TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS)

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

Pedoman Umum. PTT Jagung

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

UPAYA PENYEDIAAN BENIH DASAR JAGUNG KOMPOSIT MELALUI PEMBINAAN PENANGKAR BENIH DI TINGKAT PETANI. Muhammad Yasin Balai Penelitian Tanaman Serealia

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

IDENTIFIKASI POTENSI, MASALAH, DAN PELUANG SUSTAINABILITAS DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BENIH SUMBER JAGUNG

METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

PEMBINAAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

PENGARUH SORTASI BIJI DAN KADAR AIR SERTA VOLUME KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

Pengembangan Jagung Varietas Lokal Sumenep

PEMBENTUKAN PENANGKARAN BENIH UNTUK PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH VARIETAS JAGUNG NASIONAL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

PRODUKSI BENIH DASAR UNTUK PEMBINAAN JARINGAN KERJA KABUPATEN SOPPENG. M.Sudjak Saenong dan IGP.Sarasutha Balai Penelitian Tanaman Serealia

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat,

TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia

TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau

KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

KAJIAN PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH SEBAGAI TANAMAN MT III DI SULAWESI TENGGARA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH

EVALUASI PRODUKSI DAN PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH JAGUNG (Studi Kasus di Desa Nun Kurus, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

RINGKASAN Maspeke, S. P dan Nurdin

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH MELALUI PERBAIKAN POLA TANAM YANG BERBASIS KEMITRAAN

PENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

Transkripsi:

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Areal pertanaman jagung di Kalimantan Selatan cukup luas terutama pada lahan tadah hujan. Pertanaman jagung di Kabupaten Tanah Laut didominasi oleh jagung hibrida yang harga benihnya mahal dan memberatkan petani. Oleh karena itu perlu adanya jagung komposit yang harga benihnya lebih murah. Total luasan tanaman jagung di Kabupaten Tanah Laut mencapai 6.000 ha, terkonsentrasi pada musim hujan dan sebagian besar lahan telah ditanami jagung hibrida. Penelitian ini bertujuan memasyarakatkan teknologi penanganan produksi dan kegiatan pascapanen jagung agar di kelompok tani dapat menyediakan benih jagung komposit Sukmaraga dalam upaya membantu petani memenuhi kebutuhan benihnya terutama di musim kemarau. Kegiatan produksi benih mencakup penanaman hasil benih yang dihasilkan siap dalam kemasan. Varietas yang diproduksi benihnya adalah Sukmaraga yang toleran lahan masam. Keragaan pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman 229 cm, tinggi tongkol 120 cm, diameter tongkol 16 cm, panjang 17 cm, bobot tongkol 191 g pada kadar air 26,5%. Hasil benih pada kadar air benih + 11% adalah 5,22 ton/ha dan siap untuk dikemas sebagai benih dan hasil samping untuk konsumsi. Kata Kunci : Jagung, sukmaraga, benih, produkstivitas. PENDAHULUAN Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem yang mempunyai potensi besar untuk usaha pertanian tanaman pangan (Abdurachman et al. 2008). Pengembangan jagung pada areal baru akan banyak memanfaatkan lahan-lahan kering yang kurang subur dan masyarakatnya bermodal lemah. Pengembangan varietas jagung unggul komposit akan lebih menjamin keberhasilan program peningkatan produksi jagung pada daerah-daerah marjinal, sebab perluasan areal tanam akan lebih cepat terwujud karena benih jagung komposit relatif lebih mudah diproduksi dan harganya lebih murah dibandingkan hibrida, sehingga mudah diakses petani (Sania at al. 2006). Pengembangan jagung di Kalimantan Selatan memiliki peluang yang sangat besar untuk jagung komposit maupun hibrida dengan adanya program pemerintah daerah setempat. Pengembangan jagung hibrida yang luas arealnya mencapai 600 ha pada musim tanam I (MH) 2007 cukup berhasil walaupun ada kendala tenaga kerja dan pengeringan. Hasil yang diperoleh diperkirakan mencapai 8-10 ton biji pipilan kering dengan menggunakan teknologi sederhana dan biaya usahatani berkisar 4 5 juta/ha yaitu tanpa olah tanah dan hanya dipupuk dengan urea sekitar 200 kg/ha. Hasil 7 ton pipilan kering juga tidak sulit dicapai petani jika tanahnya diolah sempurna dan menggunakan pupuk kandang sebanyak 135 zak pupuk kotoran ayam/ha (2 ton/ha) ditambah urea 300 kg/ha dengan pemberian secara dibenam. Penelitian ini bertujuan memasyarakatkan teknologi penanganan produksi dan kegiatan pascapanen jagung agar di kelompok tani dapat menyediakan benih jagung komposit Sukmaraga dalam upaya membantu petani memenuhi kebutuhan benihnya terutama di musim kemarau. 307

BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan di desa Ambungan, Kecamatan Plaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Penanaman dilakukan pada 8 Januari 2007 dan dipanen pada 25 April 2007. Sebelum tanam dilakukan penyemprotan herbisida roundup dengan takaran 4 liter/ha, dan tiga hari kemudian tanah dibajak dengan traktor. Penanaman Isolasi jarak dengan tanaman jagung varietas lain dilakukan pada radius 300 meter, dan isolasi waktu 21 hari pada lahan tanamanan yang berdampingan antara varietas yang diproduksi dengan tanaman jagung yang ada di lapangan untuk mencegah terjadinya penyerbukan dengan varietas lain. Untuk menghasilkan benih yang berkualitas dilakukan seleksi tanaman di lapangan mulai dari awal pertumbuhan sampai panen. Penanaman dengan cara ditugal dengan jarak tanam 75 x 40 cm (2 biji/ lubang) dan ditutup dengan pupuk kandang. Kebutuhan benih 20 kg/ha dengan ketentuan tiap lubangnya 2 biji. Pemupukan Pemberian pupuk I sebanyak 100 kg Urea + 200 kg SP36 + 100 kg KCl/ha dicampur merata sebelum diaplikasikan yang dilakukan pada 7-10 hari setelah tanam (hst). Pupuk diberikan dalam lubang yang dibuat dengan tugal dengan jarak 7-10 cm di samping tanaman dan ditutup dengan tanah untuk mengurangi penguapan akibat suhu tinggi pada siang hari. Pemberian pupuk II pada takaran 150 kg urea/ha pada 28-30 hst diberikan dalam lubang dengan cara di tugal (10-15 cm di samping tanaman) dan ditutup dengan tanah. Pemberian pupuk III pada 40-45 hst dengan takaran 100 kg urea/ha diberikan dalam lubang dengan cara di tugal (10-15 cm di samping tanaman) dan ditutup dengan tanah. Penyiangan dan Pembumbunan Penyiangan I dilakukan pada 20-25 hst (sebelum pemupukan II) dengan menggunakan herbisida kontak dengan takaran 4 liter/ha, disemprotkan di antara barisan tanaman agar tanaman terhindar dari percikan herbisida. Sedang penyiangan II dilakukan pada 30 35 hst sebelum pemupukan III, penyiangan dilakukan dengan menggunakan herbisida kontak. Penyemprotan dilakukan antar-barisan tanaman, kemudian dilakukan pembubunan pada sekitar baris tanaman yang sekaligus dapat mematikan gulma yang tidak terkena herbisida. Penyiangan dengan herbisida menghemat tenaga dan waktu, sehingga penyiangan dapat diselesaikan lebih cepat untuk menghemat biaya tenaga kerja. Pengendalian hama Pemberian insektisida Karbofuran 20 dan 40 hst melalui pucuk (3-5 butir), untuk mencegah serangan penggerek batang dan tongkol. Penggerek batang atau tongkol dapat menurunkan produksi sehingga perlu dilakukan pengendalian, di samping hama lain seperti tikus. Untuk hama tikus pengendaliannya dengan memberikan racun tikus (klerat) pada daerah yang sering dilewati tikus pada pertanaman jagung. 308

Pencabutan tanaman menyimpang (roguing) Roguing I dilaksanakan pada umur 2 minggu dengan membuang tanaman yang menyimpang dari yang dikehendaki, demikian pula tanaman kultur. Untuk mempertahankan kualitas genetis, dilakukan roguing terhadap tanaman dari bunga yang menyimpang dari yang seharusnya dengan cara memotong bunga betina dan jantan serta pemotomgan dan pencabutan tanaman yang menyimpang ataupun tanaman yang kurang sehat/sempurna. Pelaksanaan roguing mengundang ketua dan anggota kelompok tani setempat serta kelompok tani di sekitarnya. Kemudian diadakan diskusi di lapangan antara pemulia tanaman dan beberapa anggota kelompok tani. Dengan demikian diharapkan kelompok tani dapat memahami dan mandiri dalam penangkaran benih. Cara Panen dan Prosesing Panen dilakukan sekitar 7 15 hari setelah masak fisiologis atau kelobot telah mengering berwarna kecoklatan (biji telah mengeras dan telah mulai membentuk lapisan hitam/black layer minimal 50% di setiap barisan biji). Pada saat itu biasanya kadar air biji telah mencapai kurang dari 30%. Tongkol dibiarkan mengering di pertanaman sampai kadar air mencapai sekitar 18-19% jika tidak ada hujan. Pemanenan dilakukan dengan cara dikupas langsung ditanaman dan dikumpulkan di sekitarnya kemudian dimasukkan ke dalam karung. Setelah selesai panen, maka karung-karung yang telah berisi tongkol dikumpulkan dan diangkut ke gudang atau lantai jemur. Pada proses pemanenan curah hujan masih tinggi sehingga terjadi kerusakan fisik dan biologis. Untuk mengatasi kendalam kerusakan tersebut tongkol jagung yang dipanen secepatnya dijemur diterik matahari/alat pengering (Gambar 2) sampai kering sambil dilakukan seleksi tongkol. Tongkol yang memenuhi kriteria diproses lebih lanjut untuk dijadikan benih. Tongkol yang terpilih untuk benih adalah normal, tidak berjamur dan tidak cacat fisik. Penjemuran/pengeringan tongkol dilakukan sampai kadar air biji mencapai sekitar 15-16% (Gambar 2), selanjutnya dipipil. Setelah biji terpipil, dilakukan sortasi biji dengan menggunakan saringan/ayakan Ø 7 mm (Gambar 3), biji-biji yang tidak lolos saringan/ayakan dijadikan sebagai benih (Gambar 4). Biji-biji yang terpilih dijemur kembali diterik matahari atau dikeringkan dengan alat pengering untuk mempercepat proses pengeringan sampai kadar air mencapai + 11% seperti pada Gambar 3. Uji daya berkecambah dilakukan oleh BPSB sebelum dikemas dalam wadah kemasan plastik. Secepatnya benih dikemas ke dalam kemasan plastik putih buram (bukan transparan) dengan ketebalan 0,2 mm agar kadar air tidak naik lagi dan dipres serta diusahakan udara dalam plastik seminimal mungkin dengan cara memadatkan ruang udara dalam kemasan. Kemudian kemasan-kemasan benih diberi label yang diperoleh dari BPSB (nama varietas, tanggal panen, kadar air benih waktu dikemas, daya berkecambah) dan disimpan dalam gudang atau ruang ber - AC (agar benih dapat lama bertahan). 309

Gambar 1. Penampilan tongkol jagung varietas Sukmaraga siap panen di Desa Ambungan, Kecamatan Plaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, 2007 Gambar 2. Alat pengering jagung dan tongkol siap dikeringkan, Tanah Laut, Kalimantan Selatan, 2007 Gambar 3. Pemipil/ayak jagung Balitsereal-PJM1, Tanah Laut, Kalimantan Selatan, 2007 310

Gambar 4. Biji yang telah disortasi untuk benih, Tanah Laut, Kalimantan Selatan, 2007. Pengamatan meliputi tinggi letak tongkol (cm), tinggi tanaman (cm), kerebahan (%), lingkar tongkol (cm), panjang tongkol (cm), bobot tongkol (g/tongkol), bobot biji/tongkol (g), rendemen biji ka. 26,5 (%), bobot tongkol kupas pada ka. 26,5% (t/ha), bobot biji pada ka. 26,5% (t/ha), bobot biji pada ka. 17% (t/ha) dan bobot benih setelah disortir dan dijemur pada k.a 11%. HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen pertumbuhan pertanaman yaitu tinggi tanaman rata-rata 230 cm dan tinggi tongkol 120 cm kondisi pertanaman tersebut tumbuh normal dengan tersedianya unsur hara dan terpenuhinya kebutuhan air untuk pertanaman selama pertumbuhan. Diameter tongkol rata-rata 16,7 cm, panjang 17,9 cm, bobot tongkol 224 g, bobot per tongkol 191 g pada kadar air 26,5%. Hasil panen tongkol 8,02 ton/ha dengan kadar air 26,5%. Untuk menghasilkan benih yang baik dilakukan seleksi tongkol dan sortasi biji. Seleksi tongkol dilakukan sebelum pengeringan tongkol yaitu memiisahkan tongkol berjamur atau tongkol pecah/rusak dengan tongkol utuh. Tongkol yang utuh dikeringkan sampai kadar air 17% kemudian dipipil dan sortasi biji dengan alat pemipilan jagung Balitsereal-PJM1 (Gambar 3). Hasil sortasi biji dikeringkan sampai 11% dan siap untuk dikemas sebanyak 5,22 ton/ha sebagai benih seperti pada Tabel 1. 311

Tabel 1. Hasil biji dan benih serta komponen pertumbuhan dan komponen hasil di Desa Ambungan, Kec. Plaihari, Kab. Tanah Laut, Kalimantan Selatan, 2007. No. Jenis Pengamatan Nilai Pengamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tinggi tongkol (cm) Tinggi tanaman (cm) Tingkat kerebahan (%) Lingkar tongkol (cm) Panjang tongkol (cm) Bobot tongkol (g/tongkol) Bobot biji/tongkol (g) Rendemen biji ka. 26,5 (%) Bobot tongkol kupas pada ka. 26,5% (t/ha) Bobot benih setelah disortir dan dijemur pada k.a 11% (t/ha) 120 230 35,0 16,7 17,9 224 191 77 8,02 5,22 KESIMPULAN Penanganan produksi benih terkendala terutama pada saat panen musim hujan sehingga jagung dari pertanaman ada yang mengalami kerusakan fisik dan fisiologis, dan diperlukan alat pengering untuk mempercepat penurunan kadar air. Adopsi varietas unggul baru berjalan lambat antara lain disebabkan karena rantai pendistribusian yang terlalu panjang, iklim yang tidak menentu terutama saat prosesing, dan pengadaan benih yang tidak tepat waktu. Hasil produksi yang dicapai untuk benih adalah 5,22 ton/ha biji kering dengan kadar air 11%. DAFTAR PUSTAKA Abdurachman,A., A. Dariah, dan A. Mulyani. 2008. Strategi dan teknologi pengelolaan lahan kering mendukung pengadaan pangan nasional. Jurnal Litbang Pertanian 27(2) : 44. BPS dan Ditjen Produksi Tanaman Pangan, 2005. www.deptan.go.id. Kasryno, F. 2002. Perkembangan produksi dan konsumsi jagung dunia selama empat dekade yang lalu dan implikasinya bagi Indonesia. Makalah disampaikan pada Diskusi Nasional Agribisnis jagung di Bogor, 24 Juni 2002. Badan Litbang Pertanian. Nugraha dan Subandi. 2002. Perkembangan teknologi budi daya dan industri benih. Diskusi Nasional Agribisnis Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Deptan, Bogor, 24 Juni 2002. Sania S., Rahmawati, Sudjak S., Syafruddin, A. Burhanuddin, Fauziah Koes, Suwardi dan Oom Komalasari. 2006. Pembentukan dan Pemantapan Produksi Benih Berkualitas Mendukung Industri Benih Berbasis Komunal. 312