DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

BAB 2 PROTRUSI DAN OPEN BITE ANTERIOR. 2.1 Definisi Protrusi dan Open Bite Anterior

Kata kunci : palatum, maloklusi Angle, indeks tinggi palatum

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

GAMBARAN ORAL HABIT PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Oklusi secara sederhana didefinisikan sebagai hubungan gigi-geligi maksila

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk maloklusi primer yang timbul pada gigi-geligi yang sedang

Kata kunci: lebar mesiodistal gigi, indeks Bolton, maloklusi kelas I Angle, overjet, overbite, spacing, crowding

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci: Arch Length Discrepancy (ALD), indeks Howes, indeks Pont, Model studi

BAB 2 MALOKLUSI KLAS III. hubungan lengkung rahang dari model studi. Menurut Angle, oklusi Klas I terjadi

ABSTRAK. Kata kunci : IOTN, Dental Health Component, Aesthetic Component, Tingkat Kebutuhan Perawatan Ortodontik

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

Gambar 1. Anatomi Palatum 12

ABSTRAK GAMBARAN MALOKLUSI PADA SISWA SISWI SDK 6 BPK PENABUR KELOMPOK USIA TAHUN BERDASARKAN KLASIFIKASI ANGLE DAN KLASIFIKASI PROFFIT-ACKERMAN

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK HUBUNGAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) DENGAN STATUS GIZI ANAK UMUR 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI III BADUNG

ABSTRAK. Kata kunci: Maloklusi, tidak mendapatkan ASI. v Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kesehatan gigi, estetik dan fungsional individu.1,2 Perawatan dalam

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL MENGENAI KESEHATAN RONGGA MULUT DENGAN KESEHATAN PERIODONTAL IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS X BANDUNG ABSTRAK

ل ق د خ ل ق ن ا ال إ ن س ان ف ي أ ح س ن ت ق و يم

GAMBARAN KEBIASAAN BURUK DAN MALOKLUSI MURID SMP NEGERI 1 TANJUNG MORAWA

Kata kunci: gigi tiruan, tingkat perilaku, lansia.

ABSTRACT DENTAL MALOCCLUSION AND SKELETAL MALOCCLUSION INFLUENCE AGAINST TEMPOROMANDIBULAR DYSFUNCTION

Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, perawatan ortodontik cekat, pasien ortodontik

Kata kunci: kepercayaan diri, perawatan ortodontik cekat, remaja, PIDAQ.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DENTINO JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 1. Maret 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR. 2.1 Empat Faktor Utama Yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gambaran Klinis Karies Pada Daerah Occlusal...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sampel yang di peroleh sebanyak 24 sampel dari cetakan pada saat lepas bracket. 0 Ideal 2 8,33 2 8,33

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. oklusi sentrik, relasi sentrik dan selama berfungsi (Rahardjo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang ideal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan baik secara estetik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wajah yang menarik dan telah menjadi salah satu hal penting di dalam kehidupan

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari berbagai macam penyebab dan salah satunya karena hasil dari suatu. pertumbuhan dan perkembangan yang abnormal.

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Kesehatan Gigi dan Mulut Mahasiswa Timor Leste.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

ABSTRAK KORELASI ANTARA BENTUK WAJAH DAN BENTUK GIGI INSISIVUS SENTRAL MAKSILA PADA ETNIS TIONGHOA USIA TAHUN

HUBUNGAN KEBIASAAN MENDORONG LIDAH, MENGISAP IBU JARI DAN PREMATURE LOSS TERHADAP JENIS MALOKLUSI MURID SD DI KOTA MAKASSAR.

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan prevalensi nasional untuk masalah gigi dan mulut di Indonesia

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA/ WALI OBJEK PENELITIAN. Kepada Yth, Ibu/ Sdri :... Orang tua/ Wali Ananda :... Alamat :...

BAB I PENDAHULUAN. Bagi remaja, salah satu hal yang paling penting adalah penampilan fisik.

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP TERJADINYA DRY MOUTH PADA PEROKOK FILTER DI KELURAHAN SUKAWARNA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asupan makanan pada bayi setelah lahir adalah ASI (Roesli, 2005). WHO

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

Kata kunci : Pengetahuan, kesehatan gigi dan mulut, indeks def-t/dmf-t.

DENTINO JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 1. Maret 2017

ABSTRAK. Kata kunci : gingivitis kehamilan, indeks gingiva modifikasi, usia kehamilan, sosio- ekonomi, pola makan, oral hygiene

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. langsung dari payudara ibu. Menyusui secara ekslusif adalah pemberian air susu

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP. DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI Studi pada Pekerja Pengasapan Ikan di Desa Bandarharjo Kota Semarang, Jawa Tengah

DENTIN JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 1. April 2018

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci: sikap, perilaku, kesehatan gigi dan rongga mulut, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: susu formula dalam botol, indeks karies, anak usia 3 4 tahun

ABSTRAK. Kata kunci: molar, karies, menyikat gigi, makanan kariogenik. viii

BAB I PENDAHULUAN. Ortodontik berasal dari bahasa Yunani orthos yang berarti normal atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal yang harus dipertimbangkan dalam perawatan ortodonsi salah satunya

PERBEDAAN LEBAR LENGKUNG GIGI PADA MALOKLUSI KLASIFIKASI ANGLE DI SMPN I SALATIGA JAWA TENGAH

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai masalah karies dan gingivitis dengan skor DMF-T sebesar

Kata kunci: Penyakit periodontal, Gingivitis, Kualitas Hidup, OHIP-14

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi observasional analitik potong lintang (crosssectional).

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat keparahan gingivitis pada tunanetra dan tidak tunanetra usia 9-14 tahun.

PERANAN DOKTER GIGI UMUM DI BIDANG ORTODONTI

ABSTRAK. Kata kunci: tingkat sosial ekonomi, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, indeks karies anak

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung pada pasien. 1. indeks kepala dan indeks wajah. Indeks kepala mengklasifikasian bentuk kepala

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

ABSTRAK. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr, M.Kes Pembimbing II : drg. Winny Suwendere, MS

ABSTRAK. Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, pencegahan karies, indeks karies gigi sulung

ABSTRAK. Kata kunci: Pasta gigi herbal, pasta gigi non herbal, indeks plak, ortodontik cekat.

HUBUNGAN ph SALIVA DENGAN KARIES PADA KEHAMILAN TRIMESTER PERTAMA DAN KEDUA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

DETEKSI DINI KETIDAKSEIMBANGAN OTOT OROFASIAL PADA ANAK. Risti Saptarini Primarti * Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unpad

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA SMA DI KOTA MEDAN. Oleh : GOPINATH NAIKEN SUVERANIAM

SKRIPSI. Oleh: Nurlailiyatul Mustainnah NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin menyadari akan kebutuhan pelayanan

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI MASTURBASI DENGAN PERILAKU MASTURBASI SISWA ASRAMA X DI KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2012

ABSTRAK. Kata kunci: pengetahuan orang tua, cara menyikat gigi, tingkat kebersihan rongga mulut. Universitas Kristen Maranatha

Perawatan ortodonti Optimal * Hasil terbaik * Waktu singkat * Biaya murah * Biologis, psikologis Penting waktu perawatan

HUBUNGAN TINGKAT ANSIETAS DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL MENJELANG UJIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU STAMBUK 2015.

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM...... i PRASYARAT...ii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN...... iii LEMBAR PENGUJI... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... v KATA PENGANTAR...... vi ABSTRAK...... viii ABSTRACT...... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR...... xiii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebiasaan Buruk yang Terkait Rongga Mulut (Oral Habit)... 6 2.1.1 Kebiasaan Menghisap Ibu jari atau Jari Tangan (thumb or finger sucking) dan memasukkan benda asing ke rongga mulut... 7 2.1.2 Kebiasaan Menjulurkan Lidah (tongue thrusting)... 9 2.1.3 Bernapas Melalui Mulut (mouth breathing)... 12 2.1.4 Kebiasaan Menghisap Bibir dan Menggigit Bibir (lip sucking or lip biting)... 15 2.2 Maloklusi... 18 2.2.1 Maloklusi Tipe Dental... 19 2.2.2 Maloklusi Fungsional... 21 2.2.3 Maloklusi Tipe Skeletal... 21 2.3 Indeks Pengukuran Maloklusi... 22 2.3.1 Penyimpangan Gigi dalam Satu Rahang (intra arch deviation)22 2.3.1.1 Segmen Anterior... 22 2.3.1.2 Segmen Posterior... 23 x

2.3.2 Kelainan Hubungan Gigi Kedua Rahang dalam Keadaan Oklusi (inter arch deviation)... 24 2.3.2.1 Segmen Anterior... 24 2.3.2.2 Segmen Posterior... 24 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Berpikir... 27 3.2 Konsep Penelitian... 29 3.3 Variabel dan Definisi Operasional... 30 3.4 Hipotesis... 31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian... 32 4.2 Populasi dan Sampel... 32 4.2.1 Populasi... 32 4.2.1.1 Populasi target... 32 4.2.2.2 Populasi terjangkau... 32 4.2.2 Sampel... 32 4.2.2.1 Kriteria inklusi... 32 4.2.2.2 Kriteria eksklusi... 33 4.2.3 Besar Sampel... 33 4.3 Pengumpulan Data... 34 4.3.1 Sumber Data... 34 4.3.1.1 Data Primer... 34 4.3.1.2 Data Sekunder... 34 4.3.2 Alat dan Bahan Penelitian... 34 4.3.2.1 Alat Penelitian... 34 4.3.2.2 Bahan Penelitian... 35 4.3.3 Metode Pengumpulan Data... 35 4.3.3.1 Wawancara dan Pemeriksaan Klinis... 35 4.3.3.2 Pemeriksaan Maloklusi... 36 4.4 Teknik Analisis Data... 36 4.4.1 Analisis Univariat... 36 4.4.1 Analisis Bivariat... 37 4.5 Lokasi Penelitian... 38 4.6 Waktu Penelitian... 38 4.7 Alur Penelitian... 39 BAB V HASIL PENELITIAN... 40 BAB VI PEMBAHASAN... 44 BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulam... 49 7.2 Saran... 49 xi

DAFTAR PUSTAKA... 50 LAMPIRAN xii

DAFTAR GAMBAR 2.1 Anterior Openbite Karena Kebiasaan Menghisap Jari... 9 2.2 Infantile Swallow... 12 2.3 Mature Swallow... 12 2.4 Anak Dengan Wajah Adenoid... 15 2.5 Kebiasaan Menghisap Bibir... 17 2.6 Kebiasaan Menggigit Bibir... 17 2.7 Maloklusi Kelas I... 19 2.8 Maloklusi Kelas II... 20 2.9 Maloklusi Kelas III... 21 3.1 Kerangka Berpikir... 28 3.2 Konsep Penelitian... 29 xiii

DAFTAR TABEL Tabel 1 Definisi Operasional...30 Tabel 2 Karakteristik Responden...40 Tabel 3 Gambaran Kebiasaan Buruk pada Siswa SDN 19 Pemecutan.....41 Tabel 4 Gambaran Tingkat Maloklusi...42 Tabel 5 Hubungan Kebiasaan Buruk dengan Tingkat Maloklusi.....43 xiv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian Lampiran II Informed Consent Lampiran III Lembar Kuesioner Penelitian Lampiran IV Hasil Analisis SPSS Lampiran V Dokumentasi Penelitian Lampiran VI Ethical Clearance Lampiran VII Penanaman Modal dan Perizinan Lampiran VIII Kesbangpol Lampiran IX Data Excel Hasil HMAR xv

ABSTRAK HUBUNGAN KEBIASAAN BURUK TERHADAP ANGKA KEJADIAN MALOKLUSI PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 19 PEMECUTAN Maloklusi merupakan penyimpangan letak gigi dan atau malrelasi lengkung gigi dan rahang di luar batas kewajaran yang dapat diterima. Maloklusi terbentuk akibat interaksi berbagai macam faktor yaitu internal maupun eksternal. Faktor eksternal penyebab maloklusi adalah kebiasaan buruk pada rongga mulut seperti mengisap ibu jari atau jari tangan (thumb or finger sucking), memasukkan benda asing ke rongga mulut (menggigit pensil, pulpen dan kuku), menjulurkan lidah (tongue thrusting), bernapas melalui mulut (mouth breathing), dan mengisap bibir atau menggigit bibir ( lip sucking or lip biting). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan buruk terhadap angka kejadian maloklusi pada siswa SDN 19 Pemecutan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah teknik total sampling dengan total sampel 87 anak. Data kebiasaan buruk dan angka kejadian maloklusi diperoleh dari kuesioner dan indeks HMAR ( Handicapping Malocclusion Assessment Record). Analisis data yang digunakan adalah analisis chi square. Hasil penelitian ini adalah responden yang melakukan kebiasaan buruk sebanyak 23 orang (26,4%). Responden yang melakukan kebiasaan buruk dan mengalami maloklusi sebanyak 13 orang (16,7%). Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai p=0,002 (p<0,05) yang artinya terdapat hubungan kebiasaan buruk terhadap angka kejadian maloklusi di SDN 19 Pemecutan Simpulan dalam penelitian adalah terdapat hubungan kebiasaan buruk pada rongga mulut terhadap angka kejadian maloklusi pada siswa SDN 19 Pemecutan. Kata kunci : Kebiasaan buruk, maloklusi. v

ABSTRACT THE RELATIONSHIP OF BAD HABITS TOWARDS INCIDENCE OF MALOCCLUSION IN STUDENTS OF SDN 19 PEMECUTAN Dental malocclusion is a deviation of teeth disposition and malrelation of dental arches and jaw beyond acceptable limit of conformity. Malocclusion is formed as a result of multifactorial interactions, either external or internal. Suspected external factors as the cause of malocclusion are oral habits, such as thumb or finger sucking, putting foreign objects into the oral cavity (b iting pencils, pens and nails), tongue sticking or tongue thrusting, mouth breathing, and lip sucking or lip biting. The purpose of this study is to evaluate correlation of bad habits towards malocclusion in students of SDN 19 Pemecutan. Descriptive analytic study with cross sectional design was used as the study method. Sampling technique used was total sampling with total of 87 samples of children. Data of bad habit and the incidence of malocclusion were obtained by using questionnaires and HMAR (Handicapping Malocclusion Assessment Record) index. Data was analyzed using chi square test. The results of this research exhibited that respondents conducted bad habits were 23 students (26.4%). Respondent who conducted bad habits and had malocclusion was as many as 13 students (16.7%). Based on statistical test using chi square, p-value = 0.002 (p <0.05) was obtained, which mean there was relationship of bad habits towards incidence of malocclusion in SDN 19 Pemecutan. It is concluded that there is relationship between bad habits towards incidence of malocclusion in students of SDN 19 Pemecutan. Keywords: bad habits, malocclusion. vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rongga mulut beserta organ aksesoriusnya seperti gigi, gusi, dan lidah, adalah salah satu organ utama tubuh dan memiliki peranan vital dalam mempertahankan dan menunjang keseimbangan fungsi tubuh. Secara umum fungsi rongga mulut dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu fungsi mastikasi, fonetik, dan estetik. Dalam melakukan fungsi mastikasi dan fungsi oral lainnya dengan baik maka dibutuhkan susunan struktur penyusun rongga mulut yang optimal (Van der Bilt, 2002). Gigi geligi tersusun dengan posisi tertentu dalam rongga mulut. Posisi saat gigi atas dan bawah melakukan kontak pada seluruh posisi dan pergerakan mandibular dinamakan oklusi gigi. Oklusi terbentuk melalui interaksi antar seluruh komponen sistem mastikasi yang terdiri dari gigi, struktur periodontal, maksila dan mandibula, sendi temporomandibular, serta otot dan ligament terkait (Hassan dan Rahima, 2007). Secara sederhana, oklusi normal ditandai adanya hubungan yang selaras antara gigi bawah dan atas, dan susunan gigi membentuk lengkung teratur (Susanto, 2010). Keseimbangan saat pembentukan tulang dan otot pada lengkung gigi akan menghasilkan oklusi yang normal, tetapi bila terdapat perubahan pada mekanisme fungsional dapat menyebabkan deviasi atau yang dikenal dengan istilah maloklusi (Ferreira, 2012). Maloklusi ditandai dengan terjadinya malposisi atau iregularitas 1

2 gigi terhadap lengkung dental, melebihi dari yang dianggap masih normal (Mtaya dkk., 2009). Pengukuran maloklusi dapat dilakukan secara langsung saat pasien membuka mulut atau secara tidak langsung melalui studi cetakan gigi atau dengan kerangka gigi. Klasifikasi oleh Angle (1899) mengelompokkan maloklusi ke dalam 3 tingkatan yaitu kelas I, II, dan kelas III. Maloklusi kelas I adalah kelainan keterbatasan pada iregularitas lengkung gigi, sementara hubungan antar molar masih normal. Untuk maloklusi kelas II dan III ditentukan oleh posisi yang tidak tepat antara pertemuan puncak mesiobukal gigi molar pertama di maksila dengan groove mesiobukal dari gigi molar pertama mandibula, baik ke arah distal atau proksimal (Angle, 1899 sit. Hassan dan Rahimah, 2007). Maloklusi terbentuk akibat interaksi berbagai macam faktor (multifaktorial), baik internal maupun eksternal. Faktor eksternal yang dicurigai sebagai penyebab dari maloklusi adalah kebiasaan yang dilakukan pada masa anak-anak yang dapat mempengaruhi bentuk rahang dan mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk atau susunan gigi (Kharat, dkk., 2004). Menurut penelitian oleh Jabur dan Nisayif (2007), ada beberapa perilaku yang dikaitkan dengan maloklusi, diantaranya adalah menghisap jari/jempol, mendorong gigi dengan lidah dan juga menggigit kuku atau pensil. Perilaku tersebut biasanya terjadi pada usia anak-anak di luar pengawasan orang dewasa sehingga lama kelamaan menetap dan berkembang menjadi suatu kebiasaan buruk yang berisiko menimbulkan maloklusi.

3 Penelitian oleh Onyeaso (2004) dan Uwaezoke dkk (2003) menemukan kebiasaan seperti menghisap jempol merupakan kebiasaan dengan prevalensi tertinggi yang berkaitan dengan maloklusi dibandingkan mekanisme lainnya. Anak yang terbiasa menghisap jempol memiliki overjet lebih dari 4 mm akibat proklinasi gigi seri atas dan retroklinasi gigi seri bawah (Jabur, dkk., 2007). Dalam penelitian Al Atabi (2014), tiap jenis kebiasaan oral yang buruk ditemukan memiliki pengaruh yang berbeda terhadap terjadinya maloklusi. Menggigit kuku misalnya, hanya berhubungan signifikan dengan kejadian maloklusi kelas III, sedangkan menghisap jari berhubungan signifikan dengan maloklusi kelas I dan II tetapi tidak dengan kelas III (Al Atabi, 2014). Banyak studi telah dipublikasikan mengenai prevalensi maloklusi di berbagai latar belakang populasi di dunia (Garbin dkk., 2010; Alatrach dkk, 2014). Data yang diambil dari sebuah penelitian yang dilakukan di Brazil, menyebutkan sebanyak 66,76% anak pada usia sekolah mengalami maloklusi (Garbin dkk, 2010), sementara di Siria, 61,2% anak mengalami maloklusi, dan sebanyak 38% memerlukan penanganan dari tenaga kesehatan (Alatrach dkk, 2014). Prevalensi nasional maloklusi di Indonesia juga tinggi, mencapai 80% dari total jumlah populasi (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Penanggulangan masalah gigi dan mulut sebagai bagian dari optimalisasi status kesehatan masyarakat secara umum, hendaknya dilakukan secara komprehensif melalui kolaborasi upaya promotif (pemeliharaan dan peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan penyakit) dan rehabilitatif. Sesuai dengan pendekatan penanganan kesehatan berbasis

4 masyarakat, porsi yang lebih tinggi sebaiknya ditujukan pada strategi promotif dan preventif untuk menghasilkan efek yang lebih besar dan luas. Sebelum menetapkan stategi promotif dan preventif yang tepat untuk penanganan maloklusi pada anak, diperlukan pengetahuan dan informasi yang cukup mengenai besaran masalah dan faktor faktor yang berkaitan dengan masalah. Hingga saat ini belum ada penelitian mengenai kejadian maloklusi di Provinsi Bali, namun angka maloklusi di Bali diperkirakan signifikan mengingat prevalensi nasional yang cukup tinggi. Berangkat dari pertimbangan di atas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai gambaran kebiasaan buruk dan kejadian maloklusi pada siswa sekolah dasar di SDN 19 Pemecutan. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah yaitu: bagaimanakah gambaran kebiasaan buruk dan kejadian maloklusi di sekolah dasar di SDN 19 Pemecutan? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui gambaran kebiasaan buruk dan kejadian maloklusi pada siswa SDN 19 Pemecutan. 2. Mengetahui jenis-jenis kebiasaan buruk yang dilakukan siswa sekolah dasar di SDN 19 Pemecutan. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pihak sekolah terkait kesehatan gigi dan mulut pada siswa SDN 19 Pemecutan.

5 2. Memberikan saran dan informasi bagi praktisi kedokteran gigi dalam memberikan informasi yang tepat guna menurunkan angka kejadian maloklusi. 3. Memberikan saran dan informasi bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan dalam upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut pada anak. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Kedokteran Gigi Bidang Ortodontik.