BAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN KASUS PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN BERBAGAI NILAI AWAL DAN SYARAT BATAS

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

BAB II KAJIAN TEORI. syarat batas, deret fourier, metode separasi variabel, deret taylor dan metode beda

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

Refleksi dan Transmisi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. analitik dengan metode variabel terpisah. Selanjutnya penyelesaian analitik dari

3.11 Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang stasioner dan gelombang berjalan pada berbagai kasus nyata. Persamaan Gelombang.

1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Gambar 1. Bentuk sebuah tali yang direnggangkan (a) pada t = 0 (b) pada x=vt.

III PEMBAHASAN. (3.3) disubstitusikan ke dalam sistem koordinat silinder yang ditinjau pada persamaan (2.4), maka diperoleh

Solusi Problem Dirichlet pada Daerah Persegi dengan Metode Pemisahan Variabel

MASALAH SYARAT BATAS (MSB)

Contoh klasik dari persamaan hiperbolik adalah persamaan gelombang yang dinyatakan oleh

Getaran, Gelombang dan Bunyi

APLIKASI METODE BEDA HINGGA SKEMA EKSPLISIT PADA PERSAMAAN KONDUKSI PANAS

LATIHAN SOAL PERSIAPAN UTS MATERI: GEM, GEL. BUNYI, GEL. BERJALAN, GEL. STASIONER

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

GELOMBANG MEKANIK. (Rumus)

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

BAB 3 PERAMBATAN GELOMBANG MONOKROMATIK

Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang transversal dalam dawai. Perhatikan gambar di bawah ini.

DASAR SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN FISIKA Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

BAB IV OSILATOR HARMONIS

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Gelombang Berdiri

BAB 4 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN. 3.2 Peralatan

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG MEKANIS

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit

Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

SASARAN PEMBELAJARAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bakteri, sedangkan dalam bidang teknik yaitu pemodelan

Xpedia Fisika DP SNMPTN 05

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

BAB II KAJIAN TEORI. homogen yang dikenal sebagai persamaan forced Korteweg de Vries (fkdv). Persamaan fkdv yang dikaji dalam makalah ini adalah

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB II LANDASAN TEORI

Penerapan Metode Multiple Scales untuk Masalah Galloping pada DuaSpans Kabel Transmisi

Waktu yang dibutuhkan oleh gelombang adalah 4 sekon.

II LANDASAN TEORI. dengan, 1,2,3,, menyatakan koefisien deret pangkat dan menyatakan titik pusatnya.

3/FISIKA DASAR/LFD. Gelombang Berdiri

MODEL MATEMATIKA DAN SOLUSI DARI SISTEM GETARAN DUA DERAJAT KEBEBASAN (GETARAN TERGANDENG)

LAPORAN FISIKA GELOMBANG

GETARAN DAN GELOMBANG

BAB IV DERET FOURIER

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

III PEMBAHASAN. 3.1 Analisis Metode. dan (2.52) masing-masing merupakan penyelesaian dari persamaan

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Air Dangkal (SWE)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika

Bab 4 DINDING SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG

Mutawafaq Haerunnazillah 15B08011

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Gelombang Berdiri

Gelombang Berdiri. (Drs. Iyon Suyana, M.Si. dan Achmad Samsudin, M.Pd.)

matematika LIMIT ALJABAR K e l a s A. Pengertian Limit Fungsi di Suatu Titik Kurikulum 2006/2013 Tujuan Pembelajaran

BAB V PERSAMAAN LINEAR TINGKAT TINGGI (HIGHER ORDER LINEAR EQUATIONS) Persamaan linear tingkat tinggi menarik untuk dibahas dengan 2 alasan :

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1.

PERCOBAAN MELDE TUJUAN PERCOBAAN II. LANDASAN TEORI

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KALKULUS LANJUT A (S1 / TEKNIK INFORMATIKA ) KODE / SKS KD

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

SOLUSI PENYEBARAN PANAS PADA BATANG KONDUKTOR MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICHOLSON

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap III Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMP

Uji Kompetensi Semester 1

Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI. andhysetiawan

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

PEMBENTUKAN MODEL : AYUNAN (OSILASI) BEBAS. Husna Arifah,M.Sc

Bab 3 MODEL DAN ANALISIS MATEMATIKA

BAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding

BAB II KAJIAN TEORI. dalam penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

Ditanya : v =? Jawab : v =

TINJAUAN KASUS PERSAMAAN PANAS DIMENSI SATU SECARA ANALITIK

Gelombang Stasioner Gelombang Stasioner Atau Gelombang Diam. gelombang stasioner. (

Gelombang Mekanis Adiwarsito.wordpress.com SUMBER-SUMBER BUNYI. dan di bagain tengah terjadi perut. jadi panjang kawat L = 1 2

PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2014

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Gerak

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Kuliah ke-2. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penurunan Persamaan Air Dangkal

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

Antiremed Kelas 12 Fisika

Transkripsi:

BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang penurunan model persamaan gelombang satu dimensi. Setelah itu akan ditentukan persamaan gelombang satu dimensi dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut. A. PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU Pada proses penurunan persamaan gelombang, akan diilustrasikan pada sebuah dawai dengan panjang yang direntangkan pada sumbu. Akan tetapi, sebelum proses pemodelan dilakukan, terdapat beberapa asumsi yang perlu diperhatikan, diantaranya sebagai berikut. 1. Dawai bersifat homogen. 2. Massa per satuan panjang konstan. 3. Tengangan dawai lebih dari gravitasi bumi. Apabila tegangan dawai kurang dari gravitasi, maka dawai tidak dapat bergetar sempurna. 4. Penampang dawai sangat kecil, sehingga volume dawai akan sebanding dengan panjang dawai. 5. Dawai akan bergerak secara vertikal. (Kreyzig, 2011:543) Diberikan sebuah dawai dengan panjang dan direntangkan pada sumbu. Dawai tersebut dipartisi sebesar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar (3.1). 34

Resultan gaya yang terdapat pada Gambar (3.1) yang bekerja secara horizontal adalah Gambar 3.1. Partisi dari Seutas Dawai dengan Panjang (3.1) Berdasarkan asumsi nomor 5 yang menyatakan bahwa dawai hanya bergerak secara vertikal, sehingga Persamaan (3.1) dapat dituliskan (3.2) Karena dawai merentang dengan tegangan, sehingga Persamaan (3.2) menjadi Berdasarkan Persamaan (3.3), sehingga didapatkan (3.3) 35

= = (3.4) dan = = (3.5) Resultan gaya yang terdapat pada Gambar (3.1) yang bekerja secara vertikal adalah (3.6) Apabila Persamaan (3.4) dan Persamaan (3.5) disubtitusikan ke Persamaan (3.6), maka diperoleh (3.7) Misalkan dan berturut-turut adalah masaa dan kepadatan linear (massa per unit panjang) dari dawai pada keadaan setimbang. Menurut definisi bahwa (3.8) Selanjutnya, berdasarkan hukum kedua Newton yang menyatakan bahwa resultan akan sebanding dengan massa dan percepatan. Apabila dituliskan dalam notasi matematika, maka 36

(3.9) Berdasarkan Persamaan (3.7) dan (3.9), sehingga diperoleh (3.10) karena kemiringan dari kurva pada Gambar (3.1) sama dengan dan, sehingga Persamaan (3.10) menjadi ( ) (3.11) karena nilai sangat kecil, hal tersebut berakibat nilai limit dari, sehingga Persamaan ( ) menjadi (3.12) karena dalam hal ini nilai dari selalu bernilai positif, sehingga Persamaan (3.12) menjadi 37

(3.13) dengan kemudian Persamaan (3.13) disebut dengan Persamaan Gelombang dimensi satu. B. PENYELESAIAN ANALITIK PERSASMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN SYARAT BATAS DIRICHLET Diberikan sebuah dawai dengan panjang yang direntang sepanjang sumbu. Mula-mula dawai tersebut dalam keadaan diam, dengan kedua ujungnya terikat, sehingga dawai tersebut tidak akan menghasilkan getaran pada setiap perubahan waktu. Agar dawai tersebut menghasilkan getaran, maka akan diberikan suatu gaya eksternal. Getaran pada dawai dengan kedua ujung tersebut terikat dapat diilustrasikan pada Gambar 3.2 Gambar 3.2 Simpangan dari dawai pada interval Pada kedua ujung dawai tersebut ditetapkan terikat pada dan sehingga simpangan pada kedua ujung dawai sama dengan nol, maka mempunyai dua syarat batas, yaitu 38

Untuk menentukan nilai awal pada persamaan gelombang tersebut terdapat dua kondisi yaitu simpangan awal dawai dan kecepatan transversal awal ketika dawai bergetar. Simpangan awal dawai yaitu simpangan yang terjadi pada dawai ketika. Kecepatan transversal awal adalah kecepatan mula-mula yang diberikan pada dawai sehingga menyebabkan dawai tersebut bergetar. Apabila dimisalkan simpangan awal dawai adalah dan kecepatan transversal adalah, maka mempunyai dua nilai awal, yaitu Selanjutnya akan ditentukan penyelesaian Persamaan dengan menggunakan metode separasi variabel, serta diambil substitusi (3.14) Apabila Persamaan (3.14) ditentukan pturunan pertama dan turunan kedua terhadap maka diperoleh (3.15) 39

Apabila Persamaan (3.14) ditentukan pturunan pertama dan turunan kedua terhadap maka diperoleh (3.16) Apabila Persamaan dan disubstitusikan ke Persamaan, maka diperoleh (3.17) dengan mengambil konstanta pemisah negatif, sehingga Persamaan menjadi Persamaan (3.18) dapat dituliskan menjadi (3.18) (3.19) dan (3.20) 40

Persamaan dan Persamaan merupakan persamaan diferensial biasa. Selanjutnya, ditentukan penyelesaian dari Persamaan dan (3.20). untuk Persamaan (3.19) akan ditinjau menjadi kemungkinan yaitu. Kasus 1: untuk nilai sehingga Persamaan menjadi dengan menerapkan penyelesaian diperoleh (3.21) dengan syarat batas diperoleh (3.22) Syarat batas diperoleh (3.23) (3.24) Persamaan terpenuhi jika nilai atau nilai. Untuk akan terpenuhi jika atau. Dalam kasus ini nilai, sehingga, dan dawai merentang sepanjang sumbu dan sampai, dimana. Karena dan maka tidak terpenuhi, sehingga Persamaan terpenuhi oleh 41

nilai. Substitusikan nilai ke Persamaan, sehingga diperoleh. Karena nilai dari dan. Sehingga berakibat penyelesaian dari Persamaan (3.21) adalah trivial. Kasus 2. Untuk nilai, sehingga Persamaan (3.19) menjadi (2.25) Syarat batas diperoleh (3.26) Syarat batas diperoleh Karena nilai dari, sehingga Persamaan (3.27) menjadi (3.28) Senar yang merentang sepanjang sumbu dari sampai, dimana. Karena, maka Persamaan hanya dipenuhi oleh. Karena nilai dari dan. Sehingga berakibat penyelesaian dari Persamaan (3.21) adalah trivial. 42

Kasus 3. Untuk nilai, sehingga Persamaan menjadi Penyelesaian dari Persamaan (3.29) adalah (3.29) (3.30) Syarat batas, sehingga Persamaan (3.30) menjadi Syarat batas, sehingga Persamaan (3.30) menjadi (3.31) (3.32) Persamaan terpenuhi jika nilai atau nilai dari. Jika dipilih nilai sedangkan dari Persamaan diketahui nilai, maka diperoleh penyelesaian trivial. Untuk mendapatkan penyelesaian nontrivial, dipilih nilai pada Persamaan (3.33) 43

karena nilai bergantung pada, maka, sehingga Persamaan dapat dituliskan sebagai (3.34) Nilai bergantung pada yang mengakibatkan pada Persamaan juga bergantung pada, sehingga dapat dituliskan sebagai (3.35) dengan adalah suatu konstanta. Selanjutnya akan ditentukan penyelesaian dari Persamaan ( ). karena nilai yang memenuhi adalah sehingga Persamaan (3.19) menjadi (3.36) Nilai bergantung pada yang mengakibatkan pada Persamaan juga bergantung pada, sehingga dapat dituliskan sebagai Penyelesaian umum dari Persamaan (3.37) adalah (3.37) (3.38) Apabila Persamaan di subtitusikan ke Persamaan, maka 44

(3.39) dengan suatu konstanta Berdasarkan Persamaan bahwa nilai dari bergantung pada, dan Persamaan ( ) nilai dari juga bergantung pada, sehingga nilai dari juga bergantung pada. Oleh karena itu, dapat dituliskan sebagai [ ] [ ] [ ] (3.40) dengan dan. Apabila prinsip superposisi diterapkan pada Persamaan ( ), maka diperoleh [ ] (3.41) Untuk mendapatkan penyelesaian khusus dari persamaan gelombang satu dimensi, substitusikan nilai awal yang diberikan ke Persamaan. Selanjutnya akan dicari nilai dari dan dengan substitusi nilai awal. Dari nilai awal diperoleh 45

[ ( ) ( )] [ ] (3.42) dengan (3.43) Apabila Persamaan (3.41) ditentukan turunan pertama terhadap, maka [ ] (3.44) karena nilai awal, sehingga Persamaan (3.44) menjadi [ ] [ ] (3.45) dengan konversi deret fourier sinus untuk pada Persamaan, diperoleh 46

(3.46) Jadi penyelesaian Persamaan (3.13) dengan syarat batas dan serta nilai awal dan adalah [ ] dengan Contoh Kasus Penyelesaian Persamaan Gelombang Dimensi Satu Secara Analitik Dengan Syarat Batas Dirichlet Sebuah dawai dengan panjang diregangkan dengan kedua ujung dawai diikat pada dua buah tiang. Mula-mula dawai dalam keadaan diam, kemudian dawai digetarkan dengan cara dipetik. Sehingga dalam hal ini, sama halnya dengan memberikan simpangan awal pada dawai. Pada kasus ini diambil simpangan awal 47

(3.50) dengan merupakan panjang dawai dan adalah tinggi simpangan. Dan kecepatan transversal awal. Dengan nilai awal yang diberikan, selanjutnya akan ditentukan bentuk gelombang pada dawai tersebut. Diketahui bahwa kedua ujung dawai diikat pada tiang, sehingga simpangan pada kedua ujung dawai tersebut akan sama dengan 0. Sehingga dawai tersebut mempunyai dua syarat batas, yaitu Selanjutnya, akan ditentukan penyelesaian dari kasus dengan simpangan awal pada Persamaan (3.50). Akan tetapi, sebelumnya akan ditentukan nilai dari dan sebagai berikut ini ( ) (3.53) ( ) ( ) ( ) (3.54) Berikutnya akan ditentukan nilai dari 48

] [ ] [ ] [ ] [ ] (3.55) Perlu diingat bahwa nilai dari dan, sehingga Persamaan menjadi ( ) (3.56) Selanjutnya akan ditentukan hasil dari ( ) [ ( ) ( )] ( ) ( ) ( ( ) ( )) 49

( ) ( ) ( ) dengan ( ( ) ( ) ( ) ( ) (3.57) dengan demikian, diperoleh nilai dari yaitu ( ( ) ( ) ( )) ( ) ( ) ( ) (3.58) Selanjutnya akan ditentukan hasil dari 50

(3.59) karena dalam kasus ini diambil kecepatan transversal awal, sehingga Persamaan (3.59) menjadi (3.60) Jadi, penyelesaian untuk kasus persamaan gelombang dimensi satu dengan simpangan awal dan kecepatan transversal awal adalah [ ] [(( ) ( )) ] (3.61) Untuk nilai genap mengakibatkan nilai dari akan bernilai 0, sehingga penyelesaian dari Persamaan ( ) juga akan bernilai 0. Agar diperoleh penyelesaian dari tidak bernilai 0, maka haruslah bilangan ganjil. Ambil substitusi dengan,sehingga Persamaan (3.61) menjadi [( ( )) ] 51

[( ( ( ))) ( )] ( ) [( ( )) ( )] ( ) karena nilai dari, sehingga Persamaan (3.62) menjadi [( ( )) ( )] ( ) [( ( )) ( )] ( ) dengan merupakan kecepatan perambatan gelombang. Apabila Persamaan ( ) dapat divisualisasikan dengan program Maple, maka terlihat pada Gambar (3.3) di bawah ini. 52

Gambar 3.3 Visualisasi Persamaan (3.63) Gambar menunjukkan visualisasi dari Persamaan dengan menentukan nilai dari kecepatan gelombang dan panjang dawai. Tinggi maksimum simpangan ditentukan. Dari gambar tersebut terlihat bahwa ada satu simpangan yang terjadi akibat dari waktu yang diberikan. Nilai yang ditentukan adalah sampai dengan. Sedangkan untuk nilai yang dipilih adalah sampai dengan keduanya tidak mengalami perubahan simpangan, untuk nilai juga ditentukan. Hal tersebut terjadi karena kedua titik merupakan titik ujung dari dawai, dan dari syarat batas yang diberikan mengharuskan titik-titik ujung tidak memiliki simpangan untuk setiap waktu yang diberikan. 53

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah visualisasi 2 dimensi pergerakan simpangan gelombang disetiap titik dengan menentukan nilai. Gambar 3.4 Visualisasi Persamaan (3.63) Deskripsi Gambar 3.4 sebagai berikut: 1. Warna merah menunjukkan pergerakan simpangan ketika 2. Warna biru menunjukkan pergerakan simpangan ketika Dari Gambar dapat dilihat perbedaan bentuk simpangan yang terjadi pada setiap titik akibat dari perubahan waktu. C. PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN METODE BEDA HINGGA Pada bagian ini akan diselesaikan Persamaan (3.13) secara numerik dengan metode beda hingga. Syarat batas yang digunakan adalah 54

dan nilai awal serta. Metode Beda Hingga Skema Eksplisit Diketahui sebuah dawai dengan panjang yang merambat dengan dan sepanjang sumbu. Awalnya dawai dalam keadaan diam, dengan kedua ujungnya berada pada posisi simpangan nol. Penyelesaian persamaan parabolik dengan menggunakan metode beda hingga pada skema eksplisit. Variabel waktu, dihitung berdasarkan variabel pada waktu Gambar. 3.5 Skema eksplisit dengan menggunakan skema seperti yang ditunjukkan pada Gambar (3.5), maka fungsi variabel dan turunannya dapat didekati oleh bentuk berikut: 55

(3.64) (3.65) Selanjutnya Persamaan dan disubstitusikan ke Persamaan, maka dapat dituliskan sebagai berikut (3.66) dimana Sehingga Persamaan merupakan penyelesaian dari Persamaan dengan menggunakan metode beda hingga. Contoh Kasus Penyelesaian Persamaan Gelombang Dimensi Satu Secara Numerik Dengan Metode Beda Tengah Penerapan metode beda hingga khususnya metode beda tengah pada persamaan gelombang satu dimensi dapat dilakukan dengan memberikan sebuah contoh kasus sebagai berikut, 56

Sebuah dawai dengan panjang diregangkan dengan kedua ujung dawai diikat pada dua buah tiang. Mula-mula dawai dalam keadaan diam, kemudian dawai digetarkan dengan cara dipetik. Akan ditentukan bentuk gelombang pada dawai tersebut. dengan memenuhi kondisi awal kondisi batas dan dua kondisi awal saat untuk semua : (3.67) (3.68) Persamaan tersebut di substitusi ke Persamaan, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut: untuk dan, maka 57

(3.69) dengan ditetapkannya untuk dan dan dengan kondisi awal untuk sehingga Persamaan ( ) dapat dituliskan sebagai berikut Untuk langkah selanjutnya dengan kondisi batas Sedangkan untuk 58

Wave Amplitude Sehingga Persamaan ( ) dapat dituliskan sebagai berikut ( ) Selanjutnya akan dilakukan perhitungan menggunakan program Matlab terhadap Persamaan (3.66) saat dan. 2 TIME STEP = 100 TIME = 0.099second 1.5 1 0.5 0-0.5-1 -1.5-2 0 20 40 60 80 100 X axis Gambar. 3.6 Visualisasi Persamaan (3.66) saat 59

Wave Amplitude 2 TIME STEP = 200 TIME = 0.199second 1.5 1 0.5 0-0.5-1 -1.5-2 0 20 40 60 80 100 X axis Gambar. 3.7 Visualisasi Persamaan (3.66) saat Gambar (3.6) menunjukkan visualisasi dari Persamaan ( ) dengan menentukan nilai dari kecepatan gelombang, panjang dawai, dan saat. Gambar (3.6) menunjukkan visualisasi dari Persamaan ( ) dengan menentukan nilai dari kecepatan gelombang, panjang dawai, dan saat. D. PERBANDINGAN PENYELESAIAN ANALITIK DAN PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU Setelah diperoleh hasil penyelesaian analitik dan hasil penyelesaian numerik dari persamaan gelombang dimensi satu, selanjutnya akan dilihat bagaimana perbandingan dari kedua penyelesaian tersebut dengan 60

Wave Amplitude menggunakan nilai dan yang telah ditentukan, yaitu, akan disubstitusikan ke dengan menggunakan bantuan program Maple dan Matlab, Untuk mengetahui apakah penyelesaian analitik dapat mendekati penyelesaian numerik, atau sebaliknya. Dapat dilihat dari hasil grafik berikut ini. Nilai Saat Penyelesaian Analitik dengan Program Maple Penyelesaian Numerik dengan Program Matlab 2 TIME STEP = 100 TIME = 0.099second 1.5 1 0.5 0-0.5-1 -1.5-2 0 20 40 60 80 100 X axis Saat 61

Wave Amplitude 2 TIME STEP = 200 TIME = 0.199second 1.5 1 0.5 0-0.5-1 -1.5-2 0 20 40 60 80 100 X axis Tabel 3.1. Perbandingan Penyelesaian analitik dan Penyelesaian Numerik Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa, saat dawai diberi untuk penyelesaian analitik rata-rata eror relatif sebesar, Sedangkan pada penyelesaian numerik adalah 1. Saat untuk penyelesaian analitik rata-rata eror relatif sebesar, sedangkan pada penyelesaian numerik adalah 1. Hal ini sesuai dengan nilai awal yang ditentukan pada kasus ini. Penyelesaian secara analitik dan numerik tidak dapat memberikan hasil yang sama, akan tetapi metode numerik dapat mendekati hasil perhitungan analitik. Maka dari itu, terdapat beberapa perbedaan bentuk grafik dari kedua solusi karena hasil penyelesaian yang memang tidak persis. 62