Analisis Kesuksesan dan Ketidaksuksesan Sistem Informasi. Dengan Mengadopsi Metode Kano Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Purwakarta

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR KESUKSESAN SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL DELONE AND MCLEAN

ANALISIS KESUKSESAN SISTEM BIMBINGAN ONLINE STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. domestik maupun di pasar internasional. Fenomena ini semakin menyadarkan para

EVALUASI NET BENEFIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA SOFTWARE AKUNTANSI ACCURATE, DAN ZAHIR MENURUT MODEL DELONE & MCLEAN 2003

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

MODEL KANO DALAM MENGUKUR KEPUASAN PELANGGAN DI RESTAURAN CEPAT SAJI

BAB II PENILAIAN KESUKSESAN PENERAPANAN IPAD DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DELONE AND MCLEAN 2003

ANALISIS SISTIM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN MODEL KANO

BAB III LANDASAN TEORI

Keywords : kualitas sistem, kualitas pelayanan, kualitas informasi, kepuasan pengguna, niatan menggunakan kembali, e-government, Indonesia.

Model Delone and Mclean untuk Mengukur Kesuksesan E-government Kota Pekalongan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Bab III Metode Penelitian

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PT. X DENGAN MODEL SERVQUAL DAN KANO

SISTEM INFORMASI EVALUASI KUALITAS LAYANAN e-learning MENGGUNAKAN DIMENSI SERVQUAL DAN FUZZY KANO MODEL UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN MAHASISWA

PENGEMBANGAN KRITERIA PENGUKURAN PERFORMANSI DARI OUTSOURCING MAINTENANCE PADA PERALATAN MEDIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik penentuan sampel pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIDANG TUGAS AKHIR EVALUASI KINERJA APLIKASI INDEKS PENGAJARANG DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN GAP ANALISIS. Dimas Prayogo

MEMINIMALKAN GAP KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE SERVQUAL DAN BASIS IPA PADA SUPERMAKET DI PT X

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN

ANALISIS KEBERHASILAN E-PROCUREMENT PEMERINTAH KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN INFORMATION SYSTEM SUCCESS MODEL. Rizka Marsa Pramadani

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Sistem Informasi Evaluasi Kualitas Layanan E-Learning Menggunakan Dimensi Servqual dan Fuzzy Kano Model untuk Meningkatkan Kepuasan Mahasiswa

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEBERHASILAN E-PROCUREMENT PEMERINTAH KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN INFORMATION SYSTEM SUCCESS MODEL

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus terus memperbaharui sistem informasi yang mereka gunakan, hal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK ITS MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA WHYTE & BYTHEWAY DAN SERVQUAL

PEMANFAATAN METODE KANO UNTUK MENGEVALUASI KUALITAS LAYANAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK

Informasi (Survei pada Tiga Satker KPU Pengguna Software Aplikasi SIA).

ANALISIS PENGARUH KUALITAS INFORMASI DAN KUALITAS SISTEM TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI ONLINE STIKOM BALI

ELSE (Elementary School Education Journal) Volume 2 Nomor 1 Februari 2018 P-ISSN: E-ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan Model Kano dalam penelitian ini:

Analisis Pengaruh System Quality, Information Quality, Service Quality Terhadap Net Benefit Pada Sistem KRS-Online Universitas Muhammadiyah Malang

METODE KANO (STUDI KASUS PADA MAHASISWA S1 TELKOM UNIVERSITY ANGKATAN

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

3

JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 4 NO. 1 FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini berkembang pesat karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Kualitas Layanan Perpustakaan Menggunakan Metode Kano Di Perpustakaan Universitas Kadiri

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem. ikut merasakan ketergangguan tersebut.

ABSTRAK. Kata kunci (keywords): Perbaikan Kualitas Pelayanan. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pebisnis. Saat ini, teknologi informasi yang sedang berkembang pesat dengan

BAB V ANALISA HASIL Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden. selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai kepuasan

BAB III METODE PENELITIAN DAN GAMBARAN TENTANG SISTEM. Pada Bab ini akan dibahas mengenai tentang metode penelitian, populasi, sample,

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian Empiris. Penelitian Empiris adalah

BAB I PENDAHULUAN. Amanda, 2010). Birley Peter (2012) menyatakan bahwa di era ini kita perlu

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN MODEL KANO

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan 4 buah teater reguler dan 2 buah teater Premiere. Cinema XXI yang diberi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dielakkan lagi. Dengan semakin tinggi tuntutan tersebut berdampak terhadap

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat membawa perubahan dalam

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terhadap evaluasi dan pengukuran kesuksesan Information

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB II KERANGKA TEORITIS. Sistem merupakan kelompok elemen-elemen yang berintegrasi untuk

ABSTRAK. Kata Kunci: Service quality, competitive advantage, unjuk kerja keuangan.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Kuesioner untuk pihak karyawan

EVALUASI KESUKSESAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM-RS) PADA RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA MENGGUNAKAN INFORMATION SYSTEM SUCCESS MODEL (ISSM)

Analisis Kualitas Layanan Dengan Metode KANO Berdasarkan Dimensi SERVQUAL Pada PT. AKR

ABSTRAK. Persaingan bisnis di Indonesia memacu para pelaku bisnis untuk mempertahankan

Model Group Advanced Information Economic (G AIE) Financial Approach Non Financial Approach

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...

Etik Ipda Riyani Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka ABSTRAK

ANALISA KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN PADA PELANGGAN SEMEN PADANG MENGGUNAKAN MODEL KANO BERDASARKAN DIMENSI SERVQUAL

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi dalam rangka menciptakan generasi yang berkualitas

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG)

BAB I PENDAHULUAN. sistem teknologi dan informasi, termasuk di dalamnya sistem teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat

ANALISIS PERSEPSI JASA PELAYANAN PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO DAN IPA PADA PERGURUAN XYZ

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

ANALISIS KEBERHASILAN SISTEM E-LEARNING SMK NEGERI 1 MALANG

PENGARUH KUALITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KEPUASAN SISWA

BAB III LANDASAN TEORI

PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG WEBSITE PAPYRUS PHOTO MENGGUNAKAN METODE END USER COMPUTING SATISFACTION (EUCS)

1. Pendahuluan PENERAPAN METODE WEBQUAL DALAM PENGUKURAN KUALITAS LAYANAN WEBSITE PERGURUAN TINGGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan melalui tahap-tahap penelitian yang diatur secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4353

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peran penting dalam era globalisasi saat ini. Pada era ini diperlukan

Transkripsi:

Analisis Kesuksesan dan Ketidaksuksesan Sistem Informasi Dengan Mengadopsi Metode Kano Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Purwakarta Edwar Julistina R. Ramdon, MT 1. Agung Widarman. ST 2 Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana Purwakarta. stt-wastukancana.ac.id Abstrak Tujuan dari penelitian ini menganalisis dengan mengambil tempat penelitian di Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Purwakarta. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor-faktor kesuksesan dan ketidaksuksesan sistem informasi dari berbagai penelitian yang sudah dilakukan. Langkah kedua adalah menghitung faktor tersebut dengan metode analisis faktor. Langkah ketiga merestrukturisasi model Kano, sehingga hasil pada langkah kedua dipetakan kedalam metode Kano yang direstrukturisasi dengan tujuan untuk menilai. Kata Kunci : Kesuksesan, Ketidaksuksesan, Sistem Informasi I. PENDAHULUAN Mengukur kesuksesan sistem merupakan hal yang sulit [1]. Para peneliti banyak yang melakukan penelitian mengenai kesuksesan sistem informasi. Berkenaan dengan hal tersebut, para peneliti telah banyak mengembangkan model kesuksesan sistem informasi, model DeLone dan McLean yang terkenal dengan sebutan DeLone and McLean Model of Information System Success [2]; model DeLone dan McLean banyak mendapat perhatian dari para peneliti selanjutnya. Ketidaksuksesan SI adalah sebuah fenomena kompleks yang sulit untuk didefinisikan [3]. Terdapat beberapa penelitian mengenai sistem informasi dari sudut pandang ketidaksuksesan. [4] [5] Merupakan salah satu peneliti yang melakukan penelitian sistem informasi dari sudut pandang ketidaksuksesan. Sehingga terdapat berbagai macam definisi tentang ketidaksuksesan sistem informasi sesuai dengan pendapat masing-masing peneliti dan domain penelitiannya. Model yang dihasilkan dari masing-masing sudut pandang penelitian tersebut merupakan model yang berdiri sendiri. Model tersebut tidak melihat dari dua sisi atau menggabungkan dua sudut pandang kesuksesan dan ketidaksuksesan sistem informasi. Berawal dari pemikiran tersebut peneliti akan melakukan eksplorasi model-model kesuksesan sistem informasi dan modelmodel ketidaksuksesan sistem informasi. Tujuan akhir dari penelitian ini akan membangun model kesuksesan dan ketidaksuksesan sistem informasi. Proses yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor-faktor kesuksesan SI serta faktorfaktor ketidaksuksesan SI. Serta menganalisis hubungan faktor kesuksesan sistem informasi dan ketidaksuksesan sistem informasi. Memetakan faktor-faktor tersebut terhadap model dengan analogi model kepuasan pelanggan yaitu model Kano. II. TEORI Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean [2] merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan untuk mengukur pemanfaatan kesuksesan sistem informasi disajikan pada gambar 1. Tujuan utama dari model ini adalah mengumpulkan faktorfaktor kesuksesan sistem informasi dan membangun taksonomi secara komprehensif untuk mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem informasi. Menurutnya, kesuksesan sebuah sistem informasi direpresentasikan oleh kualitas sistem yang berkenaan dengan kualitas kinerja sistem. Kualitas informasi berkenaan mengenai kualitas output yang dihasilkan oleh sistem informasi. Kegunaan berkenaan dengan bagaimana penggunaan output yang dihasilkan oleh sistem informasi. Kepuasan pengguna mengukur mengenai kepuasan pengguna sistem informasi. Dampak individu berkenaan dengan pengaruh yang di timbulkan oleh output sistem informasi terhadap kebiasaan pengguna secara individu. Dampak bagi organisasi berkenaan dengan pengaruh dari hasil sistem terhadap organisasi. Gbr.1 DeLone and McLean IS Success Model [2] Pada tahun 2003, DeLone dan McLean menguji kembali model kesuksesan SI yang pertama. DeLone dan McLean menunjukan kelebihan dan kelemahan dari model kesuksesan SI yang pertama dan kemudian memperbaiki model tersebut. Perbedaan model The Update D&M IS Success dengan model sebelumnya terletak pada dimensi tambahan dalam The Update D&M IS Success Model, yaitu service quality dan net benefit. Dalam The Update D&M IS

Success Model, DeLone dan McLean merekomendasikan untuk menambahkan kualitas pelayanan (service quality) sebagai dimensi yang tak kalah penting bagi keberhasilan sistem informasi, selain kualitas sistem (systems quality) dan kualitas informasi (information quality), khususnya dalam lingkup e-commerce dimana kekuatan pelayanan garis depan (front liner) amatlah penting. Instrumen kualitas pelayanan dalam The Update D&M IS Success Model, dimensi-dimensi yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan adalah tangibles, reliability, responsiveness, assurance, and empathy. Dimensi ini diadopsi oleh para peneliti dari konsep SERVQUAL pada kajian pemasaran yang kemudian diuji-cobakan dalam konteks sistem informasi. Dimensi-dimensi tersebut, antara lain : kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas pelayanan. Model DeLone dan McLean yang telah diperbaharui tampak pada gambar 2 berikut: ini banyak digunakan maka hal tersebut merupakan kesuksesan, jika hampir tidak pernah digunakan, atau ada masalah besar dalam menggunakan sistem maka itu merupakan ketidaksuksesan. 4. Ketidaksuksesan Harapan Lyytinen dan Hirschheim menggambarkan ketidaksuksesan harapan sebagai superset dari tiga jenis ketidaksuksesan yang lain. Mereka juga menggambarkan ide ketidaksuksesan harapan mereka yang lebih menyeluruh dari sudut pandang politik dan informasi yang banyak untuk ketidaksuksesan SI dari bentuk lainnya. Hal ini karena karakteristik ketidaksuksesan korespondensi, proses dan interaksi memiliki satu tema utama yang sama: ketiga pengertian ketidaksuksesan menggambarkan pembangunan SI yang sangat rasional, masing-masing memandang SI secara umum sebagai artefak teknis netral [8]. [9] Menjelaskan bahwa metode kano adalah suatu alat yang digunakan untuk menghasilkan produk atau layanan yang berkualitas. Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan maka metode Kano dapat digunakan dalam rangka meningkatkan kualitas suatu produk atau layanan yang berdasarkan persepsi yang dimiliki oleh para pelanggan. Dalam metode Kano ada enam kategori yang mempengaruhi kepuasan, yaitu: Gbr.2 DeLone and McLean Update Model IS Success, [6] Ketidaksuksesan SI telah terjadi dan menjadi sangat menarik dalam empat dekade terakhir [7]. Terdapat beberapa upaya untuk mendefinisikan konsep ketidaksuksesan SI sejak tahun 1970 menurut Beynon- Davies dalam [3]. Istilah ketidaksuksesan SI itu sendiri banyak dipengaruhi oleh persepsi orang-orang yang terlibat di dalamnya [3]. Lyytinen and Hirschheim dalam [3] mendefinisikan empat kategori ketidaksuksesan SI sebagai berikut: 1. Ketidaksuksesan Korespondensi Ini adalah bentuk paling umum dari ketidaksuksesan SI yang banyak dibahas dalam literatur dan biasanya mencerminkan perspektif manajemen terhadap ketidaksuksesan. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa tujuan desain awal ditentukan secara rinci. Kemudian dilakukan evaluasi dari tujuan dilaksanakannya sistem informasi tersebut. Jika ada kekurangan korespondensi antara tujuan dan evaluasi SI maka dianggap sebagai ketidaksuksesan. 2. Ketidaksuksesan Proses Jenis ketidaksuksesan ini ditandai dengan kinerja pembangunan yang tidak memuaskan. Hal ini biasanya mengacu pada salah satu dari dua jenis ketidaksuksesan. Pertama, saat proses pembangunan SI tidak dapat menghasilkan sistem yang bisa diterapkan. Kedua, proses pembangunan menghasilkan SI tetapi proyek berjalan melebihi anggaran dari segi biaya, waktu, dan lain sebagainya. 3. Ketidaksuksesan Interaksi Di sini, penekanan bergeser dari ketidakcocokan persyaratan dan sistem atau kinerja pembangunan yang buruk dengan mempertimbangkan kegunaan sistem. Argumennya adalah bahwa jika sistem a. Must-be : Atribut ini menandakan suatu fitur adalah fitur dasar harus ada dalam suatu produk/layanan. Jika fitur tersebut tidak ada maka dapat mengakibatkan ketidakpuasan dari para pelanggan b. One-dimensional : Atribut ini menghasilkan kepuasan ketika terpenuhi dan ketidakpuasan bila tidak terpenuhi. Ini adalah atribut yang sering dibicarakan dan dapat digunakan dalam persaingan dengan perusahaan lainnya. c. Attractive : Atribut ini memberikan kepuasan ketika tercapai sepenuhnya, tetapi tidak menyebabkan ketidakpuasan bila tidak terpenuhi. Ini adalah atribut yang biasanya tidak terpikirkan. d. Indifferent : Atribut ini mengacu pada aspek yang tidak baik atau tidak juga buruk, dan fitur yang memiliki atribut ini tidak akan mempengaruhi kepuasan dari pelanggan. e. Reverse : Atribut ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa jika fitur tersebut ada maka mengakibatkan ketidakpuasan penggunanya. f. Questionable : Atribut ini menunjukkan ketidakkonsistenan dari responden. Ketidakkonsistenan ini bisa dikatakan sebagai error, dan dapat terjadi akibat kurang baiknya kuesioner atau faktor lain. Sehingga perlu diteliti lebih mendalam mengenai pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Diagram metode kano dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini:

4. Penarikan kesimpulan dan saran. Pada tahap ini akan dilakukan penarikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil dari analisis, pembangunan model, dan model validation yang telah dilakukan. Gbr.3 Diagram Kano [10] III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4 -faktor (konstruk) kesuksesan SI mengacu pada Updated Model DeLone dan McLean IS Success *6+ yang mendefinisikan kriteria-kriteria keberhasilan sistem informasi ke dalam 6 (enam) kategori, yaitu: Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Kualitas Layanan, Penggunaan, Kepuasan Pengguna, dan Manfaat-manfaat positif yang diperoleh. Sedangkan faktor-faktor ketidaksuksesan SI mengacu pada model Lyytinen dan Hirschheim dalam [5] dan hasil penelitiannya yang menggabungkan ringkasan faktor-faktor ketidaksuksesan SI. Melalui instrumen pengumpulan data berupa kuesioner maka dilakukan analisis terhadap variabel-variabel penelitian yang terkait dengan faktorfaktor sehingga akan dihasilkan keluaran berupa hasil pemetaan hubungan faktor dominan kesuksesan SI dan ketidaksuksesan SI dengan menggunakan analogi metode Kano. Pengujian instrumen penelitian menggunakan kuesioner, dari hasil kuisioner yang disebarkan ke responden secara acak di dinas PDAM Kabupaten Purwakarta. Setelah dilakukan uji validitas dan relibilitas terhadap kuisioner yang di sebarkan terdapat 29 faktor. Analisis selanjutnya adalah metode analisis faktor, dari hasil analisis faktor menghasilkan lima kelompok faktor dominan untuk kesuksesan SI dan ketidak suksesan, disajikan pada tabel I dan tabel II. Gbr.4 Metodologi Penelitian Metodologi yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Studi literatur, aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah mengeksplorasi hasil penelitian-penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, faktor-faktor kesuksesan serta faktor-faktor ketidaksuksesan sistem informasi. Mengeksplorasi metode statistik untuk mengukur faktor-faktor tersebut. Merestrukturisasi model Kano. 2. Pembangunan model, aktifitas yang dilakukan adalah membuat angket untuk masing-masing faktor berdasarkan dimensi dan variabel yang ditentukan pada tahap sebelumnya. Membuat model kesuksesan dan ketidaksuksesan sistem informasi dengan menganalogikan model Kano. 3. Model validation, aktifitas yang dilakukan adalah menyebarkan angket di tempat yang menjadi objek penelitian, kemudian data angket tersebut dihitung dengan metode analisis faktor. Menggunakan restrukturisasi model Kano yang ditujukan untuk memetakan faktor-faktor kesuksesan dan ketidaksuksesan SI. Kelompok 1 2 ( 3 (Cukup 4 (Tidak 5 Tidak Tabel I Ringkasan Kelompok Kesuksesan SI Tabel II Ringkasan Kelompok Ketidaksuksesan SI Kelompok 1 Tepat Waktu (Timeliness), Kesesuaian (Adaptability), Navigasi (Navigation), Aksesibilitas (Accessibility), Integrasi (Integration), Jaminan (Assurance), Format (Format), Kemudahan Penggunaan (Ease of Use), Isi (Content), Frekuensi Penggunaan Waktu Tanggap (Response time), Keluwesan (Flexibility), Empati (Empathy) Kelengkapan (Completeness), Keandalan (Reliability), Kemudah dipelajari (Easy of learning), Kegunaan (Usability), Meningkatkan Produktifitas (Increase Productivity) Konsisten (Concistency), Pemahaman (Understandability), Kebutuhan Pengguna (User requirements) Menjadikan Pekerjaan Lebih Mudah (makes job easier), Bermanfaat (Usefull), Meningkatkan Efektifitas (Enchance Efectiveness), Meningkatkan Kinerja Pekerjaan (Improve Job Performance), Ketersediaan (Availability), Daya Tanggap (Responsiveness), Ketepatan (Accuracy), Sistem Tidak Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan Kelengkapan (Completeness), Pemahaman (Understandability), Keandalan (Reliability), Kemudah dipelajari (Easy of learning), Kebutuhan Pengguna (User requirements), Kegunaan (Usability), Ketersediaan

2 ( 3 (Cukup 4 (Tidak 5 Tidak (Availability), Kesesuaian (Adaptability), Waktu Tanggap (Response time), Integrasi (Integration), Format (Format), Menjadikan Pekerjaan Lebih Mudah (Makes Job Easier) Jaminan (Assurance), Kemudahan Penggunaan (Ease of Use), Ketepatan (Accuracy), Bermanfaat (Usefull), Meningkatkan Efektifitas (Enchance Efectiveness), Sistem Tidak Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan Konsisten (Concistency), Daya Tanggap (Responsiveness), Isi (Content), Meningkatkan Produktifitas (Increase Productivity), Meningkatkan Kinerja Pekerjaan (Improve Job Performance) Navigasi (Navigation), Empati (Empathy), Frekuensi Penggunaan Tepat Waktu (Timeliness), Keluwesan (Flexibility), Aksesibilitas (Accessibility), yang diteliti yang cukup dominan berpengaruh pada kesuksesan SI dan atau ketidaksuksesan SI. Jumlah faktor yang termasuk kategori attractive adalah sebanyak 17 faktor atau sebanyak 58%. Hal ini menandakan bahwa 58% faktor-faktor yang diteliti tidak dominan berpengaruh pada kesuksesan SI atau ketidaksuksesan SI saja. Sedangkan jumlah faktor yang termasuk kategori reverse adalah sebanyak 0 faktor atau sebanyak 0%. Ini menunjukan bahwa faktor-faktor yang diteliti tidak ada yang tidak berpengaruh dalam kesuksesan SI dan atau ketidaksuksesan SI, walaupun besar pengaruh dominasinya tidak sama. IV. HASIL PENELITIAN Pada metode Kano terdapat enam kategori kepuasan yaitu must-be, one-dimensional, attractive, indifferent, reverse dan questionable. Peneliti menggunakan analogi dari keenam kategori tersebut, kemudian mengambil empat untuk digunakan dalan mengkatogerikan faktorfaktor kesuksesan SI. Definisi empat kategori tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. One-dimensional : kategori ini menandakan bahwa faktor tersebut merupakan faktor dominan untuk kesuksesan SI dan ketidaksuksesan SI. b. Must-be : kategori ini menandakan suatu faktor adalah faktor yang cukup dominan untuk kesuksesan SI dan atau ketidaksuksesan SI. c. Attractive : kategori ini menunjukan suatu faktor adalah faktor yang tidak dominan untuk kesuksesan SI atau ketidaksuksesan SI. d. Reverse : kategori ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa faktor tersebut merupakan faktor yang tidak dominan untuk kesuksesan SI dan ketidaksuksesan SI. Mengacu pada tabel I dan tabel II, didapat grafik jumlah faktor kesuksesan dan ketidaksuksesan SI yang disajikan gambar 5 berikut: Jumlah per Kategori V. KESIMPULAN Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Setiap faktor kesuksesan SI dan ketidaksuksesan SI yang diteliti memiliki pengaruh dominan dalam kesuksesan dan ketidaksuksesan SI, walaupun besar pengaruh dominannya tidak sama. 2. Terdapat 6 faktor yang termasuk kedalam kategori onedimensional. Hal ini menunjukan bahwa faktorfaktor yang termasuk kedalam kategori onedimensional merupakan faktor yang berpengaruh dominan dalam kesuksesan dan ketidaksuksesan SI. 3. Terdapat 6 faktor yang termasuk kedalam kategori mustbe. Hal ini menunjukan bahwa faktor-faktor yang termasuk kedalam kategori must-be merupakan faktor yang berpengaruh cukup dominan untuk kesuksesan dan atau ketidaksuksesan SI. 4. Terdapat 17 faktor yang termasuk kedalam kategori attractive. Hal ini menunjukan bahwa faktor-faktor yang termasuk kedalam kategori attractive merupakan faktor yang tidak berpengaruh dominan dalam kesuksesan atau ketidaksuksesan SI. REFERENSI *1+ Laudon, Kenneth C. and Laudon, Jane. P. (1999): Essential of Management Information System, Prentice Hall Upper Saddle River, New Jersey. pp 72,81,134. 17 58% 6 21% 6 21% One-dimentional Must-be Attractive Reverse [2] Delone, W. H and Mclean, E. R. (1992): Information System Success: The Quest For The Dependent Variable, Information System Research *3+ Sarosa, S. & D. Zowghi (2005): Recover From Information Systems Failure: An Indonesian Case Study, In The Proceedings Of The 2nd European and Mediterranean Conference On Information Systems (Emcis), Cairo, Egypt, 7-8 June Gbr.5 Jumlah per Kategori Jumlah faktor yang termasuk kategori one-dimensional adalah sebanyak 6 faktor atau sebanyak 21%. Ini berarti 21% faktor-faktor yang diteliti dominan berpengaruh pada kesuksesan dan ketidaksuksesan SI. Jumlah faktor yang termasuk kategori must-be adalah sebanyak 6 faktor atau sebanyak 21%. Artinya 21% faktor-faktor *4+ Beale, I. (1996): Why Information System Fail : A Case Study. The Internal Auditor, 53 (4), 12 [5] Wilson, M. and Howcroft, D. (2002): "Re-Conceptualising Failure: Social Shaping Meets Is Research", European Journal Of Information Systems, 11, 4, pp 236-250 *6+ Delone, W. H and Mclean, E. R., (2003): The Delone And Mclean Model Of Information Systems Success : A Ten-Year Update, Journal Of Management Information Systems, Vol. 19 No. 4

*7+ Bartis, Eszter and Mitev, Nathalie (2008): A Multiple Narrative Approach To Information Systems Failure: A Successful System That Failed, European Journal of Information Systems 17, 112 124 *8+ Yao, K. T. (2002): Critical failure factors in information system projects, International Journal of Project Management 20, 241 246 *9+ Robinson, C. (2009): Kano On Customers, The Journal For Quality & Participatio, 23 *10+ Walden, D., (1993): Kano s Methods For Understanding CustomerDefine Quality, Center For Quality Of Management Journal