorbansi pada λ 540-560 nm 3.3.4.2 Pengukuran dan Pembuatan kurva standart BSA 1. Diencerkan larutan stok BSA menjadi kosentrasi 400, 800, 1200, 1600, 2000, 2400, 2800, 3200, 3600 ppm. Pengenceran dilakukan dengan mengencerkan larutan BSA stock dan NaCl 0,9 % 2. Diambil 400 µl stok BSA hasil pengenceran dan ditambahkan 800 µl biuret 3. Divortex, didiamkan selama 30 menit pada suhu 37 0 C 4. Dibaca absorbansi pada λ maksimum 5. Dibuat persamaan regresi linier 3.3.4.3 Pengukuran protein terlarut sampel 1. Diambil 50µl protein sampel dilarutkan dalam 350 µl NaCl 0,9 % kemudian ditambahkan 800 µl biuret 2. Divortex, didiamkan selama 30 menit pada suhu 37 0 C 3. Dibaca absorbansi pada λ maksimum

46 4. Dimasukkan dalam persamaan regresi linier 3.3.5 Elektroforesis SDS PAGE Penentuan berat molekul (BM) protein dilakukan melalui metode SDS-PAGE. Urutan metode tersebut adalah sebagai berikut. Separating gel 12 % (ddh2o 1700 µl, T-acrylamide 30 % 2000 µl, LGB 1300 µl, APS 70 µl, TEMED 7 µl) dimasukkan ke dalam pasangan plat kaca dan ditunggu beberapa saat sampai gel terpolarisasi. Stacking gel 3 % (ddh2o 812 µl, T-acrylamide 30 % 220 µl, LGB 344 µl, APS 8,25 µl, TEMED 5,5 µl) dimasukkan di atas seperating gel dan dipasangi sisir untuk membuat sumuran tempat memasukkan sampel protein. Setelah stacking gel berpolarisasi, gel dilepas dari cetakanya dan plat dirangkai dengan aparatus elektroforesis berisi running buffer. Dipanaskan sampel + RSB (1:1) dalam oven 95 0 C selama 3 menit. Sedangkan marker + RSB (1:20), didinginkan sampel+rsb dan marker + RSB, kemudian dimasukkan 15 µl sampel + RSB kedalam setiap well, untuk marker 5 µl/well. Elektroforesis pada 100 volt 40 ma dilakukan selama +/- 80 menit. Pewarnaan (staining) pita protein dilakukan dengan jalan merendam gel hasil elektroforesis (setelah dilepas dari rangkaian plat) dalam larutan coomasie brilliant blue selam 30 menit dengan digoyang-goyang. Setalah diwarnai, dilakukan destaining untuk menghilangkan kelebihan warna dengan jalan merendam gel dalam larutan destaining selam 24 jam.

47 3.3.6. Profil Protein Analisis berat molekul (BM) masing-masing protein hasil isolasi daun tanaman kedelai dilakukan dengan menggunakan program aplikasi Image lab TM software versi 5.1 dengan menggunakan protein marker sebagai standart. Hasil scaning pita-pita protein dipetakan ke dalam kurva persamaan regresi linier sehingga didapatkan nilai BM protein pada masing-masing sampel. 3.3. 7 Analisis Data Data berupa berat molekul pita-pita protein kedelai dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif dilakukan dengan membandingkan pita protein yang muncul pada varietas kedelai tahan CPMMV dengan varietas kedelai rentan CPMMV dan juga dengan kedelai normal (kontrol).