BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sektor pajak semakin besar dan semakin penting artinya untuk membiayai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerimaan Ketetapan dan Target Pajak Bumi dan Bangunan di

BAB 4 PEMBAHASAN. Dengan melihat komitmen nasional yang selalu mengupayakan penerimaan dari sektor

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Bekasi

ANALISIS TARGET DAN REALISASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KECAMATAN PINANG

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KPP PRATAMA SERPONG TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

WORKING PAPER ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT PBB PADA KECAMATAN KEBON JERUK

BAB III OBJEK PENELITIAN. Banten, Indonesia. Sebelum Kota Tangerang Selatan menjadi kota otonom, Pondok

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 55/PMK.01/2007

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

ANALISIS TARGET RENCANA DAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA KECAMATAN PONDOK AREN. Oleh Jonathan Yoga Perdana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang sedang giat melaksanakan

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Pajak Bumi dan Bangunan di Provinsi DKI Jakarta. pusat yang sebagian besar hasilnya (90%) diserahkan kembali kepada daerah yang

Susanti, Liberti Pandiangan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KELURAHAN KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 s.d.

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dalam negeri telah mengalami pergeseran, semula didominasi

BAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan yang berasal dari luar negeri. pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN. A. Ketentuan Umum Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan

I. PENDAHULUAN. banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Masyarakat. mengarahkan, membimbing serta menciptakan suasana yang menunjang.

BAB III PENYAJIAN DATA. 5. Potensi Penerimaan PBB-P2 Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai iuran rakyat kepada kas negara berdasarka. Dari defenisi tersebut tergambar bahwa salah satu fungsi pajak, yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah dan masyarakat sama sama memiliki kewajiban dan hak yang

I. PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sumber dana dari dalam negeri antara lain

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pengelolaan fiskal yang cukup mendasar. Undang-Undang Pajak

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI UNIT PELAYANAN PAJAK DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN PBB UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DAERAH STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA JAKARTA DUREN SAWIT

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III PEMBAHASAN. A. Gambaran Objek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya DPPKA Surakarta

KOTA TANGERANG SELATAN

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah

Implementasi Kebijakan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kelurahan Taman Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo SKRIPSI

BAB IV PEMBAHASAN. kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan asli daerah lain-lain yang sah.

Hasil Wawancara. Kecamatan Jatiasih

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah),

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan merata. Pembangunan yang baik harus memiliki sasaran dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan upaya pencapaian sasaran nasional di daerah sesuai

BAB I PENDAHULUAN. S.H. dalam bukunya Mardiasmo (2011):

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini begitu banyak pembangunan di wilayah perkotaan atau di

BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan. Sebagai salah satu penerimaan negara, baik pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu penerimaan terbesar negara. Dari tahun ketahun terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novi Norma Melya Nugraha, 2015

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri. Tanpa

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Reklame Kabupaten

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo

`BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pada dasarnya pembangunan dalam sektor permukiman adalah

BAB 4 ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PBB DAN TINJAUAN PERANAN PBB SEBAGAI PAJAK DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Efektivitas Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Terhadap. Target Penerimaan PBB TA.

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri serta

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kabupaten Bandung Potensi Daya Tarik Wisata Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk sebagai salah satu komponen dalam sistem wilayah atau kawasan.

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan kawasan yang mempunyai kenampakan dan masalah. yang komplek. Kota tidak hanya berfungsi sebagai wadah dimana tempat

NO.2/C 19 AGUSTUS 2009 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI SERI C

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah suatu kegiatan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan

BAB III TINJAUAN TEORI. senantiasa berpacu untuk meningkatkan pendapatan daerah, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung. Sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada tahun 2000, Banten merupakan wilayah pemekaran dari Jawa

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2017 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang menjunjung tinggi

REKAPITULASI TIME TABLE DINAS KESEHATAN TH MINGGUAN

PERUBAHAN FUNGSI HUNIAN MENJADI FUNGSI KOMERSIAL Studi Kasus: Jln Bintaro Utama 3, Sektor 3 Bintaro Jaya

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENGANTAR. Setelah Jakarta kian sesak akibat maraknya pembangunan properti, apartemen pun merambah daerah di luar Ibu Kota Jakarta yaitu Bekasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1.2 LANDASAN HUKUM.

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

FISIK PRASARANA WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

OPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. keamanan, dengan senantiasa harus sebagai bentuk perwujudan wawasan

Nama Diklat : Diklatpim Tingkat IV Angkatan CI Tahun : 2017 Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota Cluster inovasi : P2A & KB

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN

BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY

FUNGSI HUTAN KOTA DALAM MENGURANGI PENCEMARAN UDARA DI KOTA SAMARINDA

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 12 TAHUN 2014 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PAJAK DAERAH

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Penyusunan Ketetapan dan Target Penerimaan PBB Kecamatan Pondok Aren Sejalan dengan komitmen nasional yang mengupayakan penerimaan dari sektor pajak semakin besar dan semakin penting artinya untuk membiayai pembangunan, sehingga pemerintah menyusun rencana anggaran penerimaan sedemikian rupa agar penerimaan tersebut dapat menutupi pengeluaran selama satu tahun anggaran. Penyusunan target penerimaan PBB dilakukan setiap tahun mengingat aparat pajak cenderung dibebani target yang harus dicapai dalam satu tahun. Disamping itu penerimaan PBB diharapkan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, karena hal ini sejalan dengan perkembangan kemampuan perekonomian masyarakat, yang dalam kenyataannya pembangunan dan penguasaan lahan semakin pesat dilakukan. Target penerimaan PBB sebagai target nasional didalam merealisasikannya dibebankan kepada seluruh daerah-daerah di wilayah Indonesia. Penetapan target penerimaan PBB untuk setiap daerah didasarkan pada ketetapan PBB yang dikirim oleh daerah ke pusat (Dirjen Pajak) dan berdasarkan inilah Dirjen Pajak menetapkan besarnya target yang harus dicapai/direalisasikan daerah yang bersangkutan untuk satu tahun anggaran. Adapun cara penetapan target secara keseluruhan dengan melihat data-data yang ada dari setiap objek pajak dan melihat perkembangan di masing-masing wilayah serta menentukan objek tersebut masuk dalam kelas mana. Kemudian semua objek pajak tersebut disatukan dalam satu daerah dan menjadi 58

ketetapan suatu daerah. Hal ini menjadikan peningkatan ketetapan berbeda satu sama lain. Perkembangan ketetapan pokok PBB di Kecamatan Pondok Aren dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1: Ketetapan PBB Kecamatan Pondok Aren Tahun Pokok Ketetapan PBB (Rp) Peningkatan (%) 2008 10.657.443.484 11,87 2009 12.191.472.673 14,39 2010 14.183.291.546 16,34 Sumber : Kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah ketetapan PBB mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 ketetapan sebesar Rp. 10.657.443.484,-. Tahun 2009 ketetapan sebesar Rp. 12.191.472.673,- (naik 14,39%). Tahun 2010 ketetapan sebesar Rp. 14.183.291.546 (naik 16,34%). Pokok ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan mengalami perubahan setiap tahunnya disebabkan adanya perubahan pada jumlah wajib pajak karena kemungkinan terjadinya mutasi objek pajak atau karena wajib pajak yang terdaftar meninggalkan daerah tertentu untuk jangka waktu yang lama tanpa melaporkan atau menunjuk pihak tertentu yang bertanggung jawab atas pembayaran tersebut. Disamping itu, perubahan jumlah pokok ketetapan PBB juga bisa disebabkan karena terjadinya kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Penetapan target yang ingin dicapai didasarkan pada pokok ketetapan PBB tahun berjalan dan besarnya target yang ingin dicapai adalah 80% dari ketetapan tahun tersebut. Rencana target yang telah disusun ini selanjutnya menjadi pedoman bagi aparat pelaksana untuk merealisasikan penerimaan pada setiap tahun periodenya. Penyusunan besarnya rencana penerimaan ditetapkan oleh kanwil Banten 59

dengan metode Top Down yaitu dimana perencanaan yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan sebagai pemberi gagasan awal serta pemerintah berperan lebih dominan dalam mengatur jalannya program yang berwal dari perencanaan hingga proses evaluasi, dimana peran masyarakat tidak begitu berpengaruh. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa perencanaan mempunyai peranan penting dalam usaha mencapai tujuan. Dengan demikian, perencanaan penerimaan dalam bentuk target akan sangat berperan dalam memperkirakan penerimaan. Rencana penerimaan menggambarkan perkiraan jumlah yang akan direalisasikan dalam suatu periode tertentu dan dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam pemasukan PBB, karena pada dasarnya aparat perpajakan dibebani target didalam pelaksanaannya. IV.2 Peningkatan Rencana dan Realisasi Penerimaan PBB Dengan adalanya ketetapan PBB, pemerintah membuat rencana penerimaan untuk setiap daerah dari sektor PBB yang besarnya 80% dari ketetapan. tabel-tabel dibawah ini memperlihatkan rencana dan realisasi penerimaan PBB Tabel 4.2: Rencana Penerimaan PBB di Kecamatan Pondok Aren Tahun Rencana penerimaan (Rp) Peningkatan (%) 2008 8.525.954.787 12,71 2009 9.753.178.138 14,39 2010 11.346.633.237 16,34 Sumber: hasil olahan tabel 4.1 60

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah rencana penerimaan PBB mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena rencana penerimaan didasarkan dari ketetapan PBB pada tahun berjalan yaitu sebesar 80% dari ketetapan. Sehingga presentase peningkatan sama seperti ketetapan. Pada tahun 2008 rencana penerimaan sebesar Rp. 8.525.954.787,-. Tahun 2009 rencana penerimaan sebesar Rp. 9.753.178.138,- (naik 14,39%). Tahun 2010 rencana penerimaan sebesar Rp. 11.346.633.237 (naik 16,34%). Tabel 4.3: Realisasi Penerimaan PBB di Kecamatan Pondok Aren Tahun realisasi penerimaan (Rp) Peningkatan (%) 2008 5.383.529.948 2,46 2009 5.596.797.145 3,96 2010 6.035.266.399 7,83 Sumber: Kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa realisasi penerimaan PBB mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena ketetapan dan rencana penerimaan PBB yang juga meningkat. Meningkatnya ketetapan dan rencana penerimaan terjadi karena kenaikan NJOP serta kemampuan aparatur melihat potensi PBB pada daerah tersebut. Dari tabel terlihat adanya peningkatan realisasi penerimaan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 realisasi penerimaan PBB sebesar Rp. 5.383.529.948,-. Sedangkan pada tahun 2009 realisasi penerimaan PBB sebesar Rp. 5.596.797.145,-. Hal ini menunjukan adanya peningkatan sebesar 3,96% dari tahun sebelumnya. Untuk tahun 2010 realiasasi penerimaan PBB sebesar Rp. 6.035.266.399 atau 61

meningkat sebesar 7,83% dari tahun sebelumnya. Jika melihat dari tabel diatas, peningkatan terbesar ada pada tahun 2010. Hal ini terjadi karena ketetapan dan target PBB pada tahun 2010 juga meningkat paling tinggi jika dibandingkan dengan tahuntahun yang lain. IV.3 Analisis Tingkat Pencapaian Realisasi Penerimaan PBB Kecamatan Pondok Aren Tercapai atau tidaknya suatu target dilihat dari realisasi yang didapat dibandingkan dengan target yang telah ditentukan. Jika realisasi sama atau bahkan melebihi target, maka target tersebut telah tercapai. Sedangkan jika realisasi masih dibawah target, maka target tersebut belum tercapai. Maka dari itu untuk menghitung besarnya pencapaian yang telah didapat, maka digunakanlah perhitungan sebagai berikut: -Tahun X: -Tahun 2008: Berdasarkan data pada tabel 2 dan 3 diatas diperoleh perhitungan: -Tahun 2009: 62

-Tahun 2010: Tabel 4.4: Tingkat Pencapaian target Kecamatan Pondok Aren Tahun Rencana penerimaan (Rp) Realisasi (Rp) Tingkat penerimaan (%) 2008 8.525.954.787 5.383.537.772 63,14 2009 9.753.178.138 5.596.827.145 57,38 2010 11.346.633.237 6.035.266.399 53,19 Sumber: Kantor kecamatan Pondok Aren, diolah Dari hitungan yang diperjelas dalam tabel diatas, terlihat bahwa tingkat pencapaian realisasi pada tahun 2008 sebesar 63,14%. Padahal tahun 2008 rencana penerimaan sebesar Rp.,- sedangkan realisasi penerimaan sebesar Rp.,-. Hal ini berarti tingkat realisasi pada tahun 2008 tidak mencapai target atau rencana penerimaan yang telah ditentukan. Sedangkan untuk tahun 2009 tingkat pencapaian realisasi hanya sebesar 57,38% atau menurun sebanyak 5,76% dari tahun 2008. Rencana penerimaan pada tahun 2009 sebesar Rp. sebesar Rp.,-. Sedangkan realisasi penerimaannya hanya,-. Pada tahun ini jelas menunjukan bahwa tingkat realisasi tidak mencapai rencana penerimaan yang telah ditetapkan. Pada tahun 2010 terlihat bahwa tingkat pencapaian semakin menurun. Hal ini terlihat dari pencapaian pada tahun 2010 hanya sebesar 53,19% atau menurun sebanyak 4,19% dari tahun sebelumnya dan sebanyak 9,95% dari tahun 2008. Rencana penerimaan pada tahun 2010 sebesar Rp.,- sedangkan 63

realisasinya hanya sebesar Rp.,-. Tingkat pencapaian pada tahun 2010 semakin jauh dari rencana penerimaan yang telah ditetapkan. Dari tiga tahun tersebut mengindikasikan bahwa adanya penurunan tingkat pencapaian dari tahun ke tahun walaupun secara nominal, realisasi semakin tinggi. Hal ini terjadi karena walaupun banyaknya potensi penerimaan dari sektor PBB, namun kesadaran wajib pajak masih kurang untuk membayar PBB. Selain itu, adanya NOP ganda menyebabkan reaslisasi menjadi kecil, hal lain yang turut menyumbang kecilnya tingkat pencapaian penerimaan PBB adalah mekanisme penyampaian SPPT yang tidak bagus sehingga wajib pajak tidak mendapat SPPT. Pada kecamatan ini juga tidak adanya surat tagihan sehingga wajib pajak yang menunggak PBB selama bertahun-tahun tidak kena peringatan apapun. Wajib pajak yang membayar PBB biasanya yang memang dari tahun-tahun sebelumnya selalu taat membayar pajak. Sedangkan untuk yang diperkirakan sebagai potensi, masih belum semuanya taat membayar PBB. IV.4 Analisis Rencana Penerimaan dan Pencapaian Realisasi Penerimaan Perkelurahan Setiap kecamatan terdiri dari beberapa kelurahan. Kelurahan inilah yang menjadi tempat terakhir bagi pemerintah daerah untuk mengatur rakyat yang selanjutnya diteruskan kepada rakyat melalui RT/RW. Di kecamatan Pondok Aren terdapat 11 kelurahan yang masing-masing mempunyai target atau rencana penerimaan dan realisasi penerimaan PBB berbeda-beda. Berikut ini disampaikan mengenai rencana penerimaan dan realisasi PBB pada setiap kelurahan. 64

Tabel 4.5: Rencana Penerimaan PBB setiap kelurahan pada Kecamatan Pondok Aren No Kelurahan 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) 1 PD. Betung 824.841.813 933.042.974 1.051.997.362 2 PD. Karya 1.122.544.800 1.281.423.941 1.437.538.765 3 PD.KC. Timur 691.067.626 813.539.013 955.987.287 4 JurBar 950.015.024 1.031.523.894 1.151.129.226 5 PD.KC.Barat 510.355.705 592.580.371 693.781.487 6 PD.Aren 537.422.756 626.203.322 776.543.288 7 Jurtim 1.006.853.494 1.162.496.806 1.318.071.460 8 PD.Pucung 1.579.030.203 1.773.089.786 1.851.979.824 9 PD.Jaya 430.619.921 464.166.153 548.180.344 10 Parigi Baru 274.751.594 330.709.095 425.025.692 11 Parigi 598.451.850 744.402.783 1.136.398.502 jumlah 8.525.954.787 9.753.178.138 11.346.633.237 Sumber: Kantor Kecamatan Pondok Aren Tabel 4.6: Realisasi Penerimaan PBB setiap Kelurahan pada Kecamatan Pondok Aren No Kelurahan 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) 1 PD. Betung 595.361.602 662.623.680 677.456.470 2 PD. Karya 783.346.554 778.269.124 828.375.231 3 PD.KC. Timur 426.714.989 426.344.903 474.024.914 4 JurBar 692.187.277 608.110.389 623.379.376 5 PD.KC.Barat 276.510.900 299.161.640 322.477.056 6 PD.Aren 341.295.721 353.638.185 363.603.712 7 Jurtim 567.574.208 662.735.889 744.972.816 8 PD.Pucung 1.069.579.318 1.123.517.777 1.144.425.088 9 PD.Jaya 213.172.522 201.953.607 288.207.402 10 Parigi Baru 130.289.928 141.723.741 182.381.027 11 Parigi 287.504.753 338.748.210 385.963.307 jumlah 5.383.537.772 5.596.827.145 6.035.266.399 Sumber: Kantor Kecamatan Pondok Aren 65

IV.4.1 Analisis Rencana Penerimaan dan Pencapaian Realisasi Penerimaan tabel berikut: Kelurahan Pondok Betung pada kelurahan Pondok Betung, data rencana peneriman PBB terlihat pada Tabel 4.7: Rencana Penerimaan PBB Kelurahan Pondok Betung Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Peningkatan (%) 2008 824.841.813 14,21 2009 933.042.974 13,12 2010 1.051.997.362 12,75 Sumber: Kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah rencana penerimaan PBB mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 rencana penerimaan sebesar Rp. 824.841.813,-. Sedangkan Tahun 2009 rencana penerimaan sebesar Rp. 933.042.974,- (naik 13,12%) dan pada Tahun 2010 rencana penerimaan sebesar Rp. 1.051.997.362 (naik 12,75%). Peningkatan rencana penerimaan ini mengikuti dari peningkatan ketetapan yang ada, yaitu sebesar 80% dari ketetapan direncanakan dapat diterima. Pada kelurahan pondok betung ada beberapa kawasan yang tadinya lahan kosong mulai dibangun rumah-rumah kelas menengah bawah sehingga disimpulkan dapat menambah jumlah pendapatan dari sektor PBB. 66

Tabel 4.8: Realisasi Penerimaan PBB Kelurahan Pondok Betung Tahun Realisasi (Rp) Peningkatan (%) 2008 Rp595.361.602 5,53 2009 Rp662.623.680 11,30 2010 Rp667.456.470 0,73 Sumber: Kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa realisasi penerimaan PBB mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun dilihat dari peningkatannya, antara realisasi dengan rencana penerimaanya masih jauh berbeda. Dari tabel terlihat adanya peningkatan realisasi penerimaan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 realisasi penerimaan PBB sebesar Rp. 595.361.602,-. Sedangkan pada tahun 2009 realisasi penerimaan PBB sebesar Rp. 662.623.680,-. Hal ini menunjukan adanya peningkatan sebesar 11,30% dari tahun sebelumnya. Untuk tahun 2010 realiasasi penerimaan PBB sebesar Rp. 667.456.470,- atau hanya meningkat sebesar 0,73% dari tahun sebelumnya. Peningkatan yang sangat kecil ini terjadi karena walaupun potensi bertambah banyak, tetapi wajib pajak potensi yang membayar PBB tidak sebesar potensi yang diperkirakan sehingga hasil peningkatan pun sangat kecil. Untuk mengetahui besarnya pencapaian target, berdasarkan data pada tabel 7 dan 8 maka diperoleh hasil: 67

Tabel 4.9: Tingkat pencapaian Target PBB kelurahan Pondok Betung Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Realisasi (Rp) Tingkat Penerimaan (%) 2008 824.841.813 595.361.602 72,18 2009 933.042.974 662.623.680 71,02 2010 1.051.997.362 667.456.470 63,45 Sumber: kantor Kecamatan pondok Aren, diolah Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa dalam dua tahun pertama pencapaian target masih diatas 70% yaitu pada tahun 2008 sebesar 72,18% dan tahun 2009 sebesar 71,02%. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB cukup tinggi. Namun ditahun 2010, pencapaian rencana penerimaan hanya sebesar 63,45%. Penurunan yang cukup jauh ini disebabkan oleh kenaikan target yang tinggi namun tidak diimbangi oleh kenaikan kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB. Daerah ini karena banyaknya rumah baru dan masih kosong, menjadikan pemilik tidak membayar PBB sebagaimana mestinya. IV.4.2 Analisis Rencana Penerimaan dan Pencapaian Realisasi Penerimaan kelurahan Pondok karya Data rencana penerimaan PBB pada kelurahan Pondok Karya adalah: Tabel 4.10: Rencana Penerimaan PBB Kelurahan Pondok Karya Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Peningkatan (%) 2008 1.122.544.800 15,84 2009 1.281.423.941 14,15 2010 1.437.538.765 12,18 Sumber: kantor Kecamatan pondok Aren, diolah 68

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah rencana penerimaan PBB mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Namun kenaikan yang paling tinggi ada pada tahun 2009 yaitu sebesar 14,15% dimana pada tahun ini mulai berdirinya banyak ruko di jalan utama dan juga diikuti munculnya ruko-ruko pada tahun 2010 sehingga adanya kenaikan rencana penerimaann sebesar 12,18%. Selain itu, harga rumah di kompek kawasan ini juga mengalami kenaikan sehingga harga NJOP pun meningkat. Hal ini menjadikan potensi yang seharusnya diterima oleh pemerintah dari sektor PBB pada kawasan ini pun bertambah. Tabel 4.11: Realisasi Penerimaan PBB Kelurahan Pondok Karya Tahun Realisasi (Rp) Peningkatan (Rp) 2008 783.346.554 5,78 2009 778.269.124-0,65 2010 828.375.231 6,44 Sumber: kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa realisasi penerimaan pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 0,65% dibandingkan dengan 2008. hal ini terjadi karena minimnya sosialisasi pada warga dikawasan ini. Padahal jika dilihat pada tahun ini banyak ruko baru yang berdiri. Namun pada tahun 2010 dengan adanya sosialisasi, wajib pajak mulai membayar pajak dengan benar sehingga ada peningkatan dalam realisasi sebesar 6,44%. Untuk mengetahui besarnya pencapaian target, berdasarkan data pada tabel 10 dan 11 maka diperoleh hasil: 69

Tabel 4.12: Tingkat pencapaian Target PBB kelurahan Pondok Betung Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Realisasi (Rp) Tingkat Penerimaan (%) 2008 1.122.544.800 783.346.554 69,78 2009 1.281.423.941 778.269.124 60,73 2010 1.437.538.765 828.375.231 57,62 Sumber: kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah Dari tabel diatas terlihat bahwa tingkat pencapaian target menurun dari tahun ketahun. Namun penurunan yang terbesar adalah pada tahun 2009 yaitu sebesar 9,05%. Karena pada tahun ini muncul banyak ruko baru, namun karena usaha yang masih baru dan belum banyak pemasukan, maka pemilik ruko banyak yang belum membayar PBB sebagaimana mestinya. Dan pada tahun 2010, walaupun mengalami penurunan pencapaian target karena ditahun ini juga banyak muncul ruko baru yang para pemiliknya tidak membayar pajak sesuai kewajiban, namun secara nominal sudah mengalami peningkatan dengan adanya sosialisasi. IV.4.3 Analisis Rencana Penerimaan dan Pencapaian Realisasi Penerimaan Kelurahan Pondok Kacang Timur Berikut ini adalah data rencana penerimaan PBB pada kelurahan Pondok Kacang Timur: Tabel 4.13: Rencana Penerimaan PBB Kelurahan Pondok Kacang Timur Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Peningkatan (Rp) 2008 691.067.626 16,92 2009 813.539.013 17,72 2010 955.987.287 17,51 Sumber: kantor Kecamatan pondok Aren, diolah 70

Dari tabel diatas terlihat bahwa kenaikan rencana penerimaan PBB pada kelurahan Pondok Kacang Timur pada tahun 2009 dan 2010 hampir sama yaitu 17,72% dan 17,51%. Hal ini terjadi karena kenaikan NJOP pada kawasan ini konsisten. Daerah Pondok Kacang Timur berupa kawasan pemukiman non perumahan yang disektarnya mulai dibangun sarana dan prasarana ke bintaro jaya. Tabel 4.14: Realisasi Penerimaan PBB Kelurahan Pondok Kacang Timur Tahun Realisasi (Rp) Peningkatan (%) 2008 426.714.989 5,21 2009 426.344.903-0,09 2010 474.024.914 11,18 Sumber: kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa realisasi penerimaan pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 0,09% dibandingkan dengan 2008. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar wajib pajak yang membayar PBB hanyalah yang sebelumnya memang taat membayar PBB dan banyak pula yang belum membayar PBB hingga batas akhir. Namun pada tahun 2010 ada peningkatan realisasi yang disebabkan oleh adanya kesadaran wajib pajak yang serta jumlah pajak yang dibayarkan perwajib pajak memang meningkat karena kenaikan NJOP. Untuk mengetahui besarnya pencapaian target, berdasarkan data pada tabel 13 dan 14 diatas diperoleh perhitungan: 71

Tabel 4.15: Tingkat pencapaian Target PBB kelurahan Kacang Timur Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Realisasi (Rp) Tingkat Penerimaan (%) 2008 691.067.626 426.714.989 61,75 2009 813.539.013 426.344.903 52,41 2010 955.987.287 474.024.914 49,58 Sumber: kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah Dari tabel diatas terlihat bahwa pencapaian target tertinggi adalah tahun 2008 dimana mencapai angka 61,75% dan kemudian turun drastis menjadi 52,41% pada tahun 2009. Penurunan yang tinggi ini disebabkan oleh kesadaran wajib pajak yang sangat minim mengingat ajakan mengenai pentingnya membayar pajak bumi dan bangunan pada kawasan ini kurang. iklan berupa poster dan spanduk PBB lebih diarahkan ke kawasan komplek perumahan di kelurahan lain. Namun pada tahun 2010 beberapa poster dan spanduk PBB mulai ada dikawasan ini sehingga dapat mengingatkan wajib pajak untuk membayar PBB. Hal ini menjadikan adanya peningkatan realisasi yang cukup tinggi walaupun jika dibandingkan dengan target mengalami penurunan, namun tidak sebanyak 2009. IV.4.4 Analisis Rencana Penerimaan dan Pencapaian Realisasi Penerimaan Kelurahan Jurang Mangu Barat Jurang Mangu Barat merupakan kawasan yang berada dijalur utama Ceger Raya dan terdapat banyak perumahan. Berikut ini adalah data rencana penerimaan PBB pada kelurahan Jurang Mangu Barat: 72

Tabel 4.16: Rencana Penerimaan PBB Kelurahan Jurang Mangu Barat Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Peningkatan (%) 2008 950.015.024 7,71 2009 1.031.523.894 8,58 2010 1.151.129.226 11,60 Sumber: kantor Kecamatan pondok Aren, diolah Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa peningkatan rencana penerimaan PBB pada tahun 2010 yaitu 11,60% lebih tinggi dari pada tahun 2009 yang hanya 8,58%. Hal ini disebabkan karena kondisi jalan dikawasan ini pada akhir tahun 2008 ada pembetonan namun sempat terhenti dan pada akhir tahun 2009 telah selesai pembetonan sehingga akses yang mudah dari kawasan lain menyebabkan banyaknya pengusaha mendirikan ruko di kawasan jalan utama ceger ini. Hal ini menyebabkan aktifitas kawasan ini meningkat sehingga harga jual rumah dan tanah juga meningkat yang menyebabkan NJOP pun naik. Tabel 4.17: Realisasi Penerimaan PBB Kelurahan Jurang Mangu Barat Tahun Realisasi (Rp) Peningkatan (%) 2008 692.187.277 3,58 2009 608.110.389-12,15 2010 623.379.376 2,51 Sumber: kantor Kecamatan Pondok Aren Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa adanya penurunan yang sangat jauh pada realisasi penerimaan 2009 dibandingkan dengan 2008. Yaitu turun 12,15%. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan hal ini disebabkan oleh rendahnya minat wajib pajak membayar PBB. Penyebabnya adalah 73

jalan yang tak kunjung selesai dibeton pada tahun 2009 membuat wajib pajak bertanya-tanya apakah pajak yang mereka bayarkan digunakan dengan semestinya oleh pihak yang berwenang. Namun pada tahun 2010 dengan sesesainya pembetonan jalan, minar beberapa wajib pajak bertambah sehingga membayar pajak dengan benar, Untuk mengetahui besarnya pencapaian target, berdasarkan data pada tabel 16 dan 17 diatas diperoleh hasil: Tabel 4.18: Tingkat pencapaian Target PBB kelurahan Jurang Mangu Barat Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Realisasi (Rp) Tingkat Penerimaan (%) 2008 950.015.024 692.187.277 72,86 2009 1.031.523.894 608.110.389 58,95 2010 1.151.129.226 623.379.376 54,15 Sumber: Kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 sebenarnya target telah tercapai diatas70%. Namun karena adanya masalah pembetonan jalan maka minat masyarakat membayar PBB pun jauh berkurang pada tahun 2009 sehingga menyebabkan merosotnya pencapaian target yang hanya 59,95%. namun pada awal 2010 dimana telah selesainya pembetonan, walaupun pencapaian masih merosot, namun tidak sedrastis penurunan pada 2009. Merosotnya pencapaian karena banyak ruko baru yang berdiri, belum membayar pajak sebagaimana mestinya. 74

IV.4.5 Analisis Rencana Penerimaan dan Pencapaian Realisasi Penerimaan Kelurahan Pondok Kacang Barat Data rencana penerimaan pada kelurahan Pondok Kacang barat dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.19: Rencana Penerimaan PBB Kelurahan Pondok Kacang Barat Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Peningkatan (%) 2008 510.355.705 15,87 2009 592.580.371 16,11 2010 693.781.487 17,08 Sumber: kantor Kecamatan pondok Aren, diolah dari tabel diatas terlihat bahwa rencana kenaikan relatif stabil yaitu pada tahun 2009 sebesar 16,11% dan tahun 2010 sebesar 17,08%. Hal ini terjadi karena peningkatan perkembangan dikawasan ini yang stabil sehingga menyebabkan kenaikan harga tanah dan bangunan yang relatif sama pertahunnya. Dengan demikian NJOP pada kawasan ini meningkat sehingga menyebabkan rencana penerimaan dari PBB juga meningkat. Tabel 4.20: Realisasi Penerimaan PBB Kelurahan Pondok Kacang Barat Tahun Realisasi (Rp) Peningkatan (%) 2008 276.510.900 8,23 2009 299.161.640 8,19 2010 322.477.056 7,79 Sumber: kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah Berdasarkan data realisasi diatas, terlihat bahwa peningkatan yang cukup stabil pada tahun 2009 dan 2010. Yaitu 8,19%% dan 7,79%. Walaupun ada 75

kecenderungan menurun, namun tidak signifikan. Hal ini terjadi karena memang jumlah PBB yang harus dibayar oleh setiap wajib pajaknya meningkat dan terdapat beberapa pamflet dikawasan ini yang mengingatkan warga untuk segera melunasi PBBnya. Untuk mengetahui besarnya pencapaian target, berdasarkan data pada tabel 19 dan 20 diatas diperoleh hasil: Tabel 4.21: Tingkat pencapaian Target PBB kelurahan Pondok Kacang Barat Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Realisasi (Rp) Tingkat Realisasi (%) 2008 510.355.705 276.510.900 54,18 2009 592.580.371 299.161.640 50,48 2010 693.781.487 322.477.056 46,48 Sumber: Kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah Pada tabel diatas terlihat bahwa pencapaian target di kelurahan ini sangat minim. Paling tinggi selama tiga tahun berturut-turut hanya 54,18% pada tahun 2008 dan semakin menurun menjadi 50,48% pada 2009 dan 46,48% pada 2010. Walaupun pada kawasan sudah dipasang pamfet berupa ajakan untuk membayar PBB, namun hanya berhasil mengingatkan sebagian wajib pajak untuk membayar dengan benar. Tingkat kesadaran wajib pajak yang rendah akan pentingnya membayar PBB membuat pencapaian realisasi PBB pada kawasan ini rendah. IV.4.6 Analisis Rencana Penerimaan dan Pencapaian Realisasi Penerimaan Kelurahan Pondok Aren Nama dari kelurahan ini merupakan kawasan yang bernama Pondok Aren yang akhirnya juga dijadikan nama kecamatan. Adapun data rencana penerimaan 76

PBB kelurahan ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.22: Rencana Penerimaan PBB Kelurahan Pondok Aren Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Peningkatan (%) 2008 537.422.756 15,72 2009 626.203.322 16,52 2010 776.543.288 24,01 Sumber: kantor Kecamatan pondok Aren, diolah Dari tabel diatas terlihat bahwa rencana kenaikan penerimaan dikawasan ini cukup tinggi yaitu 16,52% pada tahun 2009 dan 24,01% pada tahun 2010. Hal ini terjadi karena kawasan yang akses jalannya menyambung dengan kelurahan Jurang Mangu Barat ini tergolong ramai. Walaupun kawasan ini bukan berupa komplek perumahan, namun toko-toko yang berderet disepanjang jalan ini membuat kawasan ini semakin berkembang. Sama halnya dengan kelurahan Jurang Mangu Barat, dengan adanya pembetonan dikawasan ini membuat akses semakin mudah dan hal ini membuat nilai pasar dikawasan tersebut melonjak. Tabel 4.23: Realisasi Penerimaan PBB Kelurahan Pondok Aren Tahun Realisasi Peningkatan 2008 341.295.721 3,84 2009 353.638.185 3,62 2010 363.603.712 2,82 Sumber: kantor Kecamatan Pondok Aren Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa realisasi penerimaan hanya meingkat sangat sedikit setiap tahunnya. Yaitu 3,62% dan 2,82% pada tahun 2009 dan 2010. Sama seperti pada kelurahan Jurang Mangu Barat yang terkendala dengan 77

pembetonan yang tak kunjung selesai, kelurahan Pondok Aren pun mengalami hal tersebut. Hal ini menjadikan minat wajib pajak untuk membayar pajak rendah karena fasilitas umum yang seharusnya dibiayai dari pajak tak kunjung selesai. Untuk mengetahui besarnya pencapaian target, berdasarkan data pada tabel 22 dan 23 diatas diperoleh hasil: Tabel 4.24: Tingkat pencapaian Target PBB kelurahan Pondok Aren Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Realisasi (Rp) Tingkat Penerimaan (%) 2008 537.422.756 341.295.721 63,51 2009 626.203.322 353.638.185 56,47 2010 776.543.288 363.603.712 46,82 Sumber: kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah Pada tabel diatas terlihat bahwa pencapaian target dari tahun ke tahun semakin menurun. Tahun 2008 sudah mencapai angka 63,51% dan menurun menjadi 56,47% pada tahun 2009 hingga merosot menjadi 46,82% pada tahun 2010. Sama seperti kelurahan Jurang Mangu Barat, menurunnya pencapaian target karena proses pembetonan yang tak kunjung selesai. Namun pada kelurahan ini pembetonan terhenti lebih lama dan pada pertengahan 2010 baru selesai. Penyelesaian pembetonan terlebih dahulu menyelesaikan jalan dikawasan kelurahan Jurang Mangu Barat, baru kemudian menyelesaikan kawasan kelurahan Pondok Aren. Maka dari itu minat masyarakat semakin berkurang dalam membayar PBB. 78

IV.4.7 Analisis Rencana Penerimaan dan Pencapaian Realisasi Penerimaan Kelurahan Jurang Mangu Timur Jurang Mangu Timur merupakan kelurahan disisi timur yang akses jalan utamanya, yaitu jalan Ceger, menyambung dari kelurahan Pondok Aren dan Jurang Mangu barat. Adapun data rencana penerimaan PBB kelurahan ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.25: Rencana Penerimaan PBB Kelurahan Jurang Mangu Timur Tahun Rencana penerimaan (Rp) Peningkatan (%) 2008 1.006.853.494 16,35 2009 1.162.496.806 15,46 2010 1.318.071.460 13,38 Sumber: kantor Kecamatan pondok Aren, diolah Dari tabel diatas terlihat bahwa pada kelurahan ini rencana peningkatan penerimaan pada tahun 2009 sebesar 15,46% dan 2010 sebesar 13,38%. Berbeda dengan kelurahan lain yang pada kawasannya berdiri banyak ruko sehingga meningkatkan harga pasar, di kawasan ini pada tahun 2009 berdiri pasar tradisional yang besar dan didesain secara modern sehingga mendorong kemajuan ekonomi serta membuat kawasan ini semakin lengkap dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, adanya tanggul untuk mengatasi banjir yang sering melanda pun telah selesai. Hal ini membuat kawasan Jurang Mangu Timur diminati oleh banyak orang sehingga membuat nilai property dikawasan ini naik dan menjadikan NJOP naik. Tingkat rencana penerimaan yang diatas satu milyar pertahun disebabkan karena kawasan ini sebagian besar berupa komplek perumahan yang tentu saja NJOP-nya lebih tinggi dari pada pemukiman non komplek. Untuk akses jalan raya yang 79

menyambung dengan kelurahan Jurang Mangu Barat dan Pondok Aren, dikawasan ini tidak dibeton, melainkan hanya diaspal saja karena jalan dikawasan ini tidak cepat rusak. Tabel 4.26: Realisasi Penerimaan PBB Kelurahan Jurang Mangu Timur Tahun Realisasi (Rp) Peningkatan (%) 2008 567.574.208 19,95 2009 662.735.889 16,77 2010 744.972.816 12,41 Sumber: kantor Kecamatan Pondok Aren Berdasarkan tabel diatas, peningkatan realisasi pada tahun 2009 sudah diatas peningkatan perencanaan penerimaan yaitu sebesar 16,77% (rencana penerimaan 15,46%). Dan pada tahun 2010 tetap mengalami peningkatan walaupun tidak sebesar 2009 yaitu sebesar 16,77%. Hal ini terjadi karena pada tahun 2009 dimana sosialisasi yang gencar kepada masyarakat dalam hal PBB. Namun pada tahun 2010 upaya ini mengurang karena masyarakat dianggap telah patuh dalam membayar pajak. Ternyata terjadi penurunan peningkatan akibat mengurangnya sosialisasi PBB. Untuk mengetahui besarnya pencapaian target, berdasarkan data pada tabel 25 dan 26 diatas diperoleh hasil: Tabel 4.27: Tingkat pencapaian Target PBB kelurahan Jurang Mangu Timur Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Realisasi (Rp) Tingkat Penerimaan (%) 2008 1.006.853.494 567.574.208 56,37 2009 1.162.496.806 662.735.889 57,01 2010 1.318.071.460 744.972.816 56,52 Sumber: kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah 80

Pada hasil diatas terlihat bahwa pencapaian realisasi terhadap rencana penerimaan relatif stabil, berkisar antara 56-57%. Yaitu 56,37% pada 2008, 57,01% pada 2009 dan 56,52% pada 2010. Seperti yang telah diungkapkan dalam peningkatan realisasi, pada 2009 adanya sosialisasi yang gencar menyebabkan adanya peningkatan realisasi. Namun ternyata jika dilihat dengan rencana pendapatan, hanya meningkat sangat sedikit, tidak mencapai 1%. Dan pada 2010 dengan mengurangnya sosialisasi, ada penurunan yang juga tidak mencapai 1%. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa sosialisasi berpengaruh namun hanya sedikit dalam pencapaian terget dikelurahan ini. IV.4.8 Analisis Rencana Penerimaan dan Pencapaian Realisasi Penerimaan Kelurahan Pondok Pucung Pondok Pucung merupakan kelurahan yang kawasannya sebagian besar berupa kawasan elit perumahan Bintaro Jaya sektor 9. Adapun data rencana penerimaan PBB kelurahan ini adalah sebagai berikut Tabel 4.28: Rencana Penerimaan PBB Kelurahan Pondok Pucung Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Peningkatan (%) 2008 Rp 1.579.030.203 14,31 2009 Rp 1.773.089.786 12,29 2010 Rp 1.851.979.824 4,45 Sumber: kantor Kecamatan pondok Aren, diolah Dari tabel diatas, terlihat bahwa peningkatan penerimaan pada tahun 2009 sebesar 12,29% namun pada tahun 2010 hanya 4,45%. Hal ini terjadi karena kelurahan yang sangat ramai ini diperngaruhi oleh moda trasportasi kereta api dari 81

jakarta ke tangerang yang berhenti pada stasiun sudimara. Pada tahun 2008 akhir dengan adanya kereta ciujung ekonomi AC, bintaro membangun cluster-cluster baru dan memasang iklan dibanyak tempat yang menggambarkan mudahnya akses kekawasan tersebut. Hal ini menjadikan daerah yang ada stasiun semakin berkembang karena dikenal banyak orang serta harga jualnya naik karena mudahnya akses ke kawasan ini. Tentu saja NJOP mengikuti harga pasar yang berkembang sehingga naik pula. Namun ditahun 2010 peningkatan rencana penerimaan yang sedikit dikarenakan sudah penuhnya kawasan ini sehingga terkesan jenuh dan tak ada lagi lonjakan yang tinggi. Tabel 4.29: Realisasi Penerimaan PBB Kelurahan Pondok Pucung Tahun Realisasi (Rp) Peningkatan (%) 2008 1.069.579.318 3,59 2009 1.123.517.777 5,04 2010 1.144.425.088 1,86 Sumber: kantor Kecamatan Pondok Aren Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa realisasi penerimaan mengalami peningkatan yang sangat sedikit. Pada tahun 2009 hanya meningkat 5,04% dan pada tahun 2010 hanya 1,86%. Meningkatnya realisasi yang sangat sedikit ini karena walaupun potensi penerimaan PBB yang besar karena adanya moda transportasi kereta, namun tidak diimbangi peningkatan kesadaran masyarakat dalam membayar PBB. Hal ini terjadi karena memang warga komplek yang lebih individualis dan cenderung sibuk dengan kegiatan masing-masing sehingga sulit dilakukan penyuluhan. untuk pamflet mengenai PBB memang sudah diletakan pada beberapa 82

lokasi. Namun hal ini tidak begitu berpengaruh pada ketaatan pembayaran PBB yang dilakukan oleh warga. Untuk mengetahui besarnya pencapaian target, berdasarkan data pada tabel 28 dan 29 diatas diperoleh hasil: Tabel 4.30: Tingkat pencapaian Target PBB kelurahan Pondok Pucung Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Realisasi (Rp) Tingkat Penerimaan (%) 2008 1.579.030.203 1.069.579.318 67,74 2009 1.773.089.786 1.123.517.777 63,36 2010 1.851.979.824 1.144.425.088 61,79 Sumber: Kecamatan Pondok Aren, diolah Dalam tabel diatas terlihat bahwa tiap tahun mengalami penurunan dalam pencapaian realisasi target. Dari tahun 2008 sebesar 67,64%, 2009 menjadi 63,36%, dan 2010 yang semakin menurun menjadi 61,79%. Seperti yang telah dijelaskan pada peningkatan realisasi, hal ini terjadi karena walaupun potensi penerimaan PBB yang besar pada 2009, namun tidak diimbangi oleh kesadaran wajib pajak dalam membayarnya, bahkan cenderung menurun. Sosialisasi yang minim menyebabkan hal ini terjadi. IV.4.9 Analisis Rencana Penerimaan dan Pencapaian Realisasi Penerimaan Kelurahan Pondok Jaya Pondok Jaya merupakan kelurahan yang terdiri dari berbagai segmen masyarakat. Mulai dari komplek elite bintaro sektor 6 sampai 8 maupun kawasan perkampungan. Adapun data rencana penerimaan PBB kelurahan ini adalah sebagai berikut: 83

Tabel 4.31: Rencana Penerimaan PBB Kelurahan Pondok Jaya Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Peningkatan (%) 2008 430.619.921 8,74 2009 464.166.153 7,79 2010 548.180.344 18,10 Sumber: kantor Kecamatan pondok Aren, diolah Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa rencana penerimaan tahun 2009 bertambah sebesar 7,79% dan pada 2010 meningkat drastis menjadi 18.10%. peningkatan pada tahun 2009 disebabkan oleh sebagian lahan yang tadinya kosong, kini mulai dimanfaatkan menjadi ruko dijalan bulevard yang mencakup kawasan CBD. Namun pada akhir 2009 bintaro menyelesaikan cluster-cluster baru yang menjadikan kawasan yang tadinya berupa perkampungan, berubah menjadi kawasan elite. Hal ini menyebabkan NJOP berubah sehingga rencana penerimaan/target pun melonjak. Tabel 4.32: Realisasi Penerimaan PBB Kelurahan Pondok Jaya Tahun Realisasi (Rp) peningkatan (%) 2008 213.172.522 3,41 2009 201.953.607-5,26 2010 288.207.402 42,71 Sumber: kantor Kecamatan Pondok Aren Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa realisasi pada tahun 2009 menurun sebesar 5,26% dibandingkan dengan tahun 2008. Hal ini terjadi karena penyampaian SPPT dari kelurahan banyak yang tidak mencapai wajib pajak. SPPT yang sudah berada di kelurahan, kemudian diambil oleh RT yang selanjutnya dibagikan ke wajib 84

pajak. Namun didaerah ini adapula RT yang tidak menyampaikan SPPT kepada wajib pajaknya dengan berbagai alasan seperti terselip. Adapula wajib pajak yang ternyata harus mengambil SPPTnya sendiri ke kelurahan. Hal ini menyebabkan hambatan yang besar bagi kelancaran penerimaan PBB. Namun pada tahun 2010 dengan adanya penyuluhan dari kecamatan, maka mekanisme penyampaian SPPT pada kelurahan ini menjadi lebih baik dan menghasilkan peningkatan yang tinggi yaitu sebesar 42,71% dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk mengetahui besarnya pencapaian target, berdasarkan data pada tabel 31 dan 32 diatas diperoleh hasil: Tabel 4.33: Tingkat pencapaian Target PBB kelurahan Pondok Jaya Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Realisasi (Rp) Peningkatan (%) 2008 430.619.921 213.172.522 49,50 2009 464.166.153 201.953.607 43,51 2010 548.180.344 288.207.402 52,58 Sumber: Kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah Dalam tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2008 pencapaian target mendekati 50% yaitu 49,50%, namun turun menjadi 43,51% dan kembali naik menjadi 52,59%. Hal ini terjadi karena pada tahun 2009 memang mekanisme penyampaian SPPT yang buruk menjadi kendala dalam merealisasikan penerimaan. Sedangkan dengan adanya penyuluhan bagi petugas PBB di tingkat kelurahan serta penyuluhan bagi RT, kembali meiningkat drastis. Namun hal ini menunjukan bahwa kurangnya kesadaran wajib pajak pada daerah ini untuk membayar pajak dengan benar sehingga target yang diharapkan tidak tercapai. Salah satu hal yang meyebabkan wajib pajak tidak taat membayar pajak adalah karena tidak adanya 85

sanksi yang tegas jika menunggak pajak. Tidak ada surat teguran kepada wajib pajak yang menunggak, maupun pemberitahuan lisan dari RT setempat untuk membayar PBB.menyebabkan wajib pajak tidak membayar PBB sebagaimana mestinya IV.4.10 Analisis Rencana Penerimaan dan Pencapaian Realisasi Penerimaan Kelurahan Parigi Baru Parigi Baru merupakan kawasan pecahan dari kelurahan Parigi. Karena semakin berkembangnya kawasan ini, maka dipecah menjadi Parigi dan parigi Baru. Adapun data rencana penerimaan PBB kelurahan Parigi Baru adalah sebagai berikut: Tabel 4.34: Rencana Penerimaan PBB Kelurahan Parigi Baru Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Peningkatan (%) 2008 274.751.594 25,64 2009 330.709.095 20,37 2010 425.025.692 28,52 Sumber: kantor Kecamatan pondok Aren, diolah Dari Tabel diatas terlihat bahwa kelurahan Parigi Baru mengalami peningkatan perencanaan yang cukup tinggi. Yaitu 20,37% pada tahun 2009 dan 28,52% pada tahun 2010. Hal ini terjadi karena kawasan yang sejak sekian lama banyak berupa lahan kosong, mulai tahun 2008 hingga saat ini dikembangkan oleh Bintaro Jaya menjadi komplek perumahan, yaitu Graha Bintaro. Kawasan didaerah ini bahkan menjadi lokasi yang dijadikan komoditas utama dalam berjualan property. Hal ini terlihat dari setiap iklan yang dipasang oleh bintaro jaya selalu mengiklankan mengenai kawasan ini. 86

Tabel 35: Realisasi Penerimaan PBB Kelurahan Parigi Baru Tahun Realisasi (Rp) Peningkatan (%) 2008 130.289.928 7,73 2009 141.723.741 8,78 2010 182.381.027 28,69 Sumber: kantor Kecamatan Pondok Aren Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa realisasi dikelurahan ini pada tahun 2009 hanya meningkat sebanyak 8,78% yang berarti masih jauh dari peningkatan rencana penerimaan. Namun pada tahun 2010 terjadi peningkatan yang sangat tinggi yaitu 28,69% dari tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena pada tahun 2009 memang belum banyak warga komplek yang tinggal dikawasan ini. Hanya sekedar membeli rumah namun belum ditinggali. Hal ini meyebabkan pembayaran PBB menjadi terganggu karena penyampaian SPPT yang akan disampaikan dari kelurahan kepada wajib pajak juga terganggu karena wajib pajak tidak tinggal di rumah daerah tersebut. Namun pada tahun 2010 sudah mulai banyak warga yang tinggal dirumah yang telah dibelinya dikawasan ini. Hal ini menjadikan SPPT banyak yang diterima oleh wajib pajak sehingga pembayaran PBB dari wajib pajak pun meningkat. Untuk mengetahui besarnya pencapaian target, berdasarkan data pada tabel 34 dan 35 diatas diperoleh hasil: Tabel 4.36: Tingkat pencapaian Target PBB kelurahan Parigi Baru Tahun Rencana penerimaan (Rp) Realisasi (Rp) Tingkat penerimaan (%) 2008 274.751.594 130.289.928 47,42 2009 330.709.095 141.723.741 42,85 2010 425.025.692 182.381.027 42,91 Sumber: Kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah 87

Dalam tabel diatas terjadi poenurunan dalam pencapaian penerimaan dari tahun 2008 yang 47,42% ke tahun 2009 yang hanya 42,85%. Namun sedikit meningkat menjadi 42,91% pada tahun 2010. Penurunan pada tahun 2009 disebabkan oleh target yang meningkat namun tidak diimbangi oleh realisasi yang meningkat sebesar target. Hal ini terjadi karena pada tahun ini memang belum banyak warga yang tinggal dikomplek kawasan ini walaupun sudah membeli rumah dikawasan ini. Sehingga warga tidak membayar PBB sesuai dengan yang seharusnya. Namun pada tahun 2010 dengan mulai banyaknya warga yang tinggal dikawasan ini, pembayaran PBB pun menjadi meningkat walaupun hanya sedikit. Karena berupa kawasan pemukiman baru, maka sosialisasi PBB dikawasan ini pun masih minim. IV.4.11 Analisis Rencana Penerimaan dan Pencapaian Realisasi Penerimaan Kelurahan Parigi Parigi merupakan kelurahan yang terdiri dari komplek perumahan serta perkampungan. Dikawasan ini juga terdapat sekolah internasional. Namun kawasan masih terdapat banyak lahan kosong sepeti pada kelurahan Parigi Baru Adapun data rencana penerimaan PBB kelurahan Parigi Baru adalah sebagai berikut : Tabel 4.37: Rencana Penerimaan PBB Kelurahan Parigi Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Peningkatan (%) 2008 598.451.850 11,06 2009 744.402.783 24,39 2010 1.136.398.502 52,66 Sumber: kantor Kecamatan pondok Aren, diolah 88

Dari Tabel diatas terlihat bahwa kelurahan Parigi mengalami peningkatan perencanaan yang sangat tinggi. Yaitu 24,39% pada tahun 2009 dan 52,66% pada tahun 2010. Sama seperti kelurahan Parigi Baru, pada kelurahan ini pun tadinya memilikai banyak lahan kosong yang tidak dimanfaatkan. Namun pada tahun 2008 oleh Bintaro Jaya kawasan ini dikembangkan menjadi perumahan komersil yang tentu saja nilai ekonomisnya meningkat dari lahan kosong. Pada tahun 2008 muncul banyak rumah kelas menengah dan pada akhir 2009 kawasan ini sudah banyak menjadi komplek walaupun masih sepi karena belum banyak yang tinggal di komplek tersebut. Hal inilah yang membuat rencana penerimaan PBB dikawasan ini meningkat sangat tinggi. Selain itu, di kelurahan ini juga terdapat SPPT ganda sehingga berperan juga meningkatkan ketetapan namun kenyataannya peningkatan itu tidak benar. Tabel 4.38: Realisasi Penerimaan PBB Kelurahan Parigi Tahun Realisasi (Rp) Peningkatan (%) 2008 287.504.753 2009 338.748.210 17,82 2010 385.963.307 13,94 Sumber: kantor Kecamatan Pondok Aren Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa peningkatan realisasi tidak sebanyak rencana penerimaan. Pada tahun 2009 hanya meningkat 17,82% sedangkan pada tahun 2010 hanya 13,94%. Hal ini terjadi karena selain NJOP yang terus naik sehingga menyebabkan jumlah pembayaran PBB per wajib pajak meningkat, juga 89

sebagian warga komplek baru yang sudah tinggal di komplek tersebut, sudah membayar PBB dengan benar. Untuk mengetahui besarnya pencapaian target, berdasarkan data pada tabel 37 dan 38 diatas diperoleh perhitungan: Tabel 39: Tingkat pencapaian Target PBB kelurahan Parigi Tahun Rencana Penerimaan (Rp) Realisasi (Rp) Tingkat Realisasi (%) 2008 598.451.850 287.504.753 48,04 2009 744.402.783 338.748.210 45,51 2010 1.136.398.502 385.963.307 33,96 Sumber: Kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah Dari tabel diatas, terlihat bahwa pencapaian penerimaan PBB pada kelurahan ini sangat kecil dan terus menurun. Mulai dari tahun 2008 yang 48,04%, tahun 2009 turun menjadi 45,51% dan tahun 2010 yang hanya 33,96%. Hal ini terjadi karena potensi yang ada tidak diimbangi dengan penerimaan yang sesuai dengan perkembangan potensi. Untuk warga komplek baru, karena masih banyak yang belum tinggal disana, penyampaian SPPT menjadi terhambat karena tidak sampai kepada wajib pajak. Sedangkan untuk warga non komplek, kesadaran untuk membayar PBB masih rendah berhubung sosialisasi yang juga minim, serta menganggap PBB kurang penting. IV.5 Analisis Pencapaian Realisasi PBB Tertinggi dan Terendah pada kelurahan yang berada di Kecamatan Pondok Aren Untuk Kelurahan dengan tingkat pencapaian PBB tertinggi dan terendah tahun 2008, dapat terlihat pada tabel berikut: 90

Tabel 4.40: Pencapaian Target Seluruh kelurahan Pada Kecamatan Pondok Aren Tahun 2008 No Kelurahan Target (Rp) Realisasi (Rp) Pencapaian Target (%) 1 JurBar 950.015.024 692.187.277 72,86% 2 PD. Betung 824.841.813 595.361.602 72,18% 3 PD. Karya 1.122.544.800 783.346.554 69,78% 4 PD.Pucung 1.579.030.203 1.069.579.318 67,74% 5 PD.Aren 537.422.756 341.295.721 63,51% PD.KC. 6 Timur 691.067.626 426.714.989 61,75% 7 Jurtim 1.006.853.494 567.574.208 56,37% 8 PD.KC.Barat 510.355.705 276.510.900 54,18% 9 PD.Jaya 430.619.921 213.172.522 49,50% 10 Parigi 598.451.850 287.504.753 48,04% 11 Parigi Baru 274.751.594 130.289.928 47,42% Sumber: Kantor Kecamatan Pondok Aren, diolah Pada Tahun ini terlihat bahwa Kelurahan Jurangmangu Barat menempati posisi tertinggi dalam pencapaian target. Hal ini terjadi karena memang kawasan Jurangmangu Barat yang sebagian besar Berupa Komplek Perumahan sehingga ratarata para wajib pajaknya telah membayar dengan baik untuk tahun ini. Sama seperti kelurahan lain yang pencapaian targetnya cukup tinggi, kelurahan-kelurahan tersebut sebagian besar kawasannya berupa komplek perumahan. hal ini dikarenakan juga oleh pendidikan dan kesadaran warga komplek yang rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan warga yang bukan berada pada komplek perumahan. Sedangkan Kelurahan Parigi Baru menempati posisi terbawah. Hal ini terjadi karena pada kelurahan ini masih terdapat banyak rumah kosong. Walaupun sudah dibangun dan ada pemiliknya, namun pemilik belum tinggal dirumah daerah tersebut. Hal ini menjadikan kawasan ini masih sepi walaupun rumah-rumahnya sudah ada. 91

Dengan banyak yang belum tinggal pemilik rumah dikawasan ini, Sehingga menyebabkan realisasi pun tidak sesuai target karena pemilik baru tidak mendapat SPPT dan tidak membayar PBB untuk rumah baru ini. Sedangkan untuk Kelurahan dengan tingkat Pencapaian tertinggi dan terendah tahun 2009 dapat dilihat di tabel berikut ini: Tabel 4.41: Pencapaian Target Seluruh kelurahan Pada Kecamatan Pondok Aren Tahun 2009 Pencapaian No Kelurahan Target (Rp) Realisasi (Rp) Target (%) 1 PD. Betung 933.042.974 662.623.680 71,02 2 PD.Pucung 1.773.089.786 1.123.517.777 63,36 3 PD. Karya 1.281.423.941 778.269.124 60,73 4 JurBar 1.031.523.894 608.110.389 58,95 5 Jurtim 1.162.496.806 662.735.889 57,01 6 PD.Aren 626.203.322 353.638.185 56,47 PD.KC. 7 Timur 813.539.013 426.344.903 52,41 8 PD.KC.Barat 592.580.371 299.161.640 50,48 9 Parigi 744.402.783 338.748.210 45,51 10 PD.Jaya 464.166.153 201.953.607 43,51 11 Parigi Baru 330.709.095 141.723.741 42,85 Sumber: Kantor Kecamatan pondok Aren, diolah Pada Tahun ini, Pondok Betung menempati posisi pertama dalam tingkat pencapaian target. Hal ini terjadi karena memang kesadaran wajib pajak pada kelurahan ini tergolong tinggi. Terlihat dari tahun sebelumnya yang sudah menempati posisi kedua. Walaupun kawasan ini bukan berupa perumahan elit, namun dengan sosialisasi dan mekanisme yang baik, wajib pajak pun membayar PBB dengan benar. Kelurahan ini aktif dalam menyampaikan sosialisasi PBB semisal pada ssat pertemuan RT dan mekanisme penyampaian SPPT yang baik sehingga sampai pada wajib pajak membuat pencapaian realisasi PBB dikelurahan ini tinggi., 92

Urutan terakhir adalah kelurahan Parigi Baru. Sama seperti tahun sebelumnya, kawasan ini memang terus dikembangkan oleh Bintaro Jaya selama beberapa tahun belakangan ini. Dengan membangun rumah baru, tentu meningkatkan ketetapan dan target PBB yang diterima. Namun karena warga belum banyak menempati kawasan ini, maka realisasi pun jauh dibawah target. Alsan utama pemilik tidak tinggal dirumah yang baru ini adalah Kawasan yang masih sepi. untuk Kelurahan dengan tingkat Pencapaian tertinggi dan terendah tahun 2010 dapat dilihat di tabel berikut ini: Tabel 4.42: Pencapaian Target Seluruh kelurahan Pada Kecamatan Pondok Aren Tahun 2010 No Kelurahan Target (Rp) Realisasi (Rp) Pencapaian Target (%) 1 PD. Betung 1.051.997.362 677.456.470 64,40 2 PD.Pucung 1.851.979.824 1.144.425.088 61,79 3 PD. Karya 1.437.538.765 828.375.231 57,62 4 Jurtim 1.318.071.460 744.972.816 56,52 5 JurBar 1.151.129.226 623.379.376 54,15 6 PD.Jaya 548.180.344 288.207.402 52,58 PD.KC. 7 Timur 955.987.287 474.024.914 49,58 8 PD.Aren 776.543.288 363.603.712 46,82 9 PD.KC.Barat 693.781.487 322.477.056 46,48 10 Parigi Baru 425.025.692 182.381.027 42,91 11 Parigi 1.136.398.502 385.963.307 33,96 Sumber: Kantor Kecamatan pondok Aren, diolah Pada tahun ini tingkat pencapaian setiap kelurahan cenderung menurun. Hal ini terjadi karena berbagai faktor sepeti kurangnya sosialisasi, banyak properti baru yang belum ditempati, ataupun kurangnya kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB. Namun pada tahun 2010 ini walaupun menurun, tempat tertinggi tetap 93

ditempati oleh kelurahan Pondok Betung. Sama seperti tahun sebelumnya, kesadaran wajib pajak daerah ini memang tinggi. pada tahun 2010 ini muncul berbagai ruko menggantikan lahan kosong. Karena memang belum ditempati sehingga pemilik belum membayar PBB dengan semestinya. Untuk tempat terendah ada pada kelurahan Parigi. Kelurahan yang berhimpitan dengan kelurahan Parigi Baru ini memang tengah dibangun oleh Bintaro Jaya. Kawasan yang terletak di Graha Raya ini memang sepi oleh warga. Berbeda dengan kelurahan Parigi Baru yang pada tahun ini rumahnya mulai ditempati oleh pemilik, pada kelurahan Parigi ini pembangunan perumahan masih terus berlangsung dan masih belum banyak yang tinggal dikawasan ini. IV.6 Upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan penerimaan PBB Berikut ini adalah upaya-upaya yang dilakukan pada kecamatan Pondok Aren yang didapatkan oleh penulis selama penelitian: 1. Melakukan pemasangan pamflet pembayaran PBB pada jalan-jalan utama. Hal ini dilakukan agar wajib pajak yang lewat jalan tersebut ingat dan sadar mengenai PBB yang harus dibayarkan. 2. Melakukan aksi jemput bola. Jemput bola dilakukan pada bulan Mei hingga Agustus pukul 10.00 hingga 15.00 dikecamatan dan kelurahan-kelurahan di Pondok Aren. Aksi ini dilakukan karena kantor kecamatan dan kelurahan di Pondok Aren yang letak semua kantornya strategis dan sering dilewati warga, sehingga diharapkan dapat menarik minat wajib pajak untuk segera membayarkan PBBnya. 94