BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
|
|
- Inge Ratna Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 34 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Boyolali. Ekstensifikasi Pajak merupakan kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah Wajib Pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Pelaksanaan Ekstensifikasi yang dilakukan oleh DPPKAD Boyolali diantaranya adalah upaya peningkatan jumlah Objek Pajak. Peningkatan jumlah Objek Pajak dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini: Tabel 3.1 Peningkatan Jumlah Objek Pajak Tahun Tahun Jumlah NOP Prosentase (%) ,38% ,25% ,38% Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Boyolali diolah Setiap tahunnya selalu terjadi peningkatan terhadap jumlah Nomor Objek Pajak (NOP). Kenaikan jumlah NOP disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: a. Pendaftaran Objek Pajak yang dilakukan oleh wajib pajak sendiri ataupun hasil pendataan ulang oleh fiskus. b. Terjadi mutasi Subjek dan Objek Pajak 34
2 35 Mutasi subjek dan objek pajak yaitu pendaftaran ulang objek pajak dikarenakan adanya perubahan luas tanah maupun bangunan. Mutasi yang dimaksud antara lain: 1) Mutasi Nama SPPT PBB yaitu proses merubah nama subjek pajak di SPPT PBB dengan pemilik yang baru karena proses jual beli; 2) Mutasi pecah. Hal ini terjadi apabila SPPT PBB induk di pecah datanya menjadi beberapa SPPT baru karena adanya proses jual beli yang dilakukan lebih dari 1 (satu) Wajib Pajak dan jika terjadi pembagian warisan. c. Melakukan pendataan atas OP yang belum terdata. d. Melakukan pemeliharaan Basis Data yang sudah terekam secara teratur. 2. Intensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Boyolali. a. Penyuluhan Bidang PBB-P2 di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali sudah melaksanakan penyuluhan kepada Wajib Pajak dengan cara datang ke kecamatan, mengundang tokoh masyarakat seperti lurah, perangkat desa, BPD, serta RT dan RW untuk melakukan penyuluhan terkait PBB-P2 supaya disampaikan kepada Wajib Pajak. Belum ada sosialisasi langsung ke Wajib Pajak dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan serta petugas bidang PBB-P2 yang hanya 10 orang. Selain penyuluhan tentang materi PBB-P2, tim Intensifikasi juga memberi motivasi dan penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya melaksanakan
3 36 kewajiban sebagai Wajib Pajak serta membimbing agar wajib pajak lebih patuh dan tepat waktu dalam menyampaikan SPOP dan membayar pajak. b. Pelayanan Salah satu upaya dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak adalah memberikan pelayanan yang baik kepada wajib pajak. Peningkatan kualitas pelayanan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kepada wajib pajak sebagai pelanggan sehingga meningkatkan kepatuhan dalam bidang perpajakan. DPPKAD berusaha menyediakan Sarana Prasarana yang baik serta pegawai yang bekerja di bidang PBB-P2 merupakan pegawai yang ramah dalam melayani Wajib Pajak dan berpengalaman dalam bidangnya. c. Pemeriksaan Berdasarkan pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak, Pemeriksaan didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Tujuan dari pemeriksaan adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Pemeriksaan dapat dilakukan jika: 1) Terdapat bukti bahwa Surat Pendaftaran Objek Pajak (SPOP) yang disampaikan oleh Wajib Pajak tidak benar
4 37 2) Adanya pengaduan dari masyarakat yang mengetahui kecurangan Wajib Pajak, misalnya ada salah satu masyarakat melapor kepada Fiskus karena Wajib Pajak X memiliki rumah Mewah tetapi besarnya pajak yang di bayarkan tidak lebih banyak dari pajak yang dibayarkan pelapor tersebut. 3) Terdapat indikasi bahwa Wajib Pajak melakukan tindak pidana dalam hal perpajakan. Jika terdapat hal seperti itu fiskus langsung terjun memeriksa keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan apakah benar terjadi kesalahan atau tidak. Belum ada sanksi untuk Wajib Pajak yang melakukan kecurangan, fiskus hanya menghimbau untuk membayar pajak sesuai dengan realisasi di lapangan dan melakukan pendataan ulang terkait dengan wajib pajak yang melakukan kecurangan tersebut dan disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. d. Pemberian Hadiah untuk Tim Pemungut Desa/Kelurahan, Tim Intensifikasi Desa/Kelurahan dan Tim Intensifikasi Kecamatan Untuk meningkatkan semangat dalam pelaksanaan tugas, Bupati Boyolali mengeluarkan Surat Keputusan yang isinya pemberian hadiah kepada tim pemungut Desa/Kelurahan dan tim intensifikasi Desa/Kelurahan dan tim intensifikasi Kecamatan yang dapat melunasi PBB-P2 tepat waktu atau bahkan sebelum jatuh tempo. Tim pemungut maupun tim Intensifikasi mendapatkan besaran hadiah yang berbeda-beda. Langkah ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Boyolali. Besaran hadiah dapat dilihat di tabel berikut ini:
5 38 Tabel 3.2 Daftar Penerima dan Besaran Hadiah Berdasarkan Waktu Pelunasan PBB-P2 Tahun Fiskal 2016 Penerima Lunas s/d Lunas s/d Lunas s/d Lunas s/d Hadiah Mei Juni Juli Agustus Petugas Pemungut 10% dari 8% dari 6% dari 4% dari Desa/kelurahan baku baku baku baku Pemungut Pemungut Pemungut Pemungut Tim Intensifikasi 4% dari 3,5% dari 2,5% dari 2% dari Desa/Kelurahan baku Desa/ baku Desa/ baku Desa/ baku Desa/ Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Tim Intensifikasi 3% dari 2,5% dari 2% dari 1,5% dari Kecamatan baku baku baku baku Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKAD) Boyolali Daerah e. Upaya realisasi terhadap limpahan tunggakan dari KPP Diberlakukannya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, berarti seluruh kewenangan dalam hal pemungutan Pajak Daerah sepenuhnya dialihkan kepada Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah mendapat limpahan tunggakan dari KPP kurang lebih 23 milyar. Upaya DPPKAD untuk merealisasi tunggakan tersebut dengan cara: 1) Pemerintah Daerah membentuk Tim Validasi, Tim Pemungutan dan Tim Tunggakan yang terdiri atas tim di DPPKAD dan Inspektorat Daerah. Tim ini terjun ke desa-desa dan memverifikasi data tunggakan terhadap Wajib Pajak. 2) Ketika Wajib Pajak akan melakukan proses balik nama jual beli lewat BPHTB dan balik nama SPPT PBB, petugas bidang PBB-P2 mengecek apakah Wajib Pajak masih mempunyai piutang pajak dari tahun-tahun
6 39 sebelumnya. Jika masih ada tunggakan makan Wajib Pajak belum boleh melakukan proses tersebut sebelum melunasi tunggakannya. Tunggakan yang didapat dari pemerintah pusat disebabkan oleh adanya beberapa kelemahan dalam mengelola PBB-P2, diantaranya: 1) Sistem Pemungutan PBB-P2 oleh Pemerintah Pusat Pada saat dikelola Pemerintah Pusat, sistem pemungutan pajak yang digunakan bisa menggunakan sistem borongan, yang berarti pemungutan pajak diwakili oleh petugas desa, PBB-P2 dijadikan 1 (satu) oleh pemungut desa kemudian disetor ke petugas pungut kecamatan, setelah itu baru di bayarkan di Bank Rakyat Indonesia (BRI). Kendala yang memungkinkan adanya tunggakan PBB-P2 yaitu: a) Wajib Pajak memang tidak membayar pajak. b) Wajib Pajak sudah membayar ke petugas pemungut desa, tapi belum disetorkan ke kecamatan. c) Petugas pungut desa sudah melaporkan seluruh PBB-P2, tetapi oleh petugas Pungut Kecamatan ada yang belum disetor. d) Petugas Pungut Kecamatan membayarkan semua PBB-P2 ke bank. Bukti lunas atau Surat Tanda Terima Sementara (STTS) sudah dicetak bersamaan dengan SPPT. Apabila ada Wajib Pajak yang membayar PBB-P2, STTS tersebut baru boleh disobek. Terkadang ada STTS yang kelewatan belum disobek oleh petugas Bank padahal Wajib Pajak sudah membayar pajaknya. Jika STTS belum disobek, maka Wajib Pajak dianggap belum melakukan pembayaran pajak.
7 40 e) Petugas Bank sudah menyobek semua STTS yang sudah dibayar, kemudian di laporkan kepada KPP, tetapi oleh Petugas KPP ada yang belum di input atau ada kesalahan dalam meginput data. 2) Dilihat dari Data Pokok APBN , Pajak Bumi dan Bangunan tidak terlalu mendominasi penerimaan pajak Negara. Contohnya pada tahun 2010, penerimaan PBB-P2 hanya sebesar Rp ,6 triliun sedangkan pendapatan pajak dari PPh dan PPN masing-masing Rp ,5 triliun dan Rp ,9 triliun. Sehingga pihak KPP lebih mengejar, fokus dan lebih memberikan fasilitas untuk pemungutan pajak yang lebih mendominasi penerimaan negara. Hasil upaya realisasi terhadap tunggakan dapat dilihat di tabel 3.3: Tabel 3.3 Tunggakan PBB-P2 oleh Pemerintah Pusat yang kemudian dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Tahun Jml ketetapan Realisasi Tunggakan dalam SPPT Pemda 2016 Alih dari KPP ( ): Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Boyolali diolah
8 41 3. Efektivitas ekstensifikasi dan intensifikasi PBB-P2 di Kabupaten Boyolali. Efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) dapat diketahui berdasarkan perbandingan jumlah realisasi penerimaan PBB-P2 dengan target penerimaan PBB-P2 yang telah ditetapkan. Langkah selanjutnya adalah menghitung tingkat efektivitas penerimaan pajak yang berdasarkan daftar realisasi dan target Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan daftar realisasi dan target ketetapan ketetapan pokok serta menghitung prosentase tunggakan terhadap ketetapan yang tertera dalam SPPT PBB-P2 guna mengukur keberhasilan upaya intensifikasi pemungutan PBB-P2 di kabupaten Boyolali. Rumus menghitung tingkat efektivitas penerimaan PBB-P2 : Efektivitas PBB-P2 = x100% Kriteria efektivitas penerimaan PBB-P2: Tabel 3.4 Klasifikasi Kriteria Efektivitas Presentase Diatas 100% Kriteria Sangat Efektif % Efektif 80-90% Cukup Efektif 60-80% Kurang Efektif Kurang dari 60% Tidak Efektif Sumber: Depdagri, Kepmendepdagri (dalam Devi Mulia Kumalasari, 2015)
9 42 a. Prosentase besarnya tingkat efektivitas intensifikasi PBB-P2 dari daftar realisasi dan Ketetapan Pokok PBB-P2. Tabel 3.5 Daftar Realisasi dan Target Pajak Bumi dan Bangunan Kabupaten Boyolali Tahun Tahun Realisasi Target Persentase ,16% ,15% ,45% Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Boyolali diolah Dilihat dari tabel diatas kenaikan realisasi 2013 menuju ke 2015 mengalami peningkatan seiring dengan target yang juga meningkat. Pada tahun 2013 dan 2014 pencapaian penerimaan PBB-P2 melewati batas target yang ditetapkan. Peningkatan target dan realisasi pada 2015 dikarenakan kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Tahun 2015 DPPKAD Boyolali tidak berhasil mencapai target karena target yang ditetapkan terlalu tinggi hampir 2 (dua) kali lipat dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan kenaikan NJOP yang masih belum bisa diterima oleh semua Wajib Pajak yang berada di Boyolali. Walaupun tidak mencapai target, analisa di atas menunjukkan bahwa penilaian terhadap realisasi dan target PBB-P2 dikategorikan dalam kriteria efektif karena realisasi masih diatas 90%. Proses eksteksifikasi dan intensifikasi dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Boyolali dapat dinilai baik dilihat dari penerimaan PBB-P2 yang cukup tinggi.
10 43 b. Prosentase besarnya tingkat efektivitas intensifikasi PBB-P2 dari daftar realisasi dan ketetapan pokok per kecamatan di Boyolali. Tabel 3.6 Daftar Realisasi dan Ketetapan dalam SPPT Pajak Bumi dan Bangunan pada Setiap Kecamatan S/D 31 Desember 2015 Nama kecamatan Realisasi Ketetapan (%) Kriteria 1 SELO Efektif 2 AMPEL Kurang Efektif 3 CEPOGO Cukup Efektif 4 MUSUK Cukup Efektif 5 BOYOLALI Kurang Efektif 6 MOJOSONGO Cukup Efektif 7 TERAS Cukup Efektif 8 SAWIT Kurang Efektif 9 BANYUDONO Kurang Efektif 10 SAMBI Kurang Efektif 11 NGEMPLAK Kurang Efektif 12 NOGOSARI Kurang Efektif 13 SIMO Kurang Efektif 14 KARANGGEDE Cukup Efektif 15 KLEGO Efektif 16 ANDONG Efektif 17 KEMUSU Efektif 18 WONOSEGORO Tidak Efektif 19 JUWANGI Efektif Jumlah Kurang Efektif Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Boyolali diolah Berdasarkan Tabel 3.6 masih ada kecamatan di Boyolali yang dinilai kurang efektif dilihat dari jumlah realisasi terhadap ketetapan dalam SPPT PBB- P2 di Boyolali. Hal ini juga disebabkan oleh kenaikan NJOP. Bahkan ada satu kecamatan yang dinilai tidak efektif yaitu kecamatan Wonosegoro. Letak kecamatan tersebut yang jauh dari perkotaan tidak menutup kemungkinan rendahnya pencapaian ketetapan PBB-P2.
11 44 c. Prosentase tunggakan terhadap ketetapan dalam SPPT pada tahun Tabel 3.7 Prosentase Jumlah Tunggakan PBB-P2 terhadap ketetapan dalam SPPT PBB-P2 di Kabupaten Boyolali Tahun Tahun Jml Jml ketetapan Tunggakan Presentase NOP dalam SPPT 2016 (%) % % % Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Boyolali diolah Dari tabel diatas dapat dilihat adanya penurunan jumlah presentase tunggakan dari tahun 2013 ke tahun Tahun 2013 presentase tunggakan PBB-P2 sebesar 13% dari Ketetapan yang tertera dalam SPPT PBB-P2. Sedangkan pada tahun 2014 presentase tunggakan mencapai 12% dari ketetapan dalam SPPT PBB-P2 tahun Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Tahun 2015 jumlah tunggakan mencapai Rp dikarenakan adanya kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Walaupun menurut pemerintah kenaikan NJOP tersebut dinilai wajar karena sudah 9 (sembilan) tahun NJOP di Boyolali tidak mengalami kenaikan tetapi sebagian Wajib Pajak masih merasa keberatan atas kebijakan kenaikan NJOP tersebut. Ketetapan dalam SPPT PBB-P2 tahun 2014 yang menurun dari tahun sebelumnya disebabkan karena ada beberapa Wajib Pajak yang mengajukan penghapusan dikarenakan adanya dobel SPPT serta ada juga Wajib Pajak yang
12 45 mengajukan pengurangan karena luasnya tidak sesuai dengan sertifikat sehingga mengurangi potensi PBB-P2 pada tahun B. Temuan Setelah penulis melakukan penelitian di Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali mengenai hal-hal yang berkaitan dengan ekstensifikasi dan intensifikasi serta data tentang tunggakan yang belum tertagih oleh pihak DPPKAD, penulis dapat menyimpulkan kelebihan dan kelemahan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, mengolah data serta informasi yang diperoleh, penulis menemukan kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangannya adalah sebagai berikut: 1. Kelebihan a. Untuk meningkatkan jumlah Objek Pajak petugas melakukan pendataan ulang terkait Objek Pajak PBB-P2 untuk mengetahui objek pajak yang belum terdaftar dan memberi pelayanan berupa mutasi subjek/objek Pajak sehingga jumlah Nomor Objek Pajak (NOP) selalu bertambah setiap tahunnya. b. Untuk meningkatkan kesadaran Wajib Pajak terhadap pemungutan PBB-P2, pihak DPPKAD melakukan penyuluhan rutin di kecamatan setempat terkait dengan PBB-P2 serta memberi motivasi dan penyadaran terhadap Wajib Pajak. Pihak DPPKAD juga memberikan hadiah kepada Tim Intensifikasi
13 46 dan tim pemungut desa/kecamatan yang lunas pembayarannya sebelum jatuh tempo supaya lebih semangat dalam melaksanakan tugas. c. Petugas melakukan berbagai upaya untuk merealisasi limpahan tunggakan dari KPP Pratama seperti membuat tim validasi, tim tunggakan dan tim pemungutan PBB-P2 yang terjun ke lapangan serta membuat kebijakan apabila akan melakukan proses balik nama harus melunasi tunggakan pada tahun sebelumnya sehingga setiap tahunnya selalu terdapat realisasi terhadap tunggakan dari pemerintah pusat tersebut. 2. Kelemahan a. Pada tahun 2015 Kabupaten Boyolali mengalami kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Jumlah tunggakan mencapai Rp dari jumlah PBB-P2 yang tertera dalam SPPT yaitu Rp Wajib pajak belum bisa menerima kebijakan kenaikan NJOP yang naik hampir 240% sehingga berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak untuk membayar pajak. b. Petugas di bidang PBB-P2 hanya 10 orang sedangkan jumlah wajib pajak sebanyak di 19 kecamatan merupakan kekurangan yang mungkin bisa menghambat proses pemungutan PBB-P2. Walaupun sejauh ini pengelolaan PBB-P2 dapat dikategorikan efektif, tetapi kekurangan tersebut bisa menyebabkan penerimaan PBB-P2 tidak maksimal. Perlu adanya penambahan SDM yang berkualitas agar pengelolaan PBB-P2 tetap efektif bahkan lebih baik.
14 47 c. Tidak meratanya jumlah bank persepsi dan jauhnya jarak rumah petugas pemungut dari rumah Wajib Pajak sehingga menghambat pembayaran pajak.
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan Kabupaten Boyolali
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Analisis Efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan Kabupaten Boyolali Besarnya tingkat efektivitas penerimaan PBB Kabupaten Boyolali tahun 2013-2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan yang berasal dari luar negeri. pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di dalam suatu negara merupakan kegiatan yang terus menerus dan berkesinambungan, yang bertujuan untuk mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 54 Tahun : 2014
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 54 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Efektivitas Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Terhadap. Target Penerimaan PBB TA.
34 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Efektivitas Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Terhadap Target Penerimaan PBB TA. 2011 s/d 2015 Dalam rangka pemungutan Pajak
Lebih terperinciINTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI UNIT PELAYANAN PAJAK DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR
INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI UNIT PELAYANAN PAJAK DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR Nama : Anisa Ulfasari NPM :40211927 Pembimbing :Dr. Misdiyono PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa hasil kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk. pembangunan dan pengeluaran pemerintahan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber pemasukan utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena melalui pajak pemerintah dapat membiayai pengeluaran negara
Lebih terperinciBUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
S A L I N A N BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi kewajiban pembangunan bangsa, maka pemerintah harus memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber dana negara salah satunya yaitu
Lebih terperinciKEPUTUSAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 900 j9)c; TAHUN 2014 TENTANG
KEPUTUSAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 900 j9)c; TAHUN 2014 TENTANG PENUNJUKAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 2015 BUPATI BOYOLALI, Menimbang..
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah.
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : Jawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN BERPRESTASI DALAM PELUNASAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN TRENGGALEK
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. akuifer berproduksi sedang, yaitu akuifer tidak menembus, tipis dan keterusan
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah Ditinjau dari kedalaman air tanah, wilayah Boyolali termasuk dalam kategori akuifer berproduksi sedang, yaitu akuifer tidak menembus, tipis dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Ekstensifikasi Pajak dan Kontribusinya Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Berikut adalah data jumlah wajib pajak yang berhasil dihimpun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kabupaten yang berada di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Boyolali termasuk dalam kategori kabupaten yang sedang berkembang.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Sejarah kantor pajak di Indonesia diawali setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus
Lebih terperinciBUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciJUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL/CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT SATUAN KERJA & JENIS KELAMIN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI AUGUST 2016
JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL/CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT SATUAN KERJA & JENIS KELAMIN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI AUGUST 0 NO Sekretariat Daerah Asisten Pemerintahan Asisten Ekonomi, Pembangunan
Lebih terperinciTUGAS, POKOK DAN FUNGSI BADAN PENDAPATAN DAERAH KAB. SERDANG BEDAGAI
TUGAS, POKOK DAN FUNGSI BADAN PENDAPATAN DAERAH KAB. SERDANG BEDAGAI Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing jabatan yang ada pada struktur organisasi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. objek pajaknya, seiring dengan meningkatnya perekonomian dan taraf hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber pendapatan negara dari sektor pajak menyumbang pemasukan yang cukup potensial dan mempunyai umur yang tidak terbatas karena semakin bertambahnya tahun
Lebih terperincia. Menetapkan kebijakan daerah di bidang pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah; b. Melaksanakan pembinaan dan pengarahan guna peningkatan
BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/745/KEP/429.011/2013 TENTANG PENUNJUKAN DAN PENGANGKATAN PEJABAT DAN PEGAWAI INSTANSI PELAKSANA PEMUNGUTAN DAN PEMUNGUT SERTA PENETAPAN
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
22 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM INSTANSI 1. Sejarah Berdirinya Instansi Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 12 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BLITAR BADAN PENDAPATAN DAERAH Jl. Wr. Soepratman No. 9 Telp. (0342) B L I T A R
PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR BADAN PENDAPATAN DAERAH Jl. Wr. Soepratman No. 9 Telp. (0342) 802596 B L I T A R KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR : 188.4 /16 / 409.203.1 / KPTS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk negara berkembang yang memiliki penerimaan dari berbagai sumber. Salah satu sumber penerimaan negara yang terbesar yaitu dari penerimaan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2013 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2013 TENTANG PEMELIHARAAN BASIS DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DALAM RANGKA
Lebih terperinciBUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGUNAAN JASA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) KEPADA DESA, KELURAHAN DAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,
PERATURAN BUPATI KLUNGKUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 20 TAHUN 2016
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG KRITERIA PEMBERIAN PENGHARGAAN ATAS KEBERHASILAN KECAMATAN, KELURAHAN DAN DESA DALAM INTENSIFIKASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Lebih terperinciJUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL/CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT SATUAN KERJA & GOLONGAN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI AUGUST 2016
JUMLAH PEGAWA NEGER SPL/CALON PEGAWA NEGER SPL MENURUT SATUAN KERJA & GOLONGAN PEMERNTAH KABUPATEN BOYOLAL AUGUST 0 NO Sekretariat Daerah 0 Asisten Pemerintahan 0 8 Asisten Ekonomi, Pembangunan dan 0 Kesejahteraan
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENELITIAN SURAT SETORAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI MALUKU TENGGARA
SALINAN BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar dari dalam negeri. Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, menunjukkan
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 19 TAHUN 2016
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 123 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Boyolali. Berdasarkan data yang diperoleh DPPKAD Kabupaten Boyolali,
34 BAB III PEMBAHASAN A. PEMBAHASAN MASALAH 1. Cara Penetapan Besarnya Pajak Restoran Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2015 SERI B.1 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2015 SERI B.1 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN INVENTARISASI DAN VALIDASI DATA PIUTANG PAJAK BUMI
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang KPP Pratama Soreang ini pada mulanya merupakan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan
Lebih terperinci2 menyelesaikan berbagai permasalahan pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.117, 2014 PERATURAN BERSAMA. Pengalihan. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Pajak Daerah. Tahapan. Pencabutan. PERATURAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN DAN MENTERI
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua dibentuk berdasarkan
Lebih terperincib. Melaksanakan pembinaan dan pengarahan guna peningkatan pendapatan PBB; c. Mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah. 2.
BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/ 336 /KEP/429.011/2013 TENTANG PENUNJUKAN DAN PENGANGKATAN APARAT PENUNJANG DAN APARAT PELAKSANA PEMUNGUTAN DAN PENETAPAN PENGGUNAAN BIAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah tentunya berusaha untuk dapat meningkatkan dan meratakan tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar didunia. Dengan besar dan luasnya wilayah Negara Republik Indonesia yang dimiliki, pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri serta
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembentukan daerah otonomi dimaksudkan untuk memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri serta meningkatkan daya guna penyelenggaraan
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu potensi penerimaan dalam negeri terbesar yang menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun 2006-2011 pajak memberi kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam arti tidak terlalu tergantung pada pinjaman luar negeri. Upaya ekstensifikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang paling besar kontribusinya. Penerimaan negara yang diterima dari pajak cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia saat ini dihuni oleh hampir 255,5 juta jiwa penduduk pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara besar yang terdiri dari banyak pulau dan lautan yang membentang luas dari sabang sampai merauke. Wilayah Indonesia
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN
BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu, Jawatan Pajak yang bertugas melaksanakan
Lebih terperinciBUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGUNAAN JASA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN KEPADA DESA,
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15/PMK.07/2014 NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15/PMK.07/2014 NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TAHAPAN PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENGALIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung.
8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta Kantor Pelayanan Pajak Purwakarta berdiri pada tanggal 1 April 1989, yang terbentuk berdasarkan Surat Keputusan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN DENGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,
PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KRITERIA PEMBERIAN PENGHARGAAN ATAS KEBERHASILAN KECAMATAN, KELURAHAN DAN DESA DALAM INTENSIFIKASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor
29 BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat KPP Madya Tangerang Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor Pelayanan Pajak Madya Tangerang, dimana struktur organisasinya
Lebih terperinciSusanti, Liberti Pandiangan
PENGARUH PENERAPAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK TERHADAP PENINGKATAN PENERIMAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SERPONG PADA TAHUN 2010-2012 Susanti, Liberti Pandiangan Universitas
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011). Pembahasan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 14 TAHUN
SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) adalah untuk pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang dimaksud adalah penciptaan akselerasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak. Menurut UU Republik Indonesia No 28 tahun 2007, pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak mempunyai peran penting dalam kehidupan bernegara terutama dalam menjalankan pemerintahan di suatu negara, karena diperlukan sumber daya untuk melaksanakan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU No. 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945, dimana bertujuan untuk mencerdaskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen) menyebutkan bahwa, Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. diambil kesimpulan bahwa pemungutan PBB sejak tahun 2008 sampai tahun 2012
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan paparan di atas, temuan penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemungutan PBB sejak tahun 2008 sampai tahun 2012 sudah efektif hal ini terlihat
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan kewajiban setiap orang yang berada di suatu negara dan yang berada di seluruh dunia, oleh karena itu pajak merupakan suatu permasalahan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali. menjadi Dinas Penghasilan Daerah Tingkat II Boyolali.
BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali Pada awalnya Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten DATI II Boyolali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara dan
Lebih terperinciBAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres
BAB III OBYEK PENELITIAN III.1. Latar Belakang Obyek Penelitian III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres adalah instansi vertikal Direktorat
Lebih terperinci: Tugas dari Petugas pemungut pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan sebagaimana dimaksud pada diktum kedua adalah: 1. Bupati Banyuwangi,
BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/170/KEP/429.011/2016 TENTANG PENUNJUKAN DAN PENGANGKATAN PETUGAS PEMUNGUT SERTA PENETAPAN BESARNYA INSENTIF PAJAK BUMI
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo Menurut pengumuman Nomor PENG-03/PJ.09/2007 tentang pengumuman, menjelaskan pembentukan Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan
Lebih terperinci1
0 1 2 3 4 SOAL TEORI KUP Menurut Pasal 1 UU KUP, Penelitian adalah serangkaian kegiatan menilai kelengkapan Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya, termasuk penilaian kebenaran penulisan dan perhitungannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada tingkat nasional, regional, maupun lokal. Pajak Bumi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang utama, karena itu peranan sektor pajak sangat besar, terutama untuk menunjang keberhasilan pembangunan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali Pada awalnya kantor
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PBB DAN TINJAUAN PERANAN PBB SEBAGAI PAJAK DAERAH
BAB 4 ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PBB DAN TINJAUAN PERANAN PBB SEBAGAI PAJAK DAERAH Bab ini merupakan inti dari penulisan tesis yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian. Keseluruhan pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran rutin dan juga membiayai pembangunan. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pajak sebagai sumber penerimaan negara digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan juga membiayai pembangunan. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan penerimaan
Lebih terperinciLAMPIRAN I : PROSEDUR PENDAFTARAN OP BARU FUNGSI PENDATAAN DAN PENGUKURAN FUNGSI PERHITUNGAN, VERIFIKASI DAN PENETAPAN
LAMPIRAN I : PROSEDUR PENDAFTARAN OP BARU PENDATAAN DAN PENGUKURAN PERHITUNGAN, Menyampaikan permohonan pendaftaran untuk Objek pajak baru dengan cara mengisi SPOP Memeriksa kelengkapan persyaratan pendaftaran
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
1 Menimbang : a. Mengingat : 1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penjualan atas Barang Mewah (PPN & PPnBM), Pajak Lain, dan Surat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber-sumber penerimaan Negara Indonesia berasal dari berbagai sektor, dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung kepada Kantor Wilayah. KPP Sumedang merupakan salah satu Kantor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah unsur pelaksanaan Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah Kantor Wilayah dan bertanggung jawab langsung kepada Kantor Wilayah.
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL
1 2015 No.01,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bantul. Tatacara, pembayaran, penyetoran, Pajak Bumi & Bangunan Perdesaan & Perkotaan.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU TENGAH,
PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA
BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Sawah Besar Dua dibentuk
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KPP PRATAMA SERPONG TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN
ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KPP PRATAMA SERPONG TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN I DEWA MADE MARDIKA Banjar Wijaya B 50 No.11,Cipete - Tangerang,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,
SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DARI BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan. Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fungsi pajak ialah fungsi Budgetair yang artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah DPPKAD Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berada di wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta jiwa 1. Sedangkan usia produktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disamping sektor migas dan ekspor barang-barang non migas. Sebagai salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama penerimaan Pemerintah Republik Indonesia disamping sektor migas dan ekspor barang-barang non migas. Sebagai salah satu penerimaan Pemerintah,
Lebih terperincimembiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang
Keberhasilan pembangunan Indonesia sangat dipengaruhi oleh adanya pengadaan dana dalam jumlah uang yang cukup besar dan berkesinambungan untuk membiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Pembangunan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan daerah. Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembiayaan daerah merupakan satu hal yang penting dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan daerah. Otonomi daerah yang diberlakukan disetiap daerah menuntut
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan
108 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan Implementasi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN
BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENULISAN. Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik
BAB III METODE PENULISAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik berikut: 1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam pembiayaan pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya yaitu dengan menggali sumber dana yang diperoleh
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan nasional
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG BARAT
1 BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG
Lebih terperinci