;:: :~~~~~~~- /". . /- -:;...~ "' 1: :~~~;~. --~ -._ - ;:~~\~i~ -.::--;:;;-

dokumen-dokumen yang mirip
BISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak

KAJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK CAMPURAN BRAN DAN POLLARD GANDUM DALAM SISTEM MODEL ASAM LINOLEAT -P-KAROTEN SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Padi Organik Dan Bekatul Organik. ditanam dan diolah menurut standar yang telah ditetapkan (IRRI, 2007).

I. PENDAHULUAN. pangan yang disukai anak-anak (Sardjunani, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I PENDAHULUAN. Musaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Di Indonesia, pisang merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Butir-butiran dan limbahnya

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

BAB I PENDAHULUAN. komersial dilakukan secara setahap dengan hasil samping berupa dedak

LOGO VITAMIN DAN MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. di pasar saat ini adalah berbentuk flake. Sereal dalam bentuk flake dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

Karakterisasi Kandungan Zat Gizi Bekatul pada Berbagai Varietas Beras di Surakarta

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

MAKANAN UTUH (WHOLE FOODS) UNTUK KONSUMEN CERDAS. Fransiska Rungkat Zakaria, PhD, Prof. Anggota Badan Perlindungan Konsumen Nasional

BAB I PENDAHULUAN. merupakan golongan antioksidan. Pigmen betalain sangat jarang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. goreng segar, 15% pada daging ayam/ikan berbumbu, 15-20% pada daging

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai macam masalah. Menurut McCarl et al., (2001),

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

BAB I. PENDAHULUAN. harus diberi perhatian khusus karena menentukan kualitas otak bayi kedepan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron

BAB 1 PENDAHULUAN. berlanjut hingga dewasa bila tidak diatasi sedari dini.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Makanan gorengan menjadi hal yang tidak terlepas dari konsumsi masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk Indonesia bermatapencaharian dari hasil alam yang. berupa pertanian maupun perkebunan. (L.

BAB I PENDAHULUAN. Camilan atau snack adalah makanan ringan yang dikonsumsi diantara waktu makan

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. seluas seluas hektar dan perairan kolam seluas hektar (Cahyono,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berasal dari gandum yang ketersediaannya di Indonesia harus diimpor,

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Karenanya labu kuning yang bisa mencapai ukuran besar ini juga membawa beragam manfaat hebat untuk mencegah beragam penyakit, di antaranya:

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

lain-lain) perlu dilakukan (Suryuna, 2003).

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dihambat (Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber. perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu produk pangan kesehatan yang muncul di pasaran adalah

Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan. Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC

BAB I PENDAHULUAN. Tempe merupakan makanan tradisional khas Indonesia, sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, budidaya ikan banyak membutuhkan pakan ikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir yang terbungkus oleh

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

PENGETAHUAN BAHAN PAKAN. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat

I. PENDAHULUAN. mempunyai keunggulan, yaitu kaya karbohidrat. Oleh karena itu, ubi jalar dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riska Rosdiana, 2014 Fortifikasi Tahu Menggunakan Antioksidan Dari Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa Bluggoe)

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I PENDAHULUAN. Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Undang-undang No.18 Tahun 2012 tentang Pangan

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan di perairan tropis diketahui memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kecenderungan pola makan yang serba praktis dan instant seperti makanan cepat

TINJAUAN PUSTAKA. Nangka memiliki nama latin artocarpus heteropyllus sedangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan. berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:HK TENTANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Transkripsi:

;:: :~~~~~~~- /".. /- -:;...~.. --~ -._ - "' 1: :~~~;~. ;:~~\~i~ -.::--;:;;- 'i

BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Senyawa antioksidan adalah senyawa yang dapat mencegah reaksi pembentukan radikal bebas, seperti oksigen reaktif atau memperlambat tingkat oksidasi (Price dan Martin, 2000). Antioksidan merupakan senya,va yang dapat memperlambat oksidasi komponen bahan pangan yang mudah teroksidasi seperti lemak (Tranggono, 1990). Selama ini, pabrik-pabrik makanan telah menggunakan antioksidan, baik alami maupun sintetis, yang telah memenuhi kelayakan pangan (food grade) untuk mencegah penurunan kualitas dari bahan pangan dan mempertahankan nilai gizinya (Shahidi, 1997). Sejauh ini antioksidan yang banyak digunakan adalah antioksidan sintetis (TBHQ, BHT, dan BHA). Penggunaan antioksidan tersebut bila ditambahkan langsung pada bahan pangan memiliki dosis tertentu yaitu tidak lebih 0,02% dari kandungan lemak atau minyak dalam bahan (Tranggono, 1990). Menurut Concon (1988), penggunaan BHA dan BHT sebagai antioksidan memiliki beberapa efek toksik, yaitu kandungan 1% BHT atau BHA dalam makanan menghasilkan penurunan berat badan dan pembengkakan berat hati, otak, dan organ-organ yang lain. Menurut Patrick et al., TBHQ diuji kelayakan pangan pada hewan dan menyebabkan kehilangan pigmen pada kulit dan rambut babi hitamguinea.

2 Beberapa riset akhir-akhir ini telah mengidentifikasikan senyawa-senyawa aktif dan komponen antioksidan dari tumbuhan alami, seperti rosemary, sekam beras, teh hijau, biji wijen, jahe (Shahidi, 1997), buah berri, sayur-sayuran, tanaman herbal, tanaman obat, dan biji gandum (Kahkonen et al., 1999). Dari beberapa jenis antioksidan tersebut, potensi antioksidan dari cereal dua atau tiga kalinya Iebih tinggi dibandingkan buah-buahan, 2,5 hingga 6 kali Iebih tinggi daripada sayuran, dan 0, 75 kali lebih tinggi daripada buah berri (Miller eta!., 2000). Biji gandum utuh mengandung ratusan senyawa fitokimia seperti asam fitat, senyawa fenol, vitamin E, selenium, dan lignan, yang berfungsi sebagai antioksidan. Biji gandum utuh terdiri dari tiga komponen utama yaitu bran (kulit atau sekam sekitar 13%), endosperma (sekitar 85%), dan germ (sekitar 2%). Bran merupakan lapisan kasar terluar dari biji. Bran memiliki 50% hingga 80% mineral dalam biji, meliputi besi, seng, tembaga, dan magnesium, juga cukup banyak serat, vitamin B, sedikit protein, senyawa fitokimia, dan komponen bioaktif lain. Endosperma kaya akan karbohidrat dan protein ( contoh: gluten) dengan sedikit vitamin B, sehingga endosperma memberikan asupan energi cukup besar. Germ merupakan bagian terkecil dari ketiga komponen, namun kaya akan mikro mineral, lemak tak jenuh, vitamin B, antioksidan, dan senyawa fitokimia (Price dan Martin, 2000). Pollard merupakan dedak halus (bekatul) hasil penggilingan biji gandum yang terdiri dari lembaga, kulit ari dan ikutan pati dan menyerupai bran berukuran kecil (Kent-Jones dan Amos, 1967). Kandungan zat nutrisi pollard hampir sama

3 dengan jat,>ung meliputi kandungan protein yang cukup tinggi yaitu 15,1% dan kandungan serat yang tinggi (Pakpahan dan Siagian, 2001 ). TBHQ merupakan antioksidan sintetis yang paling efektif dalam minyak goreng. P-Karoten merupakan antioksidan alami yang banyak digunakan pada mentega dan minyak-minyak tumbuhan (minyak biji kedelai, minyak biji zaitun, minyak jagung, dan minyak kelapa sawit). a-tokoferol merupakan salah satu antioksidan alami yang efektif melindungi minyak sayuran (vegetable oil) dengan jumlah berkisar dari 60-110 mg/1 00 gr min yak sayuran (Eskin dan Przybylski, 2001; Madhavi et al., 1996). Keefektifan ketiga jenis antioksidan di atas dalam sistem minyak menyebabkan dipilihnya antioksidan-antioksidan tersebut sebagai pembanding aktivitas antioksidan ekstrak campuran bran-pollard gandum. 1.2. Rumusan Masalah Gandum memiliki sekitar 30.000 varietas gandum yang tergolong dalam 14 spesies yang ditumbuhkan di seluruh dunia, namun hanya sekitar 1000 varietas yang penting peranannya da1am perdagangan (Pomeranz, 1991). Variasi tanaman gandum yang sangat beragam dikelaskan menurut perbedaan warna, kekerasan biji gandum, dan musim tumbuhnya (Whitesides, 1995). Perbedaan geografis, iklim, dan variasi jenis tanah mempengaruhi kualitas dan komposisi gandum. Penggi1ingan gandum biawanya dilakukan pencampuran dari berbagai jenis dan asal gandum untuk menghasilkan suatu produk yang konsisten dari tahun ke tahun (Atwell, 2001). Oleh

4 karena itu, limbah masing-masing penggilingan gandum memiliki karakteristik kimiawi yang berbeda-beda, terutama jenis dan kadar antioksidan yang berbeda-beda. Biji gandum memiliki sumber yang kaya akan trace mineral seperti besi, seng, mangan, dan selenium yang terkonsentrasi di lapisan luar biji (Slavin et al., 1999). Keragaman varietas gandum menyebabkan dalam satu biji gandum utuh, nutrisi dan senyawa fitokimia tidak seluruhnya terdistribusi secara merata di seluruh bagian. Banyak komponen dari suatu biji gandum utuh yang berfungsi sebagai antioksidan seperti asam fenolik vitamin E, selenium, lignan, dan asam fitat (Onyeneho dan Hettiarachchy, 1992) Asam fenolik, yang diketahui sebagai asam ferulat dan asam p koumarat (p-coumaric acid), ditemukan dalam dinding sel tanaman yang biasanya terikat antara selulosa dengan komponen polisakarida yang lain (Slavin et al., 1999; Hartley dan Keene, 1984). Sehingga untuk mendapatkan senyawa antioksidan yang diinginkan diperlukan suatu solvent tertentu yang bertujuan untuk memutus ikatan antara senyawa antioksidan dengan selulosa atau komponen polisakarida yang lain. Tepung terigu (flour) didapatkan dari endosperma, sedangkan sisa dari kemel (biji gandum) seperti bran, aleuron, pollard, dan germ digunakan untuk pakan temak (Pomeranz, 1991). Sebagian besar senyawa fitokimia dan trace mineral yang terdapat di bagian terluar biji gandum (bran dan pollard) terbuang, sehingga nutrisi tepung yang dihasilkan semakin rendah. Menurut Hatcher dan Krueger (1997), asam ferulat merupakan asam fenolik yang paling banyak terdapat pada biji gandum, dengan

5 semabr' banyaknya proses refining (pemurnian), maka kandungan asam fenolik semakin rendah. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan seberapa besar aktivitas antioksidan dalam ekstrak campuran bran-pollard gandum dari PT. ISM, Tbk Bogasari Flour Mills Surabaya. Pola aktivitas antioksidan akan menunjukkan bagaimana pengaruh penambahan konsentrasi antioksidan tertentu terhadap aktivitas antioksidannya. Perbandingan pola aktivitas antioksidan antara esktrak campuran bran-pollard gandum denganjenis senyawa antioksidan lain yaitu TBHQ,!3-Karoten, dan a-tokoferol menunjukkan perbedaan kecenderungan aktivitas antioksidan satu jenis antioksidan dengan yang lainnya. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui dan menentukan aktivitas antioksidan yang terdapat dalam ekstrak campuran bran-pollard gandum. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui pengaruh konsentrasi antioksidan dari ekstrak campuran branpollard gandum terhadap aktivitas antioksidannya. 2. Mengetahui perbedaan pola aktivitas antioksidan dari ekstrak campuran branpollard gandum dengan TBHQ, cx-tokoferol, dan p-karoten.

6 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian awal untuk mengetahui dan mencan aplikasi penggunaan senyawa amioksidan yang terdapat pada produk s1sa dari penggilingan gandum (bran dan pollard) PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Bogasari Fiour Mills Surabaya sehingga bran dan pollard gandum tersebut dapat digunakan secara optimal Dengan mengetahui seberapa besar aktivitas senyawasenyavia antioksidan tersebut dapat bekerja dalam suatu sistem model linoleat-f3- karoten, maka diharapkan senyawa antioksidan alami tersebut dapat digunakan sebagaimana peran antioksidan sintetis (TBHQ) dan antioksidan a! ami (a-tokoferol dan p-karoten) dalam produk-produk olahan pangan.