BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. ini Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu memiliki tujuh aset idle yang

VI. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PDAM TIRTA LEMATANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Studi kelayakan pengembangan pabrik lampu neon electronic (Ne) Sukoharjo Solo. Disusun oleh : NIM. I

PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN TARIF PELAYANAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA BANGKA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TEMUKAN PEMBOROSAN AIR BERSIH SENILAI Rp791 MILIAR

Kata kunci: Evaluasi, Sistem Distribusi Air Bersih, Penurunan Tingkat Kehilangan Air

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

BAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN)

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA

STRATEGI PENURUNAN KEBOCORAN DI SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA MATARAM

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN INVESTASI PADA DEPOT AIR MINUM ABDURAHMAN SALEH. : Muhammad Iga Abi Karami NPM :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan hambatan yang dihadapi oleh setiap perusahaan semakin banyak dan

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAN AIR MINUM DI KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

Kata kunci: Pengembangan sistem distribusi, prediksi kebutuhan, efisiensi

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA RUMAH MAKAN PADANG SIANG MALAM

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Pengertian Investasi Evaluasi Proyek... 9

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA RUMAH KOST WISMA YULIA. Irma Yulia Dewi

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

d. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah,

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA AIR MINUM ISI ULANG DESMOND

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG

Studi Kelayakan Pembukaan Cabang Baru Apotek Roxy Kaliabang

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

METODOLOGI PENELITIAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 76 Tahun : 2015

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

BAB II SEJARAH PERUSAHAAN

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

WALIKOTA SAWAHLUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara No

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

WALI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

I. Latar belakang penyesuaian tarif air minum tahun 2013 meliputi :

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA KEDAI MINUMAN LILIPUT BUBBLE

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

KAJIAN PELUANG INVESTASI PABRIKASI KECAP DI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN Oleh : Refius Pradipta S * BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO

ASPEK KEUANGAN UNTUK BISNIS AWAL

Perencanaan pengembangan SPAM

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR LAMPIRAN...

SALINAN. d. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

TANAH LAUT. pelayanan

VII. RENCANA KEUANGAN

BAB III LANDASAN TEORI

Matriks Program Strategis AMPL Kabupaten Banyuasin Tahun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 19 TAHUN 2010

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting dan pembahasan terhadap kondisi pelayanan air minum oleh PDAM Kecamatan Kota Sumenep, maka kesimpulan yang diambil yaitu : 1. Rendahnya cakupan pelayanan PDAM Kecamatan Kota Sumenep dikarenakan : a. Banyak masyarakat di Kecamtan Kota Sumenep yang memanfaatkan sumur, hal ini dikarenakan kualitas hidrogeologi Kecamatan Kota Sumenep cukup baik untuk dimanfaatkan sebagai air bersih. b. Pelayanan PDAM Kabupaten Sumenep terkait kontinuitas yang kurang 24 jam/hari menyebabkan masyarakat enggan untuk menjadi pelanggan. c. Kondisi keuangan PDAM yang masih merugi menyebabkan PDAM Kecamatan Kota Sumenep sulit untuk melakukan investasi dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan pada daerah yang belum terjangkau jaringan perpipaan PDAM. d. Jam operasi rata-rata di PDAM Sumenep belum maksimal, yaitu 15,72 jam per hari sehingga dari segi kontinuitas kurang memadai. 2. Tingginya kehilangan air PDAM Kecamatan Kota Sumenep dikarenakan : a. Deteksi kebocoran secara aktif tidak pernah dilakukan, sehingga tingkat kebocoran yang terjadi masih cukup tinggi yaitu untuk tahun 2008 tingkat kehilangan air yang terjadi sebesar 49,16 %, sedangkan di tahun 2007 kehilangan air yang terjadi adalah 48,26% dari kapasitas produksi terhadap air terjual. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa kebocoran dari tahun 2007 hingga tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 0,9 %. Untuk itu penanganan masalah kebocoran di PDAM Kabupaten Sumenep perlu ditangani lebih mendalam. 221

3. Penilaian kinerja PDAM Kabupaten Sumenep Berdasarkan : a. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum menunjukkan tingkat keberhasilan kinerja yang dicapai oleh PDAM berada pada kelompok kinerja kategori cukup dengan total penilaian kinerja adalah 48,59 (berada pada range nilai >45-60). Tujuan dari penilaian kinerja ini adalah untuk menilai tingkat keberhasilan dalam mengelola perusahaan. b. Penilaian kinerja berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 294/PRT/M/2005 tentang BPP SPAM menunjukkan tingkat keberhasilan kinerja yang dicapai PDAM berada pada kategori 1,71 / Sakit dengan total penilaian kinerja adalah 1,980 (berada pada range nilai 1,7-2,0). Tujuan penilaian kinerja ini dalam rangka penyehatan PDAM. Tujuan dari 2 (dua) indikator penilaian kinerja diatas pada dasarnya sama yaitu dalam rangka meningkatkan kinerja ataupun menyehatkan pengelolaan perusahaan sehingga untuk meningkatkan pengelolaan perusahaan dan memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik maka kekurangan-kerurangan dalam pengelolaan perusahaan yang ditunjukan dari setiap indikator penilaian harus segera diatasi dan diperbaiki. Kondisi internal dan eksternal perusahaan baik itu kelebihan maupun kekurangan yang ditunjukkan oleh setiap indikator penilaian yang ada kemudian dianalisis dengan menggunakan analisa SWOT untuk menghasilkan strategi yang tepat dalam rangka penyelesaian permasalahan yang ada. Hasil analisa SWOT menunjukkan perusahaan berada pada posisi stabilisasi (kudran III) dengan kondisi internal menunjukkan nilai indikator kelemahan sebesar -5,000 ke arah kelemahan. Sedangkan kondisi external menunjukkan nilai indikator +0,800 dan ke arah peluang. Hal ini menunjukkan perusahaan akan mendapatkan cukup peluang, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kelemahan-kelemahan. Sehingga strategi yang harus diterapkan adalah meminimalkan kelemahan, sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik dengan melakukan stabilisasi. Untuk itu telah dihasilkan beberapa strategi dalam rangka penyelesaian masalah untuk meningkatkan pengelolaan perusahaan dan menyehatkan PDAM. 222

4. Strategi yang diperlukan oleh PDAM Kecamatan Kota Sumenep untuk meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakat antara lain : a. Strategi jangka pendek : 1. Peningkatkan efisiensi perusahaan di segala bidang yaitu : a. Bidang Teknis - Pengoptimalan biaya operasional dan peningkatan pemanfaatan sumber air baku yang sistem pengalirannya secara gravitasi. - Peningkatkan pendapatan usaha melalui optimalisasi dan peningkatan instalasi eksisting, jaringan distribusi dan transmisi untuk meningkatkan produksi dan penjualan air kemasyarakat. - Penurunkan tingkat kehilangan air yang terjadi dengan membentuk tim teknis penanggulangan kehilangan air. - Pembuatan Master Plan sebagai acuan pelaksanaan peningkatan dan pengembangan pelayanan. b. Bidang Kelembagaan - Peningkatkan kinerja dan kapasitas sumber daya manusia atau kemampuan karyawan PDAM, serta mengurangi tingkat penerimaan pegawai baru yang berdampak pada meningkatnya biaya usaha PDAM c. Bidang Keuangan - Pelaksanakan investasi secara bertahap karena keterbatasan keuangan yang dimiliki. - Penyesuaian tarif jasa layanan PDAM serta pemberlakuan tarif progresif. Tujuannya adalah sebagai pengendalian konsumsi, konservasi sumber air dan sebagai subsidi silang. Dengan efisiensi yang dilakukan ini diharapkan dapat menekan biaya usaha sehingga dapat memperoleh keuntungan usaha. b. Strategi jangka menengah : 1. Peningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan. Merupakan upaya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan untuk menarik minat masyarakat menjadi pelanggan PDAM melalui : 223

- Mempertahankan serta meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan air bersih kepada masyarakat. - Memberikan kemudahan pelayanan dan pemberlakuan tarif yang terjangkau pada waktu pemasangan sambungan baru. - Meningkatkan kapasitas SDM dalam mengelola perusahaan di segala bidang melalui pendidikan dan pelatihan. 2. Pencarian sumber pendanaan untuk mendukung investasi yang akan dilakukan. c. Strategi jangka panjang : 1. Meningkatkan Cakupan Pelayanan Air Minum sebagai berikut : - Tahap I (2009-2011), penambahan jumlah pelanggan sebanyak 1.689 unit dari eksisting tahun 2008 sebanyak 6425 pelanggan. - Tahap II (2012-2016), penambahan jumlah pelanggan sebanyak 1.685 unit. - Tahap III (2017-2021), penambahan jumlah pelanggan sebanyak 1.685 unit. 2. Menurunkan Tingkat Kehilangan Air. - Melaksanakan program penurunan tingkat kehilangan air dengan target : i. Akhir Tahap I (2011) ditargetkan penurunan tingkat kehilangan air menjadi 45,12%. ii. Akhir Tahap II (2016) ditargetkan penurunan tingkat kehilangan air menjadi 34,37%. iii. Akhir Tahap III (2021) ditargetkan penurunan tingkat kehilangan air menjadi 25%. - Membuat sistem pelayanan distribusi dengan sistem zona dan pemasangan meter zona untuk memudahkan dalam melakukan pengotrolan dan pengendalian kehilangan air. - Memasang meter induk pada jaringan pipa transmisi maupun distribusi untuk dapat mengukur produksi air secara pasti. 224

- Melakukan peneraan/kalibrasi meter air pelanggan sebanyak 1188 unit dan penggantian meter air pelanggan apabila terjadi kerusakan untuk memperoleh ketelitian dalam mengukur pemakaian air. - Melakukan pemeliharaan rutin dan berkala terhadap jaringan pipa yang ada melalui pencucian pipa, penggantian pipa yang sudah tua dan habis umur ekonomisnya, penggantian pipa yang sering bocor serta memperbaiki setiap sumber kebocoran yang terdeteksi dengan cepat dan dalam waktu yang singkat. 3. Menjamin ketersediaan sumber air baku yang berkualitas melalui : - Konservasi hutan dan perlindungan suber air baku. Air baku merupakan faktor utama yang harus diperhatikan sehingga melalui konservasi hutan merupakan upaya untuk menambah daerah resapan dan tangkapan air sekaligus memanfaatkan hutan sebagai upaya perlindungan terhadap kualitas dan kuantitas air. Keterpaduan dengan sarana dan prasarana sanitasi merupakan upaya untuk perlindungan kualitas air baku di Kecamatan Kota Sumenep. - Monitoring kualitas air baku secara rutin dan berkala. Kualitas air baku saat ini telah memenuhi syarat kesehatan untuk kategori air bersih yang ditetapkan berdasarkan PERMENKES RI No. 907/MENKES.SK/VII/2002. Kualitas air baku ini perlu dijaga, dipertahankan dan ditingkatkan melalui pengawasan/monitoring secara rutin maupun berkala sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Kebutuhan biaya investasi untuk meningkatkan pelayanan air minum adalah sebesar Rp. 10.037.256.479,00 (Sepuluh Milyard Tiga Puluh Tujuh Juta Dua Ratus Lima Puluh Enam Ribu Empat Ratus Tujuh Puluh Sembilan ). Pentahapan besaran investasi adalah sebagai berikut : - Pada Tahap I diperlukan biaya investasi sebesar Rp. 2.745.698.707,00 (Dua Milyard Tujuh Ratus Empat Puluh Juta Enam Ratus Sembilan Puluh Delapan Ribu Tujuh Ratus Tujuh Rupiah). 225

- Pada Tahap II diperlukan biaya investasi sebesar Rp. 4.192.906.683,00 (Empat Milyard Seratus Sembilan Puluh Dua Juta Sembilan Ratus Enam Ribu Enam Ratus Delapan Puluh Tiga Rupiah). - Pada Tahap III diperlukan biaya investasi sebesar Rp. 3.098.651.000,00 (Tiga Milyard Sembilan Puluh Delapan Juta Enam Ratus Lima Puluh Satu Ribu Rupiah). 5. Dengan tahapan investasi seperti tersebut di atas maka hasil penilaian kelayakan terhadap investasi yang dilakukan adalah sebagai berikut : - Nilai Internal Rate of Return (IRR) adalah sebesar 29,20% (>16%). - Nilai Net Present Value (NPV) adalah sebesar Rp. Rp. 3.789.641.536,00 (+). - Nilai Profitability Index (PI) sebesar 1,64. - Nilai Payback Period Discounted Factor (PPDF) menunjukkan bahwa dana yang dinvestasikan akan kembali atau Break Event Point (BEP) pada tahun ke-12 (11 Tahun 8 Bulan) / kurang dari masa investasi. Dari hasil penilaian kelayakan invesatasi di atas, maka investasi ini layak untuk dilaksanakan dan akan memperoleh keuntungan. 226

8.2 Saran Saran untuk perbaikan dan peningkatan pelayanan air minum Kecamatan Kota Sumenep adalah sebagai berikut : 1. Untuk perencanaan ke depan perlu dipikirkan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan air minum di masa yang akan datang melalui peningkatan kapasitas produksi dengan mencari alternatif sumber air baku lain selain sumber air baku yang dimanfaatkan saat ini. 2. Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut guna kesempurnaan dalam penelitian ini. 227

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan 228