POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT A KUDUS TAHUN 0 NASKAH PUBLIKASI Oleh : SAMROTUL CHUSNA K 00 090 07 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 0
POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT A KUDUS TAHUN 0 USING MEDICINE IN CORONARY HEART DISEASE PATIENTS HOSPITALIZED IN HOSPITAL A KUDUS IN 0 Samrotul Chusna*#, dan Nurul Mutmainah * *Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl A Yani Tromol Pos I, Pabelan Kartasura Surakarta 70 #E-mail: samrochamna@gmail.com ABSTRAK Penyakit Jantung Koroner (PJK) saat ini merupakan salah satu penyebab utama dan pertama kematian di negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat pada pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit A Kudus tahun 0 berdasarkan jenis obat yang digunakan pada pasien PJK sesuai dengan rekomendasi dari Journal of American College of Cardiology. Jenis penelitian ini bersifat non eksperimental secara retrospektif dan dianalisis dengan metode deskriptif. Bahan penelitian yang digunakan adalah rekam medis. Subyek penelitian adalah pasien PJK yang dirawat inap di Rumah Sakit A Kudus pada tahun 0. Data yang digunakan yaitu umur, jenis kelamin, berat badan, jenis obat yang digunakan, dosis obat, data laboratorium serta hasil pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis obat yang digunakan pada penderita PJK paling tinggi adalah golongan nitrat (ISDN), antiplatelet (aspirin dan klopidogrel), antikoagulan (warfarin dan heparin), ACE inhibitor (kaptopril, lisinopril dan ramipril), beta bloker (bisoprolol, propanolol dan atenolol), golongan statin (simvastatin, atorvastatin dan pravastatin), dan antagonis Kalsium (amlodipin dan diltiazem) sesuai dengan rekomendasi dari Journal of American College of Cardiology. Kata Kunci: Pengobatan Jantung Koroner, Rumah Sakit A, Obat, Penyakit Jantung Koroner. ABSTRACT Coronary Heart Disease (CHD) is currently one of the major causes of death and the first in developed and developing countries, including Indonesia. This research aims to determine the accuracy of the using medicine in patient with coronary heart disease in the Hospital A Kudus in 0 show that kind of medicine that be used by Coroner Hearth Disease patient suit with recommended by Journal of American College of Cardiology. Kind of this research has characteristic non-experiment retrospectively and is analyzed by descriptive method. Research material that was used is medical record. Research subject is CHD patient who hospitalized in the hospital A Kudus in 0. Data that was used are age, sex, weight, kind of medicine was used, dose of medicine, data of laboratory and results of treatment. Result of this research showed that kind of medicine that given by Coroner Hearth Disease patients is nitrate (ISDN), antiplatelet (aspirin and clopidogrel), anticoagulant (warfarin and heparin), ACE inhibitor (captopril, lisinopril, and ramipril), betablocker (bisoprolol, propanolol, and atenolol), Statin (simvastatin, atorvastatin and pravastatin), calcium antagonis (amlodipine and diltiazem), suit with recommended by Journal of American College of Cardiology. Key words: Coronary Heart Treatment, Hospital A Kudus, Medicine, Coronary Heart Disease.
PENDAHULUAN Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskuler saat ini merupakan salah satu penyebab utama dan pertama kematian di negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia (Muchid dan Panjaitan., 00). Lebih dari 80% kematian akibat penyakit kardiovaskuler terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan semakin banyak menimpa populasi usia dibawah 0 tahun, yaitu usia produktif (Rilantono, 0). Di Indonesia dilaporkan PJK merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar,%,. Angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (%). Dengan kata lain, lebih kurang satu di antara empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK. Berbagai faktor risiko mempunyai peran penting timbulnya PJK mulai dari aspek metabolik, hemostasis, imunologi, infeksi, dan banyak faktor lain yang saling terkait (Muchid dan Panjaitan., 00). Tujuan utama dari pengobatan yaitu menghilangkan rasa sakit pasien dan mengusahakan memperkecil resiko dari komplikasi yang dapat menyebabkan kematian. Penyakit jantung koroner sebenarnya tidak dapat disembuhkan tapi harus senantiasa dikontrol (Majid, 007). Pengobatan penyakit jantung koroner dimaksudkan tidak sekedar mengurangi atau bahkan menghilangkan keluhan, yang paling penting adalah memelihara fungsi jantung sehingga harapan hidup akan meningkat (Yahya, 00). Pengobatan merupakan suatu hal yang penting, namun jenis dan takaran yang salah justru bisa membahayakan. Pasien sedapat mungkin mengetahui efek samping obat sebelum menyetujui penggunaan obat yang digunakan oleh dokter. Banyak dokter memiliki kebijakan untuk menerangkan manfaat maupun akibat samping dari suatu obat sebelum menuliskan resep (Soeharto, 00). Banyak penderita serangan jantung yang kembali ke rumah setelah perawatan beberapa hari, sebagian perlu perawatan bermingguminggu sebelum dipulangkan karena fungsi jantung sudah menurun. Diantara penderita serangan jantung itu, ada pula yang tidak dapat diselamatkan (Yahya, 00). Adanya keterkaitan penyakit jantung koroner dengan faktor resiko dan penyakit penyerta lain seperti DM dan hipertensi, serta adanya kemungkinan perkembangan iskemik menjadi infark menyebabkan kompleksnya terapi yang diberikan. Oleh karena itu, pemilihan jenis obat akan sangat menentukan kualitas penggunaan obat dalam pemilihan terapi. Berbagai pilihan obat saat ini tersedia, sehingga diperlukan petimbanganpertimbangan yang cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit. Terlalu banyaknya jenis obat yang tersedia dapat memberikan masalah tersendiri dalam praktik, terutama menyangkut pemilihan dan penggunaan obat secara benar dan aman (Badan Pengawasan
Obat dan Makanan, 000). Dari uraian diatas mendorong peneliti untuk melakukan evaluasi pengobatan jantung koroner. METODE PENELITIAN A. Kategori dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian non-eksperimental yaitu penelitian dengan pengambilan data tanpa perlakuan terhadap subyek uji. Rancangan yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengetahui ketepatan pemilihan obat pada penyakit jantung koroner. B. Penentuan Jumlah Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk dijadikan sampel. Sampel yang diambil dengan metode purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi sebagai berikut:. Data rekam medik lengkap yang memuat identitas pasien (nama, usia, jenis kelamin), nomor rekam medik, kondisi pasien, karakteristik pasien, diagnosa utama pasien, penyakit penyerta dan jenis obat yang diberikan berdasarkan golongan obat.. Diagnosis utama PJK, IHD, APTS dan AMI yang disertai dengan komplikasi/penyakit penyerta.. Data laboratorium : Serum Kreatinin.. Pasien dewasa (umur > 0 tahun). C. Analisa Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode analisis deskriptif non analitik, karena penelitian ini untuk menggambarkan keadaan sebenarnya di dalam suatu komunitas kemudian dibandingkan dengan Standar pengobatan yang dipakai. Untuk mendapat ketepatan penggunaan obat pada masing-masing kasus, maka dilakukan evaluasi sebagai berikut yaitu karakteristik pasien yang meliputi usia, diagnosa penyakit penyerta dan jenis obat yang diberikan serta mengevaluasi pasien yang tidak tepat indikasi, tidak tepat obat, tidak tepat pasien dan tidak tepat dosis berdasarkan evidence-based medicine dan diolah menjadi bentuk data tabel persentase. D. Jalannya Penelitian. Tahap Perijinan Perijinan untuk melakukan penelitian diperoleh ketika proposal dan seminar proposal sudah selesai, setelah mendapat izin dari Fakultas Farmasi lalu melakukan studi
pendahuluan pada Rumah Sakit yang akan diteliti dengan meminta persetujuan dari kepala Rumah Sakit A dan menyerahkan proposal penelitian.. Tahap Penelusuran Data Proses penelusuran data dimulai dari observasi laporan unit rekam medik Rumah Sakit Umum A Kudus. Pengambilan data diambil dari catatan rekam medik Rumah Sakit A Kudus dari rekam medik yang diperoleh.. Pencatatan Data Dilakukan Dalam Lembar Laporan Data meliputi data pasien (no registrasi, umur, jenis kelamin, data laboratorium, pemeriksaan fisik) dan terapi penggunaan obat (nama obat, golongan, rute pemberian, dosis obat, dan lama pemberian). Hasil penelitian ini kemudian disajian dalam bentuk tabel.. Pengolahan Data Pengolahan data dimulai pada bulan Desember 0, setelah semua data lengkap.. Membuat pembahasan, kesimpulan, dan saran. E. Teknik dan Model Analisis Data diperoleh dari penelusuran kartu rekam medik pasien penyakit jantung koroner rawat inap di Rumah Sakit A Kudus tahun 0 secara retrospektif dan dianalisis dengan Pharmaceutical care untuk pasien penyakit jantung koroner tahun 00. Data diambil dengan metode purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi sebagai berikut yaitu data rekam medik yang memuat identitas pasien (nama, usia, jenis kelamin), nomor rekam medik, kondisi pasien, karakteristik pasien, diagnosa utama pasien, penyakit penyerta dan jenis obat yang diberikan berdasarkan golongan obat dengan diagnosis utama PJK, IHD, APTS dan AMI yang disertai dengan komplikasi/penyakit penyerta. Selanjutnya data laboratorium meliputi Serum Kreatinin. Lalu pasien dewasa (umur > 0 tahun). HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Penelusuran Data Proses penelitian dilakukan dengan cara mengamati satu per satu kartu rekam medik pasien rawat inap di Rumah Sakit A Kudus tahun 0. Dari jumlah kasus pasien PJK rawat inap di Rumah Sakit A Kudus, diambil 90 kasus (sebagai bahan penelitian) karena mempunyai data rekam medik lengkap serta memenuhi kriteria inklusi, 7 kasus pasien tidak diambil karena tidak memenuhi kriteria inklusi.
B. Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik subyek penelitian antara lain didasarkan pada jenis kelamin, usia dan Penyakit penyerta. Tabel. Distribusi Jenis Kelamin, Usia, dan Penyakit Penyerta Pasien PJK Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit A Kudus Tahun 0 No Karakteristik Jumlah Pasien Presentasi (%). Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan. Usia a. > 0-0 b. -0 c. -0 d. -0 e. -70 f. > 7. Penyakit Penyerta a. Hipertensi b. Diabetes Mellitus c. Dyspepsia d. Decompensia Cordis e. Pneumonia f. CKD g. CHF h. Stroke i. Edema j. COPD k. HHD l. Asam Urat m. HIV n. ISPA o. ISK p. TB q. Cystitis Penyakit jantung koroner sering terjadi pada semua jenis kelamin, berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa angka kejadian akibat PJK pada laki-laki lebih besar sebanyak 0 kasus dibandingkan pada perempuan yaitu sebanyak 0 kasus dari jumlah 90 pasien. Persentase pada laki-laki sebesar,% dan pada perempuan sebesar,%. Sedangkan usia yang paling tinggi terkena penyakit jantung koroner yaitu antara usia - 0 tahun sebanyak 7 kasus dengan persentase 0%, dan usia yang paling sedikit terkena penyakit jantung koroner yaitu antara usia >0-0 tahun dengan persentase,%. Selanjutnya diagnosis PJK dengan penyakit penyerta terbesar adalah hipertensi dengan jumlah kasus kasus dan persentase 8%. Penyakit penyerta selanjutnya adalah diabetes mellitus dengan jumlah kasus 7 dan persentase %. Serta untuk penyakit penyerta paling sedikit yaitu TB, HIV, ISPA, ISK, dan Cystitis dengan jumlah kasus dengan persentase %. 0 0 9 7 7,,,,, 0 7,8, 8
C. Profil Peresepan Berdasarkan Golongan dan Jenis Obat Obat yang digunakan untuk pasien rawat inap penderita jantung koroner di Rumah Sakit A Kudus berdasarkan acuan pharmaceutical care untuk pasien penyakit jantung koroner tahun 00 adalah golongan nitrat, penyekat beta, antagonis kalsium, antiplatelet, ACE I, statin, dan antikoagulan. Tabel diketahui bahwa golongan obat yang paling banyak digunakan adalah golongan obat nitrat yaitu sebanyak 8 kasus dengan persentase 9,%, sedangkan penggunaan obat terendah yang digunakan adalah golongan antagonis kalsium sebanyak kasus dengan persentase,%. Tabel. Penggunaan Obat pada Pasien PJK Rawat Inap Rumah Sakit A Tahun 0 No. Kelas terapi Golongan Nama generik Jumlah Persentase (%). Antibiotik Sefalosporin Kuinolon Sefotaksim Seftriakson Sefiksim Siprofloksasin Levofloksasin 7,,,, 7,78. Elektrolit RL NaCl NS Asering 8 0 0 7,,,,. Anti angina Nitrat ISDN 8 9,. Anti aritmia Amiodaron HCl 0,. Anti hipertensi ACE I Beta bloker CCB ARB Kaptopril Lisinopril Ramipril Bisoprolol Propanolol Atenolol Amlodipin Diltiazem Valsartan Irbesartan Kandesartan Losartan 9 7 0 7 7 8 0 8,89, 8,89,, 8,89,, 8,89,,. Glikosida jantung Inotropik Digoksin 7 0 7. Obat untuk syok Dopamin Dobutamin 8,7 8,89 8. Penurun kolesterol Statin Fibrat Simvastatin Atorvastatin Pravastatin Gemfibrozil,,7,, 9. Vasodilator Vasodilator perifer Flunarizin, 0. Analgesik, antipiretik Analgesik narkotik Analgesik non narkotik. Obat yang mempengaruhi darah Antirematik, antipirai Antiplatelet Antikoagulan. Anti diabetik Sulfonilurea Biguanida Antidiabetik Morfin Kodein Metampiron Ketorolac CTM Aspirin Klopidogrel Warfarin Heparin Glimepirid Glibenklamid Glikazid Glurenorm Metformin Acarbosa 7 9,,,,7, 8,89 8,89,, 7,78,,, 0,
Lanjutan Tabel No. Kelas terapi Golongan Nama generik Jumlah Persentase (%) Insulin kerja singkat Insulin kerja lama Apidra Humulin R Lantus 9 9 7 0 0 7,78.. Kortikosteroid Obat untuk kulit Anti Bakteri. Psikofarmaka Antiansietas dan anti insomnia. Obat saluran nafas Anti asma Antitusif Mukolitik ekspektoran Dekongestan 7. Obat saluran cerna Antasida dan ulkus 8. Obat yang mempengaruhi sistem imun Antiemetik Obat diare Laksatif Lain-lain dan Regulator GIT Serum dan imunoglobulin Prednison Metilprednisolon Fluosinolon+Genta misin sulfat Alprazolam Diazepam Estazolam Clofritis Ambroksol Aminofilin Teofilin Combiven Salbutamol DMP OBH Vectrin Bisolvon Bronchopront Sistenol Enatin Ranitidin Lansopraazol Omeprazole Sukralfat Rebamipid Al(OH) Ondansetron Metoklopramid Domperidon Loperamid Kaolin+Pektin Atapulgit Bisakodil Laktulosa L-ornitin-L-aspartat Metionin Ursodeoksilat Pankreatin Otilonium Br Albumin Human imunoglobulin 8 0 8,,,,,,, 8,89,,,,,,,,,,7, 8,89,,,,,,,,,,, 8,89,7,,,,,,, 9. Antimikroba Asam Pipemidat, 0. Transfusi darah PRC, Berdasarkan evidence-based medicine menunjukkan bahwa tingkat rekomendasi obat paling tinggi pada penderita PJK yaitu golongan nitrat. Nitrat merupakan terapi lini pertama pada gejala angina pada pasien PJK. Nitrat dapat menurunkan angina sebesar 8,%. Sedangkan antiplatelet merupakan terapi lini pertama pada pasien SKA. Antikoagulan terbukti menurunkan angka kejadian SKA dan gejala angina. ACE inhibitor menurunkan angka kematian 98% pada pasien dengan infark miokard. Beta blocker terbukti dapat mengurangi angka kematian pada pasien PJK. Kejadian kematian per 000 orang/tahun berkurang sebesar 7,%. Terapi golongan statin pada pasien PJK menunjukkan bahwa 9% LDL pada pasien yang mendapatkan terapi tersebut mencapai 7
target yaitu 00 mg/dl. Golongan antagonis Kalsium para non-dihidropiridin (diltiazem dan verapamil) terbukti dapat menurunkan kejadian kematian. D. Kelemahan penelitian Kelemahan penelitian ini adalah dilakukan secara retrospektif berdasarkan data rekam medik pasien rawat inap yang ada, sehingga tidak dapat mengetahui secara langsung kondisi pasien yang sebenarnya. Oleh karena itu, penelitan perlu ditindaklanjuti khususnya observasi langsung kondisi pasien. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari analisis data hasil penelitian serta pola penggunaan obat jantung koroner di RSUD Kudus tahun 0 menunjukan bahwa dari 90 pasien terdiagnosa PJK di RSUD Kudus tahun 0 ditemukan bahwa penggunaan obat pada penderita PJK paling tinggi adalah golongan nitrat sebesar 9,% dan yang paling rendah adalah antagonis Kalsium sebesar,%. Berdasarkan evidence-based medicine menunjukkan bahwa tingkat rekomendasi obat paling tinggi pada penderita PJK yaitu golongan nitrat. Nitrat merupakan terapi lini pertama pada gejala angina pada pasien PJK. Nitrat dapat menurunkan angina sebesar 8,%. Sedangkan antiplatelet merupakan terapi lini pertama pada pasien SKA. Antikoagulan terbukti menurunkan angka kejadian SKA dan gejala angina. ACE inhibitor menurunkan angka kematian 98% pada pasien dengan infark miokard. Beta blocker terbukti dapat mengurangi angka kematian pada pasien PJK. Kejadian kematian per 000 orang/tahun berkurang sebesar 7,%. Terapi golongan statin pada pasien PJK menunjukkan bahwa 9% LDL pada pasien yang mendapatkan terapi tersebut mencapai target yaitu 00 mg/dl. Golongan antagonis Kalsium para non-dihidropiridin (diltiazem dan verapamil) terbukti dapat menurunkan kejadian kematian. B. Saran Untuk peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian yang berkelanjutan dengan kategori evaluasi seluruh obat dan interaksi penggunaan obat jantung koroner serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pemilihan obat PJK pada pasien secara prospektif. Oleh karena itu, penelitan perlu ditindaklanjuti khususnya observasi langsung kondisi pasien. 8
DAFTAR ACUAN Anonim, 009, British National Formulary 7, Lamberth High Street, London. Badan POM RI, 000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, hal,, Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta. Depkes RI, 00, Modul Pelatihan Penggunaan Obat Rasional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Leatham, A., 00, Lecture Notes Kardiologi, Erlangga, Jakarta. Majid, A., 007, Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan, dan Pengobatan Terkini (online). (http:// respository.usu.ac.id/bitstream/789/70//08e00.pdf diakses Mei 0). Menkes, 009, Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8, Jakarta. Muchid, dkk., 00, Pharmaceutical Care untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner : Fokus Sindrom Koroner Akut, Penerbit Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Departemen Kesehatan, Jakarta. Rilantono, LI., 0, Penyakit Kardiovaskular (PKV) : Rahasia, Edisi Pertama, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Soeharto, 00, Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner, Edisi Kedua, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Soeharto, 00, Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan Kolesterol, Edisi Ketiga, hal 87, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Yahya, A.F., 00, Menaklukkan Pembunuh no. : Mencegah dan Mengatasi Penyakit Jantung Koroner Secara Tepat, PT Mizan Pustaka, Bandung. Stone NJ, Robinson J, Lichtenstein AH, et al., 0, ACC/AHA guideline on the treatment of blood cholesterol to reduce atherosclerotic cardiovascular risk in adults: a report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines. J Am Coll Cardiol. 0;( pt B):889-9. 9