BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi

dokumen-dokumen yang mirip
2. Ruang Lingkup 3. Bilamana dilakukan Reklasifikasi

ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN

PSAK 58 UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN (REV 2009) Aria Farahmita. 1-2 Juni 2010

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

STANDAR AKUNTANSI INDUSTRI BATUBARA

PSAK 58. Discontinued Operation OPERASI YANG DIHENTIKAN. Presented by: Dwi Martani Anggota Tim Implementasi IFRS Ketua Departemen Akuntansi FEUI

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

PSAK NO. 48 PENURUNAN NILAI ASET

ISAK 9/ IFRIC 1: PERUBAHAN ATAS KEWAJIBAN AKTIVITAS PURNA OPERASI, RESTORASI DAN KEWAJIBAN SERUPA

PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP

SAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

Laporan Laba Rugi dan Informasi Terkait

KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets

ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. menemukan masih terdapat beberapa perusahaan yang belum melakukan

PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Aria Farah Mita

BAB II LANDASAN TEORI. bersama sebagian besar pengguna laporan.

Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan mendatang:

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor.

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI (PSAK 4/IAS 7)

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

PRAKTIK PENERAPAN PSAK NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA LAPORAN KEUANGAN PT PEGADAIAN (PERSERO) TAHUN 2013

PSAK 22 : Kombinasi Bisnis IFRS 3- Business Combination

BAB III METODE PENELITIAN

SUMBER DAYA MINERAL. Dwi Martani

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

6/4/2012. Tujuan dan Ruang Lingkup. Tujuan dan Ruang Lingkup. Tujuan dan Lingkup PSAK 48

BAB II LANDASAN TEORITIS

PSAK 19 ASET TIDAK BERWUJUD (REV 2009)

DRAF EKSPOSUR PSAK 73 SEWA

Pedoman Tugas Akhir AKL2

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

TINJAUAN ATAS PSAK No. 19 (REVISI 2010) : ASET TAK BERWUJUD DENGAN PSAK No. 19 (REVISI 2000)

L2

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

PSAK 15 (Revisi 2009) Investasi pada Entitas Asosiasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Accounting Standards Update

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan


PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA

PSAK 25 (Revisi 2009) Perubahan Estimasi. Taufik Hidayat,.SE,.Ak,.MM Universitas Indonesia

BAGIAN IX ASET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ED PSAK 15. investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama. exposure draft

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS)

BAB II LANDASAN TEORI

PENURUNAN NILAI ASET PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN. PSAK No. 48 (revisi 2009) 22 Desember 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba

AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI

KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

ANALISIS PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI PSAK HASIL ADOPSI IFRS PADA PT. MARTINA BERTO, TBK TAHUN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Perbedaan PSAK dan SAK ETAP

PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014

PENGGABUNGAN BADAN USAHA (BUSINESS COMBINATION)

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN INFORMASI TAMBAHAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 31 Agustus 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

LAPORAN KEUANGAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2016 (TIDAK DIAUDIT) Dengan angka perbandingan 31 Maret 2015 (Tidak diaudit) dan 31

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA

AKUNTANSI UNTUK INVESTASI

ED PSAK 46. exposure draft

30 Juni 31 Desember

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kesempatan perusahaan untuk berkembang sangat dipengaruhi oleh

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang cukup bagi pengguna laporan keuangan agar mampu membuat keputusan. Untuk itu, laporan keuangan tidak hanya menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi yang memungkinkan pengguna dapat mengevaluasi kinerja perusahaan di masa depan dan kemampuannya menghasilkan arus kas. Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi definisi aset lancar, misalnya aset tetap atau aset tidak berwujud. Dimiliki untuk dijual artinya nilai tercatat aset akan dipulihkan melalui penjualan, bukan digunakan dalam kegiatan usaha. Suatu aset yang dimiliki untuk dijual adalah ketika entitas berniat untuk tidak menggunakan aset tersebut dalam kegiatan operasinya, namun berniat untuk menjualnya. Aset ini diidentifikasi secara terpisah agar pengguna laporan keuangan mendapat informasi mengenai kinerja entitas di masa depan. Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual diatur tersendiri dalam IFRS 5 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang dihentikan. IFRS 5 berlaku untuk semua aset tidak lancar, bukan hanya aset tunggal, namun berlaku juga untuk kelompok aset dan liabilitas terkait yang akan dilepas dalam satu transaksi tunggal (disebut dengan istilah kelompok lepasan). IFRS ini tidak diterapkan untuk aset tersedia untuk dijual yang diatur dengan IFRS lain. Yang dikecualikan dalam penerapan IFRS 5 ini adalah aset yang dinilai dengan nilai wajar, yang perubahannya diakui secara langsung di Laba Rugi. Aset tidak lancar yang dikecualikan dalam 1

penerapan IFRS 5 ini adalah aset pajak tangguhan, aset keuangan, properti investasi, dan aset biologis. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana menentukan akuntansi untuk aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan penyajian serta pengungkapan dari operasi yang dihentikan? 1.3 Tujuan Penulisan Untuk menentukan akuntansi untuk aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan penyajian serta pengungkapan dari operasi yang dihentikan BAB II PEMBAHASAN 2

2.1 Ruang Lingkup Klasifikasi dan presentasi persyaratan IFRS ini berlaku untuk semua aset tidak lancar yang diakui dan untuk semua kelompok yang dibuang dari sebuah entitas. Persyaratan pengukuran IFRS ini berlaku untuk semua aset tidak lancar yang diakui dan untuk semua kelompok yang dibuang (sebagaimana diatur dalam paragraf 4), kecuali untuk aset yang tercantum dalam paragraf 5 yang akan terus diukur sesuai dengan standar yang sudah ada. Aset diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar sesuai dengan IAS 1 Penyajian Laporan Keuangan tidak akan diklasifikasikan ulang sebagai aset lancar hingga mereka memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan IFRS. Aset yang umumnya dianggap sebagai aset tidak lancar oleh suatu entitas dimana aset tersebut diperoleh secara eksklusif dengan maksud untuk dijual kembali dan tidak akan diklasifikasikan sebagai aset lancar kecuali aset tersebut memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan IFRS. Kadang kadang sebuah entitas yang membuang atau melepas dari kelompok aset, mungkin dengan beberapa kewajiban yang secara langsung terkait dalam satu transaksi. Kelompok lepasan tersebut mungkin kelompok penghasil kas, satu unit penghasil kas atau bagian dari unit penghasil kas. Kelompok mungkin berisi aset dan kewajiban entitas, termasuk aset lancar, kewajiban lancar dan aset yang dikecualikan dari paragraf 5 dari persyaratan pengukuran IFRS ini. Jika aset tidak lancar dalam lingkup persyaratan pengukuran IFRS ini adalah bagian dari kelompok lepasan, persyaratan pengukuran dari IFRS ini berlaku untuk kelompok secara keseluruhan, sehingga kelompok ini diukur pada nilai yang lebih rendah dari nilai tercatatnya dan nilar wajarnya dikurangi biaya biaya untuk dijual. Persyaratan untuk mengukur aset dan kewajiban individual dalam kelompok lepasan ditetapkan dalam paragraf 18, 19 dan 23. 3

Ketentuan pengukuran IFRS ini tidak berlaku untuk aset berikut ini, dimana sudah tercantum dalam IFRS lainnya, baik sebagai aset individu atau sebagai bagian dari kelompok lepasan: (a) aset pajak tangguhan (IAS 12 Pajak Penghasilan). (b) aset yang timbul dari imbalan kerja (IAS 19 Imbalan Kerja). (c) aset keuangan dalam lingkup IAS 39 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. (d) aset tidak lancar yang dicatat sesuai dengan model nilai wajar dalam IAS 40 Properti Investasi. (e) aset tidak lancar yang diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk dijual sesuai dengan IAS 41 Pertanian. (f) hak kontraktual dalam kontrak asuransi sebagaimana didefinisikan dalam IFRS 4 Kontrak Asuransi. Klasifikasi, penyajian, dan persyaratan pengukuran dalam IFRS ini berlaku untuk aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual juga berlaku untuk aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset untuk dimiliki dan untuk didistribusikan kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik (dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik). IFRS ini menentukan pengungkapan yang diperlukan dalam hal aset tidak lancar (kelompok aset buangan) diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau operasi dihentikan. Pengungkapan dalam IFRS lainnya tidak berlaku untuk aset tersebut (atau kelompok lepasan) kecuali IFRS mensyaratkan: (a) pengungkapan spesifik sehubungan dengan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau operasi yang dihentikan; atau (b) pengungkapan tentang pengukuran aset dan kewajiban dalam kelompok lepasan yang tidak berada dalam lingkup pengukuran yang disyaratkan paragraf 5 serta pengungkapan tersebut belum tersedia dalam catatan atas laporan keuangan. 4

Tambahan pengungkapan tentang aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau operasi yang dihentikan yang mungkin diperlukan untuk memenuhi IAS 1, khususnya dalam paragraf 15, 25 dari standar tersebut. 2.2 Klasifikasi Aset PSAK 58 mensyaratkan bahwa suatu entitas mengklasifikasikan aset tidak lancar sebagai aset yang dimiliki untuk dijual jika nilai tercatatnya akan diperoleh kembali melalui transaksi penjualan, bukan penggunaan terus menerus. Aset tidak lancar diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual jika memenuhi sejumlah kriteria berikut (PSAK 58 Par. 9 dan Par. 10): Aset tersebut harus tersedia untuk langsung dijual dalam kondisi sekarangnya, dan Penjualan tersebut kemungkinan besar terjadi dalam waktu satu tahun. Apabila paragraf 9 dan 10 tidak lagi terpenuhi suatu aset lancar tidak boleh terus diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Namun perpanjangan periode penyelesaian penjualan yang melebihi satu tahun tidak mencegah kemungkinan bahwa suatu aset untuk diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual jika penundaan tersebut disebabkan oleh peristiwa diluar kuasa entitas dan terdapat bukti yang cukup bahwa entitas tetap berkomitmen terhadap rencana penjualan aset tersebut. Aset yang diperoleh secara eksklusif dengan tujuan pelepasan selanjutnya, PSAK 58 mengatur bahwa aset tersebut harus diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual jika: Persyaratan satu tahun pada paragraf 10 terpenuhi Kemungkinan besar kriteria lain pada paragraf 9 dan 10 yang belum terpenuhi pada tanggal perolehan akan dipenuhi dalam waktu singkat setelah peroleh (biasanya dalam waktu 3 bulan) 5

PSAK 58 mengatur tentang aset tidak lancar yang akan dihilangkan tidak boleh diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual, namun jika syarat pada paragraf 37 terpenuhi, aset tersebut dapat diperlakukan sebagai operasi dihentikan. 2.3 Aset yang Dimiliki Untuk Dijual 2.3.1 Klasifikasi dari Aset Tidak Lancar (atau Kelompok lepasan) yang Dimiliki untuk Dijual atau Dimiliki untuk Didisttribusikan kepada Pemilik Sebuah entitas harus mengklasifikasikan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) sebagai aset yang dimiliki untuk dijual jika nilai tercatatnya akan pulih terutama melalui transaksi penjualan daripada melalui kelanjutan penggunaan. Dalam kasus ini, aset (atau kelompok lepasan) harus tersedia untuk dijual segera pada kondisi sekarang hanya tunduk pada istilah lazim yang biasanya digunakan dalam penjualan aset tersebut (atau kelompok lepasan) dan penjualannya harus sangat memungkinkan. Dalam kemungkinan tertinggi penjualan, sesuai dengan kelayakan tingkat manajemen harus berkomitmen untuk merencanakan penjualan aset (atau kelompok lepasan), dan mempunyai program aktif untuk mencari pembeli dan menyelesaikan rencana yang telah dimulai. Selanjutnya, aset (atau kelompok lepasan) harus aktif dipasarkan untuk dijual dengan harga yang wajar dalam kaitannya dengan nilai wajar saat ini. Selain itu, penjualan diharapkan untuk memenuhi syarat sebagai pengakuan dari penjualan yang telah selesai dalam kurun waktu satu tahun dari tanggal klasifikasi, kecuali diizinkan dalam paragraf 9, dan tindakan diperlukan untuk menyelesaikan rencana yang mengindikasikan bahwa tidak seperti rencana yang memiliki perubahan signifikan akan dibuat atau rencana tersebut akan ditarik. Probabilitas dari persetujuan pemegang saham (jika diperlukan dalam yuridiksi) harus dipertimbangkan sebagai bagian dari penilaian apakah penjualan sangat memungkinkan. 6

Sebuah entitas yang berkomitmen pada rencana penjualan menyebabkan hilangnya kontrol pada anak perusahaan yang harus mengklasifikasikan semua aset dan kewajiban yang dimiliki untuk dijual ketika tersebut ditetapkan dalam paragraf 6-8 terpenuhi, terlepas dari apakah entitas akan mempertahankan kepentingan non-pengendali di anak perusahaan setelah penjualan. Peristiwa atau keadaan dapat memperpanjang periode untuk menyelesaikan penjualan lebih dari satu tahun. Perpanjangan periode yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penjualan tidak menghalangi aset (atau kelompok lepasan) dari pengklasifikasian sebagai aset yang dimiliki untuk dijual jika penundaan itu disebabkan oleh peristiwa atau keadaan diluar kendali entitas dan adanya bukti yang cukup bahwa entitas tetap berkomitmen pada rencananya untuk menjual aset (atau kelompok lepasan). Ini akan menjadi kasus ketika kriteria dalam Lampiran B terpenuhi. Transaksi penjualan yang meliputi pertukaran dari aset tidak lancar pada aset tidak lancar lainnya ketika pertukaran memiliki substansi komersial lainnya yang sesuai dengan IAS 16 Aset Tetap. Ketika entitas memperoleh aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) secara ekslusif dengan tujuan pelepasan berikutnya, akan mengklasifikasikan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) sebagai aset yang dimiliki untuk dijual pada tanggal akuisisinya jika persyaratan satu tahun pada paragraf 8 terpenuhi (kecuali sebagaimana diizinkan dalam paragraf 9) dan itu sangat memungkinkan bila pada kriteria lain dalam paragraf 7 dan 8 tidak terpenuhi pada periode pendek akuisisi berikutnya (biasanya dalam waktu tiga bulan). Bila kriteria dalam paragraf 7 dan 8 tidak terpenuhi setelah periode pelaporan, sebuah entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) sebagai aset 7

yang tersedia untuk dijual dalam laporan keuangan pada saat diterbitkan. Namun, ketika kriteria tersebut terpenuhi setelah tanggal pelaporan tapi sebelum persetujuan laporan keuangan untuk diterbitkan, entitas harus mengungkapkan informasi secara spesifik dalam paragraf 41(a), (b) dan (d) dalam catatan atas laporan keuangan. Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik ketika entitas berkomitmen untuk mendistribusikan aset (atau kelompok lepasan) kepada pemiliknya. Dalam kasus ini, aset harus tersedia untuk didistribusikan secepatnya pada kondisinya sekarang dan distribusi harus sangat memungkinkan. Untuk distribusi yang sangat memungkinkan, tindakan untuk menyelesaikan distribusi harus dimulai dan diharapkan selesai dalam kurun waktu satu tahun dari tanggal klasifikasi. Tindakan diperlukan untuk menyelesaikan distribusi harus mengindikasikan bahwa tidak seperti perubahan yang signifikan pada distribusi yang akan dibuat atau distribusi akan ditarik. Persetujuan para pemegang saham (jika diperlukan dalam yuridiksi) harus dipertimbangkan sebagai bagian dari penilaian apakah distribusi sangat memungkinkan. 2.3.2 Aset Tidak Lancar yang Ditinggalkam Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset sebagai aset yang dimiliki untuk dijual pada aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) untuk ditinggalkan. Hal ini dikarenakan nilai tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui penggunaan yang terus menerus. Namun, jika kelompok lepasan untuk ditinggalkan memenuhi kriteria dalam paragraf 32 (a) (c), entitas harus menyajikan hasilnya dan arus kas dari kelompok lepasan sebagai operasi yang dihentikan sesuai dengan paragraf 33 dan 34 pada tanggal aset tersebut berhenti untuk digunakan. Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) untuk ditinggalkan termasuk aset tidak lancar (atau kelompok 8

lepasan) yang digunakan pada akhir usia ekonomisnya dan aset tidak lancet (atau kelompok lepasan) lebih baik ditutup daripada dijual. Sebuah entitas tidak boleh memperhitungkan aset tidak lancar yang sementara telah diambil dari penggunaan bila sudah ditinggalkan. 2.4 Kelompok Aset yang Dilepaskan (Dijual) Suatu kelompok aset yang dilepaskan dengan dijual atau lainnya, secara bersama sama sebagai kelompok dalam suatu transaksi tunggal dan kewajiban yang berhubungan secara langsung dengan aset tersebut yang akan dipindahkan dalam transaksi tersebut. Dalam kelompok ini ter masuk goodwill yang diperoleh dalam penggabungan usaha jika kelompok ini adalah unit penghasil kas dimana goodwill telah dialokasikan sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset atau jika operasi dalam semacam unit penghasil kas. 2.5 Pengukuran Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual atau Kelompok Aset yang Dilepaskan Sebuah entitas harus mengukur aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dibawah nilai tercatat dan nilai wajar dikurangi biaya biaya untuk dijual. Entitas harus mengukur aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik dibawah nilai tercatat dan nilai wajar dikurangi biaya untuk didistribusikan. Jika aset yang baru diakusisi (atau kelompok lepasan) memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual (lihat paragraf 11), aplikasi paragraf 15 akan menghasilkan aset (atau kelompok lepasan) yang diukur pada pengakuan awal pada nilai lebih rendah dari nilai tercatatnya (contohnya, biaya) dan nilai wajar dikurangi biaya untuk 9

dijual. Oleh karena itu, jika aset (atau kelompok lepasan) diperoleh sebagai bagian dari kombinasi bisnis, harus diukur pada nilai wajar dan dikurangi biaya untuk dijual. Ketika penjualan diharapkan terjadi lebih dalam satu tahun, entitas harus mengukur biaya untuk menjual pada nilai sekarangnya. Setiap kenaikan nilai sekarang dari biaya untuk menjual yang timbul dari berlalunya waktu akan disajikan dalam laporan laba rugi sebagai biaya pembiayaan. Segera sebelum klasifikasi awal aset (atau kelompok lepasan) sebagai aset yang dimiliki untuk dijual, nilai tercatat dari aset (atau seluruh aset dan kewajiban dalam kelompok) harus diukur dengan sesuai dengan IFRS yang berlaku. Pada pengukuran berikutnya dari kelompok lepasan, jumlah tercatat dari nilai aset dan kewajiban yang tidak dalam lingkup IFRS ini, tapi tercantum dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual, harus diukur kembali sesuai dengan PSAK yang berlaku sebelum dikurangi nilai wajar yang dikurangi biaya untuk dijual diukur kembali. Contoh: PT XYZ mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember 2004 pada biaya perolehan Rp100.000.000. Nilai residu aset diestimasikan sebesar Rp10.000.000 dan masa manfaat 10 tahun. Pada 1 Desember 2007, aset tsb diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual..nilai wajar diestimasikan Rp80.000.000 dan biaya untuk menjual adalah Rp 3.000.000. Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2008 pada harga Rp77.000.000. Pada saat reklasifikasi aset tgl 1 Desember 2007: a. Aset dipindahkan dari kelompok aset tetap ke kelompok aset dimiliki untuk dijual 10

b. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tersebut adalah Rp 77.000.000 (Rp 80.000.000 Rp 3.000.000). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat aset sebesar Rp 73.000.000 (Rp 100.000.000 ((Rp 100.000.000 Rp 10.000.000)/10 X 3). Jadi aset tetap diukur sebesar Rp73.000.000. Jurnal: 1 Desember 2007 Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp 73.000.000 Dr. Akumulasi depresiasi Rp 27.000.000 Cr. Aset tetap Rp 100.000.000 30 Juni 2008 Dr. Kas Rp 77.000.000 Cr. Aset dimiliki untuk dijual Rp 73.000.000 Cr. Keuntungan penjualan aset Rp 4.000.000 Pada saat dijual tanggal 30 Juni 2008, mengakui laba dari penjualan sebesar Rp 4.000.000 (perolehan Rp 77.000.000 nilai tercatat kini Rp73.0000.000) 2.6 Perubahan dalam Klasifikasi dari yang Dimiliki untuk Dijual Jika entitas merubah rencananya dan memutuskan untuk tidak menjual aset ini, maka kriteria sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual tidak terpenuhi lagi. Pada tanggal keputusan dibuat, aset ini harus dinilai pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat awal sesaat sebelum direklasifikasi (disesuaikan dengan depresiasi, amortisasi atau revaluasi) dan nilai yang dapat terpulihkan (recoverable amount). 11

2.7 Pengukuran Ketentuan pengukuran aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual berlaku pula untuk operasi yang dihentikan. 2.8 Operasi yang Dihentikan Operasi yang dihentikan (discontinued operation) adalah suatu komponen dalam entitas yang dilepas atau diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, dan: - Mewakili lini usaha atau area geografis operasi utama yang terpisah, atau - Bagian dari rencana tunggal terkoordinasi untuk melepaskan lini usaha atau area geografis operasi utama yang terpisah, atau - Entitas anak yang diperoleh secara khusus dengan tujuan dijual kembali 2.9 Penyajian dan Pengungkapan 2.9.1 Penyajian Penyajian dalam laporan keuangan tentang operasi yang dihentikan PSAK 58 mensyaratkan pengungkapan terinci mengenai pendapatan, beban, laba atau rugi sebelum pajak, secara terpisah di Laporan Laba Rugi dan di Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan pada Laporan Arus Kas, arus kas bersih dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang terkait dengan Operasi Dihentikan harus disajikan terpisah. Ini dilakukan agar jelas terlihat, mana arus kas yang berasal dari Operasi Berlanjut, mana yang berasal dari Operasi Dihentikan. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa mungkin saja suatu aset (atau kelompok lepasan) yang memenuhi kriteria sebagai aset dimiliki untuk dijual dapat juga memenuhi kriteria sebagai Operasi yang Dihentikan. Aset ini akan disajikan terpisah baik di Laporan Posisi Keuangan, sebagai Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan di Laporan Laba Rugi serta Laporan Arus Kas, sebagai Operasi Dihentikan. Selain itu mungkin saja kriteria klasifikasi hanya terpenuhi salah satu. Berikut penjelasannya dalam bentuk tabel: 12

2.9.2 Pengungkapan Selain penyajian terpisah pada Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, pengungkapan berikut ini juga harus ditambahkan, yaitu: - Penyesuaian yang dibuat pada periode berjalan terkait dengan Operasi Dihentikan - Jika entitas menghentikan klasifikasi sebagai komponen aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, maka hasil yang sebelumnya disajikan sebagai Operasi Dihentikan harus direklasifikasi dan dimasukkan ke dalam Laba dari Operasi Berlanjut 13

BAB III KESIMPULAN 14

1. Akuntansi untuk aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual adalah dengan mendebet akun aset dimiliki untuk dijual dan akumulasi depresiasi serta mengkredit akun aset tetap. 2. Penyajian dari operasi yang dihentikan mensyaratkan pengungkapan terinci mengenai pendapatan, beban, laba atau rugi sebelum pajak, secara terpisah di Laporan Laba Rugi dan di Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan pada Laporan Arus Kas, arus kas bersih dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang terkait dengan Operasi Dihentikan harus disajikan terpisah. Ini dilakukan agar jelas terlihat, mana arus kas yang berasal dari Operasi Berlanjut, mana yang berasal dari Operasi Dihentikan. 3. Selain penyajian terpisah pada Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, pengungkapan berikut ini juga harus ditambahkan, yaitu: - Penyesuaian yang dibuat pada periode berjalan terkait dengan Operasi Dihentikan - Jika entitas menghentikan klasifikasi sebagai komponen aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, maka hasil yang sebelumnya disajikan sebagai Operasi Dihentikan harus direklasifikasi dan dimasukkan ke dalam Laba dari Operasi Berlanjut CONTOH LAPORAN KEUANGAN YANG TERKAIT a. PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK (31 Desember 2013) 15

16

17

b. PT AKASHA WIRA INTERNATIONAL TBK (31 Desember 2009) 18

19

20