tambahan bagiperekonomian Indonesia (johanes widodo dan suadi 2006).

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. perairan darat yang sangat luas dibandingkan negara Asean lainnya. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

BAB I PENDAHULUAN. Produksi dari suatu usaha penangkapan ikan laut dan perairan umum sebahagian

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

I. PENDAHULUAN. nasional terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

PENDAHULUAN. daya alam ini salah satunya menghasilkan ikan dan hasil perikanan lainnya. Oleh

PENDAHULUAN. sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005, diacu oleh Fauzia, 2011:1).

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. sumberdaya kelautan yang sangat potensial untuk dikembangkan guna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi laut, Indonesia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dari laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat. Dari luas laut sebesar itu di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ekonomi yang rendah, dan hal ini sangat bertolak belakang dengan peran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

BAB I PENDAHULUAN. beralihnya ke bidang usaha perikanan karena semakin tingginya permintaan akan produk

I. PENDAHULUAN. Luas perairan laut Indonesia diperkirakan sebesar 5,8 juta km 2, panjang garis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

Indonesia mempakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari. dapat pulih seperti minyak bumi dan gas mineral atau bahan tambang lainnya

BAB I PENDAHULUAN. karena termasuk dalam Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Namun

KAJIAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP TUGAS AKHIR

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

PERTANIAN.

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut faktor sosial seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

Negara Kesatuan Republik lndonesia adalah benua kepulauan,

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan pesisir (coastal zone) merupakan daerah pertemuan antara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. sosial lainnya (Horton & Hunt, 1999: 36). Perpindahan kelas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu mengelola sumber daya alam secara bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2006 NOMOR 5

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional karena. pembangunan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor penggerak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

BAB I PENDAHULUAN. tulang punggung dunia dalam memasok pangan dunia terutama dari sektor

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia. Selain

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis

BAB I PENDAHULUAN. makmur. Untuk mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara material dan

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang

I. PENDAHULUAN. No.45 tahun 2009 tentang perikanandisebutkan dalam Pasal 1,perikanan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. pangan sejak beberapa abad yang lalu. Ikan sebagai salah satu sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PENDAHULUAN. karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan adalah masalah yang tidak ada habisnya untuk. dibahas, apalagi Indonesia penduduk terpadat ke empat dunia masih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa buah lokal adalah semua jenis buahbuahan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menempati posisi strategis dalam perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah memiliki peran vital untuk memajukan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Provinsi Riau memiliki keunggulan komparatif karena letaknya yang strategis. Pertama, Riau

BAB I PENDAHULUAN. dimasukan kedalam kelompok Negara mega-biodiversity yang merupakan dasar dari

BAB I PENDAHULUAN. buatan. Diperairan tersebut hidup bermacam-macam jenis ikan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

I. PENDAHULUAN. dengan dua pertiga wilayahnya berupa perairan serta memiliki jumlah panjang garis

USAHA PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA SEBAGAI MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. pendapatan perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Soekartawi, dkk 1993:1). (Junianto, 2003:5).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROVINSI SUMATERA UTARA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang mempunyai wilayah perairan laut dan perairan darat yang sangat luas dibandingkan negara - negara lainnya.sumber daya alam ini salah satunya menghasilkan ikan dan hasil perikanan lainnya. Oleh karenanya, akhir-akhir ini pemerintah sangat mengintensifkan usaha penangkapan dan budi daya ikan dalam upaya mendapatkan pemasukan devisa yang lebih besar. Namun, usaha tersebut akan menjadi tidak berguna jika tidak dibarengi dengan peningkatan pengetahuan tentang penanganan ikan setelah penangkapan dan pemanenan (Junianto, 2003). Sebagai Negara kepulauan indonesia mempunyai keanekaragaman sumber daya hayati perairan yang sangat tinggi. Salah satu diantaranya adalah sumber daya ikan laut dengan potensi produksi lestari mencapai 6,4 juta ton per tahun. Potensi sumber daya ini telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat dan telah berperan penting sebagai sumber mata pencaharian, sumber protein hewani, bahan baku industri, dan sarana penyedia lapangan kerja. Bahkan sejak terbentuknya Depertemen Kelautan dan Perikanan, sumber daya ini diharapkan menjadi tambahan bagiperekonomian Indonesia (johanes widodo dan suadi 2006). Dengan berbagai potensi yang dimiliki, Sumatera Utara (Sumut) adalah salah satu kekuatan perikanan di Tanah Air yang tak boleh diremehkan.hal itu tak lepas dari letak geografisnya yang diapit lautan yaitu pantai timur (Selat Malaka) dan pantai barat (Samudera Hindia).Di lautan potensi perikanan tangkap dan budi daya pantai/tambak air payau-nya cukup besar. Sedangkan untuk serapan tenaga 1

2 kerja, sektor perikanan Sumut menyerap 145.878 orang, 132.378 orang bergerak di penangkapan serta budi daya dan 13.500 orang lainnya bergerak di pengolahan. Secara umum mereka berlokasi di Belawan, Tanjung Balai, Sibolga, Batu bara, Langkat, dan kawasan perairan Danau Toba (http://www.warintek.ristek.go.id). Kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh ikan telah dirasakan sangat menghambat usaha pemasaran hasil perikanan dan tidak jarang menimbulkan kerugian besar, terutama pada saat produksi ikan melimpah. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan daya simpan dan daya awet produk perikanan pada pascapanen melalui proses pengolahan maupun pengawetan. Proses pengolahan dan pengawetan ikan merupakan salah satu bagian penting dari mata rantai industri perikanan Afrianto, 1989). Industri kecil hasil laut mempunyai peran yang sangat penting karena memberi nilai tambah melalui proses penanganan dan pengolahan, peningkatan pendapatan masyarakat, penyerapan tenaga kerja serta peningkatan pendapatan daerah itu sendiri. Disamping itu industri kecil hasil laut yang merupakan kegiatan yang memanfaatkan bahan baku dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) sehingga merangsang usaha nelayan, tidak menggunakan bahan baku impor dan memiliki peluang pasar domestik maupun ekspor. Industri kecil diharapkan akan membuka lapangan kerja sehingga dapat mengatasi masalah pengangguran. Dengan berkembangnya industri kecil diharapkan serapan tenaga kerja semakin meningkat diikuti dengan meningkatnya pendapatan keluarga. Akan tetapi industri kecil masih tetap memiliki masalah yang berkaitan dalam perkembangannya, misalnya modal, bahan baku, tenaga kerja, pengangkutan (transportasi) dan pemasaran (Sumaatmadja, 1998).

3 Pengolahan industri kecil yang cukup besar dan melibatkan masyarakat desa pantai di wilayah pesisir diharapkan peranannya dalam pengembangan wilayah. Pengembangan tersebut akan tercermin dari peningkatan pendapatan masyarakat desa pantai serta mendorong penyerapan tenaga kerja dan kesempatan berusaha. Kebijakan umum pembangunan kelautan dan perikanan adalah diantaranya mengembangkan dan memperkokoh usaha penanganan dan pengelola serta pemasaran hasil perikanan. Kebijakan itu diambil dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kelautan dan perikanan sesuai UU Nomr 31 tahun 2004 tentang perikanan Pasal 3 yang bertujuan untuk: a. meningkatkan taraf hidup nelayan dan pembudidaya ikan kecil, b. meningkatkan penerimaan devisa negara, c. mendorong perluasan dan kesempatan kerja, d. meningkatkan ketersediaan dan konsumsi sumber protein ikan, e. mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya ikan, f. meningkatkan prduktivitas, mutu, nilai tambah dan daya saing, g) meningkatkan ketersediaan bahan baku untuk industri pengolahan ikan, h. mencapai pemanfaatan sumberdaya ikan, lahan pembudidayaan ikan dan lingkungan sumberdaya ikan secara optimal, serta i. menjamin kelestarian sumberdaya ikan dan lahan pemudidayaan ikan dan tataruang. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam peningkatan produksi serta pembenahan dalam ketersediaan bahan baku, pelatihan pelaku usaha kerja, penyediaan modal kerja dalam berbagai bentuk skim kredit, kebijakan pendampingan, dan usaha perlindungan.

4 Begitu juga dengan Kabupaten Batubara yang memiliki jumlah perusahaan industri besar, sedang, dan kecil berjumlah 312 perusahaan (BPS, 2012). Industri di kabupaten batubara saat ini berkembang dengan sangat pesat, hal ini dapat terlihat dari banyaknya variasi industri yang ada di Batubara di antaranya yaitu industri belacan, industri anyaman bambu, industri tahu, industri ikan asin dan sebagainya. Dalam industri pengolahan ikan asin sangatlah mendukung dalam proses berkembangnya perindustrian Kabupaten Batubara. Untuk menjaga suatu produk yang dihasilkan oleh suatu industri agar tetap disukai oleh pelanggan, maka produk yang dihasilkan harus selalu dijaga kualitasnya. Salah satu teknik dalam menjaga kualitas suatu produk ikan asin adalah dengan melalui proses penggaraman dan pengeringan ikan. Desa Suka Maju merupakan salah satu daerah yang memiliki industri ikan asin.industri kecil di desa ini memberikan andil besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan keluaraga namun masih mengalami kurangnya pembinaan, dan masih kurangnya modal karena akses terhadap sumber sumber keuangan sangat terbatas. Untuk itu digunakan faktor faktor produksi belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu perlu dikaji keadaan faktor faktor industri dan karakteristik tenaga kerja industri ikan asin di Desa Suka Maju.

5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakan masalah, maka perlu untuk dilakukan riset tentang karateristik tenaga kerja industri ikan asin yang meliputi : usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, banyaknya tanggungan, pendapatan. Serta melihat keadaan industri ikan asin dari faktor faktor industri diantaranya yaitu modal, bahan baku, transportasi, dan pemasaran. C. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini penulis membatasi permasalahan karakteristik tenaga kerja industri ikan asin yang meliputi : usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, banyaknya tanggungan, pendapatan. Hal ini berkaitan untuk melihat keadaan industri ikan asin ditinjau melalui faktor faktor industri diantaranya modal, bahan baku, transportasi, dan pemasaran. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik tenaga kerja industri kecil ikan asin di Desa Suka Maju yang meliputi usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, banyaknya tanggungan, dan pendapatan? 2. Bagaimana keadaan industri ikan asin di Desa Suka Maju ditinjau dari modal, bahan baku, transportasi, dan pemasaran?

6 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui karakteristik tenaga kerja industri kecil ikan asin di Desa Suka Maju yang meliputi usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, banyaknya tanggungan, dan pendapatan. 2. Untuk mengetahui keadaan industri ikan asin di Desa Suka Maju yang ditinjau dari modal, bahan baku, transportasi, dan pemasaran. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya : 1. Menambah wawasan pengetahuan penulis tentang karakteristik industri ikan asin di Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram. 2. Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan bagi penulis dan masyarakat. 3. Sebagai bahan masukan pemerintah daerah penelitian dalam upaya untuk memberikan perhatian bagi masyarakat yang beraktivitas dalam usaha industri ikan asin di Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram. 4. Sebagai bahan dan informasi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan penelitian ini.