T E O R I K E R U A N G A N P e r t e m u a n k e - 4, 10 O k t o b e r 2017 TEORI WEBER DAN KAITANNYA DENGAN LOKASI INDUSTRI 2 7 S e p t e m b e r 2 0 1 7 NI MAH MAHNUNAH U N I V E R S I T A S A M I K O M PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Pertanyaan Dasar? Definisi Industri? Mengapa kegiatan industri perlu dialokasikan di dalam suatu ruang?
Pendahuluan Industri merupakan salah satu komponen pengisi ruang. Industri itu merupakan suatu kegiatan ekonomi yang didalamnya terdapat suatu proses pengolahan baik itu bahan mentah menjadi barang setengah jadi maupun barang setengah jadi menjadi barang jadi, yang didalamnya terdapat perubahan nilai yang lebih tinggi dari bahan/ barang awal. 3
Prinsip Dasar Teori kalau ada sebuah industri berlokasi di dalam ruang, bagaimana? Tingkat penjualan ditentukan? Bagaimana pembeli dapat dipengaruhi? Bagaimana keberadaan pesaing mempengaruhi usaha/keuntungan? Atau pada akhirnya: Bagaimana sebuah lokasi optimal (optimum location) dapat ditentukan sehingga mampu memenuhi tujuan eksistensi sebuah industri? 4
Alfred Weber Alfred Weber seorang ekonom Jerman dalam bukunya Theory of the Location of Industries, 1929 Pendekatan deduktif, yang berbasis kepada tiga asumsi utama: Lokasi bahan baku ada di tempat tertentu saja (given) Situasi dan ukuran tempat konsumsi adalah tertentu juga, sehingga terdapat suatu persaingan yang sempurna Ada beberapa tempat pekerja, yang bersifat tak mudah bergerak (immobile) lokasi optimal dapat dicapai? Cenderung memilih lokasi yang memberikan biaya terkecil (least-cost theory) Bagaimana biaya terkecil dapat dicapai mekanisme perhitungan rasio hasil-bahan (indeks bahan) 5
Konsep Dasar Indeks Bahan Bahan baku yang bersifat ubiquitous (ada di manamana), tidak ada kendala produksi Bahan baku yang bersifat localised (keberadaannya tergantung kepada lokasi), yaitu: pure localised materials yaitu seluruh berat bahan baku masuk dalam produksi gross localised materials yaitu beratnya berkurang selama proses produksi Perhitungan Indeks material (IM) Bobot bahan baku lokal yang digunakan dibagi dengan bobot produksi akhir. IM > 1 berorientasi ke lokasi bahan baku IM < 1 berorientasi ke lokasi pasar IM = 1 berorientasi antara bahan baku dan pasar 6
TEORI LOKASI INDUTRI WEBER Least Cost Location Menurut teori lokasi industri, lokasi yang terbaik adalah lokasi yang mampu memberikan keuntungan maksimum (keuntungan maksimum diperoleh biaya produksi rendah, pendapatan hasil produksinya tinggi). Menurut Weber, ada 3 faktor yang menjadi alasan penentuan lokasi: 1) Perbedaan Biaya Lokasi cenderung mencari lokasi yang memberikan keuntungan berupa penghematan biaya transportasi 2) Perbedaan Biaya Upah cenderung mencari lokasi dengan tingkat upah tenaga kerja yang lebih rendah dalam melakukan aktivitas ekonomi 3) Keuntungan dari Konsentrasi secara spasial penghematan lokalisasi dan urbanisasi 7
TEORI LOKASI INDUSTRI WEBER Penentuan lokasi perusahaan (industri) menggunakan penekanan pada besarnya biaya transportasi. Lokasi industri ditempatkan pada tempat-tempat yang biayanya paling minimal. Sebagai pembuktian pra-kondisi yang diasumsikan tersebut, maka weber menyusun model berupa segitiga lokasional (locational triangle). R1 P M R2 Keterangan : P = Lokasi optimum R1 dan R2 = Sumber bahan baku M = Pasar Menunjukkan posisi ideal, sehingga menyebabkan biaya untuk mengangkut bahan mentah dan hasil produksi sama besarnya. 3 hal yang merupakan faktor utama penentu lokasi adalah : 1. Material (bahan baku) 2. Konsumsi (pasar) 3. Tenaga kerja Lokasi industri paling ideal mempunyai biaya transport untuk pengangkutan bahan mentah dan hasil produksi paling rendah 8
Case Study PABRIK TEH SOSRO
Lokasi Pabrik Teh Sosro Untuk mendapatkan bahan baku terbaik dengan kualitas unggul, maka SOSRO memiliki perkebunan Teh affiliasi yang tersebar dibeberapa wilayah di Jawa Barat, yaitu : Di Garut dengan luas 455 hektar dengan ketinggian 1.000s/d 1.250 meter diatas permukaan laut. Di Tasikmalaya dengan luas 732 hektar dengan ketinggian 800 s/d 950 meter diatas permukaan laut. Di Cianjur dengan luas 400 hektar dengan ketinggian 1.000 s/d 1.250 meter diatas permukaan laut. 10
Penerapan Teori Weber dalam Penentuan Lokasi Industri Melihat pemilihan lokasi industri (pabrik) Sosro di Pandeglang - Jawa Barat dapat diketahui bahwa PT Sosro mempertimbangkan kedekatan atau jarak pabrik sebagai pusat produksi dengan perkebunan teh sebagai pusat bahan baku, khususnya di Cianjur. Maka dengan demikian hal ini sesuai dengan teori lokasi industri Webber. 11
Daftar Pustaka Adisasmita, Rahardjo. 2008. Pengembangan Wilayah: Konsep dan Teori. Edisi 1. Graha Ilmu. Yogyakarta. Alonso, William. 1964. Location Theory, In John Friedman And William Alonso, Regional Development and Planning. MIT Press. Cambridge. Djojodipuro, Marsudi. 1992. Teori Lokasi. Lembaga Penelitian FE UI. Jakarta. Eiselt, G.A. Vladimir Marianov, Eds. 2011. Foundations of Location Analysis. Springer. New York. Rustiadi, Ernan dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Spillane, James J. & Usman, Wan. 1988. Materi Pokok Ekonomi Regional. Penerbit Karunika Jakarta. Universitas Terbuka. Smith, David. 1971. Industrial Location: An Economic Geographical Analysis. John Wiley And Sons. New York. Stefan Nickel, Justo Puerto. 2005. Location Theory: A Unified Approach. Springer Verlag. Berlin. 12
Tugas Pertemuan 5 Review Pengertian dan konsep Teori Losch and Christaller Ditulis tangan pada kertas Dikumpulkan pada pertemuan ke-5 13
TERIMAKASIH 14