KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau
|
|
- Susanti Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau I. PENDAHULUAN Benih merupakan sarana penting dalam produksi pertanian, juga menjadi pembawa perubahan teknologi. Peningkatan produksi tanaman pangan salah satunya disebabkan oleh penggunaan varitas-varitas unggul disertai teknik budidaya yang lebih baik dibandingkan pada masa-masa sebelumnya. Varitas unggul baru diperoleh melalui pemuliaan tanaman, baik yang dilakukan oleh lembaga penelitian pemerintah maupun indusrti benih yang mempunyai devisi litbang. Hasil pemuliaan tanaman berupa varitas baru mempunyai keunggulan yang harus dipertahankan pada generasi berikutnya melalui perbanyakan yang sekaligus mempertahankan kebenaran genetik dan mutu benihnya. Bidang produksi benih dapat dikelompokkan menjadi produksi benih sumber dan produksi benih komersial. Produksi benih komersial perlu didukung dengan program produksi benih sumber secara terus menerus agar dapat menjamin kontinyutas ketersediaan benih bagi petani pengguna. Di Indonesia, untuk benih non hibrida dikenal kelas benih yaitu: Benih Penjenis, Benih Dasar, Benih Pokok dan Benih Sebar. Selama produksi benih dilakukan upaya-upaya agar diperoleh benih dengan mutu yang tinggi. Dalam hal ini tercakup mutu genetik, fisiologis dan fisik. Mutu genetik mencakup keunggulan varitas tersebut dan kemurniannya tinggi. Mutu fisik dicerminkan dengan bentuk, ukuran, kebersihan, keseragaman, warna dan kecerahan. Mutu fisiologis mencakup kadar air benih, viabilitas dan vigor benih. Beberapa faktor yang berperan dalam keberhasilan produksi benih adalah : mutu benih sumber, areal produksi klondisi iklim dan musim yang tepat, teknik memproduksi benih, penanganan panen dan pasca panen. Semua fakltor dan tahap produksi benih perlu dikendalikan agar diperoleh benih berkualitas tinggi dan jumlah maksimal. Untuk itu perlu diketahui faktor faktor yang dapat mempengaruhi mutu dan hasil benih sehingga dapat diterapkan teknik produksi yang tepat. Dalam kegiatan pengadaan benih, diperlukan jaminan mutu agar petani terlindungi dari kemungkinan penggunaan benih yang berkualitas rendah. Sistem pengawasan mutu pada beberapa tahun yang lalu hanya dilakukan oleh Balai Pengawasan dan Sertfikasi Benih (BPSB) yang dikenal sebagai pengawasan eksternal. Mulai tahun 2000, perusahaan benih yang mempunyai laboratorium uji yang sistem produksinya telah memenuhi syarat dapat memperoleh hak untuk memberikan informasi mutu atas produk benihnya, saat ini hak ini telah diperoleh 5 perusahaan benih. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu dan Hasil Benih. Varitas unggul baru yang dihasilkan melalui program pemuliaan hanya akan bermanfaat apabila benihnya tersedia bagi petani. Benih penjenis yang dihasilkan pemulia jumlahnya sangat sedikit sehingga perlu dilipatgandakan agar mencukupi kebutuhan benih untuk sejumlah areal tertentu. Pemulia tanaman bertanggung jawab atas kebenaran mutu benih tersebut. Benih penjenis yang jumlahnya terbatas tersebut dapat diperbanyak menjadi Benih dasar, lalu diperbanyak lagi menjadi benih pokok dan Benih Sebar. Pengawasan mutu ketiga kelas tersebut dilakukan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) terhadap produsen-produsen yang belum mempunyai sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM). 1
2 Tujuan memproduksi benih adalah memperoleh benih bermutu tinggi dalam jumlah yang maksimal. Beeberapa faktor yang dapat mempengaruhi mutu dan hasil benih dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal. Dalam prakteknya, beberapa faktor selama memproduksi benih dapat menyebabkan penurunan mutu benih sehingga perlu memperhatikan semua aspek yang berperan. Secara garis besarnya, kegiatan produksi benih perlu memperhatikan prinsip genetik dan prinsip agronomik. Prinsip genetik. Selama periode memproduksi benih banyak faktor yang dapat menyebabkan kemunduran genetik benih, sehingga perlu dilakukan pengendalian yang tepat agar diperoleh benih dengan mutu genetik yang tinggi sesuai dengan keunggulan yang dideskripsikan pemulia tanaman ketika varitas tersebut dilepas. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan selama produksi dilapangan adalah : Benih sumber. Sejarah lahan Isolasi roguing kontaminasi mekanis wilayah adaptif. 1. Benih Sumber. Dalam kegiatan produksi benih bersetifikat digunakan benih dari kelas yang lebih tinggi dengan mutu yang baik, yaitu memenuhi persyaratan kemurnian, daya berkecambah, bebas dari benih varitas lain, biji gulma dan penyakit yang terbawa benih. Untuk memperoleh benih sebar, digunakan benih sumber, benih Pokok, dan seterusnya untuk kelas benih yang lain. 2. Sejarah lahan. Lahan yang akan digunakan untuk areal produksi benih perlu diketahui untuk menghindari munculnya tanaman voluntir dan penyebaran penyakit. Tanaman voluntir merupakan tanaman dari varitas lain yang tumbuh dari pertanaman yang telah dipanen sebelumnya. Untuk memproduksi benih padi bersertifikat, lahan yang akan digunakan bekas tanaman padi maka areal tersebut harus dari varitas yang sama atau bekas varitas lain yang sifat sifat fisiknya mudah dibedakan dengan varitas yang akan ditanam dengan persyaratan : a) produsen mau dan mampumengerjakan pengolahan tanah dan melakukan roguing secara intensif, b) sistem tanam harus tandur jajar, dan c) persemaian dilakukan pada areal yang bebas voluntir. Kepastian benih sumber dan sejarah lahan dilakukan pada saat pemeriksaan pendahuluan.. Isolasi. Ketentuan isolasi diterapkan untuk menghindari terjadinya penyerbukan silang dari varitas yang berbeda, menghindari tercampurnya varitas lain pada saat panen, dan penyebaran hama dan penyakit dari tanaman inang yang lain. Beberapa jenis isolasi yaitu isolasi jarak, isolasi waktu dan isolasi fisik..1. Isolasi Jarak : Areal produksi benih suatu varitas perlu mempunyai jarak dengan pertanaman varitas yang lain agar tidak terjadi percampuran. Sifat penyerbukan yang menyebabkan perbedaan jarak isolasi. Tanaman yang menyerbuk sendiri tidak perlu diberi jarak isolasi yang jauh, tetapi tanaman yang menyerbuk silang harus diberi jarak tertentu agar tidak terjadi persilangan. 2
3 .2 Isolasi Waktu. Diterapkan dengan memberikan selang waktu tanaman yang berbeda antara dua varitas dengan blok/areal yang berdampingan sehingga pada saat pembungaan berbeda (misal minimum hari untuk tanaman padi dan jagung). Bila persyaratan isolasi jarak tidak dapat diterapkan, maka dapat dilakukan isolasi waktu. Tabel 1 menampilkan persyaratan isolasi padi sawah. Tabel 1. Standar Lapangan dalam Produksi Benih padi sawah Bersertifikat Spesies Padi Kelas Benih B. Dasar B. Pokok B. Sebar Hibrida komersial Isolasi Jarak (m) Isolasi waktu (hari) 200 CVL & Tipe Simpang Max (%) 0,0 0,2 0,5,0 Sumber : Petunjuk Pengawas Benih. Direktorat Jendral. Pertanian Tan. Pangan, 1994 CVL : campuran varitas lain 4. Roguing. Dalam areal produksi benih bersertifikat, tidak dikehendaki adanya tanaman-tanaman yang tidak diizinkan. Tanaman tersebut dapat berupa tipe simpang, tanaman yang berpenyakit berbahaya dan gulma yang berbahaya. Kegiatan reguing adalah membuang tanaman-tanaman tersebut, yang dapat dilakukan pada fase bibit, fase vegetatif dan fase reproduktif. Tipe simpang dapat muncul karena tanaman memiliki keragaman yang luas dan benih yang digunakan berasal dari hasil persilangan. Hal hal yang perlu diketahui oleh petugas yang melakukan roguing : 1) karakteristik (diskripsi) varitas, 2) karakteristik tipe simpang, ) penyakit terbawa benih yang sukar dikendalikan dengan perawatan benih, 4) gulma yang berbahaya, 5 ketidak normalan tanaman (stress hara, suhu dan kelembaban tanah), 6) pengambilan contoh dan cara penghitungan untuk sertifikasi. Pemeriksaan lapang dilakukan pada fase vegetatif dan generatif. 5. Pencegahan kontaminasi mekanis. Hal ini penting dilakukan agar benih tidak tercampur dengan varitas lain melalui percampuran mekanis, misalnya pada saat panen dan pengolahan. Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan panen maupun pengolahan perlu perlu dibersihkan agar tidak terdapat sisa sisa benih dari pengolahan yang lalu. 6. Wilayah adaptif tanaman. Areal produksi benih hendaknya berada dalam wilayah produksi benih yang sesuai. Hal ini perlu dilakukan agar tidak terjadi perubahan secara genetik yang merugikan. Varitas unggul yang dihasilkan pemulia biasanya memuat diskripsi tempat tumbuh, sehingga anjuran tersebut perlu diikuti. Prinsip Agronomik Penerapan teknik budidaya dalam produksi benih merupakan faktor yang penting untuk mendapatkan benih yang bermutu. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam kegiatan produksi benih adalah : : 1. pemilihan dan penyiapan lahan 2. persemaian. penanaman
4 4. pemeliharaan 5. panen 6. penanganan calon benih setelah panen 1. Pemilihan dan Penyiapan lahan. Lahan yang dipilih hendaknya sesuai dengan adaptasi tanaman, memenuhi kelulusan sejarah lahan, bukan daerah banjir dan ada sarana transportasi. Penyiapan lahan dilakukan untuk mendapatkan kondisi yang ideal untuk produksi benih tanaman tertentu. Areal produksi benih harus bersih, dalam arti bebas dari benih-benih tanaman lain, hama dan penyakit, terutama penyakit yang ditularkan melalui tanah (soil born deseases), dan terisolasi dari pertanaman padi lainnya. Lahan harus subur dan akan lebih baik jika mempunyai system drainase yang baik Lahan sedapat mungkin mempunyai tingkat homogenitas yang tinggi untuk memperoleh sinkronisasi pembungaan yang baik Lahan untuk produksi benih sebaiknya bukan bekas tanaman padi, tetapi lahan bera atau bekas tanaman lainnya. Di daerah daerah yang sangat sulit mendapatkan lahan yang bukan bekas tanaman padi, maka perlu dilakukan sanitasi lahan saat pengolahan tanah sebagai berikut : Tanah diolah (bajak I), digenagi selama 2 hari, kemudian dikeringkan (air dikeluarkan) dan dibiarkan selama 7 hari. Tanah diolah untk kedua kalinya (bajak II), digenangi lagi selama 2 hari, kemudian dikeringkan, kemudian dibiarkan selama 7 hari. Pengolahan tanah ketiga dilakukan dengan garu, diratakan, dibersihkan dari bibit bibit padi yang tumbuh liar serta gulma. Perlakuan sanitasi tersebut dimaksudkan agar tanaman dari gabah yang tercecer pada pertanaman sebelumnya dapat dibersihkan dari arel pertanaman. Pertumbuhan gulma ditekan dengan cara menyemprot lahan dengan herbisida pra tumbuh, minimal 5 hari sebelum tanam atau sesuai dengan anjuran pemakaian herbisida yang bersangkutan. 2. Persemaian Persemaian harus disiapkan dengan baik, apabila areal untuk persemaian merupakan bekas tanaman padi maka lakukan pengolahan tanah dan sanitasi seperti yang diuraikan diatas. Buat bedengan persemaian dengan tinggi 5 10 cm, lebar 110 cm dan panjang sesuai kebutuhan. Rendam benih selama 24 jam, kemudian tiriskan dan peram selama 24 jam sebelum ditabur. Lahan persemaian dipupuk dengan 10 g Urea/m2, 5 g SP-6/m2 dan 5 g KCl/m2, dan sebaiknya ditambah dengan karbofuran G, 2 g/m2 Taburkan benih dengan kerapatan 25 g/m2 atau 1 kg benih/40 m2.. Penanaman Benih yang akan ditanam kadang-kadang memerlukan perawatan benih dengan fungisida atau insektisida. Faktor lingkungan yang sangat diperlukan pada fase awal adalah ketersediaan air agar perkecambahan dapat berlangsung dengan baik. Bila curah hujan rendah, maka lahan perlu disiram. Populasi yang ditanam disesuaikan dengan karakteristik varitas/tanaman agar diperoleh hasil yang tinggi. Jarak tanam 20cm x 20 cm Umur bibit 21 hari Kumlah bibit : 2 tanaman/rumpun. Penanaman bibit dilakukan pada kedalaman 2 cm 4
5 4. Pemeliharaan tanaman Beberapa kegiatan yang termasuk kegiatan pemeliharaan tanaman adalah penjarangan, pendangiran, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit dan gulma, pemangkasan serta memberi ajir atau lanjaran.tanaman memerlukan hara yang diperoleh dari pemupukan maupun dari yang tersedia di tanah. Unsur unsur hara diketahui sangat mempengaruhi hasil dan mutu benih. Selain pemupukan, pengendalian hama dan penyakit dan gulma perlu dilaksanakan secara tepat agar hasil dan mutu benih tidak turun. Pemupukan : Takaran pupuk sebaiknya berdasarkan kebutuhan tanaman (pupuk berimbang) Takaran dan waktu pemberian pupuk N (urea) dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman berdasarkan metode Bagan Warna Daun (BWD). Untuk takaran pupuk P dan K dtentukan dengan alat bantu PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) Pada saat tanam diberikan 60 kg Urea,semua pupuk Pospor dan, ½ takaran pupuk KCl, Pada 7 minggu setelah tanam Urea (berdasarkan pengamatan BWD) dan ½ takaran pupuk KCl. Pengendalian hama dan penyakit juga dilakukan secara intensif dengan mengacu pada metode PHT yang dianjurkan. Pengaturan air dilakukan sejak penanaman hingga menjelang panen: Lahan pertanaman produksi benih diairi setinggi sekitar cm selama hari setelah tanam. Lahan kemudian dikeringkan dan dibiarkan dalam keadaan macak macak selama 10 hari. Selama fase pembentukan anakan hingga menjelang primordial bunga, lahan digenangi setinggi cm. Pada fase primordia sampai fase bunting lahan digenagi setinggi sekitar 5 cm untuk mencegah tumbuhnya anakan baru. Pada fase bunting hingga fase berbunga lahan dikeringkan dan diairi secara bergantian. Selesai fase pembungaan hingga fase pengisian bulir lahan diairi setinggi sekitar cm. Pada fase pengisian bulir hingga 7 hari menjelang panen lahan dikeringkan dan diairi secara bergantian. 5. Panen Kegiatan pemanenan dilakukan pada saat diperoleh benih dalam jumlah dan mutu benih yang tertinggi. Panen harus dilaksanakan pada waktu dan cara yang tepat agar diperoleh benih bervigor yang tinggi. Bila panen dilakukan sebelum benih mencapai masak fisiologi, maka vigornya masih rendah dan tidak diperoleh dalam jumlah yang banyak, demikian pula bila terlambat panen maka akan menghadapi resiko kehilangan benih dilapangan dan penurunan mutu yang lebih besar. Waktu panen yang tepat adalah pada tanaman masak fisio;logis atau 90% gabah telah menguning. Untuk meningkatkan kemurnian benih, sebelum dipanen dilakukan pengontrolan dan seleksi terhadap tanaman-tanaman yang system pengisiannya normal. 6. Penanganan calon benih setelah panen. Calon benih yang telah dipanen dari lapangan akan melalui proses pengolahan yang terdiri atas pembersihan awal, pengeringan, perontokan, pembersihan kedua, pemilahan, dan pengemasan. Pengujian benih laboratorios dilakukan setelah pengolahan, dan jika memenuhi syarat kelulusan maka produsen benih dapat memperolh sertifikat jaminan mutu atas lot benih tersebut. Perontokan gabah dapat dilakukan secara manual yaitu dengan cara memukulkan rumpun pada drum bekas atau benda lain yang permukaannya licin, atau secara mekanik dengan menggunakan alat/mesin perontok. 5
6 Untuk menghindari tercampurnya benih dengan benih lain atau terjadinya kontaminasi, semua peralatan yang digunakan harus bersih dari kotoran dan sisa gabah yang tertinggal. Pengeringan benih dapat dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari atau mesin pengering benih. Pengeringan dianggap selesai apabila kadar air benih telah mencapai 1%. 6
Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang
PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas
Lebih terperinciadalah praktek budidaya tanaman untuk benih
Produksi benih non hibrida meliputi : inbrida untuk tanaman menyerbuk sendiri bersari bebas/open bebas/open pollinated (OP) untuk tanaman menyerbuk silang Proses produksi lebih sederhana, karena hampir
Lebih terperinciPT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI
PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan
Lebih terperinciBAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT
Lebih terperinciPRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013
PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH 1 BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH Budidaya untuk produksi benih sedikit berbeda dengan budidaya untuk produksi non benih, yakni pada prinsip genetisnya, dimana
Lebih terperinciTEKNOLOGI PERBENIHAN PADI SAWAH
TEKNOLOGI PERBENIHAN PADI SAWAH Benih sumber yang akan digunakan untuk pertanaman produksi benih harus satu kelas lebih tinggi dari kelas benih yang akan diproduksi. Untuk memproduksi benih kelas FS benih
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter
Lebih terperinciSISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciTEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture. Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau
TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau Green Economy and Locally Appropriate Mitigation Actions in Indonesia Latar Belakang Perubahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret
Lebih terperinciCiparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan
Lebih terperinciPenelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH Faktor Genetik/ Internal Faktor Lingkungan/ Eksternal FAKTOR GENETIK Genetik merupakan faktor bawaan yang berkaitan dengan komposisi genetika benih. Mutu benih berbeda
Lebih terperinciTEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU
TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK
AgroinovasI PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK Lahan rawa lebak merupakan salahsatu sumberdaya yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan di Provinsi
Lebih terperinciTUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida
TUGAS KULIAH TEKNLGI PRDUKSI BENIH Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida leh : Nimas Ayu Kinasih 115040201111157 Nur Izzatul Maulida 115040201111339 KELAS L PRGRAM STUDI AGREKTEKNLGI FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciPENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN
PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN Ameilia Zuliyanti Siregar Departemen Agroekoteknologi Fakultas Pertanian zuliyanti@yahoo.com,azs_yanti@gmail.com Pendahuluan
Lebih terperinciPenerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida
Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida Oleh: Mildaerizanti, SP, M.Sc Peneliti Muda Ahli pada BPTP Balitbangtan Jambi Pendahuluan Kebutuhan terhadap jagung diproyeksikan
Lebih terperinciOleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)
Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:
Lebih terperinciBUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso
BUDIDAYA PADI RATUN Marhaenis Budi Santoso Peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui peningkatan indeks panen dan peningkatan produksi tanaman setiap musim tanam. Padi Ratun merupakan salah satu
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida
Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Oleh : Dandan Hendayana, SP (PPL Kec. Cijati Cianjur) Saat ini tanaman padi hibrida merupakan salah satu alternatif pilihan dalam upaya peningkatan produksi
Lebih terperinciPeningkatan Pendapatan Usahatani dengan Penangkaran Benih Padi Varietas Unggulan
No. 02/Brosur/BPTP Jakarta/2008 PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI DENGAN PENANGKARAN BENIH PADI VARIETAS UNGGUL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciPENYIAPAN BIBIT UBIKAYU
PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan Februari-Juli 2016. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca dan laboratorium Kimia
Lebih terperinciTeknologi Produksi Benih Kacang Hijau
Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau PERSIAPAN PRODUKSI 1. Penentuan lokasi Kondisi lingkungan tumbuh sangat menentukan mutu benih yang dihasilkan. Benih yang mempunyai mutu genetik dan mutu fisiologis
Lebih terperinciKomponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:
AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,
Lebih terperinciVIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA
VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan
Lebih terperinciKERANGKA PENDEKATAN TEORI. Nuswardhani dan Bidjaksana (2014) yang meneliti tentang faktor-faktor
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Produksi Benih Nuswardhani dan Bidjaksana (2014) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pabrik benih padi PT Sang Hyang
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oriza sativa) adalah salah satu jenis serealia yang umumnya dibudidayakan melalui sistem persemaian terlebih dahulu. Baru setelah bibit tumbuh sampai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah respon petani terhadap kegiatan penyuluhan PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II,
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG
KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG Rr. Ernawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jl. Z.A. Pagar Alam No. 1ª Bandar lampung E-mail: ernawati
Lebih terperinciTahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih.
Tahapan di Pertanaman Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam Tahapan Pasca Panen Pengawasan Pengolahan Benih 5-7 hari Pemeriksaan Dokumen 1 hari Pembuatan Kelompok Benih Pengawas Benih dan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi 1. Sejarah BPSB Jawa Tengah Awal BPSB II Tegalgondo Jawa Tengah didirikan oleh Hamengkubuwono X pada tahun 1920, yang mulanya merupakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan
Lebih terperinciTabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan
LAMPIRAN 9 Lampiran. Pengukuran variabel penelitian Tabel. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan a. Varietas lokal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang sangat peting, selain padi dan gandum. Jagung juga berfungsi sebagai sumber makanan dan
Lebih terperinciDENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT
DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode
Lebih terperinci1 SET A. INDIVIDU PETANI
1 SET A. INDIVIDU PETANI Pengelolaan Tanaman Padi Versi beta Indonesia Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu petani O lahan sawah kelompok tani sehamparan
Lebih terperinciPadi hibrida merupakan tanaman F1 yang berasal dari
TEKNIK PRODUKSI BENIH UNTUK KEPERLUAN UJI DAYA HASIL PADI HIBRIDA Sukirman, Warsono, dan Maulana 1 Padi hibrida merupakan tanaman F1 yang berasal dari persilangan dua galur murni yang berbeda. Di beberapa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung, Kec. Andong, Boyolali (lahan milik Bapak Sunardi). Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada
27 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada 105 13 45,5 105 13 48,0 BT dan 05 21 19,6 05 21 19,7 LS, dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PERBANYAKAN BENIH VUB PADI
PETUNJUK TEKNIS PERBANYAKAN BENIH VUB PADI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH 2010 TEKNOLOGI PERBANYAKAN BENIH PADI Suparman BALAI PENGKAJIAN
Lebih terperinciPeluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara
Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), Andi Tenrirawe 2), A.Takdir 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi pertanian Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciMenembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)
Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Padi termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman muda yaitu tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya
Lebih terperinciPENDAHULLUAN. Pengertian Teknologi Pertanian
PENDAHULLUAN Pengertian Teknologi Pertanian Encyclopedia Britanica : Agriculture Technology is application of techniques to control the growth and harvesting of Agriculture Production (Aplikasi Teknik
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.
I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian produksi benih dilakukan di lahan petani di Desa Sinar Agung, Kecamatan
24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian produksi benih dilakukan di lahan petani di Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus. Pengujian vigor awal benih
Lebih terperinciPENYIAPAN BENIH TANAMAN PADI
PETUNJUK LAPANGAN Oleh : M Mundir BP3K Nglegok PENYIAPAN BENIH TANAMAN PADI 1 PENYIAPAN BENIH UNTUK PERBENIHAN PADI I. LATAR BELAKANG Benih padi bermutu tinggi sangat penting dalam suatu usahatani, karena
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT
Lebih terperinciAgroteknologi Tanaman Rempah dan Obat
Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI
MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI Disusun Oleh : WASIS BUDI HARTONO PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN BP3K SANANKULON Penyakit Blas Pyricularia oryzae Penyakit
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BENIH DAN VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH
PENGEMBANGAN BENIH DAN VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH Oleh : Ir. Hj. Fauziah Ali A. Pendahuluan Varietas unggul memberikan manfaat teknis dan ekonomis yang banyak bagi perkembangan suatu usaha pertanian, diantaranya
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Rumah kaca University Farm, Cikabayan, Dramaga, Bogor. Ketinggian tempat di lahan percobaan adalah 208 m dpl. Pengamatan pascapanen dilakukan
Lebih terperinciPERANAN PEMULIAAN TANAMAN PADI, PRODUKSI BENIH DAN PENGELOLAAN HAMA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA Oleh : Nasib Wignyo Wibowo
PERANAN PEMULIAAN TANAMAN PADI, PRODUKSI BENIH DAN PENGELOLAAN HAMA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA Oleh : Nasib Wignyo Wibowo PENDAHULUAN Padi merupakan bahan pangan utama di Indonesia.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2011. Alat dan Bahan
Lebih terperinciBudi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut
Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika
Lebih terperinciTeknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat
Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilanjutkan di Laboratorium
Lebih terperinciPEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1
PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan
Lebih terperinci1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani
1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperinciTeknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR
Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR LATAR BELAKANG Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Parameter. (cm) (hari) 1 6 0, , , Jumlah = 27 0, Rata-rata = 9 0,
4.1 Hasil BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang dilakukan pada kedua galur murni G.180 dan menunjukkan hasil yang optimal pada berbagai pertumbuhan tanaman, dengan parameter pengamtan seperti
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU
PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN
Lebih terperinciPEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH
PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari pokok bahasan ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali penyulaman tanaman
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah
Lebih terperinciCara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi
Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi 4 tahap penggunaan Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super Tugama) 1. Persiapan Benih 2. Pengolahan tanah atau lahan tanaman 3. Pemupukan 4.
Lebih terperinci1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani
1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di sawah dusun Kaliglagah, desa Kalibeji, kecamatan Tuntang, kabupaten Semarang. Penelitian ini dilaksanakan mulai 31
Lebih terperinciPENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI
PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas
Lebih terperinci1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani
1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah
Lebih terperinciKAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU
KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU BPTP RIAU 2012 PENDAHULUAN Kebutuhan beras sebagai sumber kebutuhan
Lebih terperinci1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan
1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu petani
Lebih terperinciBerdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny
TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pembenihan padi Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru. Waktu penelitian dilakukan selama ± 4 bulan dimulai dari bulan
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau. Oleh : Rudi Iswanto Titik Sundari Didik Harnowo
Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau Oleh : Rudi Iswanto Titik Sundari Didik Harnowo Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2013 i Petunjuk Teknis Teknologi
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI
PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 10 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI A. DEFINISI Benih
Lebih terperinciBreeding. Pre BS (Original Seed) BS. Benih Inti (Nucleus Seed) Produksi Benih Awal. Produksi Benih Komersial. 2 Pemeliharaan Varietas
Produksi Benih Komersial Breeding 1 Benih Inti (Nucleus Seed) Produksi Benih Awal Pre BS (Original Seed) BS 3 2 Pemeliharaan Varietas FS SS ES 1 Tujuannya adalah tersedianya bahan perbanyakan benih BS
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium
14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei s/d September 2012 di lahan kering Kabupaten Bone Bolango dan bulan Oktober 2012 di Laboratorium Balai Karantina
Lebih terperinciTEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi
TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Benih cabai hibrida sebenarnya dapat saja disemaikan dengan
Lebih terperinci1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan
1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh
Lebih terperinci