EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum

PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

POTENSI EKONOMI TIMBUNAN SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA SEGAWE KABUPATEN TULUNGAGUNG MENUJU SANITARY LANDFILL

KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

BAB I PENDAHULUAN I- 1

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA

EVALUASI PENGELOLAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH (TPA) GUNUNG PANGGUNG DI KABUPATEN TUBAN MENUJU SISTEM SANITARY LANDFILL

TPST Piyungan Bantul Pendahuluan

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN GIANYAR

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA GUNUNG PANGGUNG KABUPATEN TUBAN MENUJU SISTEM SANITARY LANDFILL

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY

Pengaruh Reduksi Sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) terhadap Produksi Gas Rumah Kaca di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kota Madiun

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN. masih dioperasikan secara open dumping, yaitu sampah yang datang hanya dibuang

BAB 4. HASIL YANG DICAPAI. 4.1 Proyeksi Timbulan Sampah dan Perkiraan Masa Layanan TPA Muara Fajar Kota Pekanbaru

Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 1

Potensi Daur Ulang dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH STASIUN PERALIHAN ANTARA TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN TAMBAKSARI, SURABAYA

Potensi Produksi Gas Metana Dari Kegiatan Landfilling di TPA Muara Fajar, Pekanbaru

Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

OP-014 STUDI KELAYAKAN LOKASI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Pengelolaan Sampah Organik Rumah Pemotongan Hewan, Industri Tahu, Peternakan, dan Pasar di Kecamatan Krian, Kabupaten. Sidoarjo.

Timbulan dan Pengurangan Sampah di Kecamatan Klojen Kota Malang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup,

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI METODE PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK UMUR LAYAN DI TPA PUTRI CEMPO

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017

POTENSI DAUR ULANG SAMPAH DI KOTA CIREBON

BAB VI PEMBAHASAN Analisis Perkembangan Jumlah Penduduk. tahun kedepan atau sampai tahun Untuk mengetahui metoda proyeksi

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO- SURABAYA

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

BAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk padat (Menteri Hukum dan HAM, 2008). Bertambahnya. sampah erat kaitannya dengan peningkatan aktivitas manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak diperlukan lagi. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi

ANALISIS KARAKTERISTIK BIOLOGI SAMPAH KOTA PADANG

CARA PERHITUNGAN SPM Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014

BAB III STUDI LITERATUR

PENERAPAN SISTEM SANITARY LANDFILL DI TPA TLEKUNG KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

KAJIAN VOLUME SAMPAH DI KOTA KEDIRI ( Lokasi TPA Klotok )

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA DI KABUPATEN BEKASI JAWA BARAT

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN. berturut turut disajikan pada Tabel 5.1.

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT

PERENCANAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH DENGAN SISTEM SANITARY LANDFILL DI TPA PECUK KABUPATEN INDRAMAYU

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Praktik Cerdas TPA WISATA EDUKASI. Talangagung

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

III. METODOLOGI PENELITIAN

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

PERAN SEKTOR INFORMAL DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA BANYUROTO, KULON PROGO

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

Oleh : YENNI SOFYAN MORA NRP

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN SOLID WASTE MANAGEMENT TOOL (SWMT)

BAB III METODE PERENCANAAN

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PERKOTAAN (Studi Kasus Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Jatibarang)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Transkripsi:

EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL Rofihendra 1 dan Yulinah Trihadiningrum 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan, Jurusan Tenik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 0813-63183970, email : rfi99@yahoo.com 2 Dosen Jurusan Tenik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 031-5948886, email : yulinah_t@yahoo.its.ac.id Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mencantumkan metoda Open Dumping untuk pembuangan sampah di TPA sudah harus ditinggalkan dan diganti dengan metoda Controlled Landfill. Hingga saat ini pengelolaan sampah di TPA Ladang Laweh Kabupaten Padang Pariaman masih menerapkan metoda Open Dumping. Untuk itu sebagai langkah awal perubahan menuju sistem Controlled Landfill perlu dikaji kapasitas lahan TPA terkait umur pemakaian TPA, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kelayakan nilai investasi. Penelitian ini difokuskan pada evaluasi kapasitas lahan TPA Ladang Laweh. Penelitian dilakukan terhadap jumlah timbulan sampah, komposisi, dan kapasitas lahan selama bulan Juli dan September 2009. Berdasarkan hasil analisis dilakukan evaluasi masa pakai TPA guna penerapan metoda Controlled Landfill. Hasil penelitian menunjukan komposisi sampah yang masuk ke TPA Ladang Laweh terdiri atas 79,53 % sampah basah (daun-daunan dan sisa makanan) dan 20,47 % sampah kering. Dari hasil analisis Mass Balance diperoleh potensi reduksi maksimum sebesar 56,8%. Total proyeksi timbulan sampah yang masuk ke TPA Ladang Laweh dengan usaha reduksi yang dilakukan sejak tahun 2010 sampai tahun 2017 sesuai dengan akhir umur rencana adalah 65.801,46 m 3. Sedangkan bila tidak dilakukan upaya reduksi estimasi volume sampah yang masuk ke TPA Ladang Laweh adalah 136.614,93 m 3. Lahan TPA dibagi atas dua tahap penimbunan berkapasitas 137.369,57 m 3. Pada Tahap 1 sudah ada timbunan sampah lama sejak tahun 2003 sebesar 11.000 m 3, sehingga kapasitas lahan tersisa sebesar 126.369,57 m 3. Dengan demikian kapasitas tampung yang tersisa tidak mampu menampung sebesar 10.245,36 m 3 jika tidak dilakukan upaya reduksi sampah. Jika upaya tersebut dilakukan, maka umur pemakaian TPA dapat diperpanjang 5 tahun dari 15 tahun umur rencana. Kata kunci: Open Dumping, controlled Landfill, timbulan sampah, kapasitas lahan TPA 1. PENDAHULUAN Tahapan dalam pengelolaan sampah yang merupakan bagian tersulit dan membutuhkan perhatian seksama adalah pembuangan akhir sistem Lahan Urug (Landfill System). Tahapan tersebut jika tidak mengikuti metoda standar yang disyaratkan akan mengakibatkan rusaknya komponen lingkungan tanah, air tanah, air permukaan, udara dan gangguan sosial terhadap masyarakat sekitarnya. Pada saat ini penanganan sampah di TPA Ladang Laweh Kabupaten Padang Pariaman masih menerapkan metoda Open Dumping. Cara ini adalah yang paling mudah dimana sampah ditimbun begitu saja di TPA tanpa ada penanganan. Metoda ini memiliki banyak kekurangan antara lain, lindi yang dihasilkan tidak dikontrol, timbul ISBN 978-979-99327-5-4 G - 61

bau, estetika yang buruk, pencemaran air tanah dan air permukaan serta terjadinya dampak negatif lainnya [1]. Cakupan pelayanan sampah di Kabupaten Padang Pariaman masih sangat rendah. Pada saat ini, besarnya timbunan sampah adalah 49 ton/hari, yang dihasilkan dari 164.266 jiwa penduduk dari enam kecamatan yang dilayani pada tahun 2007. Namun yang dapat dikelola pada TPA Ladang Laweh hanya 30 m³/hari atau 19,74 %. Lokasi TPA Ladang Laweh berada di Nagari Sicincin, Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung. TPA tersebut beroperasi sejak tahun 2003 dan direncanakan untuk beroperasi selama 15 tahun. Teknis penimbunan sampah di TPA, yaitu dari bagian tepi cekungan (puncak tebing) ke dasar cekungan. Cara penimbunan tersebut menyulitkan petugas untuk menimbun sampah pada sel selanjutnya karena sel sampah sebelumnya tidak padat dan tidak kuat mendukung beban truk sampah sehingga rentan longsor. Pasal 29 Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menyatakan bahwa setiap orang dilarang untuk melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di tempat pemrosesan akhir. Pasal tersebut mengharuskan Pemerintah Daerah menutup tempat pemrosesan akhir sampah yang menggunakan sistem pembuangan terbuka, paling lama 5 (lima) tahun terhitung tanggal diberlakukannya. Menanggapi ketentuan tersebut, sebagai langkah awal perubahan menuju sistem Controlled Landfill maka perlu dikaji kapasitas lahan TPA terkait umur pemakaian TPA, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kelayakan nilai investasi. 2. DASAR TEORI Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat [2]. Pengelolaan sampah yang tidak baik akan berdampak buruk pada lingkungan. Hasil studi dan evaluasi yang telah dilaksanakan di kota-kota Indonesia diperoleh identifikasi masalah-masalah pokok dalam pengelolaan sampah perkotaan [3], yaitu : Bertambah kompleksnya masalah sampah sebagai konsekuensi logis dari pertambahan penduduk kota. Peningkatan kepadatan penduduk menuntut pula peningkatan metoda/pola pengelolaan sampah yang lebih baik. Keheterogenan tingkat sosial-budaya penduduk kota. Situasi dana serta prioritas penanganan yang relatif rendah dari pemerintah daerah merupakan masalah umum dalam skala nasional. Perkembangan peralatan sampah yang bergerak sangat lambat. Partisipasi masyarakat yang kurang terarah dan terorganisasi dengan baik. Konsep pengelolaan sampah yang kadangkala tidak cocok untuk diterapkan, serta kurang terbukanya kemungkinan modifikasi konsep tersebut di lapangan. Timbulan Sampah Besarnya timbulan sampah dalam pengelolaannya terkait dengan kondisi sosialekonomi yang dipengaruhi oleh individu, lembaga dan kegiatan komersial sebagai sumber timbulan sampah yang merupakan kunci dari pengelolaan sampah itu sendiri [4]. Jumlah Peduduk Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2007 adalah 387.452 jiwa [5]. Jumlah penduduk termasuk kategori kota sedang (100.000 < p < 500.000) dengan besaran timbulan sampah adalah 2,75 3,25 L/org.hari [6]. ISBN 978-979-99327-5-4 G - 62

Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) Pada dasarnya ada beberapa jenis penimbunan sampah di TPA yaitu : Open Dumping, Controlled Landfill, Sanitary Landfill [7]. Sedangkan menurut Moenir (dalam Wedahuditama [4]), ada beberapa macam teknologi pengolahan akhir sampah, yaitu: Metode Open Dumping, Metode Sanitary Landfill, Metode Pengepakan sampah (Baling Method), Metode Pembakaran (Incineration/ Thermal converter), Metoda Kompos, Metode ATAD (Autogeneus thermophilic aerobic digestion). Metode dengan kualitas terendah adalah Metode Open Dumping. Beberapa permasalahan yang muncul terkait TPA sistem Open Dumping [8], yaitu: Data jumlah sampah yang di tempatkan di TPA sangat jarang. Banyak penetapan lokasi lahan pembuangan lebih mengutamakan pertimbangan kenyamanan daripada kondisi geologi dan hidrologi yang seharusnya. Awal pembangunan lokasi TPA jauh dengan lokasi permukiman namun seiring waktu akan ada perkembangan pembangunan ke arah lokasi TPA tersebut. Proses degradasi yang terjadi di TPA tersebut sangat lambat sekali. TPA tersebut akan tetap memproduksi gas dan lindi untuk beberapa dekade. Lindi yang dihasilkan tersebut sangat kompleks dan bervariasi menurut umurnya. Lindi dan gas yang dihasilkan lahan urug tersebut akan tetap bermigrasi. Isu-isu keamanan, kebakaran, longsor, kesehatan dan lainnya. Langkah-langkah kegiatan yang perlu dilakukan dalam peningkatan kualitas TPA sampah sistem Open Dumping [7] adalah: Rehabilitasi jalan akses dan jalan operasional ditempat Menambah sarana seperti pagar hidup keliling (pohon), melengkapi pos pengendali, pengadaan sumur pemantau, penambahan conveyor untuk pemilahan sampah. Mulai melakukan aktifitas upgrading bertahap Manajemen operasional dilokasi Pengendalian sampah yang masuk ke TPA Isolasi sampah B3. Metoda peralihan dari Open Dumping ke Sanitary Landfill adalah Metoda Controlled Landfill. Dalam sistem Controlled Landfill ini ada beberapa metoda yang diterapkan yaitu pelapisan dasar, penimbunan dan lapisan penutup TPA [9]. Area penimbunan sampah dengan sistem lahan urug terkendali (Controlled Landfil) di TPA sampah memiliki spesifikasi antara lain : bentuk area penimbunan sampah, area penimbunan, pengumpul dan penyalur lindi, bidang area kerja, timbunan sampah, tanah penutup, penangkap gas dan drainase bidang kerja. Pada dasarnya penerapan suatu teknologi pengolahan sampah harus dapat mengatasi masalah yang timbul atau dapat mengurangi bobot dari masalah yang telah timbul. Demikian juga dalam menentukan teknologi pengolahan sampah, hal tersebut juga sangat bergantung kepada jenis sampah yang dihasilkan [4]. 3. METODOLOGI Metodologi penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan dalam melakukan penelitian agar pembahasan yang dilakukan dapat tersusun secara sistematis. Adapun langkah-langkah atau tahapan penelitian yang dilakukan dalam ISBN 978-979-99327-5-4 G - 63

penelitian ini yaitu mulai dari identifikasi masalah, selanjutnya melakukan kajian pustaka dan pengumpulan data. Data primer yang diperlukan dalam mengkaji permasalahan yaitu data timbulan sampah untuk mengetahui seberapa besar jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya yang masuk ke TPA. Data ini diperoleh dengan melakukan pengukuran secara langsung terhadap jumlah sampah yang masuk ke TPA selama 7 hari yang dilakukan 2 kali yaitu pada musim hujan dan musim kemarau. Pengukuran berdasarkan ritasi volume kendaraan yang masuk setiap hari ke TPA. Data komposisi sampah ditentukan untuk mengetahui persentase komposisi sampah menurut jenisnya. Data komposisi sampah ini digunakan untuk mengukur potensi reduksi guna memperkirakan masa pakai TPA. Dalam pengukuran komposisi sampah ini, pengambilan sampel dilakukan terhadap 3 unit Dump truck pengangkut sampah yang masuk ke TPA. Kemudian dari setiap truk tersebut diambil sampel sebanyak 100 kg timbulan sampah dengan teknik perempatan [1]. Untuk densitas sampah di TPA menggunakan data sekunder, sedangkan untuk berat jenis sampah yang masuk TPA dilakukan sampling terhadap 2 buah Dump truck yang ditimbang di jembatan timbang. Dump truck ditimbang dalam keadaan kosong dan terisi sampah, serta dilakukan selama 3 hari. Data sekunder yang diperlukan meliputi data kependudukan dan luas lahan TPA. Tahap selanjutnya adalah analisis data. Dalam tahap ini dilakukan analisis baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Analisis ini meliputi proyeksi jumlah penduduk, proyeksi jumlah timbulan sampah, mass balance, daya tampung dan umur pakai TPA. Berdasarkan hasil analisis kemudian dilakukan evaluasi kapasitas lahan TPA. 4. HASIL DAN DISKUSI Jumlah penduduk pada enam kecamatan yang dilayani TPA Ladang Laweh memiliki tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0.58 % per tahun [5]. Jumlah penduduk tahun 2007 sebesar 164.266 jiwa. Dengan menggunakan metoda geometri, proyeksi jumlah penduduk sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perhitungan Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun 2007 2017 No. Tahun Jumlah Penduduk 1 2008 165,212 2 2009 166,163 3 2010 167,119 4 2011 168,081 5 2012 169,049 6 2013 170,022 7 2014 171,001 8 2015 171,985 9 2016 172,975 10 2017 173,971 ISBN 978-979-99327-5-4 G - 64

Analisis Timbulan Sampah Hasil pengukuran komposisi sampah terdiri atas 79,53 % sampah basah (daun-daunan dan sisa makanan) dan 20,47 % sampah kering. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1. 80.00 Komposisi Sampah 79.53 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00-9.18 9.32 0.20 0.46 0.32 0.41 0.58 Plastik Kertas Kain Kayu Karet/Kulit Kaca Logam Daun+Sisa Makanan Gambar 1. Persentase Komposisi Sampah di TPA Ladang Laweh Data pemilahan menunjukan 60 % dari sampah basah dapat dijadikan kompos. Sampah basah terdiri atas sisa sisa makanan, sisa buah buahan, sayur sayuran yang berasal dari pasar. Sampah kering berupa botol, kaleng bekas, besi, aluminium, kayu, kertas, dan karton. Dari hasil analisis Mass Balance, jumlah sampah yang dapat dimanfaatkan adalah 56,8 % sehingga sampah yang ditimbun ke TPA adalah 43,20 %. Berat jenis sampah dalam keadaan lepas (tanpa kompaksi) untuk kota sedang adalah 100 kg/m 3 dan besaran timbulan sampah antara 2,75 3,25 L/orang.hari [7]. Sedangkan densitas sampah di truk dapat dilihat pada Tabel 2. Jika diasumsikan jumlah timbulan sampah pada enam kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman per orang sebesar 3 L/orang.hari, dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 sebesar 164.266 jiwa, maka jumlah timbulan sampah adalah 49 ton/hari. Sampah yang masuk TPA Ladang Laweh adalah sebesar 9,7 ton/hari (Tabel 3) atau 19.74%. Mengacu pada target MDGs 2015, tingkat pelayanan sampah yang hendak dicapai pada tahun 2015 adalah sebesar: 100 % - 19,74 % = 59,87 % 60 %. Target tersebut direncanakan secara bertahap dengan rata-rata peningkatan 7 % per tahun yang dimulai pada tahun 2010. Proyeksi timbulan sampah yang masuk ke TPA sampai tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 2. Hasil Pengukuran Densitas Sampah yang Masuk TPA Hari Berat di Jembatan Timbang (ton) Volume Rata-rata Berat Jenis Sebelum Terisi Sesudah Terisi Berat Sampah (m³) Jenis Kendaraan Sampah sampah Jenis (Kg/m³) (Kg/m³) I (27/07/09) II (28/07/09) Dump Truck (I) Dump Truck (I) 3420 3420 5,970.00 5,810.00 2,550.00 2,390.00 7.85 7.63 325 313 Dump Truck (II) Dump Truck (II) 4015 4015 7,955.00 8,025.00 3,940.00 4,010.00 11.86 12.20 332 329 328 321 Dump Truck (I) 3420 5,800.00 2,380.00 7.55 315 III (29/07/09) Dump Truck (II) 4015 8,075.00 4,060.00 11.97 339 327 Rata-rata 326.00 ISBN 978-979-99327-5-4 G - 65

Densitas sampah pada Tabel 2 tersebut merupakan densitas sampah di truk, sedangkan untuk berat jenis sampah yang terkompaksi di TPA adalah sebesar 600 kg/m 3 [10]. Tabel 3 Hasil Pengukuran Data Timbulan Sampah di TPA Ladang Laweh Musim Penghujan Musim Kemarau Jumlah Volume Jumlah Volume No. Hari Kendaraan Sampah Tanggal Kendaraan Sampah (Unit/hari) (m³/hari) (Unit/hari) (m³/hari) Tanggal 1. I 4 38.65 24/09/09 3 28.70 27/07/09 2. II 4 36.94 25/09/09 3 28.62 28/07/09 3. III 3 29.23 26/09/09 3 29.22 29/07/09 4. IV 3 30.01 27/09/09 3 28.96 30/07/09 5. V 3 29.84 28/09/09 3 27.07 31/07/09 6. VI 3 29.14 29/09/09 3 25.93 1/8/2009 7. VII 3 30.23 30/09/09 3 25.23 2/8/2009 Jumlah rata-rata 3.29 32.00 3 27.67 Dari hasil pengukuran di atas dapat diketahui bahwa volume sampah yang masuk ke TPA rata-rata = (32,00 + 27,67) : 2 = 29,84 m 3 /hari atau 29,84 m 3 /hari x 326 kg/m 3 = 97 ton/hari. Proyeksi timbulan sampah dengan memperhitungkan upaya reduksi yang direncanakan mulai tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Perhitungan Proyeksi Timbulan Sampah Yang Masuk TPA No. Tahun Jumlah Penduduk Tingkat Pelayanan Berat Sampah (kg/hari) Berat Sampah Tereduksi (kg/hari) Volume Sampah Tereduksi (m³/hari) 1 2008 165,212 19.74 9,783.77 9,784 30.01 2 2009 166,163 19.74 9,840.09 9,840 30.18 3 2010 167,119 26.00 13,035.30 5,632 17.27 4 2011 168,081 33.00 16,640.05 7,189 22.05 5 2012 169,049 40.00 20,285.88 8,764 26.88 6 2013 170,022 47.00 23,973.12 10,357 31.77 7 2014 171,001 53.00 27,189.15 11,746 36.03 8 2015 171,985 60.00 30,957.36 13,374 41.03 9 2016 172,975 67.00 34,768.06 15,021 46.08 10 2017 173,971 73.00 38,099.69 16,460 50.49 Jumlah 224,572.48 108,166.79 331.80 Total volume sampah yang masuk ke TPA adalah sampah yang sudah tereduksi sebesar 56,8 % yang direncanakan mulai pada tahun 2010. Kondisi Areal Penimbunan dan Pengaturan Lahan Pengaturan areal penimbunan dilakukan dengan membagi lahan efektif penimbunan menjadi dua tahap. Tahap I merupakan area penimbunan dalam cekungan dari level kontur + 84 m s/d + 97,8 m dari permukaan laut (dpl). Area ini dibagi menjadi 3 (tiga) zona penimbunan seperti yang terlihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. Tahap II merupakan area penimbunan setelah level penimbunan area cekungan penuh (Tahap I penuh) yaitu dari level +97,8 m s/d +106,08 m dari permukaan laut (dpl). Daerah cekungan berkapasitas penimbunan 95.326,37 m 3 sedangkan area tahap II berkapasitas 42.043,20 m 3. Pengaturan penimbunan sampah di TPA Ladang Laweh dimulai dari Tahap I yaitu penimbunan pada Zona I, kemudian dilanjutkan dengan Zona II dan Zona III. Setelah ISBN 978-979-99327-5-4 G - 66

Tahap I selesai kemudian dilanjutkan dengan Tahap II. Rencana luas sel sampah awal adalah 10 x 12 m 2 dan luas sel lanjutan adalah 8 x 12 m 2. Zona 1 Zona 2 Zona 3 Sampah eksistng Gambar 2. Peta Kontur TPA Ladang Laweh, Penimbunan Tahap 1 Pada Tahap 1 sudah ada timbunan sampah lama (sampah eksisting) yaitu sejak tahun 2003 sebesar 11.000 m 3 atau seluas 846 m 2 dengan kedalaman rata-rata 13 m. Dpl + 106,08 m Tahap 2 Dpl + 97,8 m Tahap 1 Gambar 3. Penampang Timbunan Sampah Tahap 1 dan 2 di TPA Dengan asumsi metoda Controlled landfill mulai dilaksanakan pada tahun 2010 yang didukung dengan upaya reduksi sampah maksimum sehingga total sampah yang masuk ke TPA adalah 65.801,46 m 3 sedangkan total volume sampah tanpa upaya reduksi adalah 136.614,93 m 3. Perhitungan proyeksi timbulan sampah yang masuk ke TPA untuk sampah tereduksi dapat dilihat pada Tabel 5 dan timbulan sampah tanpa reduksi dapat dilihat pada Tabel 6. ISBN 978-979-99327-5-4 G - 67

Tabel 5. Perhitungan Proyeksi Timbulan Sampah dengan Upaya Reduksi No. Tahun Jumlah Penduduk Tingkat Pelayanan Volume Sampah Tereduksi (m³/hari) Volume Sampah di Padatkan (m³/7 hari) (m³/tahun) 1 2008 165,212 19.74 30.01 114.14 5,951.79 2 2009 166,163 19.74 30.18 114.80 5,986.06 3 2010 167,119 26.00 17.27 65.70 3,425.88 4 2011 168,081 33.00 22.05 83.87 4,373.26 5 2012 169,049 40.00 26.88 102.25 5,331.44 6 2013 170,022 47.00 31.77 120.83 6,300.50 7 2014 171,001 53.00 36.03 137.04 7,145.72 8 2015 171,985 60.00 41.03 156.03 8,136.07 9 2016 172,975 67.00 46.08 175.24 9,137.57 10 2017 173,971 73.00 50.49 192.03 10,013.18 Jumlah 1,261.95 65,801.46 Tabel 6. Perhitungan Proyeksi Timbulan Sampah dengan Tanpa Upaya Reduksi No. Tahun Jumlah Penduduk Tingkat Pelayanan Volume Sampah Tereduksi (m³/hari) Volume Sampah di Padatkan (m³/7 hari) (m³/tahun) 1 2008 165,212 19.74 30.01 114.14 5,951.79 2 2009 166,163 19.74 30.18 114.80 5,986.06 3 2010 167,119 26.00 39.99 152.08 7,929.81 4 2011 168,081 33.00 51.04 194.13 10,122.70 5 2012 169,049 40.00 62.23 236.67 12,340.57 6 2013 170,022 47.00 73.54 279.69 14,583.65 7 2014 171,001 53.00 83.40 317.21 16,540.06 8 2015 171,985 60.00 94.96 361.17 18,832.39 9 2016 172,975 67.00 106.65 405.63 21,150.57 10 2017 173,971 73.00 116.87 444.50 23,177.31 Jumlah 2,620.01 136,614.93 Dari kedua tabel diatas diperoleh besar volume sampah yang dapat direduksi dari tahun 2010 sampai akhir tahun 2017 sebesar 70.813,42 m 3 Luas total lahan TPA saat ini adalah 1.3 ha., daerah timbunan berkapasitas 137.369,57 m 3 yang direncanakan akan penuh pada tahun 2017. Apabila upaya reduksi ini dapat dilakukan maksimum maka upaya ini akan dapat memperpanjang umur pemakaian TPA, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Perhitungan Umur Pakai TPA dengan Upaya Reduksi No. Tahun Jumlah Penduduk Tingkat Pelayanan Volume Sampah Tereduksi (m³/hari) Volume Sampah (m³/7 hari) Volume Sampah di Padatkan (m³/7 hari) (m³/tahun) Luas TPA (m²) 1 2008 165,212 19.74 30.01 210 114.14 5,951.79 495.98 2 2009 166,163 19.74 30.18 211 114.80 5,986.06 498.84 3 2010 167,119 26.00 17.27 121 65.70 3,425.88 285.49 4 2011 168,081 33.00 22.05 154 83.87 4,373.26 364.44 5 2012 169,049 40.00 26.88 188 102.25 5,331.44 444.29 6 2013 170,022 47.00 31.77 222 120.83 6,300.50 525.04 7 2014 171,001 53.00 36.03 252 137.04 7,145.72 496.23 8 2015 171,985 60.00 41.03 287 156.03 8,136.07 565.00 9 2016 172,975 67.00 46.08 323 175.24 9,137.57 634.55 10 2017 173,971 73.00 50.49 353 192.03 10,013.18 695.36 11 2018 174,973 75.00 52.17 365 198.43 10,346.74 718.52 12 2019 175,980 77.00 53.87 377 204.89 10,683.80 741.93 13 2020 176,993 80.00 56.29 394 214.10 11,163.95 775.27 14 2021 178,012 82.00 58.03 406 220.72 11,508.93 799.23 15 2022 179,037 84.00 59.79 419 227.40 11,857.50 823.44 Jumlah 2,327.50 121,362.38 8,863.62 Dari Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa dengan upaya reduksi tersebut maka umur pemakaian TPA dapat diperpanjang sampai 5 tahun dari umur rencana (tahun 2017 s/d tahun 2022). ISBN 978-979-99327-5-4 G - 68

Evaluasi TPA Eksisting Berdasarkan hasil diatas, kapasitas lahan TPA Ladang Laweh sebesar 137.369,57 m 3 masih mampu menampung sampah sampai tahun 2017. Jika tidak dilakukan upaya reduksi maka sampah yang masuk ke TPA adalah sebesar 136.614,93 m 3. Reduksi sampah tetap perlu dilakukan karena berdasarkan komposisi sampah masih ada bagian yang dapat dimanfaatkan, jika upaya tersebut dilakukan maksimum maka total sampah yang masuk ke TPA berkurang yaitu sebesar 65.801,46 m 3. Peningkatan kualitas TPA Ladang Laweh yang semula Open Dumping yang direncanakan untuk ditingkatkan menuju Controlled Landfill, perlu melakukan langkah-langkah secara bertahap sesuai kemampuan daerah. Terkait dengan kapasitas lahan TPA, sebelumnya sudah ada timbunan sampah pada Zona 1 Tahap 1 sebesar 11.000 m 3. yang sudah ditimbun sejak tahun 2003, sehingga kapasitas tampung lahan tersisa sebesar 126.369,57 m 3. Dalam hal ini lahan tersebut tidak mampu menampung timbunan sampah sebesar 10.245,36 m 3 jika tidak dilakukan upaya reduksi sampah. Namun jika upaya tersebut dilakukan, maka umur pemakaian TPA dapat diperpanjang 5 tahun dari 15 tahun umur rencana. KESIMPULAN TPA Ladang Laweh berkapasitas 137.369,57 m 3. TPA tersebut tidak mampu menampung timbunan sampah sampai akhir umur rencana sebesar 136.614,93 m 3 (tanpa upaya reduksi) karena kapasitas lahan tersisa sebesar 126.369,57 m 3 akibat adanya timbunan sampah lama sebesar 11.000 m 3. Lahan TPA yang tersisa tersebut mampu menerima timbunan sampah sampai pada akhir umur rencana jika dilakukan upaya reduksi sampah sehingga total sampah yang masuk ke TPA sebesar 65.801,46 m 3. Dengan upaya reduksi tersebut, umur pemakaian TPA dapat diperpanjang 5 tahun dari umur akhir rencana dengan adanya upaya tersebut. DAFTAR PUSTAKA 1. Tchobanoglous, G, Theisen,H, Vigil, S.A, (1993), Integrated Solid Waste Management, McGraw Hill Publishing Company. 2. Anonim (2008), Undang-Undang No.18 Tahun 2008, Pengelolaan Sampah. 3. Damanhuri, E. (1995), Teknik Pembuangan Akhir Sampah, Jurnal Teknik Lingkungan ITB, Bandung. 4. Wedahuditama, F. (2004). Pre-Studi Masalah Sampah, Kasus Studi: Kota Surabaya. Jurnal Percik Vol 5 Tahun I. 5. Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman (2008), Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka 2008, Kerjasama Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Padang Pariaman dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman. 6. Dewan Standarisasi Nasional (SK SNI. S-04-1991-03), Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil dan Kota Besar di Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Yayasan LPMB, Bandung. 7. Departemen Pekerjaan Umum (1993), Petunjuk Teknis Sistem Modul Bidang Persampahan, Ditjen. Cipta Karya, Jakarta. ISBN 978-979-99327-5-4 G - 69

8. Joseph, K., Nagendran, R., Palanivelu (2002), Solid Wastes Dump Sites to Sustainable Landfill. Journal of Centre for Environmental Studies, Anna University, Chennai, India. 9. Departemen Pekerjaan Umum (2007), Buku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman:Petunjuk Umum Pengelolaan Persampahan, Ditjen. Cipta Karya, Jakarta. 10. Dewan Standarisasi Nasional (SK SNI. T-13-1990-F), Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, Departemen Pekerjaan Umum, Yayasan LPMB, Bandung. ISBN 978-979-99327-5-4 G - 70