Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi

Kata Kunci : Rumah Batik Komar, HIRARC, OHSAS 18001:2007, Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012, SOP, Intruksi kerja

BAB I PENDAHULUAN I.1

PERANCANGAN PROSEDUR UNTUK MEMINIMASI RISIKO K3 BERDASARKAN HASIL HIRARC

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 4935

Gambar I-1 Proses Pembuatan Batik

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan manfaat namun juga dampak risiko yang ditimbulkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2016 PENERAPAN KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN (K3) KERJA PADA PELAKSANAAN PRAKTIK MEMBATIK DI SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terdiri atas manfaat nyata yang terukur (tangible) berupa hasil hutan

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V

3. kinerja dan efektivitas sistem manajemen mutu; 4. perencanaan telah berhasil dilaksanakan;

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Data Kecelakaan Kerja Tahun Cacat Total

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Kerajinan batik merupakan sebuah industri tradisional yang memiliki

MODUL 2 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kecelakaan dan P3K) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perusahaan. Setiap karyawan berhak mendapatkan keselamatan saat

IMPLEMENTASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI INDUSTRI BATIK (STUDI KASUS DI INDUSTRI BATIK GT LAWEYAN SURAKARTA)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGELOLAAN OPERASI K3

MEMPELAJARI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI CV. INOTEK KIMIA UTAMA

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya. Standar operasional perusahaan pun otomatis mengalami

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor terpenting dari suatu pekerjaan. Dalam pemenuhan kebutuhannya,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)

PT. BINA KARYA KUSUMA

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan. Oleh karena itu karyawan harus mendapatkan

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir

Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja. (Studi Kasus : PT.

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia yang terampil harus berusaha untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1. PENDAHULUAN. lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data

PENGUKURAN TINGKAT KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) UNTUK MENGKATEGORIKAN HAZARD DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESSMENT DI PT. BAMBANG DJAJA SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja,

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU

Perumusan Masalah : Tujuan Batasan dan Asumsi LANDASAN TEORI Pengertian Risiko Pengendalian Risiko

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. setingggi-tingginya. Menurut Depkes RI (2007), rumah sakit sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan manajemen.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

Transkripsi:

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah asset yang sangat berharga dimana harus terus dijaga dan diperdayakan. Pemberdayaan dan perhatian terhadap sumber daya manusia yang tinggi dilakukan dengan menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan menyehatkan. Maka dari itu untuk pemberdayaan dan perhatian terhadap sumber daya manusia yang ada, perusahaan sangat perlu memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja adalah kondisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi, atau dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lainnya termasuk pekerja sementara, pengunjung dan orang lain dalam tempat kerja (Gaspersz, Vincent, 2013). Diketahui bahwa berdasarkan data PT. Jamsostek di wilayah Jawa Barat dan Banten pada tahun 2012 telah terjadi 37.390 kasus kecelakaan kerja (Azwar, 2013). Kondisi tersebut menunjukan tingkat angka kecelakaan kerja yang masih tinggi pada perusahaan di Indonesia. Sedangkan menurut aturan yang dicatumkan pada undang-undang No.13 tahun 2003 menyebutkan bentuk perlindungan tenaga kerja di Indonesia yang wajib dilaksanakan oleh setiap pengusaha atau perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja harus memperhatikan pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan salah satunya dalam bentuk jaminan sosial yang mencakup jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan terhadap kecelakaan, jaminan kematian serta syarat- syarat kerja lainnya. Rumah Batik Komar merupakan perusahaan yang memproduksi kain batik asli Indonesia. Adapun beberapa kegiatan yang dijalani pada Rumah Batik Komar untuk memproduksi kain batik yaitu kegiatan pembuatan lilin, pembuatan alat dan pembakaran alat cap, pelilinan batik cap, pelilinan batik tulis, pewarnaan dan pelorodan kain batik. Dalam kegiatan produksi pada Rumah Batik Komar terdapat bahan dan alat yang cukup berbahaya, dimana bahan dan alat tersebut sering sekali digunakan oleh Batik Komar yaitu diantaranya korek api, kompor, gas, lempengan plat tembaga, gunting, tang, jangka besi, penggaris, logam seng, 19

pewarna kimia (napthol,indigosol dan prosion) deterjen, larutan soda api, natrium nitrit, larutan TRO, Air panas, gondorukem, damar, parafin, dan minyak kelapa. Saat ini, Rumah Batik Komar telah berupaya menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan menyediakan alat pelindung diri berupa sarung tangan, masker, sepatu boots. Selain alat pelindung diri, disediakan pula alat pemadam kebakaran, larangan merokok diarea kerja dan penyediaan kotak P3K bagi pekerja. Beberapa kecelakaan kerja yang pernah terjadi di Rumah Batik Komar, dapat dilihat pada Tabel I.1. Tabel I.1 Data kecelakaan kerja di Rumah Batik Komar Kecelakaan Kerja Dampak Frekuensi Terkena cipratan cairan lilin malam Dampak risiko rendah dimana operator Terjadi >1 kali kejadian dalam sehari panas pada proses pengecapan kain batik cap. mengalami tangan memerah kepanasan akibat lilin panas. Terkena tumpahan cairan lilin malam Dampak risiko rendah dimana operator Terjadi >1 kali kejadian dalam sehari panas dari canting pada proses pembuatan batik tulis. mengalami tangan memerah kepanasan akibat lilin panas. Terkena cipratan air mendidih pada proses pelorodan. Dampak risiko rendah dimana Operator mengalami iritasi ringan (kepanasan) akibat cipratan air panas pada bagian kaki dan tangan Terjadi >1 kali kejadian dalam sehari 20

Tabel I.1 Data kecelakaan kerja di Rumah Batik Komar (Lanjutan) Kecelakaan Kerja Dampak Frekuensi Terkena zat pewarna, HCL, soda api dan air Dampak risiko tinggi dimana operator Peristiwa terjadi 1 kali dalam satu bulan keras pada proses pewarnaan kain batik. mengalami iritasi kulit, dan untuk jangka panjang dapat menyebabkan kanker kulit. Tersayat/ tergores material tembaga pada Dampak risiko sedang dimana Operator Terjadi >1 kali kejadian dalam seminggu proses pembuatan cap atau cetakan mengalami luka akibat tergores lempengan plat tembaga. Meluapnya Lelehan gondorukem panas akibat terkena air di proses pembuatan alat cap. Dampak risiko tinggi dimana Operator mengalami luka bakar. Terjadi 1 kali pada lebih dari 5 tahun Pada tabel I.1 diatas menggambarkan beberapa kecelakaan kerja yang pernah terjadi di bagian produksi Rumah Batik Komar berdasarkan hasil wawancara dengan pekerja dan pemilik pada tahun 2014. Untuk menanggulangi kecelakaan kerja yang ada tersebut telah dilaksanakan tindakan pengendalian oleh pihak manajemen Rumah Batik Komar berupa penyediaan alat pelindung diri. Namun, dalam implementasinya tindakan korektif tersebut tidak dilakukan dengan baik. Seperti contoh yaitu Kecelakaan meluapnya lelehan gondorukem panas akibat terkena air pada saat proses pembuatan alat cap di Rumah Batik Komar dimana pekerja mengalami luka bakar sehingga memperoleh penanganan medis dan memerlukan waktu istirahat untuk pemulihan, kecelakaan kerja ini dikarenakan penyediaan alat pelindung diri berupa sarung tangan dan sepatu boots tidak digunakan oleh pekerja. Untuk meminimasi terjadinya kecelakaan kerja, perlu 21

diidentifikasi faktor penyebab kecelakaan kerja tersebut. Berdasarkan dengan 5 why s pada lampiran A diketahui bahwa kecelakaan kerja yang terjadi di Rumah Batik Komar disebabkan berbagai faktor meliputi manusia, metode, lingkungan kerja, alat dan material yaitu diantaranya berupa tidak adanya prosedur terkait K3 dan pekerja yang mengabaikan penggunaan APD. Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan manajemen dan pekerja, data kecelakaan pada Rumah Batik Komar tersebut belum tercatat secara rapi karena beranggapan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi masih terlalu ringan. Namun, Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 pasal 7 bahwa setiap pengusaha harus menyusun kebijakan K3 serta mengidentifikasi, meninjau, menilai dan mencatat setiap kecelakaan yang terjadi baik ringan maupun berat. Kemudian Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 tahun 2012 pasal 7 tersebut sangat didukung dengan adanya Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER. 05/ MEN/ 1996 tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamata Kerja yaitu bahwa Untuk menjamin kesehatan dan keselamatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi dan lingkungan kerja dalam keadaan aman, maka perlu penerapan Sistem Manajeman Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Mempertimbangkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 tahun 2012 pasal 7 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER. 05/ MEN/ 1996 tentang sistem manajemen kesehatan dan keselamata kerja tersebut, maka sebagai salah satu pengusaha, Rumah Batik Komar diharuskan menyusun kebijakan K3 dan menilai serta mencatat setiap kecelakaan yang terjadi baik ringan maupun berat. Oleh karena itu untuk menjamin pengembangan dan penerapan kebijakan K3 maka perlu dirancang SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di Rumah Batik Komar. SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja dan mengelola risiko-risiko kesehatan dan keselamatan kerja. International Organization for Standardization (ISO) memiliki standar khusus terkait kesehatan dan keselamatan kerja yang dikenal dengan nama Occupational Health and Safety 22

Assessment Series atau sering dikenal OHSAS 18001:2007. (Gaspersz, Vincent, 2013) OHSAS 18001:2007 merupakan suatu standar internasional untuk sistem manajemen K3 (kesehatan dan keselamatan kerja), yang memungkinkan suatu organisasi untuk meningkatkan efektifitas perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja yang terencana, terukur, dan terstruktur bagi organisasinya (Gaspersz, Vincent, 2013). Sebelum merancang sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) pada Rumah Batik Komar, maka dalam penelitian ini akan terlebih dahulu dilakukan identifikasi K3 pada Rumah Batik Komar. Adapun identifikasi K3 pada Rumah Batik Komar menggunakan pendekatan Hazards Identification Risk Assessment Determining Control (HIRARC). HIRARC yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi bahaya dan penilaian terhadap risiko yang ada, untuk mencegah atau mengurangi agar tidak terjadi insiden yang dapat menimbulkan kerugian. Dimana salah satu cara untuk mencegah atau mengurangi agar tidak terjadi insiden yang dapat menimbulkan kerugian adalah dengan melakukan analisis bahaya dan risiko terhadap kegiatan yang ada. Dari proses analisis bahaya dan risiko juga, akan diketahui kegiatan yang memiliki tingkat bahaya dan risiko tertinggi di Rumah Batik Komar. Apabila telah diketahui kegiatan yang memiliki tingkat bahaya dan risiko tertinggi di Rumah Batik Komar, dapat ditentukan beberapa pengendalian lanjut yang dapat dilakukan oleh perusahaan sebagai upaya pencegahan atau pengendalian bahaya yang dapat menimbulkan kerugian, diantaranya yaitu cara pengendalian administratif yang salah satunya dengan merancang prosedur kerja di Rumah Batik Komar (Hadipoetro D., 2014). Berdasarkan masalah diatas, maka pada penelitian kali ini difokuskan untuk membuat usulan rancangan standard operating procedure terkait kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Batik Komar berdasarkan persyaratan OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012. 23

Tabel I.2 Pembagian fokus klausul OHSAS 18001:2007 No Nama Peneliti Klausul 1 Ari Hendriyanto (1102110096) Klausul 4.3.1 dan klausul 4.4.6 2 Desi Ariska (1102110105) Klausul 4.3.3 dan klausul 4.4.2 3 Suci Rachma Sari (1102110116) Klausul 4.4.7dan klausul 4.5.1 I.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, adalah : 1. Apa saja identifikasi potensi bahaya dan risiko terkait kesehatan dan keselamatan kerja pada Rumah Batik Komar dengan pendekatan HIRARC? 2. Apa saja requirement yang perlu dipenuhi untuk kebijakan K3 di Rumah Batik Komar berdasarkan OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012? 3. Bagaimana hasil evaluasi gap antara potensi bahaya dan risiko yang teridentifikasi dengan requirement OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012? 4. Bagaimana rancangan standard operating procedure yang sesuai terkait sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja berdasarkan requirement OHSAS 18001:2007 Klausul 4.4.7 dan klausul 4.5.1 dan peraturan pemerintah No. 50 tahun 2012 di Rumah Batik Komar? I.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini, adalah : 1. Untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan penilaian resiko terkait kesehatan dan keselamatan kerja pada Rumah Batik Komar dengan pendekatan HIRARC. 2. Untuk mengetahui requirement yang perlu dipenuhi untuk kebijakan K3 di Rumah Batik Komar berdasarkan OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012. 3. Untuk mengetahui hasil evaluasi gap antara potensi bahaya dan risiko yang teridentifikasi dengan requirement OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012. 24

4. Membuat rancangan standard operating procedure yang sesuai terkait sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja berdasarkan requirement OHSAS 18001:2007 Klausul 4.4.7 dan klausul 4.5.1 dan peraturan pemerintah No. 50 tahun 2012 di Rumah Batik Komar. I.4 Batasan Penelitian Hal-hal yang membatasi dalam penelitian ini, adalah : 1. Pengunaan data dalam penelitian ini didapatkan pada Rumah Batik Komar yang berlokasi di jalan Cigadung Raya Timur I No. 5 Bandung 40191, Bagian Produksi Batik 2. Hasil rancangan hanya pada tahap dokumentasi tidak sampai tahap implementasi. I.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, adalah : 1. Rumah Batik Komar dapat melakukan pencegahan atau pengendalian bahaya yang dapat menimbulkan kerugian. 2. Rumah Batik Komar dapat mengurangi angka kecelakaan dari identifikasi bahaya terkait K3 3. Rumah Batik Komar dapat menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja sesuai dengan standar operating procedure. I.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisi uraian latar belakang dari penelitian yang menjadi dasar dalam identifikasi risiko kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan menggunakan HIRARC untuk merancang standar operating procedure berdasarkan requirement OHSAS 18001:2007 dan peraturan pemerintah No. 50 tahun 2012 di Rumah Batik Komar. Selain latar belakang, diuraikan juga mengenai perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian, tujuan dilakukan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 25

Bab II Landasan Teori Pada bab ini berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, serta berisi uraian penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Bab III Metodologi Penelitian Pada bab ini berisi tentang penjelasan model konseptual dari penelitian, serta sistematika pemecahan masalah dalam penelitian yang meliputi tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap perancangan, tahap analisis, serta tahap akhir yaitu kesimpulan dan saran. Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada tahap pengumpulan data diuraikan data primer dan data sekunder yang dikumpulkan, asal diperolehnya data yang digunakan. Data primer dan data sekunder yang ada, maka akan diolah dalam tahap pengolahan data hingga menghasilkan penilaian risiko dan usulan rancangan standar operating procedure berdasarkan requirement OHSAS 18001:2007 dan peraturan pemerintah No. 50 tahun 2012 di Rumah Batik Komar, yang dibutuhkan untuk pencegahan dan pengendalian risiko terkait kesehatan dan keselamatan kerja pada Rumah Batik Komar. Pada tahap ini juga dijelaskan penggunaan metode HIRARC yang digunakan untuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko. Bab V Perancangan dan Analisis Bab ini diuraikan mengenai penjelasan proses perancangan standar operating procedure terkait kesehatan dan keselamatan kerja berdasarkan requirement OHSAS 18001:2007 dan peraturan pemerintah No. 50 tahun 2012. Selain itu, dijelaskan juga analisis kelebihan dan kelemahan dari hasil rancangan apabila akan diimplementasikan, serta penilaian efektif dan efisien hasil rancangan tersebut. Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini dan saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. 26