IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

dokumen-dokumen yang mirip
OPTlMALlSASl POLA USAHATANI TANAMAN PANGAN PADA MHAN SAWAH DAN TERNAK DOMBA Dl KECAMATAN SUKAHAJI, MAJALENGKA. Oleh : ALLA ASMARA

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO

BAB IV METODE PENELITIAN. ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi

IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

II. KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

IV METODE PENELITIAN

Pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang punggung. perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa sektor pertanian

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah petani yang disamping mengerjakan

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 kiranya dapat

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

METODE PENELITIAN. Gambar 6 Lokasi penelitian

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

Oleh: 1 Irma Fitriani Kusmayadi, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Zulfikar Noormasyah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

III. METODE PENELITIAN. mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. untuk memperoleh data dan melaksanakan analisis yang terkait dengan tujuan

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

IV. METODE PENELITIAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

BAB IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

VII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

ANALISIS COST-BENEFIT

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

V. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI TANAMAN PANGAN. Pada bagian ini akan disajikan secara singkat deskripsi statistik kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

IV. METODOLOGI 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sukahaji merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka. Disamping itu, pertimbangan lain adalah berhubungan dengan sistem usahatani ymg dikembangkan oleh petani di daerah tersebut dimana telah diusahakannya berbagai cabang usahatani yang terdiri atas berbagai jenis tanaman dengan pola tanam tertentu dan usaha peternakan. 4.2. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah petani yang mengusahakan berbagai jenis tanaman dengan pola tanam tertentu dan mengusahakan ternak sebagai salah satu cabang usahataninya. Untuk kepentingan penelitian ini cabang usahaternak yang diusahakan oleh petani hanya dibatasi pada usahaternak domba. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa ternak domba merupakan jenis ternak yang relatif dominan dibudidayakan oleh petani dibandingkan jenis ternak lain. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Penentuan desa-desa penelitian yang dapat mewakililmenggambarkan sistem usahatani tanaman dan ternak domba di Kecamatan Sukahaji, Kabupatan Majalengka. Wilayah yang terpilih meliputi tiga desa yaitu Desa Ciomas, Desa Pasirayu, dan Desa Cikalong.

2. Penentuan responden dari setiap desa terpilih dengan menggunakan metoda simple random sampling. Responden yang dipilih adalah petani yang berstatus sebagai pengelola usahatani tanaman dan mengusahakan ternak domba sebagai salah satu cabang usahatani yang dijalankannya. 4.3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalarn penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner terhadap petani di lokasi penelitian. Adapun untuk data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Majalengka, Dinas Peternakan Kabupaten Majalengka, Kantor Kecamatan Sukahaji, dan Biro Pusat Statistika. Data yang dikurnpulkan meliputi : (1) koefisien masukan-keluaran dari aktivitas produksi tanaman dan ternak, (2) data tingkat harga input dan output, (3) biaya produksi dari setiap cabang usahatani, (4) data penguasaan surnberdaya, dan (5) data lain yang dianggap relevan dengan penelitian yang dilakukan. 4.4. Analisis Data Analisis yang dilakukan merujuk pada kerangka teoritis serta tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini. Dengan demikian analisis data yang dilakukan meliputi analisis deskriptif, pendekatan program linier dan analisis kelayakan. Analisis deskriptif dilakukan guna memberikan deskripsi mengenai karakteristik responden beserta karakteristik usahatani tanarnan dan usahaternak domba. Analisis program linier ditujukan untuk mendapatkan pola kombinasi cabang usaha dan

alokasi sumberdaya secara optimal. Adapun analisis kelayakan digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan dari pola optimal yang dicapai pada tingkat wilayah. 4.4.1. Analisis Program Linier Program linier pada hakekatnya merupakan suatu teknik perencanaan yang menggunakan model matematika dengan tujuan menemukan beberapa alternatif pemecahan masalah (Nasendi dan Anwar, 1985). Dalam penelitian ini penekanannya adalah pada penentuan pola usahatani optimal dan alokasi sumberdaya optimal. Dalam operasionalnya adalah memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan yang memenuhi persyaratan yang dikehendaki oleh syarat-ikatan (kendala) dalam bentuk ketidaksamaan linier. Dalam penelitian ini model program linier yang dikembangkan adalah pada tingkat petani (usahatani) dan tingkat wilayah. Hal ini dimaksud untuk mengetahui kondisi optimal yang sebaiknya dijalankan oleh petani pada tingkat sumberdaya yang dikuasainya termasuk juga jumlah optimal pemeliharaan ternak domba. Sementara itu, untuk tingkat wilayah adalah sebagai suatu landasan dalam penyusunan perencanaan pola tanam di wilayah penelitian termasuk penyediaan sarana produksi. Pada tingkat petani, model program linier yang dikembangkan dibedakan berdasarkan karakteristik lahan yang dikuasai oleh petani. Karakteristik lahan yang dimaksud adalah kemampuan lahan untuk diusahakan (intensitas tanam), yaitu: (1) lahan sawah lx tanamltahun, (2) lahan sawah 2x tanamltahun, dan (3) lahan sawah 3x tanamltahun. Untuk tingkat wilayah model program linier yang dikembangkan merupakan ke~duruhan usahatani yang dijalankan oleh petani pada berbagai tipe lahan. Pads

tingkat wilayah juga akan dilakukan analisis skenario. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berbagai kemungkinan pola optimal yang dapat dicapai pada berbagai skenario tersebut. Skenario yang dikembangkan pada tingkat wilayah ini meliputi: 1. Analisis pola optimal berdasarkan asumsi tersedianya surnberdaya input faktor bibit tanam dan pupuk anorganik di wilayah tersebut. 2. Analisis pola optimal berdasarkan asumsi tersedianya input faktor dan kredit usahatani di wilayah tersebut. Matrik dasar program linier untuk tingkat petani disajikan pada Tabel 1 dan untuk tingkat wilayah disajikan pada Tabel 2. Tabel 1. Struktur Matrik Program Linier pada Tingkat Petani AKTIVITAS Pola Usaha Sewa Pinjaman TIPE SATUAN Tanam Ternak TK Kredit Fungsi Tujuan Ca Cb -Cc -Cd Kendala : Lahan (1) I Ha Tenaga Kerja Keluarga (a) (a) (-1) I HOK Hij auan (a) - < Kg Bibit Tanaman (a) I Kg Pupuk Anorganik (a) - 5 Kg Modal Sendiri (a) (a) (-1) I RP Kredit (1) I RP Tabel 2. Struktur Matrik Program Linier pada Tingkat Wilayah AKTIVITAS Pola Usaha Sewa Pinjaman TIPE SATUAN Tanam Ternak TK Kredit Fungsi Tujuan Ca Cb -Cc -Cd Kendala : Lahan lx TanamITahun (1) I Ha Lahan 2x TanamITahun (1) I Ha Lahan 3x TanamITahun (1) - c Ha TK Sektor Pertanian (a) (a) (-1) I HOK Kapasitas Tampung (1) I UT Bibit Tanaman (a) I Kg Pupuk Anorganik (a) < Kg Modal Petani (a) (a) (-1) I RP Kredit (1) I RP

1. Konsep dan Pengukuran Variabel Penelitian Tingkat Usahatani Fungsi tujuan dalam model analisis ini adalah memaksimumkan tingkat pendapatan rumah tangga petani dari usahatani yang dijalankannya. Pendapatan usahatani tersebut tidak lain merupakan penjumlahan dari pendapatan bersih masing- masing produksi aktivitas cabang usahatani yang dijalankan. Pendapatan untuk aktivitas pola tanarn diukur dalam satuan Rp/Ha/tahun dan untuk aktivitas memelihara ternak domba dalam satuan Rp/Unit Ternakftahun. Koefisien fungsi tujuan untuk aktivitas pola tanam dan memelihara ternak adalah pendapatan bersih sebelum dikurangi biaya tenaga kerja dan biaya bunga. Sementara itu, untuk aktivitas menyewa tenaga kerja adalah tingkat upah yang berlaku di daerah penelitian yaitu sebesar Rp 8 0001HOK dan untuk aktivitas meminjam kredit adalah tingkat bunga yang besarnya adalah 0.9 persenlbulan. Perhitungan pendapatan bersih dilakukan dengan cara mengurangkan tingkat penerimaan dengan biaya produksi. Penerimaaan usahatani meliputi penerimaan tunai maupun tidak tunai (natura). Penerimaan tunai diperoleh apabila hasil produksi dijual, sedangkan penerimaan tidak tunai berasal dari jumlah produksi yang dikonsumsi atau digunakan seabagi input untuk periode produksi berikutnya. Adapun biaya produksi adalah seluruh pengeluaran yang dilakukan dalam menjalankan usahatani, baik tunai maupun tidak tunai. Aktivitas yang dipertimbangkan dalam model program linier tingkat petani meliputi:

a. Aktivitas Pola Tanam Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pola tanam adalah suatu urutan penanaman satu atau lebih jenis tanaman pada setiap musim tanam untuk satu luasan lahan tertentu selama satu tahun. Produksi tanaman yang diusahakan oleh petani adalah tanaman semusim yang terdiri atas tanaman padi, sayuran dan palawija. Satuan aktivitas diukur dalam hektar (Ha). b. Aktivitas Memelihara Ternak Dalam penelitian ini, jenis ternak yang diusahakan dibatasi pada ternak ruminansia domba. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa di wilayah tersebut ternak domba relatif dominan dibandingkan jenis ternak lainnya. Aktivitas ini diukur dalam Ekor. c. Aktivitas Menyewa Tenaga Kerja Aktivitas ini dilakukan oleh petani pada saat tertentu dimana volume pekerjaan cukup banyak dan tidak dapat dilakukan oleh tenaga kerja keluarga saja. Aktivitas ini diukur dalam satuan Hari Orang Kerja (HOK). d. Aktivitas Meminjam Kredit Ketersediaan kredit usahatani merupakan salah satu sumber pembiayaan b agi petani dalam menjalankan usahataninya. Ketersediaan kredit ini adalah untuk setiap musim tanam dan besanya tergantung kepada luasan lahan yang digarap oleh petani. Aktivitas ini diukur dalam satuan persen.

Kendala yang dipertimbangkan dalam model analisis tingkat petani meliputi: a. Kendala Lahan Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan lahan pertanian adalah lahan yang dikuasai oleh petani dan diusahakan secara produktif untuk usahatani tanaman dan tidak tennasuk lahan yang digunakan untuk kandang ternak yang umumnya merupakan lahan pekarangan. Lahan yang dikuasai oleh petani dalam menjalankan usahanya terdiri atas lahan milik sendiri dan lahan yang disewa. Kendala lahan ini diukur berdasarkan rata-rata penguasaan lahan dalam satuan hektar. b. Kendala Tenaga Kerja Keluarga Jumlah tenaga kerja yang tersedia dalam rumah tangga petani tergantung pada jumlah jiwa, jenis kelamin, dan struktur umum. Dalam penelitian ini yang dimaksud tenaga kerja adalah tenaga kerja produktif, yaitu tenaga kerja yang berumur di atas 15 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Tenaga kerja produktif perempuan dihitung setara 0.8 hari kerja tenaga kerja produktif laki-laki. Kendala tenaga kerja keluarga dihitung berdasarkan rata-rata ketersediaan tenaga kerja per bulan. c. Kendala Hijauan Hijauan yang diberikan oleh petani berasal dari hasil mencari hijauan di areal pertanian. Kendala ini diukur berdasarkan rata-rata jumlah hijauan yang diberikan oleh petani untuk ternaknya. Kendala ini diukur dalam satuan kilogramltahun d. Kendala Bibit Tanaman Kendala bibit tanaman diukur berdasarkan rata-rata kemampuan petani dalam menyediakan bibit tanaman per musim tanam. Kendala ini diukur dalam satuan yang digunakan oleh petani di lokasi penelitian.

e. Kendala Pupuk Anorganik Pengukuran kendala ini berdasarkan rata-rata kemampuan petani dalam menyediakan pupuk anorganik untuk setiap musim tanam. f. Kendala Modal Sendiri Modal usahatani dapat bersumber dari modal sendiri dan modal pinjaman. Ketersediaan modal sendiri didekati dengan cara menghitung rata-rata tingkat pendapatan rumah tangga per tahun. Modal ini diukur dalam satuan rupiah. g. Kendala Kredit Usahatani Kredit ini merupakan sumber pembiayaan yang disediakan oleh pemerintah untuk membantu petani. Kendala ini diukur berdasarkarkan rata-rata jumlah kredit yang diperoleh petani untuk setiap musim tanam. Kendala ini diukur dalam satuan rupiah. 2. Konsep dan Pengukuran Variabel Penelitian Tingkat Wilayah Fungsi tujuan pada tingkat wilayah adalah untuk memaksimumkan pendapatan sektor pertanian. Untuk koefisien fungsi tujuannya diukur berdasarkan pendapatan bersih dari setiap aktivitas produksi pola tanam dan usahaternak domba yang dipertimbangkan dalam analisis tingkat wilayah. Sementara itu, untuk aktivitas menyewa tenaga kerja maka koefisien fungsi tujuannya adalah tingkat upah dan untuk aktivitas meminjam kredit adalah persentase bunga. Untuk tingkat wilayah aktivitas yang dipertimbangkan dalam model sama dengan aktivitas pada tingkat usahatani yaitu meliputi aktivitas pola tanam, memelihara ternak domba, menyewa tenaga kerja dan meminjam kredit. Namun

demikian untuk aktivitas pola tanam pada tingkat wilayah adalah aktivitas pola tanam pada berbagai tipe lahan. Dengan demikian aktivitas pola tanam dalam tingkat wilayah merupakan gabungan dari seluruh aktivitas produksi pola tanam pada tingkat petani. Kendala yang dipertimbangkan dalam model analisis tingkat wilayah meliputi: a. Kendala Lahan Jenis lahan yang diusahakan di wilayah Kecamatan Sukahaji untuk produksi tanaman dibedakan berdasarkan intensitas tanam yang dapat dilakukan pada lahan tersebut. Kendala lahan ditentukan berdasarkan ketersedian lahan bagi usahatani di wilayah Kecamatan Sukahaji. b. Kendala Tenaga Kerja Sektor Pertanian Kendala tenaga kerja diukur berdasarkan tenaga kerja dalam wilayah penelitian yang mampu mengelola lahan pertanian. Tenaga tersebut meliputi petani pemilik-penggarap, petani penggarap dan buruh tani. c. Kendala Bibit Tanaman Kendala ini diukur berdasarkan rataan jumlah bibit tanaman yang digunakan oleh petani per hektar lahan dikali dengan luas tanam untuk setiap jenis tanaman pada setiap musim tanam. Kendala ini diukur dalam satuan kilogram. d. Kendala Pupuk Anorganik Kendala ini diukur berdasarakan rataan tingkat penggunaan pupuk perbankan hektar pada setiap musim dikalikan dengan luas tanam, diukur dalam satuan kilogram.

e. Kendala Kapasitas Tampung Ternak Kendala ini diukur berdasarkan daya tampung wilayah Kecamatan Sukahaji untuk ternak domba. Kendala ini diukur dalam satuan unit ternak. f. Kendala Modal Petani. Kendala modal ditentukan oleh ketersediaan modal pada setiap musim tanam. Kendala modal ini didekati dengan cara menghitung rata-rata jumlah modal yang dikeluarkan oleh petani dikalikan dengan jumlah rumah tangga petani. Jumlah rumah tangga petani yang diperhitungkan adalah jumlah rumah tangga petani total dikurangi dengan jumlah rumah tangga petani penggarap dan buruh tani. g. Kendala Kredit Usahatani Kendala ini diukur berdasarkan rata-rata jumlah kredit yang diperoleh petani per hektar lahan yang diusahakan dikali dengan total luas lahan. Kendala ini diukur untuk setiap musim tanam. 4.4.2. Analisis Kelayakan Analisis kelayakan usaha yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan kepada kelayakan finansial. Hal ini didasarakan atas pertimbangan analisis finansial meninjau kelayakan suatu proyek atau aktivitas dari sudut peserta secara individual. Pembatasan ini berkaitan dengan fokus studi yang lebih menekankan pada peserta proyek secara individu bukan masyarakat secara keseluruhan. Kriteria kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Net Present Value (NPY) NPV dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Jika NPV > 0, maka proyek layak

dilaksanakan. Jika NPV < 0, maka proyek tidak layak dilaksanakan dan jika NPV = 0, maka proyek akan mendapat modalnya kembali setelah memperhitungkan discount rate yang berlaku. Rumus NPV secara ringkas adalah: dimana: Bt = nilai manfaat pada tahun ke-t Ct = nilai biaya pada tahun ke-t i = discount rate t = urnur ekonomis proyek 2. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah nilai discount rate yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol. IRR merupakan suatu tingkat pengembalian dalam suatu proyek yang nilainya dinyatakan dalam persen per tahun. Jika IRR 2 discount rate, maka proyek layak untuk dilaksanakan dan jika IRR < discount rate, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus mencari IRR secara ringkas adalah: IRR = il + Np v1 (i2- il) NPVi - NPV2 dimana: NPVl = NVP yang bernilai positif NPV2 = NPV yang bernilai negatif i 1 i2 = discount rate yang digunkan pada NPV yang bernilai positif = discount rate yang digunkan pada NPV yang bernilai negatif

3. Bene$t-Cost Ratio (B/C Ratio) B/C Ratio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net B/C. Jika Net B/C 2 1 maka proyek layak dilaksanakan dan jika Net B/C < 1, maka proyek tidak layak dilaksanakan. Rumus Net B/C adalab : f Bt-ct... (untuk Bt-Ct >0) t=o (l+i)' Net BIC=