Prosiding Psikologi ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Deskriptif Mengenai Efektifitas Kerjasama Tim pada Perawat Multazam dan Arafah II di Rumah Sakit Islam Assyifa

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Tenaga Nonpendidik UNISBA

Hubungan antara Kegiatan Employee Relations dengan Kepuasan Kerja The Relationship between Activities Employee Relations with Satisfaction Work

BAB I PENDAHULUAN. penting yang memberikan kemungkinan hidup, perkembangan dan memperlancar

Kajian Hubungan Antara Event Pacarun Dengan Brand Awareness Honda

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB 3 DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN

DAMPAK MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS DI PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO), TBK SITE PANJANG. Riana Septiani 2) Aryo Wahyudi

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN PERSEPSI DISIPLIN KERJA KARYAWAN KPP PRATAMA KOTA BOGOR

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

ABSTRACT. Keywords: Control systems and information, accounting information system inventory and payroll. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam era globalisasi semakin lama semakin ketat, ditambah

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

BAB II TINAUAN PUSTAKA. Tim Kerja (work team) berbeda dengan kelompok kerja (work group).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMP NEGERI 3 SURUH KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah daerah hendaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

Merancang Pekerjaan yang Produktif dan Memuaskan Evada el Ummah khoiro Pertemuan 4 4AN A

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT

1. Pendahuluan PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pakaian jadi (Clothing) dengan sistem penjualan retail, konsinyasi dan beli putus.

PENERAPAN TUGAS PENGAWASAN SUPERVISOR DI DEPARTEMEN HOUSEKEEPING HOTEL PANGERAN BEACH PADANG RICKY BAYUANDRY FERNANDO

ABSTRAK. Kata Kunci: Perhotelan, Kepuasan Konsumen, Quality Function Deployment, House of Quality. vii Universitas Kristen Maranatha

Hubungan antara Perilaku Pimpinan dengan Kohesifitas pada Karyawan Bank Woori Saudara KCPA Cianjur

ABSTRACT. Key words : accounting information system, sales credit, sales effectiveness. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS PROSEDUR PENJUALAN KREDIT DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN PADA CV SAYAP MEDIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka

ABSTRAK. Kata kunci: Bank Perkreditan Rakyat, kontrol manajemen tingkat atas, perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, pengawasan.

KARAKTERISTIK PENGGUNA MOBILE BANKING DI INDONESIA

Brand Indosat IM3 Ooredoo Di Mata Bobotoh Brand Indosat IM3 Ooredoo in Bobotoh s Perspective

Perancangan Sistem Informasi Usaha Jasa Pengiriman Barang pada PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Agen Surapati Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Teamwork dan Collaboration. It s easier said than done! oleh: Iin Indrawati Widyaiswara Madya PPSDM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang

BAB I PENDAHULUAN. Di abad 21 ini perusahaan menghadapi masalah yang semakin kompleks,

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK. KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR SKEMA DAFTAR LAMPIRAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

Kerangka Kompetensi Kepemimpinan Klinik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Strategi merek pribadi telah menjadi kategori unggul keterampilan

Prosiding Psikologi ISSN:

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan komunikasi, hal utama yang harus dilakukan adalah

IKEA Indonesia Soft Toys Drawing Competition Syarat & Ketentuan

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini perkembangan penggunaan sistem informasi dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Greenlight Clothing. : Jalan Soekarno Hatta no.723, Bandung Telepon :

Peranan Employee Relations Sebagai Fasilitas Peningkatan Kinerja Staf Pengajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Profil Perusahaan

KETENTUAN & PERSYARATAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN REKANAN

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan wadah untuk mencapai cita-cita mereka. 1 Dalam organisasi

Developing Effective Leadership Skills

ABSTRACT. Keywords: accounting information system sales, sales effectiveness.

BAB I PENDAHULUAN. pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi

ABSTRACT. Key words: internal audit, internal control, independent, competent. vii. Universitas Kristen Maranatha

vii Universitas Kristen Maranatha

STUDI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN ("QUALITY SERVICE") DENGAN MENGGUNAKAN METODA QFD ("QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT")

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU INTERNAL SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STIKES HARAPAN IBU JAMBI

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SMA NEGERI KOTA YOGYAKARTA

ON THE JOB LEARNING. Oleh. Drs. Lasiman, M.Pd. Dosen Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka Bandar Lampung (UPBJJ-UT Bandar Lampung)

ABSTRACT. Keywords: payroll system, accounting information system, fraud, effectivenes. viii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. model kepemimpinan path goal theory yang dikembangkan oleh House (1971)

Analisis Biaya kualitas Dalam Meningkatan Penjualan Pada Divisi Tempa dan Cor PT PINDAD

BAB I PENDAHULUAN I-1

Effective Leadership Skills

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah. Dalam Undang-Undang No 10 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Universitas Indonesia. Pengaruh proses perencanaan..., Leonard, FT UI, 2009

MENUJU TATA KELOLA TIK YANG LEBIH BAIK Sekilas Cetak Biru TIK Kementerian PUPR Oleh: Masagus Z. Rasyidi (Kepala Subbidang Layanan TI, PUSDATIN)

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi khususnya di era modern dan globalisasi

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010 / 2011

ABSTRACT. Keywords: Internal Audit, Internal Control, Purchase of Raw Materials, Methods Champion. viii. Universitas Kristen Maranatha

Slide presentasi berikut merupakan sampel materi training : Effective Communication Skills. kegiatan in house training kami.

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa, keterpurukan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh. merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Developing Effective Communication Skills

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan gelarnya, tuntutan dunia kerja yang semakin tinggi pada aspek sumber daya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi operasional

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

MANAJEMEN OPERASIONAL

ABSTRAK. Kata kunci : biaya standar, pengendalian, efektivitas, efisiensi, biaya bahan baku, analisis selisih

ABSTRAK. Kata Kunci: AHP, DSS, kriteria, supplier

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KUESIONER PENELITIAN

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan globalisasi ditandai dengan semakin tingginya intensitas

Contoh Pertanyaan Interview Berbasis Kompetensi

Prosiding Psikologi ISSN:

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

Transkripsi:

Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Efektifitas Kerjasama Tim (Teamwork) pada Karyawan Bagian Shopkeeper dan Gudang di Perusahaan X Kota Bandung Study Effectiveness of Teamwork on Employee Part of Shopkeeper and Warehouse in Company X Bandung 1 Siti Nur Hasya 2 Oki Mardiawan 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail: 1 hasyaaaa14@gmail.com, 2 okimardiawan@gmail.com Abstract Company X is one of the big distribution store in Bandung. Shopkeeper and warehouse have a standard operational procedure that requires them to work together in any situation and condition, but in reality they are denial to coordinate with each other and sharing tasks. Finally, their goals are hampered, insufficient in providing service and Inadequate leaders also support it. It can be said that teamwork on shopkeeper and warehouse in Company X Bandung City is not effective seen based on seven components of teamwork such as team orientation, team leadership, monitoring, feedback, backup, coordination and communication. Based on the results obtained that as much as 25% of the employee perceives the teamwork in place effective and 75% employee perceives the teamwork is not effective. The things that underline the effectiveness of teamwork that is team orientation and team leadership, in this case that shopkeeper and warehouse are part of uneffective teamwork category with low team orientation and low team leadership. Keywords : teamwork, effective, not effective Abstrak Perusahaan X merupakam salah satu distribution store besar di Kota Bandung dan memiliki dua unit kerja yang sangat berpengaruh terhadap pelayanan konsumen diantaranya bagian shopkeeper dan gudang. Karyawan bagian shopkeeper dan gudang memiliki standard operational procedure yang mengharuskan kedua bagian ini bekerjasama dalam keadaan dan situasi apapun, namun pada kenyataannya kedua bagian ini enggan untuk saling berkoordinasi satu sama lain dalam berbagi tugas dan pada akhirnya, menghambat dari tujuan bersama dan kurang maksimal dalam memberikan pelayanan. Hal ini juga didukung oleh peran pemimpin yang kurang maksimal dalam mengatasi permasalahan tersebut, sehingga kerjasama tim pada karyawan bagian shopkeeper dan gudang di Perusahaan X Kota Bandung tidak efektif dilihat berdasarkan tujuh komponen kerjasama tim diantaranya orientasi tim, kepemimpinan tim, monitoring, feedback, backup, koordinasi dan komunikasi. Berdasarkan hasil yang didapat bahwa sebanyak 25% karyawan mempersepsikan kerjasama tim di tempat tersebut efektif dan 75% karyawan mempersepsikan kerjasama tim tidak efektif. Hal yang mendasari efektifitas kerjasama tim yaitu orientasi tim serta kepemimpinan tim, dalam penelitian ini karyawan shopkepeer dan gudang masuk dalam kategori kerjasama tim yang tidak efektif didukung dengan oreintasi tim dan kepemimpinan tim yang rendah. Kata kunci : kerjasama tim, efektif, tidak efektif A. Pendahuluan Industri fashion lokal di Indonesia berkembang pesat, pasalnya pada tahun 2014 mampu menyumbang 40% dari seluruh ekonomi kreatif di Indonesia terhadap product domestic bruto (PDB) Nasional dan terus meningkat 0,5% bahkan lebih di setiap tahunnya, data terakhir tahun 2016 sekitar 42% dalam arti industri fashion lokal menyumbang sebanyak US$ 15,19 miliar atau setara Rp 208 triliun dengan kurs Rp 13.700/US, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu (sumber : Badan Pusat Statistik). Salah satu yang berpengaruh di dalam industri fashion lokal yaitu distribution store atau yang lebih dikenal dengan sebutan distro. Distro sudah ada sejak tahun 1990-an di Indonesia dan masih ada sampai saat ini. Keberadaan distro tersebar di hampir seluruh kota besar di Indonesia salah satunya yaitu di Kota Bandung. Kota Bandung memiliki kurang lebih 200-an brand lokal distro (distribution 997

998 Siti Nur Hasya, et al. store) pada tahun 2002 dan tahun 2016 mencapai 600 brand (terdaftar resmi) yang semakin bertambah di tiap tahunnya, bahkan salah satu brand dari Kota Bandung yaitu Perusahaan X memasuki 10 top brand fashion lokal distro terpopuler di Indonesia menurut Ketua Kreatif Independent Clothing Komunity (KICK), Fiki Shikara (sumber :kaskus.co.id/kumpulan-brand-fashion-indonesia-yang-terkenal-ayosupport-local-brand). Perusahaan X merupakan salah satu distro terpopuler di Indonesia yang memiliki kualitas produk yang baik. Namun berdasarkan hasil data survey media sosial perusahaan X Kota Bandung, sebanyak 90% dari 200(November 2016-Januari 2017) konsumen di setiap harinya mengeluh terhadap pelayanan yang lama dan barang yang diinginkan konsumen tak kunjung datang. Hal ini tidak sesuai dengan harapan dan tujuan Perusahaan X yang ingin unggul dalam produk dan juga dalam pelayanan. Karyawan yang bertanggung jawab atas pelayanan konsumen dan yang bertanggung jawab atas permintaan barang yaitu pada bagian shopkeeper dan bagian gudang. Kedua bagian tersebut harus saling berbagi pekerjaan sesuai dengan standard operational procedure, ketika kondisi toko ramai maka shopkeeper harus membantu proses pengambilan barang menuju bagian gudang namun yang terjadi shopkeeper enggan untuk membantu bagian gudang dalam mengambil barang dengan alasan menghindari konflik dengan pihak bagian gudang, karena berulang kali shopkeeper melakukan kesalahan dan membuat pihak bagian gudang kesal. Bagian gudangpun menolak shopkeeper karena setiap kali shopkeeper mengambil barang ke bagian gudang, maka keadaan bagian gudang menjadi berantakan, posisi barang tidak diletakkan sesuai dengan jenis, kode, dan ukurannya. Hal ini mengakibatkan pihak bagian gudang kesal karena menambah pekerjaan dan harus merapikan kondisi gudang tersebut, disisi lain shopkeeper merasa bahwa bantuan yang diberikan tidak dihargai, sama halnya dengan bagian gudang ketika memberikan kesempatan kepada shopkeeper untuk memperbaiki kesalahannya, namun kesalahan dari shopkeeeper tetap berulang. Dengan sikap shopkeeper dan bagian gudang yang seperti itu mengakibatkan pelayanan kepada konsumen menjadi lama. Ketika kondisi toko tidak ramai pun tuntutan kerjasama diperlukan dalam hal menghitung barang yang datang dari distributor, dikarenakan jumlah orang bagian gudang yang terbatas di setiap shiftnya mengharuskan shopkeeper membantu dalam proses penghitungan barang, selain itu juga tugas bagian gudang adalah packing barang untuk dikirim dan dititipkan di distro lain. Dalam penghitungan barang, tidak semua shopkeeper ikut terlibat membantu, alasan beberapa shopkeeper yang tidak ingin membantu bagian gudang dalam penghitungan jumlah fisik barang, dikarenakan sudah berulang kali merasa kurang dihargai oleh orang bagian gudang, menyuruh ketika menyusun barang serta tidak ada ucapan terimakasih dari pihak bagian gudang. Sedangkan alasan dari beberapa shopkeeper yang selalu membantu bagian gudang merasa bahwa tugas tersebut sudah menjadi tanggung jawab bersama dan sudah menjadi kegiatan yang biasa dilakukan bersama. Akibatnya, bagian gudang tidak terbantu dengan maksimal di saat yang bersamaan harus menghitung barang distributor serta memenuhi permintaan barang dari konsumen, sehingga bagian gudang kewalahan untuk menangani hal tersebut. Maka dari itu, untuk mencapai tujuan bersama yaitu pelayanan yang cepat dan tepat diperlukan efektivitas kerjasama tim diantara karyawan shopkeeper dan bagian gudang. Kerjasama tim yang efektif yaitu ketika karyawan memahami pentingnya kontribusi satu sama lain dengan memberikan keuntungan tercapainya tujuan bersama, Volume 3, No.2, Tahun 2017

Studi Efektifitas Kerjasama Tim (Teamwork)... 999 dengan saling membantu dan meningkatkan kinerja organisasi menurut Dickinson (dalam Moe 2009). Permasalahan yang terjadi di Perusahaan X pada karyawan shopkeeper dan bagian gudang adalah sebagian besar karyawan menunjukkan kecenderungan kerjasama tim yang tidak efektif, dilihat dari sikap mereka yang mengetahui tujuan bersama dan mengetahui standard operational procedure yang mengharuskan mereka untuk bekerjasama justru diabaikan dan lebih mengutamakan kepentingan pribadinya, saling menyalahkan, tidak menghargai atas hasil kerja rekannya, tidak menerima teguran serta menghindari permasalahan sehingga cenderung tidak mendukung dalam pencapaian tujuan perusahaan. Apabila keseluruhan kepentingan pribadi ini diabaikan dan memfokuskan diri terhadap tujuan bersama maka kerjasama akan lebih efektif. Disisi lain, terdapat pula beberapa shopkeeper yang menunjukkan adanya keinginan untuk bekerjasama dan menyadari adanya tanggung jawab yang harus diselesaikan bersama-sama. Berdasarkan dari penjelasan tersebut maka peneliti ingin mengetahui mengenai Bagaimana gambaran efektivitas teamwork pada karyawan bagian shopkeeper dan bagian gudang di Perusahaan X Kota Bandung? B. Landasan Teori Definisi Kerjasama Dickinson (dalam Moe 2009) yang menyatakan bahwa kerja sama tim merupakan bentuk kontribusi individu dengan individu lain disertai pemahaman bahwa dengan saling membantu dapat memberikan keuntungan bagi tujuan bersama dan dapat meningkatkan kinerja organisasi.terdapat tujuh komponen dalam kerjasama diantaranya orientasi tim, kepemimpinan, monitoring, feedback, back up, koordinasi dan komunikasi. Komponen Kerjasama Beberapa komponen Kerjasama tim menurut Dickinson (2009) : 1. Orientasi Tim Mengacu pada tugas tim dan sikap yang dimiliki anggota tim terhadap satu sama lain. Ini mencerminkan penerimaan norma tim, tingkat kekompakan kelompok, dan pentingnya anggota tim, misalnya : Melakukan tugas dengan prioritas tinggi untuk mencapai tujuan tim Rela berpartisipasi dalam semua aspek tim. 2. Kepemimpinan Tim Melibatkan pemberian arahan, struktur, dan dukungan untuk anggota tim lainnya. Ini tidak harus mengacu pada satu individu dengan otoritas formal atas orang lain. Kepemimpinan tim dapat ditunjukkan oleh beberapa anggota tim, misalnya : Menjelaskan kepada anggota tim lain apa yang dibutuhkan dari mereka selama bertugas Mendengarkan kekhawatiran anggota tim lainnya. 3. Monitoring Mengacu pada mengamati aktivitas dan kinerja anggota tim lainnya dan mengakui ketika anggota tim melakukan dengan benar. Ini menyiratkan bahwa anggota tim kompeten, misalnya : Menyadari kinerja anggota tim lainnya, Mengakui saat anggota tim melakukan dengan benar. 4. Feedback Psikologi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017

1000 Siti Nur Hasya, et al. Melibatkan pemberian, pencarian, dan penerimaan informasi di antara anggota tim. Memberikan umpan balik mengacu pada penyediaan informasi mengenai kinerja anggota lainnya. Mencari umpan balik mengacu pada meminta masukan atau panduan mengenai kinerja dan untuk menerima informasi positif dan negatif mengenai kinerja yang dilakukan. 5. Backup Dilibatkan untuk membantu anggota tim lainnya. Ini menyiratkan bahwa anggota memiliki pemahaman tentang tugas anggota lainnya. Ini juga menyiratkan bahwa anggota tim bersedia dan mampu memberikan dan mencari bantuan bila diperlukan, misalnya : Menggantikan anggota lain yang tidak dapat melakukan tugasnya, Membantu anggota lain memperbaiki kesalahan. 6. Koordinasi Mengacu pada anggota tim untuk melaksanakan kegiatan secara tepat dan terpadu. Ini menyiratkan bahwa kinerja anggota tim mempengaruhi anggota tim lain, misalnya : Melakukan pekerjaan yang relevan dengan anggota lain secara efisien Mempermudah pekerjaan anggota lain 7. Komunikasi Melibatkan pertukaran informasi dua atau lebih anggota tim, seringkali dalam hal ini untuk mengaklarifikasi informasi yang didapat dan untuk memastikan pemahaman, sehingga komunikasi ini terjadi berulang kali dianatra anggota tim. Model Teamwork Dickinson Gambar 1. Model teamwork Model teamwork ini menjelaskan bahwa orientasi tim dan kepemimpinan menjadi langkah awal dalam kerjasama yang efektif. Diawali dengan adanya priotitas terhadap tim serta peran pemimpin yang memfasilitasi dalam hal mendukung anggota timnya, maka akan mendukung bagaimana proses monitoring terjadi yaitu ketika seluruh anggota satu sama lain mengamati kinerja satu sama lain, mampu memberikan perbaikan atas kesalahan atau yang dinamakan feedback, serta mampu mengatasi kesulitan atas anggota lain yang dinamakan backup, yang pada akhirnya seluruh Volume 3, No.2, Tahun 2017

Studi Efektifitas Kerjasama Tim (Teamwork)... 1001 proses ini menciptakan adanya koordinasi. Dalam proses kerjasama tim ini terdapat satu komponen yang menyertai seluruh komponen lainnya yaitu komunikasi. C. Hasil Penelitian Tabel 1. Gambaran Persepsi Kerjasama Karyawan Bagian Shopkeeper dan Gudang di Perusahaan X Kota Bandung Kerjasama F % Efektif 3 25% Tidak Efektif 9 75% Tinggi Orientasi Tim tinggi 4 33,3% Rendah Orientasi Tim rendah 8 66,7% Tinggi Kepemimpinan Tim tinggi 1 8,3% Rendah Kepemimpinan Tim rendah 11 91,7% Tinggi Monitoring tinggi 0 0% Rendah Monitoring rendah 12 100% Tinggi Feedback tinggi 0 0% Rendah Feedback rendah 12 100% Psikologi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017

1002 Siti Nur Hasya, et al. Tinggi Backup tinggi 0 0% Rendah Backup Tim rendah 12 100% Volume 3, No.2, Tahun 2017 Tinggi Koordinasi tinggi 0 0% Rendah Koordinasi rendah 12 100% Tinggi Komunikasi tinggi 0 0% Rendah Komunikasi rendah 12 100% Hasil ini menunjukkan bahwa kerjasama tim yang efektif perlu didukung oleh orientasi tim dan kepemimpinan tim yang tinggi. Apabila orientasi tim dan kepemimpinan tim rendah, maka komponen yang lain pun akan rendah. Selanjutnya dibuat pengkategorian untuk memastikan hasil orientasi tim dan kepemimpinan tim. Kategori Kerjasama Komponen Frekuensi Tinggi (A) Orientasi tim tinggi, 0 0% Kepemmpinan tim tinggi Rendah (B) Orientasi tim tinggi, 4 33,3% Kepemmpinan tim rendah Rendah (C) Orientasi tim rendah, 0 0% Kepemimpinan tim tinggi Rendah (D) Orientasi tim rendah, 8 66,7% Kepemmpinan tim rendah 12 100% Dapat diketahui bahwa seluruh karyawan berada pada kategori yang rendah, sehingga menunjukkan bahwa karyawan menilai belum adanya kesamaan tujuan dalam bekerja hal ini ditunjukkan oleh karyawan yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi, terlebih lagi peran pemimpin yang kurang mampu memberikan solusi atas kesulitan yang dihadapi karyawan, ketika terjadi masalah tidak diselesaikan bersama-sama sehingga karyawan tidak paham apakah yang dilakukannya benar atau tidak, yang terjadi justru saling menyalahkan diantara karyawan, selanjutnya ketidakjelasan tersebut membuat karyawan menilai bahwa apa yang dilakukannya sudah benar sehingga sulit untuk menerima masukan dari karyawan lain dan mempersepsikan teguran tersebut dengan negatif, hingga pada akhirnya setiap karyawan enggan untuk menyatukan usaha dengan karyawan lain karena merasa

Studi Efektifitas Kerjasama Tim (Teamwork)... 1003 kurang dihargai hal ini yang menjadikan kerjasama diantara karyawan tidak efektif. D. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka didapatkan gambaran Kerjasama (teamwork) pada karyawan bagian shopkeeper dan gudang di Perusahaan X Kota Bandung, sehingga didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan data keseluruhan karyawan bagian shopkeeper dan gudang di Perusahaan X Kota Bandung, didapatkan sebanyak 25% karyawan mempersepsikan bahwa kerjasama diantara karyawan efektif dan 75% mempersepsikan tidak efektif. 2. Komponen orientasi tim, sebanyak 33,3% mempersepsikan tinggi dan 66,7% mempersepsikan orientasi tim yang rendah. 3. Komponen kepemimpinan tim, sebanyak 8,3% mempersepsikan tinggi dan 91,7% 4. Komponen monitoring, sebanyak 0% mempersepskan tinggi dan 100% 5. Komponen feedback, sebanyak 0% mempersepskan tinggi dan 100% 6. Komponen backup, sebanyak 0% mempersepskan tinggi dan 100% 7. Komponen koordinasi tim, sebanyak 0% mempersepskan tinggi dan 100% 8. Komponen komunikasi, sebanyak 0% mempersepskan tinggi dan 100% mempersepsikan rendah 9. Masuk kedalam kategori kerjasama tim rendah. Orientasi tim dan kepemimpinan tim menjadi faktor utama dalam menciptakan kerjasama tim yang efektif Daftar Pustaka Levi, D. & Slem, C. 2000. Teamwork in Research & Development Organizations : The Characteristics of Successful Teams. International Journal of Industrial Ergonomics. 16, 29-42. Moe, N. B., Dingsøyr, T. & Dybå, T. (2009). A teamwork model for underst&ing an agile team: A case study of a Scrum project. Information & Software Technology 52(5): 480-491 Noor, Hasanuddin, 2012. Psikometri Aplikasi Penyusunan Instrumen Pengukuran Perilaku. Bandung: Fakultas Psikologi UNISBA., 2009. Psikometri Aplikasi Penyusunan Instrumen Pengukuran Perilaku. Bandung: Fakultas Psikologi UNISBA. Psikologi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017