PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS ASET TETAP TERHADAP EFISIENSI BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PDAM TIRTA PAKUAN BOGOR Fatia Rahmasari Abstrak FATIA RAHMASARI. 011017. Akuntansi. Akuntansi Perpajakan. Penerapan Perencanaan Pajak Atas Aset Tetap Terhadap Efisiensi Beban Pajak Penghasilan Badan Pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. Dibawah bimbingan Hendr Sasngk dan Patar Simamra. 017. Aset tetap merupakan bagian investasi yang cukup besar dalam jumlah keseluruhan aset. Hubungan penyusutan aset tetap terhadap pajak penghasilan badan akan sangat mempengaruhi jumlah pajak yang akan dibayar, karena penyusutan aset tetap akan menjadi unsur biaya pengurang penghasilan brut sebagai untuk mengefesiensikakan beban pajak penghasilan badan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan leh perusahaan adalah dengan meminimalkan beban pajak dalam batas yang tidak melanggar aturan, karena pajak merupakan salah satu fakr pengurangan laba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan pajak metde aset tetap pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. Untuk mengetahui tingkat efisiensi beban Pajak Penghasilan Badan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. Untuk mengetahui pengaruh penerapan perencanaan pajak atas aset tetap terhadap efisiensi Beban Pajak Penghasilan Badan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif (nn statistik). Objek dalam penelitian ini adalah penerapan perencanaan pajak atas penyusutan aset tetap terhadap efisiensi beban pajak penghasilan badan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah rganizatin. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metde penarikan sampel, penulis tidak menggunakan metde penarikan sampel. Metde pengumpulan data adalah data primer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban pajak yang dilakukan leh PDAM Tirta Pakuan Bgr belum efisien. Diketahui bahwa penyusutan aset tetapnya PDAM Tirta Pakuan Bgr masih menggunakan metde garis lurus. Apabila menggunakan metde sald menurun, maka beban pajak dapat dihemat yaitu : pada tahun 011 sebesar Rp17.78.570.89,91. Pada tahun 01 sebesar Rp14.740.77.751,1. Pada tahun 01 sebesar Rp19.116.745.566,70. 1
Sebaiknya PDAM Tirta Pakuan Bgr melakukan perencanaan pajak terhadap aset tetapnya, antara lain dengan cara memilih metde penyusutan yang tepat dalam perhitungan penyusutan aset tetapnya. Sehingga dapat memperkecil beban Pajak Penghasilan badan. Kata Kunci : Perencanaan Pajak, Aset Tetap, Pajak Penghasilan Badan PENDAHULUAN Perusahaan adalah sebuah badan usaha yang didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas yang dilakukannya. Sebuah perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan segara harus memenuhi prinsip Ging Cncern yaitu keberlangsungan perusahaan harus tetap ada atau tetap berjalan. Untuk hal ini perusahaan harus berusaha memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dan meminimalkan seluruh beban yang harus dikeluarkan leh perusahaan untuk mendukung perasi berjalan dengan baik. Pajak adalah kntribusi wajib kepada negara yang terutang leh rang pribadi atau badan yang bersifat maksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakanuntuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan kenegaraan di bidang perpajakan berada pada anggta masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Aset tetap merupakan bagian investasi yang cukup besar dalam jumlah keseluruhan aset. Besarnya investasi yang ditanamkan dalam aset tetap menjadikan aset tetap itu perlu mendapatkan perhatian yang serius. Tidak hanya pada penggunaan dan perasinya saja tetapi juga dalam akuntansinya yang biasanya mencakup perlehan aset tetap, penghentian atau pelepasan aset tetap, serta penyajian dan pengungkapannya dalam lapran keuangan. Hubungan penyusutan aset tetap terhadap pajak penghasilan badan akan sangat mempengaruhi jumlah pajak yang akan dibayar, karena penyusutan aset tetap akan menjadi unsur biaya pengurang penghasilan brut sebagai untuk mengefesiensikakan beban pajak penghasilan badan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan leh perusahaan adalah dengan meminimalkan beban pajak dalam batas yang tidak melanggar aturan, karena pajak merupakan salah satu fakr pengurangan laba. Besarnya pajak, tergantung pada besarnya penghasilan. Semakin besar penghasilan, semakin besar pula pajaknya yang terutang. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan perencanaan pajak yang tepat agar
perusahaan membayar pajak dengan efisien. Beban pajak merupakan salah satu unsur penting dalam aktivitas perasinal perusahaan karena hampir semua transaksi yang dilakukan perusahaan tidak lepas dari aktivitas perpajakan. Dalam praktik bisnis, umumnya perusahaan mengidentifikasi pembayaran pajak sebagai beban yang mengurangi pendapatan dan laba yang akan dibagikan kepada pemilik. Untuk dapat meningkatkkan pendapatan dan daya saing, maka perusahaan berusaha menekan beban atau biaya seminimal mungkin termasuk kewajiban perpajaknnya. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan pajak agar beban pajak penghasilan badan dapat ditekan seefisien mungkin. Salah satu beban yang wajib dibayar leh perusahaan setiap tahunnya adalah beban pajak. Pajak adalah beban perusahaan menurut undang-undang yang harus dibebankan pada perusahaan yang memperleh penghasilan kena pajak. Dalam hal membayar pajak biasanya perusahaan berupaya untuk meminimalkan beban pajak perusahaan. Minimalisasi beban pajak perusahaan tersebut dapat dilakukan melalui perencanaan pajak. Perencanaan pajak adalah perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secaa lengkap, benar dan tepat waktu sehingga dapat menghindari pembrsan sumber daya. Pada umumnya perencanaan pajak merujuk pada merekayasa usaha dan transaksi wajib pajak supaya hutang pajak berada dalam jumlah yang minimal tetapi masih dalam kridr peraturan perpajakan. Suatu perencanaan akan membawa manfaat yang besar bila dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, perencanaan perpajakan dalam pelaksanaannya membutuhkan persnil yang berkualitas, perangkat kerja yang memadai dan prsedur kerja yang tepat waktu, tepat jumlah dan tepat infrmasi. Perencanaan pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya : menghitung penyusutan aktiva tetap perusahaan dengan metde tertentu, bersamaan dengan berlalunya waktu, nilai eknmis suatu aset tetap tersebut harus dapat dibebankan secara tepat dan salah satu caranya dengan menentukan metde penyusutan. Untuk itu perlu dipilih metde penyusutan yang diterapkan perusahaan dengan memperhatikan peraturan perpajakan sehingga perusahan dapat meningkatkan efisiensi beban pajak. dapat didefinisikan sebagai prses akuntansi dalam mengalkasikan jumlah tersusutkan ke beban dengan cara sistematis. Dan rasinal selama peride yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aset tersebut. adalah alkasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan atau jumlah tersusutkan dari suatu aset selama umur manfaat.
Penentuan metde penyusutan secara tepat penting untuk dilakukan dalam perencanaan pajak, terutama untuk perusahaan-perusahaan yang padat mdal. Berdasarkan pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan metde penyusutan yang dapat digunakan untuk melakukan penyusutan terhadap aset tetap bukan bangunan adalah metde garis lurus atau sald menurun. PDAM Tirta Pakuan Bgr adalah perusahaan BUMD milik pemerintah daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap prvinsi, kabupaten, dan ktamadya diseluruh indnesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimnitr leh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah. PDAM memiliki aset tetap yang cukup besar. Oleh karena itu memungkinkan untuk mempertimbangkan metde penyusutan lainnya yang dapat digunakan sesuai dengan ketentuan perpajakan dalam rangka efisiensi Beban Pajak. Kebijakan PDAM Tirta Pakuan Bgr dalam menghitung penyusutan aset tetap masih menggunakan metde garis lurus. Sebaiknya PDAM Tirta Pakuan Bgr perlu mencari alternatif dan mempertimbangkan metde penyusutan lain sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku dalam rangka untuk menghasilkan pembayaran Beban Pajak Penghasilan Badan seefesien mungkin. Berikut beberapa macam aset tetap diantaranya tanah, sumber air, instalasi perpmpaan, instalasi penglahan air, instalasi transmisi & distribusi, bangunan dan gedung, instalasi nn pabrik air, kendaraan, inventaris kantr yang diperleh dari tahun 011-01 yang dimiliki leh PDAM Tirta Pakuan Bgr. Dapat diketahui PDAM Tirta Pakuan Bgr untuk memperleh nilai aset tetap tiap tahunnya semakin meningkat. Dari besarnya nilai realisasi aset tersebut, pada selanjutnya akan mempengaruhi tingkat beban penyusutan nantinya akan berpengaruh terhadap besarnya pembayarn pajak penghasilan badan yang harus dibayarkan PDAM Tirta Pakuan Bgr. Metde penyusutan yang diperblehkan dalam ketentuan perpajakan yaitu metde gari lurus (straightline methd), dan metde sald menurun (declining balance methd). Pada dasarnya penggunaan kedua metde ini pada akhirnya akan memiliki akumulasi penyusutan yang sama pada saat umur eknmis itu habis. Perbedaannya disini adalah besarnya pembayaran beban penyusutan pada tiap tahunnya. Beban penyusutan yang dihasilkan dari kedua metde tersebut akan sangat berbeda, jika melihat pada time value f mney masa manfaatnya aset tersebut akan berbeda. Karena berhubungan erat dengan bunga, hasil investasi dimasa mendatang dan nilai tunai hasil investasi.
Oleh sebab itu, PDAM Tirta Pakuan Bgr melakukan perencanaan pajak atas penyusutan aset tetap dengan memilih metde manakah yang tepat dari segi tingkat keeknmisan perusahaan, sehingga Beban Pajak penghasilan PDAM Tirta Pakuan Bgr lebih efisien. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Penerapan Perencanaan atas Aset Tetap Terhadap Efisiensi Beban Pajak Penghasilan Badan Pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perencanaan pajak metde aset tetap pada PDAM Tirta Pakuan Bgr.. Untuk mengetahui tingkat efisiensi beban Pajak Penghasilan Badan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr.. Untuk mengetahui pengaruh penerapan perencanaan pajak atas aset tetap terhadap efisiensi Beban Pajak Penghasilan Badan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif (nn statistik). Dalam penelitian ini tujuannya adalah menemukan penjelasan atau mencari pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Sehingga dalam penelitian ini menjelaskan mengenai penerapan perencanaan pajak metde penyusutan aset tetap terhadap efisiensi beban pajak pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. Objek, Unit Analisis, dan Lkasi Penelitian 1. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan perencanaan pajak atas penyusutan aset tetap terhadap efisiensi beban pajak penghasilan badan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr.. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah rganizatin, yaitu sumber data yang unit analisisnya merupakan respn dari divisi rganisasi perusahaan.. Untuk memperleh data dan infrmasi yang diperlukan, maka penulis melakukan penelitian pada PDAM Tirta Pakuan Bgr yang berlkasi di Jl. Siliwangi 1 N. 11 Bgr. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini sejak tanggal 9 April 016. Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang diperleh dari hasil bservasi, wawancara, atau berupa uraian/penjelasan mengenai variabel yang telah diteliti. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yang diperleh 4
melalui studi kasus terhadap suatu unit analisis. Sumber data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperleh langsung dari unit analisis yang diteliti, yang bersumber dari Kepala Sub Bagian Litbang Investasi PDAM Tirta Pakuan Bgr. Berikut adalah data yang diperleh dari PDAM Tirta Pakuan Bgr : 1. Lapran keuangan (tahun 011-01). Daftar aset tetap (tahun 011-01). SPT tahunan (tahun 011-01) Metde Pengumpulan Data Dalam melakukan sebuah penelitian diperlukan adanya data untuk diteliti. Dalam penelitian ini metde pengumpulan data yang dilakukan leh penulis adalah metde pengumpulan data primer. Adapun metde yang digunakan adalah metde survei. Dimana metde survei dilakukan dengan melakukan wawancara dengan sebuah rganisasi atau perserangan agar mendapatkan data yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian. Pada wawancara kali ini penulis melakukan wawancara dengan Kepala Bagian Keuangan PDAM Tirta Pakuan Bgr. Metde Penglahan/Analisis Data Metde analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif (nn statistik) yang mampu memberikan gambaran yang lebih jelas dan lengkap serta menyajikan bagaimana Penerapan Perencanaan Pajak atas Aset Tetap Terhadap Efisiensi Beban Pajak Penghasilan Badan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. Metde ini dilakukan dengan cara membandingkan beban penyusutan yang di hasilkan dengan metde penyusutan garis lurus berdasarkan yang digunakan leh perusahaan, dengan metde penyusutan sald menurun, berdasarkan yang diperblehkan leh peraturan perpajakan. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penglahan data adalah sebagai berikut: 1. Membandingkan besaran beban penyusutan dengan metde garis lurus dan sald menurun. Rumus yang digunakan yaitu : a. Metde Garis Lurus Beban penyusutan garis lurus = harga perlehan x tarif penyusutan berdasarkan kelmpk aset. b. Metde Sald Menurun Beban penyusutan sald menurun = nilai buku x tarif penyusutan berdasarkan kelmpk aset. Setelah perhitungan diatas dan diketahui beban pajak pada peride tersebut, kemudian dibandingkan dengan beban pajak yang ditanggung PDAM Tirta Pakuan Bgr. Hasil yang diperleh dari perbandingan tersebut untuk mengetahui besaran penghematan beban pajak yang dapat di lakukan PDAM Tirta Pakuan Bgr. 5
Beban penyusutan yang diperleh dari kedua metde tersebut selanjutnya akan dikalikan dengan tarif pajak sebesar 5 % sehingga akan dihasilkan beban pajak penghasilan pada peride tersebut. Lalu, akan diukur guna mengetahui beban pajak penghasilan yang paling efektif dari kedua metde penyusutan tersebut. HASIL PENELITIAN Aset Tetap Dengan Menggunakan Metde Garis Lurus Dan Sald Menurun Berikut merupakan penjabaran penghitungan beban penyusutan PDAM Tirta Pakuan Bgr dengan menggunakan metde yang dianut perusahaan saat ini yaitu metde garis lurus untuk tahun 011 sampai dengan 01: Tabel 10 PDAM Tirta Pakuan Bgr Biaya Aset Tetap Dengan Menggunakan Metde Garis Lurus Tahun 011 (dalam Rupiah) Tarif N Beban Jenis Aset Penyu sutan 1.114.98.0 1 5% I 14,56 967.76.05, 1,5% II 5 9.749.06.6 6,5% III,78 7.586.85, 4 5% IV 84 Jumlah Beban.169.009.1 84,4 Sumber : Data Dilah Penulis, 017 Tabel 11 PDAM Tirta Pakuan Bgr Biaya Aset Tetap Dengan Menggunakan Metde Garis Lurus Tahun 01 (dalam Rupiah) Tarif N Beban Jenis Aset Penyu sutan 0.184.54.0 1 5% I 66,44 1.156.704.17 1,5% II 1,87 11.618.966. 6,5% III 76,78 7.586.85, 4 5% IV 84 Jumlah beban.97.511.4 penyusutan 67,9 Sumber : Data Dilah Penulis, 017 N Tabel 1 PDAM Tirta Pakuan Bgr Biaya Aset Tetap Dengan Menggunakan Metde Garis Lurus Tahun 01 (dalam Rupiah) Jenis Aset Tarif Penyu sutan Beban 4.45.068. 1 5% I 85, 1.574.49.5 1,5% II 1,1 1.857.061.9 6,5% III 47,65 8.080.158, 4 5% IV 08 Jumlah Beban 49.66.459.7 4,07 Sumber : Data Dilah Penulis, 017 Berdasarkan tabel 1 sampai dengan dapat dilihat beban penyusutan aset tetap PDAM Tirta Pakuan Bgr pada tahun 011 jika menggunakan metde penyusutan garis lurus sebesar 6
Rp840.141.99.65. Pada tahun 01 sebesar Rp844.746.685.654. Pada tahun 01 sebesar Rp846.461.19.581. Jumlah-jumlah ini didapatkan dari perhitungan harga perlehan aset tetap dikalikan dengan tarif penyusutan metde garis lurus sehingga didapatkan jumlah penyusutan terebut untuk masingmasing aset tetapnya. Perhitungan penyusutan aset tetap apabila perusahaan menggunakan metde alternatif selain digunakan saat ini yaitu metde penyusutan sald menurun sebagai berikut : Tabel 1 PDAM Tirta Pakuan Bgr Biaya Aset Tetap Dengan Menggunakan Metde Sald Menurun Tahun 011 (dalam Rupiah) N Jenis Aset Tarif Penyus utan Beban Penyusuta n 44.11.15 1 50% I.47,71 1.7.740. 5% II 74,81 4.80.151 1,5% III.8, 675.17.70 4 10% IV 5,8 Jumlah beban 70.954.81 penyusutan.159,67 Sumber : Data Dilah Penulis, 017 Tabel 14 PDAM Tirta Pakuan Bgr Biaya Aset Tetap Dengan Menggunakan Metde Sald Menurun Tahun 01 (dalam Rupiah) N Jenis Aset Tarif Penyusut an Beban Kelmp 7.6.860.07 1 50% k I 4,1 Kelmp 1.8.41.5, 5% k II 4 Kelmp 19.669.67.18 1,5% k III,59 Kelmp 674.16.511,7 4 10% k IV Jumlah Beban 58.96.091.00 4,86 Sumber : Data Dilah Penulis, 017 Tabel 15 PDAM Tirta Pakuan Bgr Biaya Aset Tetap Dengan Menggunakan Metde Sald Menurun Tahun 01 (dalam Rupiah) N Jenis Aset Tarif Penyus utan Beban 1 5.011.96.6 50% I 76,97.17.8.59 5% II,84 1.56.648. 1,5% III 59,18 4 755.546.67, 10% IV 8 Jumlah beban 76.466.98. penyusutan 66,8 Sumber : Data Dilah Penulis, 017 Berdasarkan tabel 1 sampai dengan dapat dilihat beban penyusutan aset tetap PDAM Tirta Pakuan Bgr pada tahun 011 jika menggunakan metde penyusutan sald menurun sebesar Rp6.98.99.100. Pada tahun 01 sebesar Rp48.94.1.511. Pada tahun 01 sebesar Rp60.40.854.194. Jumlah-jumlah ini didapatkan dari perhitungan nilai buku aset tetap 7
dikalikan dengan tarif penyusutan metde sald menurun. sehingga didapatkan jumlah penyusutan terebut untuk masing-masing aset tetapnya. Pengaruh Kebijakan Aset Tetap Terhadap Efisiensi Beban Pajak Penghasilan Pada Pdam Tirta Pakuan Bgr Pemilihan metde penyusutan aset tetap berwujud berpengaruh terhadap efisiensi beban Pajak Penghasilan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr, karena penyusutan merupakan beban sebagai pengurang penghasilan brut sehingga akan menentukan besar kecilnya laba kena pajak. Setiap akhir peride akuntansi, perusahaan akan menghitung penghasilan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan untuk menentukan besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar. Pada dasarnya penghematan pajak merupakan salah satu bagian dari manajemen pajak. Setiap penghasilan yang diperleh perusahaan akan dikenakan pajak sedangkan setiap beban yang ditanggung leh perusahaan akan dikenakan kmpensesi pajak leh pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan dapat memanfaatkan kmpensensi pajak yang diberikan leh pemerintah untuk mendapatkan penghematan atas pajak yang akan ditanggung perusahaan. Untuk mengetahui penghematan pajak yang dihasilkan dari tiap-tiap metde penyusutan maka perlu dibandingkan kedua beban penyusutan tersebut. Tiap metde penyusutan tersebut akan diperleh tingkat penghematan yang berbeda-beda, semakin beban yang ditanggung dari satu metde penyusutan dibanding dengan metde penyusutan lain maka akan memperleh penghematan pajak, sehingga bila beban penyusutan yang ditanggung suatu metde lebih kecil dibanding metde penyusutan lainnya maka tidak akan memperleh penghematan pajak melainkan akan menanggung beban pajak. Tabel 16 PDAM Tirta Pakuan Bgr Perbandingan Besarnya Beban Dengan Menggunakan Metde Garis Lurus dan Metde Sald Menurun Tahun 011 01 (Dalam Rupiah) Tahun Daftar Beban Aset 011 Garis.169.009.184,4 Lurus Sald Menurun 70.954.81.159,67 Selisih Beban 8.785.71.975,00 01 Garis.97.511.467,9 Lurus Sald Menurun 58.96.091.004,86 Selisih Beban 5.665.579.57,00 01 Garis 49.66.459.74,07 Lurus Sald Menurun 76.466.98.66,8 Selisih Beban 7.00.5.55,00 Sumber : Dilah Oleh Penulis, 017 Berdasarkan tabel 16 diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 8
011 sampai dengan 01 dengan nilai nminal metde penyusutan sald menurun akan menghasilkan beban penyusutan lebih besar dibandingkan dengan beban penyusutan garis lurus. Berikut ini adalah dampak penghematan pajak PDAM Tirta Pakuan Bgr karena perbedaan metde garis lurus dan metde sald menurun. Jika dilihat dari tingkat suku bunga bank indnesia untuk tahun 011 sampai dengan 01 adalah sebagai berikut : Tabel 17 PDAM Tirta Pakuan Bgr Penghematan Pph Karena Perbedaan Metde Tarif pajak 5% (Tahun 011 01) (Dalam Rupiah) Tahun Met de Peny usut an 011 Gari s lurus Sald men urun 01 Gari s lurus Sald men urun Beban Penyusu tan.169. 009.184,4 70.954. 81.159,67 Penghematan Pajak.97. 511.467,9 58.96. 091.004,86 Penghematan Pajak Pengurang Beban Pph 8.04.5. 96,10 17.78.57 0.89,91 9.696.17. 99,81 8.4.77. 866,98 14.740.77.751,1 6.416.94. 884, 01 Garis Lurus Sald Menu run 49.66.459.7 4,07 76.466.98. 66,8 1.16.61 4.95,50 19.116.74 5.566,70 Penghematan 6.800.10. Pajak 61,0 Sumber : Dilah Oleh Penulis, 017 Dari tabel 17 pada tahun 011 besarnya pengurang beban PPh untuk metde garis lurus sebesar Rp8.04.5.96,10. Dan metde sald menurun sebesar Rp17.78.570.89,91. Artinya, dengan menggunakan metde garis lurus beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan dengan metde sald menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar dan akan menghasilkan beban pajak lebih kecil. Karena dengan menggunakan garis lurus, beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan dengan sald menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar. Pada tahun 01 besarnya pengurang beban PPh untuk metde garis lurus sebesar Rp8.4.77.866,98. Dan metde sald menurun sebesar Rp14.740.77.751,1. Artinya, dengan menggunakan metde garis lurus beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan dengan metde sald menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar dan akan menghasilkan beban pajak lebih kecil. Karena dengan menggunakan garis lurus, beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan 9
dengan sald menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar. Pada tahun 01 besarnya pengurang beban PPh untuk metde garis lurus sebesar Rp1.16.614.95,50. Dan metde sald menurun sebesar Rp19.116.745.566,70. Artinya, dengan menggunakan metde garis lurus beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan dengan metde sald menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar dan akan menghasilkan beban pajak lebih kecil. Karena dengan menggunakan garis lurus, beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan dengan sald menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar. Pembahasan Berdasarkan pengujian diatas, maka dibawah ini penulis menyimpulkan hasil penelitian kebijakan penyusutan aset tetap PDAM Tirta Pakuan Bgr telah sesuai dengan peraturan perpajakan khususnya mengenai metde penyusutan aset tetap yaitu sesuai dengan pasal 11 ayat (1) dan ayat () Undang-Undang N 6 tahun 008. Dalam kebijakan aset tetap PDAM Tirta Pakuan Bgr menerapkan metde garis lurus untuk semua jenis aset tetap dan diterapkannya secara knsisten begitu pula dengan pengelmpkkan aset tetap telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nmr 96/MPK.0/009 tentang jenis-jenis harta yang termasuk dalam kelmpk harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat metde penyusutan aset tetap yang lebih efektif untuk mengefisiensikan beban Pajak Penghasilan PDAM Tirta Pakuan Bgr yaitu metde sald menurun. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Aset tetap merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan, dimana kebijakan akuntansi perusahaan akan pelakuan akuntansi terhadap aset tetap ini akan sangat mempengaruhi psisi keuangan dan penetatapan jumlah laba. Dengan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat menyimpulkan bahwa kebijakan akuntansi aset tetap yang dimiliki perusahaan pada dasarnya belum maksimal karena dari hasil analisis perencanaan pajak atas aset tetap sangat berpengaruh terhadap kewajaran nilai dan beban aset tetap dalam lapran keuangan. 1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai perencanaan atas aset tetap yang diterapkan PDAM Tirta Pakuan Bgr, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Telah melakukan perencanaan frmal cukup baik dilihat dari kepatuhan dalam bayar pajak, seperti melaprkan beban pajak ke Direktrat Jenderal Pajak setiap tahunnya, dan berusaha 10
membayar pajak tepat pada waktunya. b. Perencanaan pajak atas penyusutan belum maksimal, sebagaimana diketahui bahwa, penerapan metde penyusutan aset tetap PDAM Tirta Pakuan Bgr menggunakan metde garis lurus diketahui beban penyusutan tahun 011 berdasarkan metde lurus sebesar Rp.169.009.184,4. Apabila berdasarkan metde sald menurun, makan beban penyusutannya sebesar Rp70.954.81.159,67. Sehingga terdapat selisih sebesar Rp8.785.71.975,00. Tahun 01 berdasarkan metde lurus sebesar Rp.97.511.467,9. Apabila berdasarkan metde sald menurun, maka beban penyusutannya sebesar Rp58.96.091.004,86. Sehingga terdapat selisih sebesar Rp5.665.579.57,00. Tahun 01 berdasarkan metde lurus sebesar Rp49.66.459.74,07. Apabila berdasarkan metde sald menurun, makan beban penyusutannya sebesar Rp76.466.98.66,8. Sehingga terdapat selisih sebesar Rp7.00.5.55,00. Dari selisih perbandingan kedua metde tersebut, maka dapat disimpulkan metde sald menurun dapat menghasilkan beban penyusutan yang lebih besar, seperti diketahui bahwa beban penyusutan merupakan salah satu pengurangan penghasilan brut, sehingga beban pajak penghasilan yang dibayarkan berkurang dan menjadikan lebih efisien.. Berdasarkan pajak yang dibayarkan PDAM Tirta Pakuan Bgr pada tahun 011 dengan menggunakan metde garis lurus sebesar Rp8.04.5.96,10. Sedangkan dengan metde sald menurun sebesar Rp17.78.570.89,91. Tahun 01 dengan menggunakan metde garis lurus sebesar Rp8.4.77.866,98. Sedangkan dengan metde sald menurun sebesar Rp14.740.77.751,1. Tahun 01 dengan menggunakan metde garis lurus sebesar Rp1.16.614.95,50. Sedangkan dengan metde sald menurun sebesar Rp19.116.745.566,70.. Penerapan perencanaan pajak metde aset tetap terhadap efisiensi beban pajak pada PDAM Tirta Pakuan Bgr belum diterapkan sehingga beban pajak penghasilan belum efisien. Hal ini dapat dilihat pada simpulan 1 dan. 11
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dibahas sebelumnya maka penulis mencba untuk memberikan saran atau masukan sebagai bahan pertimbangan : 1. Bagi Perusahaan Agar PDAM Tirta Pakuan Bgr melakukan perencanaan pajak terhadap aset tetapnya, antara lain dengan cara memilih metde penyusutan yang tepat dalam perhitungan penyusutan aset tetapnya sehingga dapat memperkecil beban Pajak Penghasilan.. Bagi peneliti Selanjutnya Penelitian ini hanya melakukan penelitian pada metde penyusutan dalam efisiensi beban Pajak Penghasilan, bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai perencanaan pajak, disarankan melakukan analisis faktr-faktr perencanaan pajak lainnya yang dapat diterapkan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. DAFTAR PUSTAKA Abdul Rahman. 010. Panduan Pelaksanaan Administrasi Pajak Untuk Karyawan, Pelaku Bisnis dan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta. Agus Maulana. 009. Aspek Perilaku Dalam Akuntansi Pertanggungjawaban, Artikel, Bandung. Anastasia Diana & Lilis Setiawati. 014. Perpajakan. Cv Andi Offset, Ygyakarta. Anthny, Rbert N,. Vijay Gvindarajan. 005. Sistem Pengendalian Manajemen, Salemba Empat, Edisi Sebelas, Jakarta. Direktrat jenderal pajak. 008. Undang-undang n. 6 tahun 008 tentang perubahan keempat atas undang-undang n.7 tahun 198 tentang pajak penghasilan. Erly Suandy. 011. Perencanaak Pajak. Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta. Ersa Tri Wahyuni. 009. Panduan Praktis Standar Akuntansi Keuangan, Edisi, Salemba Empat, Jakarta. Gunandi. 009. Akuntansi Pajak. Edisi revisi 009. PT Gramedia, Jakarta. Harnant. 01. Akuntansi Keuangan Menengah. Bumi Aksara, Ygyakarta. Hery. 014. Akuntansi Perpajakan. PT. Grasind, Jakarta. Mardiasm. 011. Perpajakan. Edisi Revisi 011. BPFE, Ygyakarta. Purba, Marisi P. 01. Akuntansi keuangan. Graha Ilmu, Ygyakarta. Mhammad Zain. 011. Manajemen Perpajakan. Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta. 1
Muda Markus. 005. Pajak Penghasilan. Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi. 016. Sistem Akuntani. Salemba Empat, Jakarta. Nur Hidayat. 01. Pemeriksaan Pajak. PT Elex Media Kmputinda Kmpas Gramedia, Jakarta. Phan, Chairil Anwar. 015. Manajemen Perpajakan. Edisi Revisi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rahman Pura. 01. Pengantar Akuntansi 1. Erlanga, Jakarta. Siti resmi. 011. Perpajakan Teri dan Kasus. Edisi 6. Salemba 4, Jakarta. Thmas Sumarsan. 01. Tax Review dan Strategi Perencanaan Pajak. Edisi, PT. Indeks, jakarta. Undang-undang RI N. 6 Tahun 008 tentang pajak penghasilan. Waluy. 01. Perpajakan Indnesia. Edisi 11. Salemba Empat, Jakarta. Wirawan B Ilyas & Diaz Priantara. 015. Akuntansi Perpajakan, Mitra Wacana Media. Jakarta. 1