PENGGUNAAN ABU MERANG PADI (Oryza Sativa) UNTUK PENGOLAHAN SNACK CUMI-CUMI (Loligo sp) ASAP YANG DISIMPAN SECARA VAKUM ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

QUALITY ASSESSMENT OF SMOKED SELAIS (Cryptopterus bicirrhis) RESULTS USING LABAN WOOD SMOKE WITH DIFFERENT METHODS FOR THE STORAGE ROOM TEMPERATURE

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN

STUDI MUTU DAN PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP ABON IKAN

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

PENGARUH PENGGUNAAN SERAI (Cimbopogon citratus) PADA MUTU HASIL PENGOLAHAN BELUT (Monopterus albus) ASAP

Herry Kurniawan 1), Suparmi 2), Sumarto 2) Abstract

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS PRESTO IKAN SEPAT SIAM (TRICHOGASTER PECTORALIS)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

KAJIAN PEMBERIAN ASAM ASKORBAT (VITAMIN C) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP KETENGIKAN ABON IKAN LELE (Clarias batrachus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

Umur Simpan Ikan Asin Sepat Siam (Trichogaster Pectoralis) Duri Lunak Dengan Pengemasan Vakum Dan Non Vakum Pada Penyimpanan Suhu Ruang

PENGARUH FORTIFIKASI ALGA HIJAU BIRU (Spirulina) PADA MAKARONI IKAN PATIN (Pangasius hyppophthalmus) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN PEMBERIAN ASAM ASKORBAT (VITAMIN C) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP KETENGIKAN ABON IKAN LELE (Clarias batrachus) ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGOVENAN TERHADAP KARAKTERISTIK CUMI-CUMI (Loligo sp) KERTAS

MODUL 4 PRESTO IKAN. Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGARUH PENAMBAHAN KOSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) TERHADAP MUTU KUE SEMPRONG. Oleh:

STUDI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP KERUPUK ATOM YANG DIFORTIFIKASI TEPUNG TULANG IKAN BANDENG (Chanos chanos) Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen di Bidang Teknologi Pangan

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE. Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

Penambahan Bumbu Ketumbar (Cariandrum sativum) dalam Pembuatan Ikan Kering Tawes (Osteochilus sp)

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengolahan Abon Ikan Karandang (Channa pleurophthalmus) dengan Penambahan Kelapa Parut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

JURNAL. PENGARUH PENAMBAHAN JUMLAH KARAGENAN BERBEDA TERHADAP MUTU BAKSO IKAN LOMEK (Harpodon neherreus) OLEH DWI MUARIF

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

Pemotongan Daging Ikan Toman (Channa micropeltes) dalam Pembuatan Ikan Kering

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH JENIS KAYU BERBEDA TERHADAP MUTU IKAN SELAIS (Cryptopterus bicirchis) ASAP. Oleh : Abstrak

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

BAB III METODE PENELITIAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1 kg beras dicuci 3 kali dimasak dengan 2 liter air selama 25 menit

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

I. PENDAHULUAN. dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negaranegara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL. STUDI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP NORI RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.) DENGAN PENAMBAHAN CABAI RAWIT OLEH FINA RAHMADHANI NIM:

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PENGGUNAAN ABU MERANG PADI (Oryza Sativa) UNTUK PENGOLAHAN SNACK CUMI-CUMI (Loligo sp) ASAP YANG DISIMPAN SECARA VAKUM Dahlia 1) dan Afran Rouzami Pulungan 2) 1) Staf Pengajar Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau 2)) Mahasiswa Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Diterima : 10 Mei 2011 Disetujui : 10 Juni 2011 ABSTRAK Research of squid (loligo sp) snack using rice straw ashes =0%, =0,5% and =1,0% and storage with vacuum method for 0 day, 5 day, 10 days and 15 days. This research to evaluate the application of rice straw ashes as softener material or blooming of smoked squid and quality of smoked squid snack observed from organoleptic quality (appearance, smell, taste, texture) water content, protein content, lipid and peroxide. Concentraci of rice straw ashes is different a significant in value, smell, texture, water content, protein content and lipid content (P<0,01). The treatments is not different value and peroxide content (P>0,05). The appearance and smell is better than, and is better than. Texture value, water content, protein content, and lipid is better than and better than. But for taste value and peroxide content there s no different in every treatment. Rice straw ashes can used for softening the smoked squid and make texture of smoked squid snake can be delicious and crispy. The treatment (1,0%) is the best in this research. Keyword : Rice straw ashes, loligo sp, vacum PENDAHULUAN Cumi-cumi yang telah mengalami pengeringan dan pengasapan mempunyai tekstur yang kompak dan liat. Bila diolah menjadi snack cumi-cumi asap tekstur tetap liat dan keras. Lain halnya ikan bila diasap atau dikeringkan tekstur keras dan kompak, tetapi tidak liat. Oleh sebab itu cumi asap sebelum diolah menjadi snack cumi-cumi perlu dilakukan usaha atau pengembangan dengan cara perendaman dalam air (khi). Amin, dkk (2007), cumi-cumi asap yang direndam dalam air (khi) sebanyak 30 ml/liter air selama 1 jam menjadi kembang dan selanjutnya dapat diolah. Air yang digunakan buatan cap gajah medan, terdiri dari garam natrium karbonat dan natrium hidroksida. Menurut Astaman (2001), air dapat dibuat dengan cara merendam dalam air selama semalam dan setelah itu disaring dan air ini tidak berwarna dan terasa licin bersifat basa disebut air khi yang mempunyai ph 8-9.

13 Cumi-cumi asap sebelum diolah harus dikembangkan/pelunakan terlebih dahulu, penelitian aplikasi pada cumi-cumi asap yang disimpan belum pernah dilakukan. Karena itu akan diteliti penggunaan air (Oryza sativa) untuk pengembangan/pelunakan cumi-cumi asap, sebelum mengolah snack cumi-cumi asap yang disimpan. Pengasapan cumi-cumi dapat memberi rasa, bau/aroma, rupa yang khas namun tekstur menjadi keras dan liat. Untuk itu perlu dilakukan perendaman dengan air sebelum dilakukan pengolahan. Konsentrasi yang rendah tidak efektif untuk pelunakan dan pengembangan cumi-cumi asap, sebaliknya konsentrasi yang tinggi akan menyebabkan rasa asap cumi-cumi semakin berkurang dan tekstur semakin lunak. Berapa banyaknya dalam 1 liter air yang tepat untuk menghasilkan mutu snack cumi-cumi asap terbaik yang disimpan. Oleh sebab itu penelitian ini perlu untuk dilakukan. Adapun tujuan penelitian untuk mengevaluasi dan menganalisis penggunaan sebagai pengembang cumi-cumi asap dan mengevaliasi mutu snack cumi-cumi asap yang disimpan. METODE PENELITIAN Bahan-bahan yang dipersiapkan untuk penelitian ini adalah cumi-cumi sebanyak 7 kg, ukuran 100-125 gram/ekor, garam, gula pasir, buffer phosfat, minyak tanah,, dietil ether, H 2 SO 4, NaOH, indikator pp, asam borax, HCl 0,1 N dan lain-lain. Alat-alat yang digunakan adalah pisau, baskom, ember, kuali, kompor, periuk, pengaduk, timbangan, talenan, plastic sealer, alat gelas, inkubator dan lain-lain. Rancangan penelitian adalah rancangan acak kelompok non faktorial. Perlakuan yang diberikan yaitu konsentrasi yang terdiri atas 3 taraf perlakuan : = 0%, = 0,5% dan = 1%. Sebagai kelompok lamanya penyimpanan terdiri atas 4 kali ulangan : H 0 = 0 hari, H 1 = 5 hari, H 2 = 10 hari dan H 3 = 15 hari. Prosedur penelitian Prosedur pembuatan snack cumi-cumi (Loligo sp) bumbu asap modifikasi dari (Wibowo, 1996). Prosedur pembuatan snack cumi-cumi asap seperti diagram pada gambar 1. Berikut ini :

14 Gambar 1. Diagram Pengolahan Snack Cumi-Cumi Bumbu Asap: Cumi-cumi segar (7 kg) Penyiangan (pembuangan isi perut, kantong tinta, kepala, kulit, tulang belakang dan sirip), bagian punggung dibelah, pencucian dengan air bersih Perebusan pada suhu 80-90 C selama 3 menit Ditiriskan Pengasapan selama 8 jam pada suhu 70-80 C Perendaman Cumi-Cumi Asap Dalam Air Abu Merang Padi Konsentrasi 0,0%, 0,5%, 1,0% selama 1 jam Dipotong lebar 2 cm Digoreng Pembumbuan II dengan garam 3 gram, 200 gram gula dan air 30 ml, diaduk Digongseng sampai kering Snack cumi-cumi asap Dikemas dengan pelastik poli ethylene Masing-masing sebanyak 100 gram dan Disimpan pada suhu Kamar Secara Vakum Gambar 2. Diagram Pembuatan Air Abu Merang Padi Jerami dibakar Abu merah Direndam 0,5% = 5 gram, 1% = 10 gram dalam 1 liter air selama semalam Disaring Air Abu

15 Pengamatan 1. Nilai Organoleptik (Kartika et al, 1988) 2. Kadar Air (Sudarmadji, 1984) 3. Analisa Kadar Protein Metode Mikro Kjeldahl (Sudarmadji, 1984) 4. Analisis Kadar Lemak (Sudarmadji et al, 1984) 5. Analisis Peroksida (Sudarmadji et al, 1984) 6. Analisa Data HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai rupa Nilai rupa snack cumi-cumi asap disajikan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1.Rata-rata nilai rupa snack cumi-cumi (Loligo sp) asap yang disimpan secara vacum 7.32 7.24 7.20 7.12 7.08 6.84 6.80 6.80 6.72 6.60 6.56 28.00 27.72 27.56 6.93 6.89 Total 21.76 21.20 20.44 19.88 83.28 20.82 Pada Tebel 1. Terlihat rata-rata nilai rupa snack cumi-cumi (Loligo sp) asap berkisar antara 6,56-7,32. Nilai rupa terendah terdapat pada perlakuan dan tertinggi pada. Rata-rata nilai rupa dapat dikategorikan kepada agak kekuningan dan sedikit cemerlang. Nilai bau / Aroma Kelezatan makanan ditentukan juga oleh bau makanan tersebut. Pada umumnya bau yang diterima oleh hidung dan otak lebih banyak merupakan campuran empat bau utama yaitu harum, asam, tengik dan hangus (Winarno, 1997). Rata-rata nilai bau snack cumi-cumi asap tertera pada Tabel 2. Tabel 2.Rata-rata nilai bau snack cumi-cumi (Loligo sp) asap yang disimpan 8.08 7.92 7.88 8.04 7.92 7.80 7.96 7.76 7.68 7.72 7.64 7.56 31.80 31.24 30.92 7.95 7.81 7.73 Total 23.88 23.76 23.40 22.92 93.96 23.49

16 Tabel 2 menunjukkan rata-rata nilai bau berkisar antara 7,56 8,08. Nilai terendah terdapat pada perlakuan dan tertinggi pada perlakuan. Rata-rata nilai bau dapat dikategorikan kepada kurang harum dan tanpa bau mengganggu. Semakin tinggi konsenterasi semakin rendah nilai bau/aroma sanck cumi-cumi asap. Nilai rasa Rasa merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap bahan pangan. Rata-rata nilai snack cumi-cumi asap yang disimpan tertera pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata nilai rasa snack cumi-cumi (Loligo sp) asap yang disimpan 7.58 7.40 7.32 7.28 7.24 7.16 7.12 7.40 7.04 6.60 28.96 28.68 28.08 7.24 7.17 7.02 Total 22.24 21.68 21.16 20.72 85.72 21.43 Rata-rata nilai rasa pada tabel 3. berkisar antara 6,60-7,58. Nilai tertinggi terdapat pada dan terendah pada. Nilai rasa dapat dikategorikan kepada rasa enak dan tanpa rasa mengganggu. Menurut Winarno (1988), kadar garam yang rendah akan menyebabkan rasa ikan menjadi tawar. Snack cumi-cumi asap dalam pengolahannya ditambahkan gula dan garam. Rasa dan bau secara bersama-sama akan memberi flavor pada snack cumi-cumi asap. Semakin tinggi konsentrasi semakin menurun rasa snack cumi-cumi asap.

17 Nilai tekstur Rata-rata nilai tekstur snack cumi-cumi asap yang disimpan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rata-rata nilai tekstur snack cumi-cumi (Loligo sp) asap yang disimpan 6.92 7.04 7.12 6.80 6.88 6.67 6.88 6.92 6.64 6.72 6.80 27.03 27.52 27.84 6.78 6.88 6.96 Total 21.08 20.68 20.47 20.16 82.39 22.60 Tabel 4. memperlihatkan nilai rata-rata snack cumi-cumi asap berkisar antara 6,64-7,12. Nilai terendah perlakuan dan tertinggi pada perlakuan. Rata- rata nilai tekstur dapat dikategorikan kepada padat, agak kompak sedikit lentur dan renyah. Rata-rata nilai tekstur snack cumi-cumi asap yang disimpan meningkat dengan semakin tingginya konsentrasi. Amin, dkk (2007) cumi-cumi asap yang direndam dalam air (khi) sebanyak 30 ml / liter air selama 1 jam menjadi kembang dan selanjutnya dapat diolah. Perlakuan berbeda sangat nyata terhadap rata-rata nilai rupa, tekstur, bau dan tidak ada perbedaan terhadap nilai rasa. Kadar air Kadar air pada suatu bahan pangan merupakan salah satu faktor penting dalam masa simpan bahan pangan. Kadar air snack cumi-cumi asap dapat dilihat pada Tabel 5 Tabel 5. Rata-rata kadar air snack cumi-cumi (Loligo sp) asap yang disimpan 6.91 5.76 4.76 7.65 6.50 4.91 9.61 8.09 6.24 13.15 10.76 9.11 37.32 31.11 25.02 9.33 7.78 6.26 Total 17.43 19.06 23.94 33.02 93.45 23.36 Tabel 5. Memperlihatkan rat-rata kadar air berkisar antara 6,26-9,33. Ratarata kadar air snack cumi-cumi asap cendrung menurun dengan tingginya konsentrasi.

18 Kadar protein Kadar protein cumi-cumi segar 15,3% (Tanikawa dalam Poewardi dan Rosmawati, 1984). Rata-rata kadar protein snack cumi-cumi asap dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Rata-rata kadar protein snack cumi-cumi (Loligo sp) asap yang disimpan 40.43 46.47 54.93 32.54 40.85 45.95 23.43 30.60 33.22 14.90 17.25 27.03 111.30 135.17 161.13 27.83 33.79 40.28 Total 141.83 119.34 87.25 59.18 407.60 101.90 Tabel 6. memperlihatkan rata-rata kadar protein berkisar antara 14,90%- 54,93%. Perubahan kadar protein berhubungan dengan perubahan kadar air. Menurut Moelyanto (1982), bahan makanan yang dikeringkan akan mengalami peningkatan kadar lemak, protein dan karbohidrat sejalan dengan penurunan kadar air. Semakin tinggi kadar semakin tinggi kadar protein. Analisis variansi menunjukan perlakuan konsentrasi berbeda sangat nyata (P < 0,01) tarhadap kadar protein. Kadar lemak Cumi-cumi segar mengandung kadar lemak 10% (Tanikawa dalam Poewardi dan Rosmawati, 1984). Kadar lemak dapat meningkat seiring dengan pengurangan kadar air waktu pengasapan dan penggorengan. Rata-rata kadar lemak snack cumi-cumi asap disimpan tertera pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata kadar lemak snack cumi-cumi (Loligo sp) asap yang disimpan 9.43 13.26 15.81 7.64 11.21 14.26 6.41 10.72 13.28 6.86 9.52 12.12 29.14 44.71 55.47 7.29 11.18 13.87 Total 38.50 33.11 30.41 27.30 129.32 32.33 Tabel 7. Menunjukkan kadar lemak berkisar antara 5,86-15,81. Semakin tinggi kadar semakin tinggi pula kadar lemak.

Abu Merang Padi (Oryza sativa) Untuk Pengolahan snack Cumi-cumi (Loligo sp) Asap Yang Disimpan Secara Vakum 19 Kadar peroksida Kadar peroksida snack cumi-cumi (Loligo sp) asap yang disimpan secara vakum seperti pada Tabel 8. Tabel 8. Rata-rata kadar peroksida snack cumi-cumi (Loligo sp) asap yang disimpan 9.39 4.78 4.87 19.16 14.88 14.89 28.55 19.66 19.67 7.14 4.92 4.94 Total 19.04 48.93 67.97 1 Tabel 8. Memperlihatkan kadar peroksida berkisar antara 0 7,14. Peningkatan ini terjadi karena reaksi antara lemak pada cumi-cumi dengan oksigen sehingga terbentuk peroksida. Semakin tinggi konsentrasi rendah kadar peroksida. Kadar peroksida masih bisa diterima. Menurut Connel dalam Leokman (1993), penolakan bilangan peroksida pada bahan pangan adalah 10 mg/100 gram sampel. Analisis variansi menunjukkan perlakuan konsentrasi berbeda sangat nyata (P < 0,01) terhadap nilai rupa, bau, tekstur, kadar air, kadar protein dan kadar lemak. lebih baik dari dan terhadap nilai rupa dan bau. (1,0%) lebih baik dari (0,5%) dan lebih baik dari (0%) terhadap nilai tekstur, kadar air, kadar protein dan kadar lemak. Konsentrasi kadar tidak berbeda nyata terhadap nilai rasa dan kadar peroksida. KESIMPULAN DAN SARAN Semakin tinggi konsentrasi yang digunakan sebagai perendam semakin rendah nilai rupa dan dan kadar air. Nilai tekstur, kadar protein dan kadar lemak terhadap peningkatan, sedangkan nilai rasa dan peroksida tidak ada perbedaan Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah 1,0%, diikuti 0,5% dengan kadar air rendah, kadar protein dan lemak yang tinggi, walaupun nilai rupa dan bau rendah tetapi masih dalam kategori rupa kekuningan, cemerlang dan bau cumi-cumi dan aroma asap. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan kemasan yang berbeda dan non vakum dan disimpan pada suhu kamar.

Abu Merang Padi (Oryza sativa) Untuk Pengolahan snack Cumi-cumi (Loligo sp) Asap Yang Disimpan Secara Vakum 20 DAFTAR PUSTAKA Amin., W., Tj. Leksono dan Rosyadi. 2007. Pelatihan Penerapan Teknologi Pengolahan Cumi-Cumi Bumbu Asap di Kpaten Rokan Hulu, Laporan Akhir, Mitra Bahari. Astawan, M. 2002. Cincaw Hitam Pelepas Dahaga, http :/www. Sedap- Sekejap.Com/Artikel/2002/Edisi 4/Files/tekno.htm. Kartika B., P. Hastuti dan W. Supartono. 1988. Pedoman Uji Indrawi Bahan Pangan dan Gizi. Universitas Gaja Mada, Yogyakarta, 170 hal. Loekman, S. 1993. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Universitas Indonesia (UI Press), Jakarta, 152 hal. Moelyanto. 1982. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan, Penebar Swadaya, Jakarta, 259 hal. Poerwadi dan P. Rosmawati. 1984. Penelitian Mikrobiologi Cumi-Cumi Selama Penyimpanan Dingin dan Beku. Laporan Penelitian Teknologi Perikanan. 55 : 33-3. Sudarmadji, S., B. Haryono., Suhardi. 1984. Prosedu Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Liberti, Yogyakarta, 138 hal. Wibowo, S. 1996. Industri Pengasapan Ikan. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta, 84 hal. Winarno, F.G. 1997. Pengantar Teknologi Pangan Umum, Gramedia, Jakarta, 251 hal.