Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah asset yang sangat berharga dimana harus terus dijaga dan diperdayakan. Pemberdayaan dan perhatian terhadap sumber daya manusia yang tinggi dilakukan dengan menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan menyehatkan. Maka dari itu untuk pemberdayaan dan perhatian terhadap sumber daya manusia yang ada, perusahaan sangat perlu memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja adalah kondisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi, atau dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lainnya termasuk pekerja sementara, pengunjung dan orang lain dalam tempat kerja (Gaspersz, Vincent, 2013). Diketahui bahwa berdasarkan data PT. Jamsostek di wilayah Jawa Barat dan Banten pada tahun 2012 telah terjadi 37.390 kasus kecelakaan kerja (Azwar, 2013). Kondisi tersebut menunjukan tingkat angka kecelakaan kerja yang masih tinggi pada perusahaan di Indonesia. Sedangkan menurut aturan yang dicatumkan pada undang-undang No.13 tahun 2003 menyebutkan bentuk perlindungan tenaga kerja di Indonesia yang wajib dilaksanakan oleh setiap pengusaha atau perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja harus memperhatikan pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan salah satunya dalam bentuk jaminan sosial yang mencakup jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan terhadap kecelakaan, jaminan kematian serta syarat- syarat kerja lainnya. Rumah Batik Komar merupakan perusahaan yang memproduksi kain batik asli Indonesia. Adapun beberapa kegiatan yang dijalani pada Rumah Batik Komar untuk memproduksi kain batik yaitu kegiatan pembuatan lilin, pembuatan alat dan pembakaran alat cap, pelilinan batik cap, pelilinan batik tulis, pewarnaan dan pelorodan kain batik. Dalam kegiatan produksi pada Rumah Batik Komar terdapat bahan dan alat yang cukup berbahaya, dimana bahan dan alat tersebut sering sekali digunakan oleh Batik Komar yaitu diantaranya korek api, kompor, gas, lempengan plat tembaga, gunting, tang, jangka besi, penggaris, logam seng, 19
pewarna kimia (napthol,indigosol dan prosion) deterjen, larutan soda api, natrium nitrit, larutan TRO, Air panas, gondorukem, damar, parafin, dan minyak kelapa. Saat ini, Rumah Batik Komar telah berupaya menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan menyediakan alat pelindung diri berupa sarung tangan, masker, sepatu boots. Selain alat pelindung diri, disediakan pula alat pemadam kebakaran, larangan merokok diarea kerja dan penyediaan kotak P3K bagi pekerja. Beberapa kecelakaan kerja yang pernah terjadi di Rumah Batik Komar, dapat dilihat pada Tabel I.1. Tabel I.1 Data kecelakaan kerja di Rumah Batik Komar Kecelakaan Kerja Dampak Frekuensi Terkena cipratan cairan lilin malam Dampak risiko rendah dimana operator Terjadi >1 kali kejadian dalam sehari panas pada proses pengecapan kain batik cap. mengalami tangan memerah kepanasan akibat lilin panas. Terkena tumpahan cairan lilin malam Dampak risiko rendah dimana operator Terjadi >1 kali kejadian dalam sehari panas dari canting pada proses pembuatan batik tulis. mengalami tangan memerah kepanasan akibat lilin panas. Terkena cipratan air mendidih pada proses pelorodan. Dampak risiko rendah dimana Operator mengalami iritasi ringan (kepanasan) akibat cipratan air panas pada bagian kaki dan tangan Terjadi >1 kali kejadian dalam sehari 20
Tabel I.1 Data kecelakaan kerja di Rumah Batik Komar (Lanjutan) Kecelakaan Kerja Dampak Frekuensi Terkena zat pewarna, HCL, soda api dan air Dampak risiko tinggi dimana operator Peristiwa terjadi 1 kali dalam satu bulan keras pada proses pewarnaan kain batik. mengalami iritasi kulit, dan untuk jangka panjang dapat menyebabkan kanker kulit. Tersayat/ tergores material tembaga pada Dampak risiko sedang dimana Operator Terjadi >1 kali kejadian dalam seminggu proses pembuatan cap atau cetakan mengalami luka akibat tergores lempengan plat tembaga. Meluapnya Lelehan gondorukem panas akibat terkena air di proses pembuatan alat cap. Dampak risiko tinggi dimana Operator mengalami luka bakar. Terjadi 1 kali pada lebih dari 5 tahun Pada tabel I.1 diatas menggambarkan beberapa kecelakaan kerja yang pernah terjadi di bagian produksi Rumah Batik Komar berdasarkan hasil wawancara dengan pekerja dan pemilik pada tahun 2014. Untuk menanggulangi kecelakaan kerja yang ada tersebut telah dilaksanakan tindakan pengendalian oleh pihak manajemen Rumah Batik Komar berupa penyediaan alat pelindung diri. Namun, dalam implementasinya tindakan korektif tersebut tidak dilakukan dengan baik. Seperti contoh yaitu Kecelakaan meluapnya lelehan gondorukem panas akibat terkena air pada saat proses pembuatan alat cap di Rumah Batik Komar dimana pekerja mengalami luka bakar sehingga memperoleh penanganan medis dan memerlukan waktu istirahat untuk pemulihan, kecelakaan kerja ini dikarenakan penyediaan alat pelindung diri berupa sarung tangan dan sepatu boots tidak digunakan oleh pekerja. Untuk meminimasi terjadinya kecelakaan kerja, perlu 21
diidentifikasi faktor penyebab kecelakaan kerja tersebut. Berdasarkan dengan 5 why s pada lampiran A diketahui bahwa kecelakaan kerja yang terjadi di Rumah Batik Komar disebabkan berbagai faktor meliputi manusia, metode, lingkungan kerja, alat dan material yaitu diantaranya berupa tidak adanya prosedur terkait K3 dan pekerja yang mengabaikan penggunaan APD. Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan manajemen dan pekerja, data kecelakaan pada Rumah Batik Komar tersebut belum tercatat secara rapi karena beranggapan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi masih terlalu ringan. Namun, Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 pasal 7 bahwa setiap pengusaha harus menyusun kebijakan K3 serta mengidentifikasi, meninjau, menilai dan mencatat setiap kecelakaan yang terjadi baik ringan maupun berat. Kemudian Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 tahun 2012 pasal 7 tersebut sangat didukung dengan adanya Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER. 05/ MEN/ 1996 tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamata Kerja yaitu bahwa Untuk menjamin kesehatan dan keselamatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi dan lingkungan kerja dalam keadaan aman, maka perlu penerapan Sistem Manajeman Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Mempertimbangkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 tahun 2012 pasal 7 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER. 05/ MEN/ 1996 tentang sistem manajemen kesehatan dan keselamata kerja tersebut, maka sebagai salah satu pengusaha, Rumah Batik Komar diharuskan menyusun kebijakan K3 dan menilai serta mencatat setiap kecelakaan yang terjadi baik ringan maupun berat. Oleh karena itu untuk menjamin pengembangan dan penerapan kebijakan K3 maka perlu dirancang SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di Rumah Batik Komar. SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja dan mengelola risiko-risiko kesehatan dan keselamatan kerja. International Organization for Standardization (ISO) memiliki standar khusus terkait kesehatan dan keselamatan kerja yang dikenal dengan nama Occupational Health and Safety 22
Assessment Series atau sering dikenal OHSAS 18001:2007. (Gaspersz, Vincent, 2013) OHSAS 18001:2007 merupakan suatu standar internasional untuk sistem manajemen K3 (kesehatan dan keselamatan kerja), yang memungkinkan suatu organisasi untuk meningkatkan efektifitas perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja yang terencana, terukur, dan terstruktur bagi organisasinya (Gaspersz, Vincent, 2013). Sebelum merancang sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) pada Rumah Batik Komar, maka dalam penelitian ini akan terlebih dahulu dilakukan identifikasi K3 pada Rumah Batik Komar. Adapun identifikasi K3 pada Rumah Batik Komar menggunakan pendekatan Hazards Identification Risk Assessment Determining Control (HIRARC). HIRARC yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi bahaya dan penilaian terhadap risiko yang ada, untuk mencegah atau mengurangi agar tidak terjadi insiden yang dapat menimbulkan kerugian. Dimana salah satu cara untuk mencegah atau mengurangi agar tidak terjadi insiden yang dapat menimbulkan kerugian adalah dengan melakukan analisis bahaya dan risiko terhadap kegiatan yang ada. Dari proses analisis bahaya dan risiko juga, akan diketahui kegiatan yang memiliki tingkat bahaya dan risiko tertinggi di Rumah Batik Komar. Apabila telah diketahui kegiatan yang memiliki tingkat bahaya dan risiko tertinggi di Rumah Batik Komar, dapat ditentukan beberapa pengendalian lanjut yang dapat dilakukan oleh perusahaan sebagai upaya pencegahan atau pengendalian bahaya yang dapat menimbulkan kerugian, diantaranya yaitu cara pengendalian administratif yang salah satunya dengan merancang prosedur kerja di Rumah Batik Komar (Hadipoetro D., 2014). Berdasarkan masalah diatas, maka pada penelitian kali ini difokuskan untuk membuat usulan rancangan standard operating procedure terkait kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Batik Komar berdasarkan persyaratan OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012. 23
Tabel I.2 Pembagian fokus klausul OHSAS 18001:2007 No Nama Peneliti Klausul 1 Ari Hendriyanto (1102110096) Klausul 4.3.1 dan klausul 4.4.6 2 Desi Ariska (1102110105) Klausul 4.3.3 dan klausul 4.4.2 3 Suci Rachma Sari (1102110116) Klausul 4.4.7dan klausul 4.5.1 I.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, adalah : 1. Apa saja identifikasi potensi bahaya dan risiko terkait kesehatan dan keselamatan kerja pada Rumah Batik Komar dengan pendekatan HIRARC? 2. Apa saja requirement yang perlu dipenuhi untuk kebijakan K3 di Rumah Batik Komar berdasarkan OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012? 3. Bagaimana hasil evaluasi gap antara potensi bahaya dan risiko yang teridentifikasi dengan requirement OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012? 4. Bagaimana rancangan standard operating procedure yang sesuai terkait sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja berdasarkan requirement OHSAS 18001:2007 Klausul 4.4.7 dan klausul 4.5.1 dan peraturan pemerintah No. 50 tahun 2012 di Rumah Batik Komar? I.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini, adalah : 1. Untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan penilaian resiko terkait kesehatan dan keselamatan kerja pada Rumah Batik Komar dengan pendekatan HIRARC. 2. Untuk mengetahui requirement yang perlu dipenuhi untuk kebijakan K3 di Rumah Batik Komar berdasarkan OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012. 3. Untuk mengetahui hasil evaluasi gap antara potensi bahaya dan risiko yang teridentifikasi dengan requirement OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012. 24
4. Membuat rancangan standard operating procedure yang sesuai terkait sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja berdasarkan requirement OHSAS 18001:2007 Klausul 4.4.7 dan klausul 4.5.1 dan peraturan pemerintah No. 50 tahun 2012 di Rumah Batik Komar. I.4 Batasan Penelitian Hal-hal yang membatasi dalam penelitian ini, adalah : 1. Pengunaan data dalam penelitian ini didapatkan pada Rumah Batik Komar yang berlokasi di jalan Cigadung Raya Timur I No. 5 Bandung 40191, Bagian Produksi Batik 2. Hasil rancangan hanya pada tahap dokumentasi tidak sampai tahap implementasi. I.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, adalah : 1. Rumah Batik Komar dapat melakukan pencegahan atau pengendalian bahaya yang dapat menimbulkan kerugian. 2. Rumah Batik Komar dapat mengurangi angka kecelakaan dari identifikasi bahaya terkait K3 3. Rumah Batik Komar dapat menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja sesuai dengan standar operating procedure. I.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisi uraian latar belakang dari penelitian yang menjadi dasar dalam identifikasi risiko kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan menggunakan HIRARC untuk merancang standar operating procedure berdasarkan requirement OHSAS 18001:2007 dan peraturan pemerintah No. 50 tahun 2012 di Rumah Batik Komar. Selain latar belakang, diuraikan juga mengenai perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian, tujuan dilakukan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 25
Bab II Landasan Teori Pada bab ini berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, serta berisi uraian penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Bab III Metodologi Penelitian Pada bab ini berisi tentang penjelasan model konseptual dari penelitian, serta sistematika pemecahan masalah dalam penelitian yang meliputi tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap perancangan, tahap analisis, serta tahap akhir yaitu kesimpulan dan saran. Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada tahap pengumpulan data diuraikan data primer dan data sekunder yang dikumpulkan, asal diperolehnya data yang digunakan. Data primer dan data sekunder yang ada, maka akan diolah dalam tahap pengolahan data hingga menghasilkan penilaian risiko dan usulan rancangan standar operating procedure berdasarkan requirement OHSAS 18001:2007 dan peraturan pemerintah No. 50 tahun 2012 di Rumah Batik Komar, yang dibutuhkan untuk pencegahan dan pengendalian risiko terkait kesehatan dan keselamatan kerja pada Rumah Batik Komar. Pada tahap ini juga dijelaskan penggunaan metode HIRARC yang digunakan untuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko. Bab V Perancangan dan Analisis Bab ini diuraikan mengenai penjelasan proses perancangan standar operating procedure terkait kesehatan dan keselamatan kerja berdasarkan requirement OHSAS 18001:2007 dan peraturan pemerintah No. 50 tahun 2012. Selain itu, dijelaskan juga analisis kelebihan dan kelemahan dari hasil rancangan apabila akan diimplementasikan, serta penilaian efektif dan efisien hasil rancangan tersebut. Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini dan saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. 26