ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA. Evi Hartati 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Contoh Kasus Regresi sederhana

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB PROVINSI PAPUA. Mursalam Salim, SE., M.Si Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah adalah kuantitatif. Penelitian

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM.

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI ACEH

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis (sugiyono, 2008 : 5).

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Pengaruh Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jambi. Oleh: *) Irmanelly **)Dosen Tetap STIE Muhaammadiyah Jambi

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

Gloria Natalia S Manajemen Ekonomi 2014

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rentang waktu selama 9 tahun yaitu periode Data diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

DAMPAK PENINGKATAN PENGELUARAN KONSUMSI SEKTOR RUMAH TANGGA DAN PENGELUARAN SEKTOR PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROPINSI JAMBI ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mengenai pengertian objek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state

PENGARUH PDRB, INFLASI DAN UMR TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR TAHUN

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 2 Juni 2014

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian berkaitan dengan prosedur dan teknik yang harus

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah suatu negara yang mempunyai latar belakang perbedaan antar

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data yang diperlukan dari responden. Dalam upaya pengumpulan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN KOPI BAR MARGONDA DEPOK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau lebih (independen variable) terhadap variabel tertentu (dependent variable).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. antara dan bujur timur dengan luas 44,91 km². Kecamatan

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data tersebut serta penampilan dari hasilnya. 71 Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan definisi metode penelitian sebagai berikut: mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA RIIL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAYLOR RULE

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu komponen dari penelitian adalah penggunaan metode yang

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

BAB III METODE PENELITIAN. ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu. yaitu metodologi yang berdasarkan data dari hasil pengukuran berdasarkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

PENGARUH NILAI PDRB, TINGKAT UPAH DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI BALI TAHUN

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

PENGARUH INDIKATOR EKONOMI TERHADAP PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI INDONESIA (STUDI KASUS SEPEDA MOTOR MEREK HONDA )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIC REGIONAL BRUTO (PDRB), INFLASI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN PENGANGGURAN

dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2011). pemerataan, akan terjadi Ketimpangan wilayah (regional disparity), terlihat

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Menurut Sugiyono (2009: 41), menyatakan bahwa:

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kebonsari Kulon Kecamatan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian langkah awal yang harus dilakukan peneliti

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kualiitatif yang merujuk pada data deskriptif ( deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari pembangunan ekonomi adalah terciptanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA Evi Hartati 1 evi.hartati94@yahoo.com Ida Ayu Purba Riani 2 purbariani@yahoo.com Charley M. Bisai 3 chabisay@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh antara Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran terhadap Tingkat kemiskinan di Kabupaten Jayapura Tahun 2006-2013. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis deskriptif dan uji statistiknya meliputi uji Regresi Linier Berganda, uji t, dan uji F. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Variabel Pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan dan tidak signifikan, sedangkan variabel Pengangguran berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan dan signifikan. Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, Tingkat Kemiskinan PENDAHULUAN Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender, dan kondisi lingkungan. Berbagai kebijakan, strategi dan kegiatan penanggulangan kemiskinan yang bersifat langsung maupun yang bersifat tidak langsung telah dilaksanakan, baik dalam skala nasional maupun lokal. Fakta menunjukkan bahwa pembangunan telah dilakukan, namun belum mampu menekan meningkatnya jumlah penduduk miskin di dunia, khususnya di negara-negara berkembang. Selama ini kemiskinan lebih cenderung dikaitkan dengan dimensi ekonomi, karena dimensi ini lebih mudah diamati, diukur, dan diperbandingkan. Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan barang ekonomi kepada penduduknya yang ditentukan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi, institusional (Kelembagaan), dan ideologi terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada (Michael Todaro, 2004). Pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan. (Sadono Sukirno, 1999) 1 Alumni Program S1 Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Cenderawasih. 2 Staf Pengajar pada Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Cenderawasih. 3 Staf Pengajar pada Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Cenderawasih. 61

Evi Hartati Ida Ayu Purba Riani Charley M. Bisai Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Jayapura Pertumbuhan ekonomi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan, mengingat jumlah penduduk yang terus bertambah yang berarti kebutuhan ekonomi pun akan bertambah, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun. Penambahan pendapatan diperoleh dari PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) yang lazim dibagi atas 9 sektor ekonomi. Pengangguran juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan, mengingat banyaknya jumlah penduduk yang menganggur dan secara langsung dapat meningkatkan jumlah penduduk miskin. Pada tingkat kemiskinan di Provinsi Papua, Kabupaten Jayapura berada pada urutan yang tidak menentu. Dapat di lihat pada tahun 2006 berada di posisi keempat terendah dengan 31,05 %, dan untuk tahun 2007 berada pada posisi yang sama dengan 30,91 %. Untuk tahun 2008-2013, tingkat kemiskinan di Kabupaten Jayapura berada pada posisi yang sama, yakni urutan ketiga terendah dengan persentase penduduk miskin masing-masing sebesar 21,80 %, 20,77 %, 18,64 %, 17,30 %, 17,08 %, dan 17,58 %. Tingkat kemiskinan tertinggi berada di Kabupaten Jayapura. Pasalnya, jumlah penduduk yang tinggi menyebabkan terjadinya kemiskinan akibat arus migrasi penduduk dari luar daerah. Selain itu, program transmigrasi juga menjadi salah satu penyebab bertambahnya penduduk, sehingga akan menimbulkan persaingan, baik di bidang ekonomi, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Akibat dari persaingan tersebut, ada sebagian masyarakat yang bisa memperbaiki ekonominya namun ada juga yang tidak bisa memperbaiki ekonominya. Berdasarkan faktor faktor diatas, maka rata rata peningkatannya selama tahun 2006 2013 menunjukkan Penduduk miskin sebesar 21,89 %, Pertumbuhan Ekonomi sebesar 9,77% serta Pengangguran Terbuka sebesar 18,39% yang meliputi perempuan 11,32% dan laki laki 7,07%. Mengamati kecenderungan penduduk miskin, pertumbuhan ekonomi, dan pengangguran yang tidak kunjung membaik, maka dapat dikatakan bahwa perekonomian wilayah yang dibangun selama ini di Kabupaten Jayapura sepertinya belum sepenuhnya menciptakan dampak yang positif bagi kesejahteraan riil penduduk. Hal ini dapat disebabkan oleh ketimpangan distribusi pendapatan, pertambahan penduduk miskin, dan pengangguran. Berdasarkan konsep-konsep pemikiran tersebut, dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam studi ini yaitu : (1) bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Jayapura, dan (2) bagaimana pengaruh pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Jayapura. Adapun tujuannya yang ingin dicapai dari studi ini adalah : (1) untuk mengetahui dan mengananlisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Jayapura, dan (2) untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Jayapura. 62

METODE PENELITIAN Pendekatan Studi Secara garis besarnya, pendekatan yang digunakan dalam studi ini terdiri atas 2 bagian, yakni pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis informasi yang dapat dikuantitatifkan atau data yang dapat diukur dan dimanipulasi, misalnya dalam bentuk persamaan, dan tabel. Metode yang digunakan dalam pendekatan ini adalah statistik deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk membuat pencandraan atau deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Sedangkan pendekatan kualitatif adalah suatu proses dan pemahaman studi yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini dibuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari berbagai pandangan, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam studi ini meliputi data sekunder. Data sekunder merupakan sebuah data atau sekumpulan data yang diperoleh, diliput, dan dikumpulkan dari berbagai laporan yang telah dipublikasikan oleh beberapa institusi yang relevan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif, yang meliputi : (1) Data Jumlah Kemiskinan di Provinsi Papua Tahun 2002 2013, (2) Data Daerah Dalam Angka (DDA) Kabupaten Jayapura Tahun 2006 2013, dan (3) Data PDRB Kabupaten Jayapura Tahun 2006 2013. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jayapura dan referensi lainnya. Teknik pengumpulan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kepustakaan berupa data dokumentasi, yaitu : kegiatan mengumpulkan dan memeriksa atau menelusuri dokumen dokumen atau kepustakaan yang dapat memberikan informasi atau keterangan yang dibutuhkan oleh peneliti. Analisa Data Untuk mencapai tujuan penelitian sebagaimana ditetapkan sebelumnya, penelitian ini menggunakan beberapa metode analisis data, antara lain : analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. (Sugiyono, 2004 : 169) 63

Evi Hartati Ida Ayu Purba Riani Charley M. Bisai Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Jayapura Analisis Regresi Linear Berganda Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependent dengan variabel independent. Adapun rumus dari regresi linier berganda (multiple linier regresion) adalah sebagai berikut : Untuk melakukan analisis, model matematis persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: PM = f (Pertumbuhan Ekonomi, TPT) (1) Model matematis diatas kemudian ditransformasikan ke dalam model ekonometrika sebagai berikut : Y = a +b 1 X 1 + b 2 X 2 + e (2) Sumber : Duwi Priyatno, 2012 : 199 Dimana : Y = Persentase penduduk miskin X 1 = Pertumbuhan ekonomi X 2 = Tingkat pengangguran terbuka a = Konstanta b 1, b 2 = Koefisien regresi dari setiap variabel independent e = Faktor kesalahan Pengujian Hipotesis Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara parsial (masing masing variabel independent) terhadap variabel dependent. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5% dengan derajat kebebasan (df) = n-k-1 (jumlah data dan k adalah jumlah variabel independent). b. Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama variabel independent terhadap variabel dependent. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5% dengan derajat kebebasan df 1= (Jumlah variabel-1), df 2 = (n-k-1) dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut : H 0 diterima jika Fhitung f tabel untuk α = 5 % H 1 diterima jika f hitung > f tabel untuk α = 5 % 64

c. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependent. Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependent sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependent. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Hasil uji analisis diketahui bahwa variabel penduduk miskin dengan jumlah data (N) selama 8 tahun menggambarkan banyaknya penduduk miskin rata-rata 21,8913% dengan banyaknya penduduk miskin minimal sebanyak 17,08% dan maksimalnya sebanyak 31,05%. Sedangkan standar deviasinya sebesar 5,85383%. Variabel Pertumbuhan ekonomi dengan jumlah data (N) selama 8 tahun menggambarkan laju pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 10,2188% dengan nilai minimal sebesar 6,48% dan nilai maksimalnya sebesar 13,67%. Sedangkan standar deviasinya sebesar 2,30848%.Variabel TPT dengan jumlah data (N) sebanyak 8 tahun menggambarkan banyaknya pengangguran rata-rata sebanyak 18,3963% dengan banyaknya pengangguran minimal sebanyak 11,65% dan maksimalnya sebanyak 28,56%. Sedangkan standar deviasinya sebesar 6,18111%. Analisis Regresi Linier Berganda Persamaan Regresi Linear Berganda Y = 33,457-2,413 X 1 + 0,712 X 2 + e Keterangan : a) Konstanta sebesar 33,457. Jika variabel Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Pengangguran Terbuka nilainya 0, maka Tingkat Kemiskinan sebesar 33,457. b) Koefisien regresi variabel Pertumbuhan Ekonomi sebesar -2,413 artinya jika Pertumbuhan Ekonomi mengalami kenaikan satu persen, maka Tingkat Kemiskinan akan mengalami penurunan sebesar 2,413 dengan asumsi variabel independent lainnya bernilai tetap. c) Koefisien regresi variabel Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 0,712 artinya jika Tingkat Pengangguran Terbuka mengalami kenaikan satu persen, maka Tingkat Kemiskinan akan mengalami kenaikan sebesar 0,712 dengan asumsi variabel independent lainnya bernilai tetap. 65

Evi Hartati Ida Ayu Purba Riani Charley M. Bisai Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Jayapura Hasil Uji (t) 1. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan hasil uji, nilai t hitung untuk Pertumbuhan Ekonomi adalah -5,433 dengan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df = 5 maka nilai t tabel yang diperoleh adalah 2,015 karena t hitung < t tabel maka Ho diterima, artinya Pertumbuhan Ekonomi secara parsial tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan. Jika semakin meningkat Pertumbuhan Ekonomi, maka tidak berpengaruh terhadap besarnya Tingkat Kemiskinan. 2. Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan hasil uji, nilai t hitung untuk Tingkat Pengangguran Terbuka adalah 4,291 dengan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df = 5 maka nilai t tabel yang diperoleh adalah 2,015 karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak, artinya Tingkat Pengangguran Terbuka secara parsial berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan. Jika semakin meningkat Tingkat Pengangguran Terbuka, maka akan berpengaruh terhadap besarnya Tingkat Kemiskinan. Hasil Uji (F) Berdasarkan hasil uji, nilai F hitung adalah 17,238 dengan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df 1 = 2, df 2 = 5 maka nilai F tabel adalah 5,786 karena F hitung > F tabel maka Ho di tolak, artinya Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Pengganguran Terbuka secara simultan berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan. Artinya, jika semakin meningkat Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Pengangguran Terbuka secara bersama sama setiap tahunnya, maka dapat berpengaruh terhadap besarnya Tingkat Kemiskinan. Analisis Determinasi (R 2 ) Hasil analisis diperoleh angka R 2 (R Square) sebesar 0,873 atau (87,3 %). Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independent Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Pengangguran Terbuka terhadap Tingkat Kemiskinan sebesar 87,3 % atau variasi bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 87,3% variasi variabel dependent. Sedangkan sisanya sebesar 12,7 % adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki harga negatif. Menurut Santoso (2001) bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R 2 sebagai koefisien determinasi. Standard Error of the Estimate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan model regresi dalam memprediksikan nilai Y. Dari hasil regresi di dapat nilai 2,46502 atau 2,46 % (satuan persentase). Hal ini berarti banyaknya kesalahan dalam 66

prediksi nilai sebesar 2,46 %. Sebagai pedoman, jika Standard error of the estimate kurang dari standar deviasi Y, maka model regresi semakin baik dalam memprediksi nilai Y. Interpretasi Hasil Analisis dan Pembahasan Interpretasi dari hasil regresi pengaruh pertumbuhan ekonomi, dan tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Jayapura tahun 2006-2013 adalah sebagai berikut : 1) Pertumbuhan Ekonomi Pengaruh dari Pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan bertanda negatif, menyatakan bahwa bentuk Pengaruh antara Pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan adalah berbanding terbalik, yang berarti bahwa peningkatan faktor Pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen, akan menurunkan kemiskinan sebesar 2,413 ribu jiwa. Tetapi dalam penelitian ini, uji yang dilakukan pengaruhnya tidak signifikan, artinya Pertumbuhan ekonomi tidak begitu mempengaruhi kemiskinan.hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan Winarti (2006), yang menyimpulkan bahwa kenaikan Pertumbuhan ekonomi mengakibatkan penurunan atas angka kemiskinan. Namun, penelitian ini sesuai dengan temuan dari World Bank (2006) dalam Wahyudi (2010) yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi belum dapat secara signifikan mengurangi kemiskinan, dikarenakan pola dari pertumbuhan ekonomi yaitu terjadinya ketimpangan. Dasar teori dari hasil regresi juga mengikuti hipotesis Kuznet dalam Siswanti (2009) yang menyatakan bahwa pada awal dari proses pembangunan, tingkat kemiskinan cenderung meningkat, dan pada saat akhir jumlah orang miskin berangsur-angsur berkurang. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat perkembangan dan struktur perekonomian di suatu daerah. 2) Tingkat Pengangguran Dari hasil regresi ditemukan bahwa tingkat pengangguran memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Jayapura. Kenaikan tingkat pengangguran sebesar 1 persen akan menyebabkan peningkatan ketimpangan wilayah sebesar 0,712 persen. Semakin tinggi tingkat pengangguran, maka akan memicu peningkatan pada tingkat kemiskinan. Hasil ini sesuai dengan pendapat Sadono Sukirno (2004) yangmenyatakan bahwa dampak buruk dari pengangguran adalah mengurangi pendapatan masyarakat dan ini mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai. Ditinjau dari sudut individu, pengangguran menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial kepada yang mengalaminya. Keadaan pendapatan menyebabkan para penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya. Apabila pengangguran di suatu negara sangat buruk, kekacauan politik dan sosial selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk bagi kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang. Semakin turunnya kesejahteraan masyarakat karena menganggur, tentunya akan meningkatkan peluang mereka terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki 67

Evi Hartati Ida Ayu Purba Riani Charley M. Bisai Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Jayapura pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengangguran berpengaruh positif terhadap ketimpangan wilayah sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan, maka hipotesis penelitian dapat diterima. Tabel 1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Jayapura, Tahun 2006-2013 Jumlah Penduduk Persentase Penduduk Tahun Perkembangan Miskin (Jiwa ) Miskin (%) 2006 30.100 31,05-2007 29.400 30,91-0.45% 2008 21.300 21,80-29.47% 2009 20.400 20,77-4.72% 2010 21.400 18,64-10.26% 2011 20.600 17,30-7.19% 2012 20.000 17,08-1.27% 2013 20.900 17,58 2.93% Sumber : Data diolah, 2015 Berdasarkan tabel diatas, dapat di lihat bahwa penurunan tingkat kemiskinan tertinggi berada pada tahun 2008 sebesar -29,47 %, dan penurunan terendahnya berada pada tahun 2007 sebesar -0,45 %. Semakin rendah tingkat kemiskinan, maka semakin baik pula kehidupan masyarakatnya. Hal itu yang sangat diharapkan demi kesejahteraan masyarakat. Tabel 2. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Jayapura, Tahun 2006-2013 (%) Atas Dasar Harga Konstan Tahun Nilai Nominal Pertumbuhan Perkembangan (Jutaan Rupiah) (Persentase) 2006 600.934,24 8,77-2007 639.878,71 6,48-26.11% 2008 698.042,24 9,09 40.28% 2009 793.496,68 13,67 50.39% 2010 896.586,34 12,99-4.97% 2011 985.591,29 9,93-23.56% 2012 1.091.322,81 10,73 8.06% 2013 1.201.467,61 10,09-5.96% Sumber : Data diolah, 2015 68

Berdasarkan tabel diatas, dapat di lihat bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi berada di tahun 2009 sebesar 50,39 % dan pertumbuhan ekonomi terendahnya berada pada tahun 2010 sebesar - 4,97 %. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, maka akan semakin membantu dalam mengurangi tingkat kemiskinan yang ada. Tahun Tabel 3. Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Jayapura Tahun 2006-2013 (%) Laki-laki Penduduk Perempuan Total Perkembangan 2006 10,86 17,70 13,63-2007 6,69 8,18 7,19-47.93% 2008 4,13 7,52 5,32-21.65% 2009 10,36 14,96 11,86 117.34% 2010 5,35 16,94 10,11-11.97% 2011 5,41 8,67 6,70-36.83% 2012 8.21 8.41 8.27 18.04% 2013 5,58 8,20 6,43-17.09% Sumber : Data diolah, 2015 Berdasarkan tabel diatas, dapat di lihat bahwa tingkat pengangguran tertinggi berada di tahun 2009 dengan 117,34 % dan tingkat pengangguran terendahnya berada pada tahun 2007 sebesar -47,93 %. Semakin tinggi tingkat pengangguran, maka berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan, sebaliknya bila semakin rendah tingkat pengangguran, maka akan semakin baik kehidupan masyarakatnya karena tingkat kemiskinan yang semakin berkurang. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Tingkat kemiskinan di Kabupaten Jayapura. Peningkatan pertumbuhan ekonomi sebenarnya diperlukan dan menjadi pilihan, namun tidak cukup untuk mengatasi masalah kemiskinan. Permasalahannya bukan hanya bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi semata, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana distribusi dan pemerataannya, sehingga hasil dari pertumbuhan itu sendiri dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat; 2. Tingkat Pengangguran terbuka berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tingkat kemiskinan di Kabupaten Jayapura, artinya ketika pengangguran meningkat, maka akan diikuti pula oleh peningkatan 69

Evi Hartati Ida Ayu Purba Riani Charley M. Bisai Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Jayapura kemiskinan. Secara teoritis, tingkat kemiskinan akan bergerak mengikuti tingkat pengangguran. Dalam hal ini, ketika tingkat pengangguran mengalami kenaikan, maka secara otomatis tingkat kemiskinan pun akan meningkat. Saran 1. Pada penelitian ini ditemukan bahwa peningkatan Pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan. Hal tersebut disebabkan oleh tidak meratanya hasil pembangunan. Oleh karena itu, diharapkan Pemerintah tidak hanya terfokus pada Pertumbuhan ekonomi saja, tetapi pemerataannya juga harus lebih diperhatikan dengan kebijakan yang difokuskan pada sektor riil, seperti pertanian. 2. Pada tingkat pengangguran terbuka mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyaknya pengangguran yang belum terserap di dunia kerja. Pengangguran ini dapat menyebabkan penambahan masalah pada penduduk miskin. Oleh karena itu, untuk menurunkan tingkat kemiskinan, maka tingkat pengangguran juga harus diturunkan dengan cara : a) Menciptakan banyak lapangan pekerjaan sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan sumber daya yang ada di daerah tersebut, sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran. b) Memberikan modal usaha bagi masyarakat yang kurang mampu. c) Mempermudah ijin pendirian usaha agar kesempatan kerja semakin besar, sehingga banyak tenaga kerja yang terserap. DAFTAR PUSTAKA Amelia, R., 2012, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Skripsi, Tidak Dipublikasi, Institut pertanian Bogor, Bogor; Badan Pusat Statistik, 2009, Kabupaten Jayapura Dalam Angka 2008. Kabupaten Jayapura : Badan Pusat Badan Pusat Statistik, 2010, Kabupaten Jayapura Dalam Angka 2009, Kabupaten Jayapura : Badan Pusat Badan Pusat Statistik, 2011, Kabupaten Jayapura Dalam Angka 2010, Kabupaten Jayapura : Badan Pusat Badan Pusat 2012, Kabupaten Jayapura Dalam Angka 2011, Kabupaten Jayapura : Badan Pusat Badan Pusat 2013, Kabupaten Jayapura Dalam Angka 2012, Kabupaten Jayapura : Badan Pusat Badan Pusat Statistik, 2014, Kabupaten Jayapura Dalam Angka 2013, Kabupaten Jayapura : Badan Pusat 70

Duwi, 2011, Analisis Deskriptif Dengan Menggunakan SPSS, Online, (http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/analisis-deskriptif.html). Diakses 06 Juli 2015. Hidayat, A,. 2013, Uji Statistik Dengan Menggunakan SPSS. Online, (http://www.statistikian.com/2013/01/uji-heteroskedastisitas.html?m-1). Diakses 06 Juli 2015. Prastyo, A. A., 2010, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan (Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2003-2007), Skripsi, Tidak di Publikasi, Universitas Diponegoro, Semarang; Rusdarti dan Sebayang, L.K., 2013, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah, Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 1, April 2013. Universitas Negeri Semarang, Semarang; Sudrajad, W., 2014, Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Kemiskinan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005 2012. Skripsi. Tidak Dipublikasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; 71