BAB I PENDAHULUAN. angkutan yang tertib, nyaman, cepat, lancar dan berbiaya murah. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan/atau barang yang peruntukannya untuk umum atau pribadi. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem

Perlindungan Hukum Sesuai Dengan Undang-undang No.8 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya yakni GOJEK. Perusahaan seperti GOJEK menyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian negara ke negara bagian lainnya. Peranan transportasi amat sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan angkutan umum lainnya kita harus menunggu disatu tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan. 1

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, dan lain sebagainya membutuhkan sarana dan prasarana yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2010 ada unit sedangkan pada tahun 2015 ada

HASIL WAWANCARA. ATD.M.SI dan Bapak Tri Bowo ATD.M.SI, perwakilan dari dinas perhubungan,

yang disewakan (paratransit) dan kendaraan umum biasa (transit).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi atau pengangkutan merupakan kebutuhan manusia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)

PERLINDUNGAN HUKUM UNTUK KONSUMEN PENGGUNA PARKIR KENDARAAN BERMOTOR (Studi Pasar Tavip Kota Binjai)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

KAJIAN YURIDIS TERHADAP LEGALITAS PENGOPERASIAN OJEK DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Oleh: A.A. Gede Agus Mahayana I Gusti Ayu Agung Ariani Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. tentang kecelakaan lalu lintas, bahkan pemberitaan tentang kecelakaan lalu lintas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan darat, kendaraan laut, dan kendaraan udara. 1 Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. kegiatan usaha yang banyak bermunculan. Kegiatan usaha terbagi menjadi

I. PENDAHULUAN. Pengangkutan terbagi dalam dua hal, yaitu pengangkutan orang dan/atau barang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kegiatan pengangkutan baik orang maupun barang telah ada sejak zaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan pertimbangan Undang-undang nomor 22 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. yang melindungi kepentingan konsumen 1. Adapun hukum konsumen diartikan

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Dengan meningkatnya kebutuhan yang dimiliki oleh setiap

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu kota di dunia dengan kondisi kemacetan terparah

BAB I PENDAHULUAN. dahulu dalam melaksanakan kegiatannya yang diwujudkan dalam bentuk

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Hukum adalah segala aturan yang menjadi pedoman perilaku setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA TRANSPORTASI ONLINE UBER DAN GRAB DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Transportasi juga diharapkan memiliki fungsi untuk memindahkan obyek sampai tujuan dengan

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 21 Tahun 2017 Seri E Nomor 15 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang diperdagangkan kepada masyarakat. memperluas penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat. Selain itu, semakin

BAB I PENDAHULUAN. untuk para pengemudi ojek dalam jaringan. Pengemudi ojek dalam jaringan

DAFTAR ISI. SAMPUL DEPAN... i. SAMPUL DALAM... ii. PRASYARATAN GELAR SARJANA HUKUM... iii. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya.

I. PENDAHULUAN. Masyarakat sangat bergantung dengan angkutan umum sebagai tranportasi penunjang

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di Indonesia. Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 8 tahun

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA ANGKUTAN KOTA DI PALU ARIF / D

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

LIKA-LIKU PERUBAHAN REGULASI TRANSPORTASI ONLINE DI INDONESIA Oleh: Deasy Kamila, S.H. Diterima : 16 April 2018; disetujui 23 April 2018

BAB II LANDASAN TEORI

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 Website :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat kebutuhan yang dimiliki oleh masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara. Pariwisata bagi

SOSIALISASI REVISI PM 26 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi pribadi bagi kehidupan sehari-hari mereka. Transportasi

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Pengangkutan terbagi dalam dua hal, yaitu pengangkutan orang dan/ atau barang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan sebuah jasa transportasi. Angkutan. melakukan perjalanan dengan kecepatan yang tinggi, dan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT DAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM. yang mengangkut, (2) alat (kapal, mobil, dsb) untuk mengangkut.

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPERASIONAL ANGKUTAN PARATRANSIT SEPEDA MOTOR DI KAWASAN TERMINAL BUNGURASIH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. bukan suatu kebutuhan namun pada saat sekarang dapat menjadi suatu

BAB IV. ANALISIS dan PEMBAHASAN. Seiring dengan semakin berkembangnya smartphone yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain

JURNAL KARYA ILMIAH KEDUDUKAN HUKUM TAKSI ONLINE DALAM SISTEM HUKUM PENGANGKUTAN DARAT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang bercirikan nusantara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari tempat asal (origin) ke tempat tujuan (destination). Dalam

BAB II PENYELENGGARAAN JASA ANGKUTAN UMUM PADA PENGANGKUTAN DARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat,

RechtsVinding Online

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I PENDAHALUAN. kemajuan teknologi yang kian hari makin canggih. Perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan kepuasan bagi konsumennya. Perusahaan dapat menjadi pemenang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Menyadari pentingnya peranan transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem transportasi nasional secara terpadu dan mampu mewujudkan ketersediaan jasa transportasi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan lalu lintas dan pelayanan angkutan yang tertib, nyaman, cepat, lancar dan berbiaya murah. 1 Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuh untuk kesejahteraan hidupnya. Kebutuhan tersebut dimungkinkan tidak dapat terpenuhi dalam satu lokasi. Oleh karena itu manusia memerlukan transportasi untuk melakukan perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ketempat yang lain dengan menggunakan kendaraan. 2 Dilihat dari jenis kegunaan, alat transportasi dibedakan menjadi kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Kendaraan pribadi adalah yang dimiliki oleh seseorang dan hanya di gunakan oleh si pemilik. Kendaraan umum adalah kendaraan yang digunakan masyarakat secara bersama sama dengan membayar tarif. 3 Kendaraan umum dapat dikategorikan menjadi kendaraan yang disewakan (paratransit) dan kendaraan umum biasa (transit). 1 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1998, hlm. 7. 2 Abbas Salim, Manajemen Transportasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm. 45. 3 http://id.m.wikipedia.org/wiki/angkutan_umum, diakses 27 Oktober 2016 1

Alat transportasi mobil termasuk dalam jenis kendaraan pribadi, 4 tetapi di Indonesia sudah banyak dijumpai mobil pribadi yang juga melakukan fungsi sebagai kendaraan umum yaitu mengangkut orang dan memungut tarif yang disepakati. Di era modern saat ini terdapat fenomena transportasi online yang cukup menarik perhatian masyarakat, yaitu transportasi berbasis aplikasi online. Fenomena transportasi online kini makin digemari, sebab angkutan ini mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1. Efisiensi dalam hal waktu, cara pemesanan, dapat melayani pada saat dibutuhkan, cakupan jelajahnya cukup tinggi, dan; 2. Lebih terpercaya, tarif murah dan pasti, informasi harga dan tarif lewat aplikasi yang sudah disediakan. 2. Mempunyai ciri khas tersendiri yaitu menggunakan atribut berupa helem dan jaket yang seragam. Transportasi darat di daerah perkotaan memerlukan suatu siste transportasi yang efektif dan efisien untuk melayani pemindahan barang-barang dan manusia dalam batas antar wilayah, sehingga berbagai sumberdaya yang ada dapat diperoleh dan dimanfaatkan untuk kepentingan seluruh manusia. Terkhusus mengenai pemindahan barang-barang, kualitas jasa transportasi barang harus dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan cara lancar/cepat, aman, teratur, bertanggung jawab, dan murah. 5 4 Vuchic, Vukan R., Urban Passenger Transportation Modes, dalam Public Transportation, Second Edition, eds. Gray, George E dan Hoel, Lester A, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, 1992, hlm. 79. 5 Rahardjo Adisasmita, Analisis Kebutuhan Transportasi, Penerbit Graha Ilmu,Yogyakarta, 2015, hlm. 35. 2

Kondisi tersebutlah yang telah menempatkan transportasi Online sebagai alat transportasi alternatif. Banyaknya perumahan yang tidak dilalui oleh angkutan umum dan padatnya permukiman penduduk dengan jalan-jalan kecil juga Mengikuti perkembangan transportasi ini, telah berkembang menjadi mata pencaharian yang menjanjikan, dengan bergabung ke perusahaan penyedia trasnpostasi online kita akan memiliki penghasilan tambahan dan tidak terikat waktu bekerja. Keberadaan transportasi online sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan angkutan dengan operasional pelayanan ternyata masih belum memiliki payung hukum, oleh karena itu banyak pihak dalam kaitannya dengan transaksi dan keberadaan transportasi online ini belum mendapat perlindungan hukum. transportasi online sendiri belum secara tegas diatur dalam peraturan Perundang-Undangan, pijakan hukum terhadap permasalahan yang timbul dilakukan melalui kontruksi hukum. Pembahasan pembangunan aspek hukum transportasi tidak terlepas dari efektivitas hukum pengangkutan itu sendiri. Pengangkutan di Indonesia diatur dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata pada Buku Ketiga tentang perikatan, kemudian dalam Kitab Undang Undang Hukum Dagang pada Buku II titel ke V. Selain itu pemerintah telah mengeluarkan kebijakan di bidang transportasi darat yaitu dengan dikeluarkannya Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (untuk selanjutnya disingkat UULLAJ) sebagai Pengganti Undang-Undang No. 14 Tahun 1992. UULLAJ diberlakukan agar dapat membantu mewujudkan kepastian hukum bagi pihakpihak yang terkait dengan penyelenggaraan jasa angkutan, baik itu pengusaha angkutan, pekerja (sopir / pengemudi) serta penumpang. 3

Seiring dengan laju modernisasi dan perkembangan teknologi yang begitu pesat, transportasi atau pengangkutan juga ikut mengalami kemajuan yang begitu cepat. Berbagai layanan aplikasi seperti GrabCar yang menyediakan jasa transportasi mulai bermunculan dengan menawarkan berbagai kemudahan baik bagi pengusaha angkutan maupun masyarakat sebagai pengguna, mulai dari sistem pemesanan hingga sistem pembayaran yang serba dipermudah melalui aplikasi canggih. Setelah berhasil menarik konsumen, layanan jasa transportasi berbasis aplikasi seperti GrabCar mendapat sorotan dari pelaku usaha angkutan umum dan pemerintah. Hal tersebut dikarenakan GrabCar tidak berstatus sebagai badan hukum yang menjalankan usaha angkutan umum, sehingga dianggap sebagai angkutan ilegal. Selain itu dalam praktiknya GrabCar bekerja sama dengan pemilik kendaraan pribadi untuk menjalankan usaha angkutan. Sedangkan diketahui bersama bahwa setiap usaha angkutan umum harus berbadan hukum, memiliki izin usaha angkutan umum, dan kegiatan pengangkutan dilaksanakan dengan kendaraan bermotor umum sesuai ketentuan undang-undang. Berbagai persyaratan terlebih dahulu harus dipenuhi sebelum menjalankan usaha angkutan umum. Aplikasi teknologi adalah suatu keniscayaan yang harus didukung dan dikembangkan pada semua jenis layanan angkutan umum sehingga layanan pada masyarakat menjadi lebih baik. Namun yang menjadi persoalan adalah resmi atau tidak resminya. Menurut plt ditjen perhubungan darat Sugihardjo, Uber dan GrabCar bertentangan dengan angkutan resmi yang sudah diatur, karena angkutan 4

penumpang yang tidak dalam trayek ada dalam bentuk taksi atau mobil sewaan sesuai UULLAJ. 6 Berdasarkan Pasal 138 Ayat (3) UULLAJ, angkutan umum orang dan/atau barang hanya dilakukan dengan kendaraan bermotor umum. Selain itu ada pula standar pelayanan minimum yang wajib dipenuhi oleh pengusaha angkutan umum yang meliputi: keamanan, kenyamanan, keselamatan, keterjangkauan, kesetaraan, dan keteraturan. Namun menanggapi aturan tersebut pihak GrabCar menyatakan bahwa usaha yang dijalankan oleh GrabCar hanya sebagai layanan aplikasi yang menghubungkan antara pengemudi/pemilik kendaraan dengan penumpang. Jadi, urusan izin pengangkutan merupakan tanggung jawab pengemudi/pemilik kendaraan sebagai mitra GrabCar. 7 Adapun persoalan hukum yang timbul terkait kehadiran transportasi online, diantaranya mengenai keabsahan atau legalitas perihal hubungan hukum yang terjadi antara driver dengan penumpang terkait dalam hal transaksi pemesanan jasa transportasi ojek berbasis aplikasi online, yang dapat dikaji dengan menggunakan ketentuan Kitab Undang - Undang Hukum Perdata dan Undang - Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Transaksi Elektronik; Mengenai kegiatan pengangkutan orang dengan menggunakan sepeda motor sebagai sarana transportasi angkutan umum, yang dapat dikaji dengan menggunakan ketentuan Undang - Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, dan Mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap 6 http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/16032_indonesia_kemenhub_o psiubergrab,diakses pada tanggal 1 Maret 2017 pukul 11.00 WIB. 7 Devi Ernis, Ali Hidayat ttps://m.tempo.co/read/news/2016/03/18/090754758/dimintaajukan-izin-operasi-inikata-grabcar-dan-uber, diakses tanggal 5 April 2016 pukul 15.00 WIB 5

konsumen, yang dapat dikaji dengan menggunakan ketentuan Undang - Undang No. 08 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Fenomena di atas sangat menarik, di satu sisi transportasi berbasis aplikasi online seperti GrabCar mempunyai keunggulan, maupun di sisi yang lain juga mempunyai kelemahan yang cukup berarti. Dalam kondisi yang kontras tersebut diperlihatkan terdapat karakteristik pelayanan dan permintaan GrabCar yang menarik sebagai salah satu moda paratransit sehingga tetap digunakan hingga saat ini. Meskipun banyak resiko hukumnya, sesuai ketentuan Undang - Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam Pasal 41 : ketika suatu alat transportasi diperuntukkan sebagai angkutan umum, maka penyedia jasa wajib memenuhi standar pelayanan minimal yang meliputi: keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan dan keteraturan. Adanya kewajiban setiap pengusaha angkutan untuk memberikan standar pelayanan minimal bagi masyarakat/pengguna jasa dijamin oleh undang-undang. Kemudian di dalam Pasal 3 UULLAJ diatur mengenai tujuan dari lalu lintas dan angkutan jalan yakni : a. Terwujudnya pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa; b. Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan c. Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat. 6

Demikian juga dalam Pasal 9 UULLAJ tentang tata cara berlalu lintas bagi pengemudi kendaraan umum serta Pasal 141 UULLAJ tentang standar pelayanan angkutan orang dan masih banyak pasal lainnya yang terkait dengan adanya upaya memberikan perlindungan bagi pengguna dalam penyelenggaraan jasa angkutan. Hal tersebut menjadi penting manakala keberadaan transportasi online bersifat semipermanen atau jangka panjang, tidak bersifat temporer atau sementara. Jika keberadaannya bersifat jangka panjang, maka pelayanan transportasi berbasis aplikasi online seperti GrabCar sangat perlu untuk ditingkatkan menjadi lebih andal dan terjamin keamanan dan perlindungan hukumnya, hal ini penting untuk melindungi pengguna jasa. Hal tersebut bertujuan agar terwujudnya penyelenggaraan angkutan lalu lintas dan angkutan jalan yang lebih aman, selamat, tertib, lancar dan terpadu dengan moda transportasi lain. Bisnis transportasi berbasis aplikasi online seperti GrabCar telah melanggar peraturan karena melangkahi Undang - Undang, kejelasan soal legalitasnya didalam aturan perundang - undangan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sebab jika, dianalisis lebih jauh, transportasi online memiliki kelebihan dan kekurangan yang bisa memunculkan pandangan - pandangan terhadap transportasi onlone ini yang nantinya juga dapat menjadi pertimbangan bagi pihak - pihak tertentu khususnya pemerintah untuk membuat aturan mengenai transportasi berbasis aplikasi online sebagai alat angkutan umum. Karna, suatu norma baru akan ada apabila terdapat lebih dari satu orang, oleh karna norma itu pada dasarnya mengatur tentang tata cara bertingkah laku seseorang terhadap orang 7

lain, atau terhadap lingkungannya, dengan kata lain suatu norma baru akan dijumpai dalam suatu pergaulan hidup manusia. 8 Pada saat sekarang ini masih sering pengemudi angkutan melakukan tindakan yang dinilai dapat menimbulkan kerugian bagi penumpang, baik itu kerugian yang secara nyata yang dialami oleh penumpang (kerugian materil), maupun kerugian yang secara immaterial seperti kekecewaan dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh penumpang. Misalnya saja tindakan pengemudi yang mengemudi secara tidak wajar dalam arti saat menjalani tugasnya pengemudi dipengaruhi oleh keadaan sakit, lelah, meminum sesuatu yang dapat mempengaruhi kemampuannya memgemudikan kendaraan secara ugal ugalan sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan dan penumpang yang menjadi korban. Hal itu tentu saja melanggar pasal 23 ayat 1 (a) UULLA. Tindakan lainnya adalah pengemudi melakukan penarikan tarif yang tidak sesuai dengan tarif resmi, hal ini tentu saja melanggar pasal 41 UULLAJ tentang tarif. Bagaimana pun berkaitan dengan perlindungan konsumen perlindungan hukum mengandung banyak aspek. Adapun materi yang mendapatkan perlindungan itu bukan sekedar fisik, melainkan terlebih lebih hak haknya yang bersifat abstrak. Dengan kata lain perlindungan konsumen sesungguhnya identic dengan perlindungan yang diberikan hukum tentang hak hak konsumen diantaranya hak untuk mendapatkan keamanan (thr right of safety). 9 Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam mengenai perlindungan hukum bagi pengguna ojek online. Selanjutnya penulis menyusunnya dalam suatu penulisan hukum yang 2014, hlm, 30. 8 Maria Farida Indrati S, Ilmu Perundang-Undangan, Jakarta: Kanisius, 2013, hal 18 9 Celina Tri Siwi Kristyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 8

berjudul : "Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Ojek Online di Medan Menurut Hukum Positif Indonesia (studi kasus : Grab Indonesia PT.Aria Ruth Deory)". 1.2. Identifikasi Masalah 1. Perlindungan hukum terhadap pengguna jasa (penumpang) Grabcar sebagai transportasi berbasis aplikasi online terhadap resiko yang terjadi. 2. Aspek hukum yang timbul dari kegiatan transportasi online (GrabCar) online. 3. kedudukan Hukum Usaha GrabCar dalam penyelenggaraan pengangkutan berdasarkan peraturan perundang - undangan yang berlaku di Indonesia. 4. Upaya yang dilakukan pemerintah terkait dengan kegiatan usaha transportsi online (GrabCar). 1.3. Pembatasan Masalah Dalam pembatasan masalah ini yang dari latar belakang yang telah dibahas diatas, maka kiranya masalah yang akan diteliti harus dibatasi, pembatasan masalah dalam penelitian ditujukan agar permasalahan tidak terlalu luas sehingga dapat lebih focus dalam pelaksanaan dan pembahasannya. Dalam penelitian ini, penilis membatasi permasalahan pada perlindungan hukum bagi pengguna jasa (penumpang) GrabCar dan juga kedudukan hukum dari kegiatan usaha GrabCar sebagai transpotrasi berbasis aplikasi online. 1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik permasalahan yang menjadi pembahasan dari penelitian ini nantinya antara lain : 9

1. Bagaimana kedudukan hukum usaha GrabCar dalam penyelenggaraan pengangkutan menurut peraturan perundang - undangan yang berlaku di Indonesia? 2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pengguna jasa (penumpang) Grabcar sebagai transportasi berbasis aplikasi online? 1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian yang peneliti lakukan antara lain : 1. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan hukum usaha GrabCar dalam penyelenggaraan pengangkutan menurut peraturan perundang - undangan yang berlaku di Indonesia. 2. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap pengguna jasa (penumpang) Grabcar sebagai transportasi berbasis aplikasi online. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang peneliti lakukan ini antara lain: 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk melahirkan beberapa konsep ilmiah yang pasa gilirannya akan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu hukum khususnya dalam rangka pengembangan asas, teori, dan konsep hukum mengenai kedudukan hukum dan perlindungan hukum dari kegiatan usaha GrabCar sebagai transportasi berbasis aplikasi online. 10

2. Secara Praktis Sebagai bahan informasi semua pihak yang berkaitan dengan kalangan akademis untuk menambah wawasan di bidang hukum mengenai perlindungan hukum terhadap pengguna GrabCar menurut hukum positif Indonesia. 11