PENGARUH GARAM Al(NO 3 ) 3 TERHADAP EKSTRAKSI ITRIUM DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG

dokumen-dokumen yang mirip
DOBEL SOLVEN UNTUK EKTRAKSI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG

EKSTRAKSI Th, La, Ce DAN Nd DARI KONSENTRAT Th LOGAM TANAH JARANG HASIL OLAH PASIR MONASIT MEMAKAI TBP

EKSTRAKSI BERTINGKAT PEMISAHAN Th DAN Nd DARI KONSENTRAT Th-LTJ OKSALAT HASIL OLAH PASIR MONASIT MENGGUNAKAN TBP

EKSTRAKSI UNTUK MEMISAHKAN UNSUR-UNSUR DALAM KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG DARI P ASIR SENOTIM

PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PENINGKATAN Ce DALAM KONSENTRAT CERI HIDROKSIDA MEMAKAI TBP

RE-EKSTRAKSI CERIUM (Ce) DARI TRIBUTIL FOSFAT LOGAM TANAH JARANG NITRAT DENGAN LARUTAN REDUKTAN

PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PENINGKATAN Ce DALAM KONSENTRAT CERI HIDROKSIDA MEMAKAI TBP

PEMILIHAN SOLVEN UNTUK EKSTRAKSI KONSENTRAT La HASIL OLAH PASIR MONASIT

EKSTRAKSI Y, Dy, Gd DARI KONSENTRAT ITRIUM DENGAN SOLVEN TBP DAN D2EHPA. EXTRACTION OF Y, Dy, Gd FROM YTTRIUM CONCENTRATE BY TBP AND D2EHPA SOLVENTS

PEMISAHAN Y, Dy, Gd HASIL EKSTRAKSI DARI KONSENTRAT ITRIUM MENGGUNAKAN KOLOM PENUKAR ION

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

EKSTRAKSI TORIUM DARI KONSENTRAT TH,LTJ (HIDROKSIDA) MENGGUNAKAN SOLVEN BIS-2- ETIL HEKSIL FOSFAT

PENGARUH ph DAN TEGANGAN PADA PEMBUATAN SERBUK ITRIUM DARI KONSENTRAT ITRIUM HASIL PROSES PASIR SENOTIM DENGAN ELEKTROLISIS

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI PASIR SENOTIM DAN ANALISIS PRODUK DENGAN SPEKTROMETER PENDAR SINAR-X

PEMBUATAN ZIRKONIL NITRAT DARI ZIRKON OKSIKLORID UNTUK UMPAN EKSTRAKSI ZR-HF DENGAN MIXER-SETTLER (MS)

PEMISAHAN LTJ (Y, La, Ce, Nd) DARI HASIL OLAH PASIR XENOTIM DENGAN CARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR MEMAKAI ORGANOFOSFOR

PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

KINETIKA PELARUTAN ITRIUM HIDROKSIDA DALAM HCl

EKSTRAKSI KONSENTRAT NEODIMIUM MEMAKAI ASAM DI- 2 - ETIL HEKSIL FOSFAT

PENGARUH PERSENTASE SURFAKTAN DAN TOPO - KEROSEN PADA EKSTRAKSI MEMBRAN EMULSI TERHADAP KONSENTRAT Ce (IV)

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 2, November 2012:

EKSTRAKSI KONSENTRAT NEODIMIUM MEMAKAI TRI OKTIL AMIN THE EXTRACTION OF NEODYMIUM CONCENTRATES USING TRI OCTYL AMINE

PEMISAHAN Ce DAN Nd MENGGUNAKAN RESIN DOWEX 50W-X8 MELALUI PROSES PERTUKARAN ION

PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI UMPAN HASIL DIJESTI PASIR SENOTIM DENGAN CARA PENGENDAPAN DAN KALSINASI

Pemisahan Th dan Ce dari konsentrat serium nitrat hasil olah monasit dengan cara ekstraksi bertingkat. MV Purwani 1, Prayitno 1

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

PEMURNIAN TORIUM DENGAN CARA EKSTRAKSI MEMAKAI TRIBUTIL FOSFAT

I.1 Deskripsi Topik Penelitian dan Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE), atau rare

DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT

PENGARUH HNO 3 DAN KBrO 3 PADA PEMBUATAN KONSENTRAT Ce, La DAN Nd DARI PASIR MONASIT

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

KEMURNIAN DAN NILAI FAKTOR PEMISAHAN TRANSPOR UNSUR La TERHADAP UNSUR Nd, Gd, Lu DENGAN TEKNIK MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. BAHAN YANG DIGUNAKAN Aquades Indikator PP NaOH 0,1 N Asam asetat pekat Trikloroetan (TCE)

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat

Uji Kinerja Ekstraktan Cyanex 272 dalam Me-recovery Logam Nikel dari Limbah Ni-Cd dengan Metode Ekstraksi Cair-Cair

PEMUNGUTAN LANTANUM DARI MINERAL MONASIT BANGKA DENGAN TEKNIK MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG BERTINGKAT

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

PEMULIHAN (RECOVERY) DAN PEMISAHAN SELEKTIF LOGAM BERAT (Zn, Cu dan Ni) DENGAN PENGEMBAN SINERGI MENGGUNAKAN TEKNIK SLM

KINETIKA REAKSI PEMISAHAN Zr Hf PADA EKSTRAKSI CAIR CAIR DALAM MEDIA ASAM NITRAT

FRAKSINASI DAN PENINGKATAN KADAR La SECARA PENGENDAPAN

Eksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011:

a. Pengertian leaching

BAB V EKSTRAKSI CAIR-CAIR

PENGARUH PERBANDINGAN VOLUME FASA AIRDENGAN FASA ORGANIK DAN KONSENTRASI AgDALAMFASA AIR PADA EKSTRAKSI PERAKDARI LIMBAH FOTO ROENTGEN

PENENTUAN KANDUNGAN PENGOTOR DALAM SERBUK UO2 HASIL KONVERSI YELLOW CAKE PETRO KIMIA GRESIK DENGAN AAS

PENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA

3 Metodologi Penelitian

Before UTS. Kode Mata Kuliah :

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI, EFISIENSI EKSTRAKSI DAN FAKTOR PEMISAHAN PADA EKSTRAKSI GADOLINIUM DAN SAMARIUM DENGAN LIGAN DIBUTILDITIOFOSFAT

Jurnal Kimia Indonesia

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr

EKSTRAKSI DAN STRIPPING TORIUM DARI RAFINAT HASIL EKSTRAKSI URANIUM MONASIT BANGKA

ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER

Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH

MEMPELAJARI PENGARUH LOGAM TANAH JARANG SERIUM (Ce) dan. LANTANUM (La) PADA ANALISIS TORIUM DENGAN METODA PENDAR SINAR-

PEMUNGUT AN KEMBALI CE DARI Ce - TBP MEMAKAI ASAM SULFA T

Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air:

NASKAH PUBLIKASI EKSTRAKSI DAN STRIPPING THORIUM DARI RAFINAT HASIL EKSTRAKSI URANIUM MONASIT BANGKA

3 Metodologi Penelitian

MENENTUKAN KONSTANTE KECEPATAN REAKSI PADA EKSTRAKSI ZIRKONIUM-HAFNIUM DENGAN METODA MEMBRAN EMULSI

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN DISPROSIUM (Dy) OKSIDA DARI KONSENTRAT ITRIUM HASIL OLAH PASIR SENOTIM DENGAN METODE EKSTRAKSI TUGAS AKHIR SKRIPSI

PEMISAHAN U DARI Th PADA MONASIT DENGAN METODE EKSTRAKSI PELARUT ALAMINE

EKSTRAKSI STRIPPING URANIUM MOLIBDENUM DARI GAGALAN PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

Prarancangan Pabrik Lanthanum Oxide dari Tin Sand Kapasitas ton/tahun

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR

PROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH

Ekstraksi Pemisahan Neodimium dari Samarium, Itrium dan Praseodimium Memakai Tri Butil Fosfat

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 1, Mei 2012: 41-54

PEMURNIAN ITRIUM (Y) DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG SENOTIM DENGAN METODE SOLVENT IMPREGNATED RESINS (SIR) TUGAS AKHIR SKRIPSI

(~ Prosiding Perlemuan dan Presentasi //miah

PEMISAHAN UNSUR TANAH JARANG DARI SENOTIM DENGAN METODE PENGENDAPAN MELALUI DESTRUKSI MENGGUNAKAN AKUA REGIA

Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Penelitian

KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN

Eksplorium ISSN Volume XXXII No. 155, Mei 2011 : 47-52

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

EKSTRAKSI Zr DAN Hf MENGGUNAKAN CAMPURAN EKTRAKTAN TBP DAN CYANEX 921. EXTRACTION OF Zr AND Hf BY SOLVENT MIXTURE OF TBP AND CYANEX- 921

PENGENDAPAN TORIUM DARI HASIL OLAH PASIR MONASIT

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

PENGARUH GARAM AI(N03)3 TERHADAP EKSTRAKSI ITRIUM DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

PENGARUH PENGADUKAN STRIPPING DARI SISTEM ZIRKON OKSm KLORID DAN KEASAMAN PADA EKSTRAKSI -STRIPPING ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

RECOVERY PERAK DARI LIMBAH FOTOGRAFI MELALUI MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG DENGAN SENYAWA PEMBAWA ASAM DI-2-ETIL HEKSILFOSFAT (D2EHPA)

Ekstraksi Samarium(III) dan Serium(III) Melalui Pembentukkan Kompleks Menggunakan Ligan Etilendiamintetrametilenfosfonat

MEKANISME TRANSPOR LANTANUM MELALUI MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG (SLM) DENGAN PENGEMBAN CAMPURAN D2EHPA (ASAM DI-(2- ETILHEKSIL) FOSFAT) DAN TBP

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN

PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG SECARA BASA PEMURNIAN URANIUM HIDROKSIDA OAR I L T J

PENENTUAN DIFUSIFITAS AKSIAL ZIRKONIUM PADA PROSES PERTUKARAN ION DENGAN RESIN DOWEX 50W-X8

DIJESTI TORIUM PIROFOSFAT MENJADI TORIUM HIDROKSIDA

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

PENGAMBILAN ASAM PHOSPHAT DALAM LIMBAH SINTETIS SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR DENGAN SOLVENT CAMPURAN IPA DAN n-heksan

B T A CH C H R EAC EA T C OR

Transkripsi:

A.N. Bintarti, dkk. ISSN 0216-3128 213 PENGARUH GARAM Al(NO 3 ) 3 TERHADAP EKSTRAKSI ITRIUM DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG AN. Bintarti, Bambang EHB Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK PENGARUH GARAM Al(NO 3) 3 TERHADAP EKSTRAKSI ITRIUM DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG. Telah dilakukan proses ekstraksi terhadap konsentrat itrium dari pasir senotim yang mengandung unsur-unsur itrium (Y), gadolinium (Gd) dan dysporsium (Dy) yang dilarutkan dalam asam nitrat. Dilakukan penelitian ekstraksi secara catu dari 10 ml umpan dicampur dengan 10 ml solven dan pemakaian tri butil fosfat (TBP) sebagai solven divariasi dari 10 100% volum, keasaman umpan dari 2 6 M, kecepatan pengadukan dari 100 600 rpm, pemakaian Al(NO 3) 3 dalam umpan dari 0,25 1,5 gr/ml dan waktu pengadukan dari 5 30 menit. Kondisi ekstraksi relatif baik pada pemakaian TBP 70% volume, keasaman umpan 3 M, kecepatan pengadukan 100 rpm, pemakaian Al(NO 3) 3 dalam umpan 1,25 gr/ml dan waktu pengadukan 20 menit dengan hasil pemisahan yang dinyatakan sebagai koefisiensi distribusi (Kd) itrium 0,7681 dengan faktor pisah (α) Y-Gd = 2,10 dan Y-Dy = 0,5121. ABSTRACT INFLUENCE OF Al(NO 3) 3 SALT ON THE EXTRACTION OF YTTRIUM FROM RARE EARTH CONCENTRATE. An extraction process of yttrium concentrate from xenotime sand which contain elements yttrium (Y), gadolinium (Gd), and dysporsium (Dy) which were dissolved into nitric acid. The experiment was done batch usely by mixing 10 ml of the feed with 10 ml solvent and the use of using tributhyl phosphate (TBP) as solvent was varied from 10 100 % volume, acidity of the feed from 2 6 M, the velocity of stirring from 100 600 rpm, using Al(NO 3) 3 in the feed from 0.25 1.5 gr/ml and the time of stirring from 5 30 minutes. The good relative extraction condition was gained at using TBP 70% volume, the acidity of the feed 1.25 gr/cc and the time of stirring at 20 minutes with the separation results as coefficient distribution of Y = 0.7681 with separation factor (α) Y-Gd = 2,10 and Y-Dy = 0,5121. PENDAHULUAN Itrium (Y) merupakan salah satu unsur logam tanah jarang yang terdapat dalam campuran sesama unsur-unsur logam tanah jarang, baik dipasir monasit maupun senotim, yang merupakan hasil samping pengolahan tambang timah di P Bangka dan P Belitung. (2, 3) Di dalam pasir monasit itrium ada sekitar 1,34% dan dalam senotim sekitar 19,7% bersama unsur logam tanah jarang yang lain terikat sebagai senyawa komplek fosfat dan biasa ditulis sebagai ( Y, La, Ce, Nd, Th ) PO 4 sedangkan pengotor-pengotornya yaitu seperti Fe, Al Ca, Mg, Si, Ti dan Zr juga terikut sebagai komplek fosfat. (2,3) Itrium berguna diberbagai bidang industri seperti Y 2 O 3 untuk tabung TV warna, untuk produksi Itrium Iron Garnet (Y 3 Fe 5 O 12 ) untuk gelombang mikro, Y dengan logam lain dapat digunakan untuk pembuatan logam paduan yang sangat kuat, juga dipakai sebagai bahan keramik dan formula gelas yang mempunyai titik leleh tinggi serta memberikan tahanan kejut dan karakteristik pemuaian yang rendah. NdYAl garnet adalah laser dengan 4 tingkat yang memakai medium aktif Y 3 AlO 15. (2) Salah satu cara untuk memisahkan unsur yang diinginkan dari campurannya adalah adalah melalui proses ekstraksi yang merupakan proses dengan dasar perbedaan daya larut unsur yang diinginkan (solut) diantara 2 fasa yang tidak saling larut yaitu fasa fasa air atau umpan dan fasa organik. Solut akan masuk dari fasa air ke dalam fasa organik, dan banyak faktor yang mempengaruhi perpindahan itu yaitu jumlah pemakaian solven, konsentrasi umpan, keasaman umpan, pemakaian penggaram berupa garam nitrat, waktu dan kecepatan pengadukan selama proses ekstraksi. (3) Untuk menandai besarnya proses pemisahan melalui ekstraksi dinyatakan dengan koefisien distribusi (Kd) yaitu perbandingan antara konsentrasi solut dalam fasa organik terhadap

214 ISSN 0216-3128 A.N. Bintarti, dkk. konsentrasi solut yang masih tinggal dalam fasa air. Makin besar harga Kd berarti makin besar pula solut yang dapat diambil melalui proses ekstraksi dan untuk menyatakan seberapa jauh solut terpisah dari unsur-unsur lain yang terikut yaitu melalui faktor pisah (α) yang merupakan perbandingan Kd solut terhadap Kd suatu unsur lain yang terikut. Besarnya solut yang dapat terekstrak dapat juga dinyatakan dengan % recovery atau efisiensi yaitu perbandingan solut yang terambil terhadap banyaknya solut dalam mula-mula dinyatakan dalam %. Dalam penelitian ini dicoba variabelvariabel berpengaruh seperti pemakaian solven, keasaman dan konsentrasi umpan, jumlah garam Al(NO 3 ) 3 sebagai lanjutan penelitian sebelumnya yaitu pengaruh beberapa macam garam nitrat di dalam umpan yang terbukti bisa meningkatkan hasil ekstraksi, begitu juga akan dicoba pengaruh waktu dan kecepatan selama proses. Pada proses ekstraksi memakai pelarut tributil fosfat (TBP) dalam media asam nitrat, maka apabila M +3 adalah suatu ion logam tanah jarang, maka persamaan ekstraksinya kemungkinan adalah sebagai berikut : M 3+ + 3HNO 3 + 3TBP M (NO 3) 3 3TBP + 3H + (1) [ M (NO ) 3TBP] Kd = 3 3 (2) [ M 3 + ] Faktor pisah ( α ) = (3) Kd Solut Kd unsur lain 1. Variasi pemakaian TBP dalam pengencer kerosin. Larutan umpan 10 ml dikontakkan dengan 10 ml solven TBP diaduk dengan kecepatan 200 rpm, waktu pengadukan 10 menit. Sesudah itu didiamkan sebentar, hinga diperkirakan telah mencapai keadaan setimbang. Selanjutnya fasa air dipisahkan dari fasa organiknya, kemudian umpan dan fasa air ini dianalisis. 2. Pekerjaan No1. diulangi dengan variasi keasaman umpan dari 2 6 M, dengan % TBP dipakai kondisi terbaik dari pekerjaan No1. 3. Pekerjaan No 2. diulangi dengan variasi kecepatan pengadukan dari 100 600 rpm, dengan % TBP dan keasaman umpan dipakai kondisi terbaik dari pekerjaan No1 dan No. 2. 4. Pekerjaan No 3. diulangi dengan variasi pemakaian Al(NO 3 ) 3 di dalam umpan dari 0,25 1,50 gr/ml, dengan % TBP, keasaman umpan dan kecepatan pengadukan dipakai kondisi terbaik dari pekerjaan No1, 2 dan 3. 5. Pekerjaan No 4. diulangi dengan variasi waktu pengadukan dari 5 30 menit, dengan % TBP, keasaman umpan, kecepatan pengadukan dan pemakaian Al(NO 3 ) 3, dipakai kondisi terbaik dari pekerjaan No. 1, 2, 3 dan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan berbagai variasi dalam percobaan di atas maka diperoleh hasil sebagai berikut : [Solut] yang terambil Efisiensi ( η ) = x 100% (4) [Solut] dalam umpan TATA KERJA Bahan dan Alat Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah konsentrat itrium dari pasir senotim, HNO 3, garam Al(NO 3 ) 3, aquades, TBP, pengencer kerosin, sedangkan alat yang digunakan adalah peralatan gelas, neraca analitik, dan alat pendar sinar X. Metoda Ekstraksi terhadap konsentrat itrium dalam media asam nitrat yang terutama mengandung unsur dari kelompok itria yaitu itrium (Y), diikuti gadolinium (Gd) dan dysporsium (Dy). Gambar 1. Pengaruh % volume TBP terhadap Kd Dari Gambar 1 dan 2 bisa diamati bahwa semakin naik pemakaian solven yaitu TBP, maka hasil pemisahan juga semakin naik. Hal ini bisa ditinjau dari persamaan reaksinya (persamaan 1) yang menunjukkan bahwa hasil ekstraksi berbanding lurus dengan konsentrasi TBP pangkat 3 yang bisa ditulis kembali sebagai berikut :

A.N. Bintarti, dkk. ISSN 0216-3128 215 Gambar 2. Pengaruh % TBP terhadap faktor pisah M 3+ + NO 3 - + 3TBP M (NO 3 ) 3 3TBP M (NO 3 ) 3 3TBP = K [M 3+ ] [NO 3- ] 3 [TBP] 3 M 3+ = ion logam tanah jarang di dalam umpan M (NO 3 ) 3 3TBP = senyawa komplek dalam fasa organik Pemilihan jumlah solven yang dipakai tidak hanya bisa memberikan hasil ekstraksi yang relatif paling banyak, tetapi juga dipertimbangkan pemisahan solut dari unsur-unsur lain yang terikut, sampai kira-kira pemakaian TBP 50% mulai memberikan hasil pemisahan yang meningkat. Dipilih solven 70% volume karena memberikan hasil pemisahan yang relatif baik antara Y terhadap Gd maupun Dy. Untuk pemakaian TBP yang lebih tinggi, maka faktor pisah Y terhadap Gd semakin meningkat, tetapi faktor pisah Y terhadap Dy mulai mengalami penurunan, sehingga hal ini tidak dipilih. Gambar 3. Pengaruh keasaman umpan terhadap Kd Gambar 4. Pengaruh keasaman umpan terhadap faktor pisah. Dari Gambar 3 dan 4. bisa dilihat bahwa semakin naik keasaman umpan, maka hasil ekstraksi cenderung menurun, Kondisi ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu ekstraksi itrium dibawah pengaruh garam Fe(NO 3 ) 3 yang menunjukkan bahwa semakin naik keasaman, maka hasil ekstraksi juga semakin naik, yang dapat dilihat dari harga Kdnya. Dari pesamaan reaksi di atas dapat ditulis harga konstante kesetimbangan yaitu : K [M(NO ).3TBP][H ] Kd [H + 3 + 3 3 3 = = 3+ 3 3 3 (5) [M ][HNO3 ] [TBP] [HNO 3] [TBP] Ini berasal dari persamaan : M 3+ + 3HNO 3 + 3TBP M (NO 3 ) 3 3TBP + 3H + Pada penelitian ini ada hubungannya dengan konsentrasi itrium di dalam umpan yang mungkin lebih rendah jika dibandingkan penelitian sebelumnya yaitu dibawah pengaruh garam Fe(NO 3 ) 3. Dalam hal ini terkait konsentrasi umpan yaitu konsentrasi yang lebih kecil, maka hanya memerlukan keasaman yang juga lebih rendah sudah cukup mencapai stoichiometri dan untuk keasaman yang meningkat, hasil ekstraksi malah semakin turun dengan bertambahnya ion H + dalam larutan akan menyebabkan reaksi bergeser ke kiri, ke arah reaktan yang bisa dilihat dari persamaan di atas, sehingga harga Kd mengalami penurunan. Pada penelitian sebelumnya, konsentrasi umpan yang dipakai lebih tinggi, sehingga memerlukan ion-ion nitrat yang lebih banyak antara lain dengan bantuan pemakaian garam-garam nitrat antara lain Fe(NO 3 ) 3 dalam umpan, disamping juga dengan cara menaikkan keasamannya. Semakin naik keasaman umpan maka hasil juga akan semakin bertambah besar sampai kira-kira mencapai stoichiometri, kemudian berangsur turun karena dalam larutan umpan terjadi kelebihan jumlah ion H + yang menyebabkan reaksi bergeser kearah kiri yaitu kearah reaktan. Dari Gambar 3 dan 4 dipilih keasaman umpan 3 M sebab pada kondisi ini memberikan harga-harga faktor pisah relatif lebih tinggi untuk itrium terhadap unsur lain yang terikut, yaitu faktor pisah itrium terhadap Gd = 0,5750 dan terhadap Dy = 0,5775. Penelitian untuk memvariasi pengadukan perlu dilakukan, sebab diperkirakan mempengaruhi hasil ekstraksi yang juga merupakan peristiwa difusi, selain peristiwa kimia dalam pembentukan komplek dari dua fasa yang tidak saling campur. Pengadukan diberikan kepada sistem dengan tujuan untuk menebarkan zat cair yang mengandung solut ke dalam zat cair lain yang tidak atau sukar bercampur, sehingga bisa memberi kontak fasa yang sebesar-besarnya, yang mengakibatkan hasil ]

216 ISSN 0216-3128 A.N. Bintarti, dkk. ekstraksi meningkat. Kecepatan pengadukan yang semakin tinggi menyebabkan terbentuknya butirbutir cairan yang semakin kecil ukurannya, sehingga luas bidang kontak semakin besar untuk melakukan kontak fasa. Besarnya pengadukan tergantung pada total volume dari cairan yang dicampur, juga oleh kekentalan sistem dan tegangan antar muka antara fasa organik dan fasa cair. Dari pecobaan ini dapat dilihat dari Gambar 5 dan 6 bahwa kenaikan kecepatan pengadukan memberikan kenaikan hasil yang berarti untuk Dy tetapi untuk Y dan Gd kenaikan tidak begitu signifikan. Hal ini mungkin disebabkan karena volume sistem yang diaduk relatif sedikit, yaitu hanya 20 ml, yang mungkin hanya memerlukan kecepatan pengadukan sampai kira-kira 100 rpm, memberikan faktor pisah Y terhadap Gd dan Y relatif tinggi jika dibandingkan pada kecepatan lain yang lebih besar. Meskipun hasil ekstraksi lebih rendah tetapi memberikan faktor pisah relatif lebih tinggi. dalam larutan, sehingga lebih mendorong unsur untuk masuk ke dalam fasa organik, karena terbentuknya komplek. Dengan penambahan elektrolit berupa Al(NO 3 ) 3 atau memakai garamgaram nitrat yang lain, maka efisiensi itrium akan meningkat karena kekuatan ionik (µ) dalam umpan meningkat. Ekstraksi itrium membutuhkan konsentrasi ion nitrat dalam larutan umpan yang relatif cukup, sebab ekstraksi itrium dipengaruhi dan dibantu oleh efek garam. Dari Gambar 7 dan 8 dipilih pemakaian Al(NO 3 ) 3 sebanyak 1,25 gr/ml dengan alasan menghasilkan faktor pisah antara itrium terhadap Gd dan Dy relatif tinggi, jika dibandingkan pada pemakaian Al(NO 3 ) 3 untuk harga-harga yang lain. Gambar 7. Pengaruh garam Al(NO 3) 3 terhadap Kd Gambar 5. Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap Kd Gambar 8. Pengaruh garam Al(NO 3) 3 terhadap faktor pisah. Gambar 6. Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap faktor pisah. Penambahan elektrolit ke dalam sistem larutan berair (umpan) dimaksudkan untuk meningkatkan hasil ekstraksi. Peristiwa penambahan elektrolit ini disebut Salted Out dan dalam penelitian ini dipakai garam Al(NO 3 ) 3. Garam nitrat ini akan menyumbang ion nitrat di Gambar 9. Pengaruh waktu pengadukan terhadap Kd

A.N. Bintarti, dkk. ISSN 0216-3128 217 Gambar 10. Pengaruh waktu pengadukan terhadap faktor pisah. Dari Gambar 9 dan 10 dapat di jelaskan sebagai berikut : dua fasa yang tidak saling larut di dalam proses ekstraksi, maka disamping membutuhkan pengadukan juga membutuhkan waktu yang cukup untuk mengontakan ke dua fasa supaya perpindahan solut dari fasa air ke fasa organik bisa lebih efektif. Semakin lama waktu yang diberikan, maka hasil ekstraksi cenderung mengalami peningkatan sampai mencapai suatu keadaan dimana pertambahan waktu yang diberikan tidak memberikan tambahan hasil yang berarti dan ini kira-kira sampai pencapaian waktu ekstraksi 20 menit. Untuk waktu sepanjang itu meskipun harga Kd itrium yang dihasilkan lebih rendah jika dibandingkan dengan pengadukan kurang dari 20 menit, tetapi perbedaan itu kurang berarti, lebih lagi pada 20 menit, memberikan faktor pisah yang relatif lebih tinggi untuk itrium terhadap Gd dan Dy. Pada pengadukan 10 menit memberikan faktor pisah antara Y terhadap Gd paling tinggi tetapi terhadap Dy lebih rendah jika dibandingkan dengan pengadukan untuk waktuwaktu yang lain sehingga tidak dipilih. KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa ekstraksi itrium dari konsentrat logam tanah jarang dari pasir senotim dibawah pengaruh Al(NO 3 ) 3 memberikan kondisi relatif baik yaitu untuk pemakaian TBP sebagai solven pada 70% dalam pengencer kerosin, keasaman umpan 3 M, kecepatan pengadukan 100 rpm, pemakaian Al(NO 3 ) 3 1,25 gr/ml dan waktu pengadukan 20 menit memberikan koefisien distribusi (Kd) Y = 0,7681 dan faktor pisah (α) Y- Gd = 2,100 ; Y-Dy = 0,5121. DAFTAR PUSTAKA 1. PRAKASH. S., Advanced Chemistry of Rare Earth Element., 4 ed, S. Chand. Co. Ltd., New Delhi (1975). 1. SISWOTO., Pemisahan Itrium dari Pasir Senotim Secara Kromatografi Kolom Penukar Ion dengan EDTA sebagai Eluen., Jurusan Teknik Nuklir, FT-UGM, Yogyakarta. (1989). 2. NINIK BINTARTI. A, BAMBANG EHB., Ekstraksi Unsur-unsur Dalam Konsentrat Nd dari Pasir Monasit dengan Pengaruh NaNO 3 di dalam Umpan., JASA KIAI, (2004). 3. HANSON.C., Recent advanced in Liquidliquid Extraction., Pergamon. Press, Oxford. (1971). 4. LESTER L.K., MORTON.S and FH SPEDDING., Solvent Extraction Equilibria For Rare Earth Nitrate-Tributyl Phosphate System., ISC-766 USAEC, USA (1956). 5. RITCEY GM and ASHBROOK AW., Solvent Extraction., ESPC, New York. (1979). 6. TIPTOP C.R. JR., Reactor Hand Book., Vol 1., Material s, Interscience Publisher, Inc. New York (1960). 7. HUNG;TM., HORNG, J.S, and HOH Y.C. Stripping Rare Earth From Its Loaded Di (2- ethyl hexyl) Phosphate Complex by Oxalic Acid Chemical Engineering Division., Institute of Nuclear Energy Research, Taiwan (1991). TANYA JAWAB Sunardjo Apakah pertimbangan penggunaan garam Al(NO 3 ) 3 dalam penelitian ini? Mohon dijelaskan A.N. Bintarti Pemakaian Al(NO 3 ) 3 dalam umpan mempunyai tujuan untuk meningkatkan hasil ekstraksi. Hal ini disebabkan dengan penambahan atau elektrolit mengakibatkan kekuatan ionik dalam fasa air meningkat yang akan menyebabkan turunnya koefisien aktivitas ion logam. Keadaan ini akan meningkatkan konsentrasi logam dalam fasa air sehingga menyebabkan kesetimbangan reaksi bergeser ke kanan.

218 ISSN 0216-3128 A.N. Bintarti, dkk. Hidayati Sampai berapa % Itrium maximum dapat terekstrak pada akhir reaksi (akhir proses) dibandingkan dengan konsentrat maupun batuan? Juga dibandingkan dengan pustaka terbaru yang diperoleh? A.N. Bintarti Di dalam pasir monasit ± 1,34 %, di dalam senotim ± 19,70 %, dalam konsentrat yang pernah dikerjakan ada ± 46 % - 85,6 %. Dalam penelitian ini dicoba untuk meningkatkan kadarnya. Disini Itrium yang dapat terekstrak ± 43,44 % dari umpan yang dipakai apakah dari kadar 46 % atau yang lebih tinggi. Hasil dapat ditingkatkan dengan melakukan ekstraksi lagi (bertingkat) dan untuk lebih memurnikannya lagi hasil ekstraksi dikenakan proses melalui kolom penukar ion mengingat unsur-unsur logam tanah jarang mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip sehingga sukar untuk memisahkannya. Yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kadar setinggi-tingginya, lebih tinggi dari yang telah dicapai selama ini, sedangkan hasil dipasaran yang diperoleh ± 99,9 %.