Peningkatan Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Percontohan pada Siswa Kelas I SD Karya Thayyibah Baiya

dokumen-dokumen yang mirip
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 3 Palu

Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Think Pairs Hare Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKN pada Siswa Kelas V SD Inpres Duyu

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN Palabatu 1 Melalui Metode Diskusi

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF DAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 0710 ALIAGA IV

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI AJAR CARA MENJAGA KEUTUHAN NKRI MELALUI METODE DEMONSTRASI. Riharno

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Rancangan penelitian ini menggunakan metode Peneelitian Tindakan kelas. dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran STAD pada Siswa Kelas V SD Inpres 1 Birobuli

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Viky Warsito Universitas Tadulako Jln. Soekarno Hatta Km 9 PALU-SULAWESI TENGAH

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DIAH NURAINI MUNCARNO DARSONO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INOVASI MODEL PEMBELAJARAN VCT ANIL PADA MATERI PERUNDANG-UNDANGAN PUSAT DAN DAERAH. Umrotun

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kolaborasi Kelas V SDN 3 Parigi

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sangat

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No10 ISSN X. Darmiah SD Inpres Perumnas, Palu, Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode sosiodrama yaitu suatu penelitian

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Inpres Perumnas dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Make A Match Materi Alat Pencernaan Manusia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN BERULANG PADA KOMPETENSI MENENTUKAN LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh: Purningsih, S.Pd. SMK YPT Purworejo Abstrak

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Panau Pada Mata Pelajaran PKn

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

PENERAPAN RECIPROCAL TEACHING

Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Siswa Kelas III SDN Bone-Bone Kecamatan Bangkurung Kabupaten Banggai Laut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Vol. 1 No. 1 ISSN

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN No. 1 Balukang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V MELALUI METODE DISKUSI DI SDN NO 1 LOLI DONDO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari 2015

Aji Tri Astuti SDN Bumijawa 04 Kab. Tegal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI STRATEGI ACTIVE LEARNING

Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima.

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

Transkripsi:

Peningkatan Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Percontohan pada Siswa Kelas I SD Karya Thayyibah Baiya Ragwan SD Karya Thayyibah Baiya, Palu Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dalam menerima pelajaran PKn agar hasil yang dicapai maksimal. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data melalui hasil tes formatif dan lembar pengamatan aktivitas siswa dan performansi guru Indikator keberhasilan seperti rata-rata kelas >65, tuntas klasikal sekurang-kurangnya >70%. Dan penelitian yang telah dilaksanakan, terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pada tema Berperilaku Mulia Sesuai Pancasila. Pada siklus I nilai rata-ratanya 69,0 ; dengan tuntas belajar klasikal sebesar 76,74%, Sedangkan pada siklus II mencapai nilai rata-ratanya 82,06 dengan tuntas belajar klasikal sebesar 100%, sehingga terjadi peningkatan sebesar 13,03% Aktivitas siswa pada siklus I yaitu 60 % sedangkan pada siklus II yaitu 80 %, sehingga terjadi kenaikan sebesar 20%. Performansi guru pada siklus I yaitu 81,30% sedangkan pada siklus II yaitu 89,84%, sehingga terjadi peningkatan sebesar 8,53%. Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran VCT Percontohan pada mata pelajaran PKn materi Berperilaku Mulia Sesuai Pancasila dapat meningkatkan hasil belajar siswa, aktivitas siswa di kelas, dan performansi guru. Oleh karena itu, disarankan agar pada mata pelajaran PKn atau lainnya dapat menggunakan model pembelajaran VCT Percontohan. Kata Kunci: Model Pembelajaran VCT Percontohan, Hasil Belajar, Berperilaku Mu1ia I. PENDAHULUAN Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu pendidikan yang penting dan dibutuhkan siswa untuk membentuk watak dan tingkah laku manusia sebagai warga negara Indonesia. Tujuan PKn pada dasarnya adalah menjadikan warga negara yang cerdas dan baik serta mampu mendukung keberlangsungan Bangsa dan Negara (Hidayat dan Azra dalam Abdullah, 2008: 4). Paradigma baru PKn adalah suatu model atau kerangka berpikir yang digunakan dalam proses Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia. Sejalan dengan dinamika perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditandai oleh semakin terbukanya persaingan antar bangsa yang semakin ketat, maka bangsa Indonesia mulai memasuki era reformasi di berbagai bidang menuju kehidupan masyarakat yang lebih demokratis (Fathurohman, 2011:9). Tugas PKn sebagai paradigma baru yaitu 301

mengembangkan tiga fungsi pokok, yakni mengembang civic intelligence (mengembangkan kecerdasan warga negara), civic responsibility (membina tanggung jawab warga Negara), civic particip (mendorong partisipasi warga Negara) (Fathurohman, 2011:10). Model pembelajaran PKn dengan paradigma baru memiliki karakteristik yaitu membelajarkan dan melatih siswa berpikir kritis dan membawa siswa mengenal, memilih dan memecahkan masalah (Fathurohman 2011: 11). Menurut Winataputra, (2006:5.44), bahwa ciri utama PKn adalah tidak lagi menekankan pada mengajar tentang PKn, tetapi lebih berorientasi pada membelajarkan PKn atau pada upaya-upaya guru untuk melaksanakan PKn. Oleh karena itu, dalam pembelajaran PKn siswa dibina/dibimbing untuk membiasakan atau melakoni isi pesan materi PKn. Jadi, sekali lagi dalam proses pembelajaran tekananya diarahkan pada bagaimana belajar. Dengan demikian, alangkah baiknya apabila guru memahami tipe-tipe belajar. PKn adalah mata pelajaran yang menekankan pada sikap dan mental Siswa. Karakteristik siswa SD berada pada tahap operasional konkrit, atau siswa masih kesulitan memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Oleh sebab itu materi yang bersifat abstrak dapat menggunakan contoh dalam bentuk gambar dan foto. Model pembelajaran afektif atau biasa disebut model Value Clarfi cation Tekhnik (VCT) adalah strategi pendidikan afektif yang memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan psikomotor. Pembelajaran Afektif berhubungan dengan nilai yang sulit di ukur dikarenakan berkaitan erat dengan kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam dirinya. Dalam pembelajaran PKn, penggunaan model pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik tujuan pembelajaran, materi, perkembangan belajar siswa dan lingkungan belajamya. Ketidakmampuan dalam menggunakan model pembelajaran akan mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Selama ini model pembelajaran PKn yang sering digunakan adalah model pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah, sehingga guru lebih dominan. Hal ini dapat berakibat siswa tidak semangat atau pasif dalam mengikuti pembelajaran, pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran kurang dan hasil belajar siswa menjadi rendah. Terbukti pada tema Berperilaku Mulia Sesuai Pancasila kelas I semester II SD Karya Thayyibah Baiya yang hasil belajar siswanya masih rendah. Dari keseluruhan siswa kelas I yang berjumlah 43 siswa, hanya 13 siswa atau 30,23% yang memperoleh nilai baik dan 30 siswa atau 69,76% yang memperoleh nilai dibawah nilai KKM 64. 302

II. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilakukan dengan dua siklus. Setiap siklus melalui 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus I dan siklus II masing-masing terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk pembelajaran, pertemuan kedua digunakan untuk pembelajaran dan tes formatif (Arikunto,. 2009:18). Subyek dan Tempat Penelitian Subyek penelitian yang diteliti adalah siswa kelas I SD Karya Thayyibah Baiya Tahun Ajaran 2014/2015 sebanyak 43 siswa yang terdiri dan 20 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis Data 1. Data Kuantitatif Jenis data kuantitatif pada penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari hasil tes formatif mengenai materi Berperilaku Mulia Sesuai Pancasila mata pelajaran PKn pada siklus I dan sikius II, aktivitas belajar siswa, Performansi guru. 2. Data Kualitatif Pada hasil data ini akan memberikan sebuah gambaran tentang perubahan tingkah laku siswa pada saat pembelajaran dan performansi guru saat pembelajaran benlangsung. Hasil analisis aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Sumber Data 1. Siswa Diambil dari hasil belajar siswa pada tes formatif setelah menggunakan model pembelajaran VCT Percontohan selama pembelajaran pada siklus I dan sikius II. Selain itu, diambil dari hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. 2. Guru Sumber data berasal dari guru dilihat dari hasil pengamatan performansi guru saat pembelajaran berlangsung. 303

3. Dokumentasi Dokumentasi diambil dari foto-foto saat proses pembelajaran berlangsung sebagai bukti aktivitas belajar dari siswa, lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar pengamatan performansi guru. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah.suatu kegiatan untuk memperoleh sebuah data yang sangat dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini. cara pengambilan data diambil melalui: a. Berupa hasil tes formatif pada siklus I dan II b. Lembar Pengamatan aktivitas siswa dan Performansi guru. c. Dokumentasi Teknik Analisis Data Rumus-rumus yang digunakan untuk memperoleh data hasil belajar: 1. Data Kuantitatif a. Menentukan Nilai Akhir Siswa b. Menentukan rata-rata kelas c. Tuntas Belajar Klasikal d. Aktivitas Siswa 2. Analisis Data Kualitatifnya Data Kualitatifnya berupa hasil analisis perfoformasi guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Indikator Keberhasilan 1. Hasil belajar siswa a. Mencapai rata-rata kelas sekurang-kuranguya 65 b. Persentase tuntas klasikal sekurang kurang-kurangnya 70% siswa yang mendapatkan skor > 64 (KKM Sekolah). 2. Aktlvitas belajar siswa a. Ketidakhadiran siswa maksimal 10% b. Keberanian siswa dalam mengajukan atau menjawab pertanyaan lebih dari 50% c. Keterlibatan siswa dalam kegiatan model pembelajaran VCT Percontohan lebih dari 75%. 304

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I Hasil penelitian pada mata pelajaran PKn materi berperilaku mulia sesuai pancasila melalui model pembelajaran VCT percontohan di kelas I SD Karya Thayyibah Baiya dilakukan melalui dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dan 2 pertemuan. Adapun hasil belajar siswa pada siklus I untuk nilai tes formatif yang boleh berbeda-beda dan nilai 50 hingga 90, siswa yang mendapatkan nilai <64 ada 10 siswa dan 33 slswa > 64 dengan jumlah 69,06 Pada tes ulangan umum mata pelajaran PKn rata-rata hasil belajar siswa 65,00 Pada siklus I hasil belajar siswa 69,06, sehingga terjadi kenaikan. Untuk hasil belajar siswa dapat digambarkan melalui grafik dibawah ini. 70 69 68 67 66 65 64 63 Pra Siklus Siklus I - hasil belajar setelah dilakukannya siklus I Gambar 1 Hasil Belajar Siswa pada siklus Pada grafik di atas sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum dilakukannya penerapan dengan model pembelajaran VCT Percontohan yaitu dengan nilai rata-rata 65,00 meningkat menjadi 69,06 setelah guru menerapkan model pembelajaran VCT percontohan pada materi berperilaku mulia sesuai pancasila pada kelas I terjadi peningkatan 4,06. Pada siklus I mencapai ketuntasan belajar sebesar 76,74%. Pada ketuntasan belajar siswa dapat digambarkan melalui diagram dibawah ini. 305

Sales Tidak Tuntas Tuntas Gambar 2 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Aktivitas siswa pada siklus I dalam proses pembelajaran PKn materi berperilaku mulia sesuai pancasila melalui model pembelajaran VCT percontohan dapat dilihat hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I. Hampir seluruh siswa berantusias dalam mengikuti pembelajaran model VCT percontohan baik pada pertemuan I dan pertemuan II. Keantusiasan siswa ini dilihat dari kesiapan siswa dalam mengikuti model pembelajaran VCT percontohan seperti membawa peralatan sekolah, membawa buku sumber, memperhatikan penjelasan guru, dan menjawab pertanyaan guru saat apersepsi. Keefektifan siswa dalam dialog terpimpin pada pertemuan I hanya 8 siswa dan meningkat pada pertemuan II yaitu menjadi 16 siswa. Pertemuan I Keberanian siswa dalam menentukan argumen atau pendirian suatu nilai hanya 10 siswa, siswa lebih banyak berdiam diri, Pada pertemuan II terdapat 18 siswa yang sudah mulai berani menentukan argumen atau pendirian suatu. Keberanian siswa dalam pembuktian argumen atau pendirian suatu nilai pertemuan I hanya 12 siswa, sedangkan pada pertemuan II siswa sudah mulai berani dalam pembuktian argument atau pendirian suatu nilai 15 siswa. Keberanian siswa dalam bertanya pertemuan I hanya 3 siswa sedangkan dalam pertemuan II ada 19 siswa. Untuk aktivitas siswä pada sikius I dapat digambarkan melalui grafik dibawah ini. 306

66 64 62 60 58 56 54 52 50 Pertemuan I Pertemuan II - Nilai - Nilai Gambar 3 Aktivitas Siswa pada Siklus I di tiap Pertemuan Dilihat pada grafik di atas bahwa aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I sebesar 55% dan perternuan II 65%, sehingga terjadi peningkatan sebesar dengan ratarata aktivitas siswa pada siklus I adalah 60%. 2. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II Hasil belajar siswa pada siklus II, nilai tes fonnatif terjadi perbedaan antara siklus I dan sikius II. Siswa yang mendapatkan nilal > 64 pada sikius II yaitu 43 siswa sedangkan yang mendapatkan nilai <64 ada 0 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran VCT Percontohan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa 69,06 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 82,09 Kenaikan hasil belajar siswa ini dapat digambarkan pada grafik berikut: 85 80 75 70 65 60 Siklus I Siklus II - Hasil belajar siswa Garnbar 4 Perbandingan Hasil Belajar Siswa 307

Dilihat dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa model pembelajaran VCT percontohan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 69,06 sedangkan pada sikius II ratarata nilai yang diperoleh siswa adalah 82,09 maka terjadi peningkatan sebesar 13,03 pada hasil belajar siswa. Pada siklus II pun ketuntasan belajar siswa meningkat. Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan yaitu sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan sekurang-kurangnya 75% siswa yang mendapat nilai > 64. Adapun ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat digambarkan pada diagram dibawah ini. Sales Gambar 5 Persentase Hasil Belajar Siklus II Aktivitas siswa pada siklus II dalam proses pembelajaran PKn materi berperilaku mulia sesuai pancasila melalui model pembelajaran VCT percontohan dapat dilihat hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II. Pada siklus II semua siswa dikatakan sangat berantusias dalam mengikuti proses pembelajaran model VCT Percontohan. Keaktifan siswa dalam melakukan dialog terpimpin pada siklus II meningkat dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II keberanian siswa dalam pembuktian argument atau pendirian nilai sudah baik dibandingkan siklus I. Pada siklus II keberanian siswa dalam pembuktian argument atau pendirian suatu nilai sudah baik karena hampir dilakukan oleh seluruh siswa dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II keberanian siswa dalam bertanya juga sudah hampir dilakukan oleh semua siswa dibandingkan pada siklus I. Keantusiasan siswa untuk mengikuti pembelajaran VCT Percontohan disini seluruh siswa kelas I sangat berantusias pada siklus I dan II. Dilihat dari hasil aktivitas siswa pada siklus II baik pertemuan I maupun pertemuan II dapat dirata-ratakan hasilnya menjadi 80% siklus. Hal ini menunjukan ada 308

kenaikan 20% disiklus II. Perbandingan aktivitas belajar siswa pada siklus I dan II dapat digambarkan pada grafik dibawah ini. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Siklus I Siklus II Gambar 6 Perbandingan Hasil aktivitas siswa pada siklus I dan II Berdasarkan grafik diatas dapat dijelaskan bahwa aktivitas siswa pada siklus I sebesar 60% dan pada siklus II 80%. Hal ini menunjukan bahwa model pembelajaran VCT percontohan dapat meningkatkan aktivitas siswa dikelas. IV. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa model pembelajaran VCT percontohan dapat meningkatkan hasil belajar kelas I SD Karya Thayyibah Baiya pada materi berperilaku mulia sesuai pancasila. Berikut adalah hasil yang diperoleh setelah penelitian tindakan kelas dilakukan. 1. Hasil Belajar Pembelajaran model VCT Percontohan yang diterapkan pada mata pelajaran PKn materi Berperilaku Mulia Sesuai pancasila dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Selain itu dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SD Karya Thayyibah Baiya. Rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus adalah 69,06 dengan tuntas belajar klasikal sebesar 76,74%. Pada siklus II, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa sebesar 82,09. Dari hasil ini dapat dikatakan 309

bahwa terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 13,03 dan peningkatan tuntas belajar klasikal sebesar 22,54%. 2. Aktivitas Siswa Pembelajaran model VCT percontohan yang diterapkan guru dapat membuat siswa aktif dan senang dalam mengikuti pembelajaran dikelas. Selain itu, pembelajaran model VCT percontohan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, melatih keberanian siswa baik dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan, serta mampu melatih siswa berdisiplinan dalam belajar. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus I yaitu 60% dan meningkat menjadi 80% pada siklus II. Mengalami peningkatan sebesar 20%. Saran 1. Bagi Guru a. Sebaiknya guru lebih kreatif dalam menyajikan pembelajaran model VCT Percontohan agar tidak menimbulkan kebosanan bagi siswa. b. Guru sebaiknya memberi arahan yang jelas kepada siswa agar siswa memahami jalannya pembelajar modl VCT percontohan sehingga mengurangi kericuhankericuhan yang akan terjadi akibat ketidakpahaman siswa. c. Guru hendaknya menguasai konsep atau langkah-langkah pembelajaran model VCT Percontohan agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancer. 2. Bagi Sekolah a. Kepala Sekolah sebaiknya menyenyarankan kepada guru-guru untuk menguasai berbagai model pembelajaran, khususnya pembelajaran model. b. Kepala Sekolah hendaknya menyediakan berbagai buku panduan mengenai model-model pembelajaran, terutama pembelajaran model VCT percontohan yang dapat menunjang performansi guru dikelas. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 310

Baharuddin dan Wahyuni, E. 2008. Teori belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Arruzz Media. Djamarah, S.B. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fathurrohman. 2011. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar untuk PGSD dan Guru SD. Yogyakarta: Nuha Litera. Winatapura, S. 2006. Materi dan Pembelajaran PKN SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Abdullah. 2008. Prestasi Belajar. Melalui: http://spesialis-torch.com. [04/01/2015]. 311