BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak. kering akar kucing dengan kadar 20% (Phytochemindo), laktosa

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

PERBANDINGAN DISOLUSI ASAM MEFENAMAT DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN PEG 6000 DAN PVP

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

BAB IV METODE PENELITIAN

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

DISOLUSI ASAM MEFENAMAT DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN PEG 4000

BAB III BAHAN, ALAT, DAN CARA KERJA. Pati singkong (PT. Sungai Budi, Lampung), anhidrida suksinat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

3 METODE. Waktu dan Tempat Penelitian. Metode Penelitian. Ekstraksi Minyak Biji Kamandrah Metode Pengempaan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

IV. METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN FORMULASI TABLET MATRIKS GASTRORETENTIVE FLOATING DARI AMOKSISILIN TRIHIDRAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

Hasil dan Pembahasan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB III METODOLOGI. Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB III BAHAN DAN METODE

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODE

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian bersifat eksperimental yaitu dilakukan pengujian pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV Vis V-530 (Jasco, Jepang), fourrier transformation infra red 8400S (Shimadzu, Jepang), moisture analyzer AMB 50 (Adam, Amerika), ayakan bertingkat ( Restch, Jerman), ph meter 3010 (Jenway, Jerman), dissolution tester TDT-08L (Electrolab, India), flowmeter (Erweka GDT, Jerman), oven LSE 56 (Inventum, Belanda), dan alat-alat gelas. B. BAHAN Pragelatinisasi pati singkong propionat yang dibuat di laboratorium Formulasi Tablet Farmasi FMIPA UI (karakteristik pada lampiran 2), hidroksipropil metilselulosa (HPMC) (ShinEtsu, Jepang), asam klorida (Merck, Jerman), etanol (Merck, Jerman), polivinil pirolidon (BASF, Jerman), teofilin (Hunan, Cina), natrium bikarbonat (AGC, Jepang). 23

C. CARA KERJA 1. Formulasi granul mengapung teofilin Tabel 2. Formula Granul Mengapung Teofilin Bahan Formula ( mg ) A B C D E F Teofilin 200 200 200 200 200 200 PPSP 186.5 223.8 261.1 298.4-373 HPMC 186.5 149.2 111.9 74.6 373 - PVP 21 21 21 21 21 21 Natrium bikarbonat 106 106 106 106 106 106 Formulasi granul mengapung teofilin dibuat dengan empat formula kombinasi antara Pragelatinisasi Pati Singkong Propionat (PPSP) dan hidroksipropil metilselulosa (HPMC), dan dua formula pembanding menggunakan PPSP tunggal dan HPMC tunggal. Pembuatan granul mengapung teofilin dilakukan dengan metode granulasi basah. PPSP dan HPMC yang telah ditentukan perbandingan konsentrasinya dicampur terlebih dahulu dan diaduk hingga homogen. Setelah itu, ditambahkan teofilin dan diaduk sampai homogen. Kemudian ditambahkan campuran pembentuk gas, yaitu natrium bikarbonat pada massa tersebut dan dihomogenkan dengan homogenizer selama 30 menit. Massa tersebut kemudian digranulasi dengan larutan PVP 10 % dalam etanol 96 % sebagai pengikat. Granul basah yang 24

telah dapat dikepal lalu diayak, dan dikeringkan dengan oven pada temperatur 40 o C selama 24 jam hingga diperoleh granul kering. Granul kering tersebut kemudian dihaluskan dan diayak kembali. Granul kemudian dilewatkan pada ayakan 16 mesh untuk mendapatkan ukuran granul yang seragam. 2. Evaluasi Granul Mengapung Teofilin a. Pembuatan spektrum serapan teofilin Larutan dengan konsentrasi 10 ppm dalam HCl 0.1 N diukur serapannya pada panjang gelombang 200 nm sampai 400 nm, kemudian dilihat kurva serapannya dan ditentukan panjang gelombang maksimum. b. Pembuatan kurva kalibrasi teofilin Larutan teofilin dalam HCl 0.1 N dibuat dengan konsentrasi 1; 5; 10; 15; 25; 30; 50 ppm, lalu diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum teofilin (270 nm) sehingga diperoleh kurva kalibrasi dan dibuat persamaannya. 25

c. Evaluasi sediaan 1) Distribusi ukuran partikel (34) Distribusi ukuran partikel diketahui dengan menggunakan metode ayakan. Pengayak disusun dari ayakan terkecil sampai yang terbesar. Pada ayakan terkecil dimasukkan 10 gram sampel, lalu alat dinyalakan selama 15 menit dengan kecepatan 10 rpm. Setelah itu masing-masing ayakan ditimbang, dan dihitung % berat serbuk pada masing-masing ayakan terhadap berat sampel semula. Berat serbuk = b-a x 100% ( % b/b ) berat sampel Keterangan: b : berat ayakan dengan serbuk a : berat ayakan kosong 2) Laju alir (27,35) Laju alir ditentukan dengan menggunakan alat flowmeter. Granul ditimbang dan dimasukkan ke dalam corong flowmeter lalu diratakan. Alat dinyalakan dan waktu yang diperlukan seluruh granul untuk mengalir dicatat. Laju alir dihitung dengan satuan gram per detik. 26

3) Kandungan obat Sejumlah granul ditimbang 200 miligram dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100.0 ml. Granul dilarutkan dengan HCl 0.1 N dan diaduk dengan pengaduk ultrasonik selama 12 jam, lalu dicukupkan volumenya dengan aquadest dan disaring. Filtrat diencerkan secara bertahap hingga diperoleh larutan 10 ppm. Kadar teofilin ditentukan dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 270 nm. Pengukuran dilakukan triplo. 4) Uji keterapungan (Buoyancy Test) (31,36) Tujuh ratus miligram granul dimasukkan ke dalam gelas Beaker yang berisi 100 ml HCl 0,1 N ph 1,2. Waktu yang dibutuhkan granul tersebut untuk mengapung dihitung sejak granul dimasukkan ke dalam gelas Beaker dan lamanya tablet mengapung dalam HCl 0,1 N dicatat. 5) Uji daya mengembang (Swelling Test) (17, 37) Uji daya mengembang dilakukan dengan 700 mg granul mengapung yang telah dikemas dalam kantung ditimbang (W 1 ) dan dimasukkan dalam wadah yang berisi medium 10 ml HCl 0,1 N. Setelah 15 menit, kantung yang berisi granul mengapung dipindahkan ke atas kertas saring dan dibiarkan selama 5 menit, kemudian ditimbang kembali (W 2 ). Kantung kemudian dimasukkan kembali ke dalam wadah dan prosedur yang sama diulangi pada 27

interval waktu 0,5 ; 1 ; 2 ; dan 4 jam. Indeks mengembang kemudian dihitung dan dibuat grafik antara indeks mengembang dan waktu. Indeks mengembang = W 2 W 1 W 1 6) Uji disolusi (34, 38) Untuk melakukan uji disolusi granul teofilin digunakan alat tipe satu, dengan kecepatan 50 rpm, dalam medium 900 ml HCl 0,1 N pada suhu 37±0,5 o C. Pengambilan cuplikan dilakukan pada menit ke 15, 30, 60, 120, 180, 240, 300, 360, dan 480. Penetapan kadar jumlah teofilin yang terlarut dilakukan dengan mengukur serapan filtrat larutan uji, jika perlu diencerkan dengan HCl 0,1 N, pada panjang gelombang maksimum 270 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. 28