III. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III. METODE PENELITIAN

commit to user METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

BAB III METODE PENELITIAN. menguji hipotesa penelitian. Bab ini mengungkap desain metode penelitian yang

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

III. METODE PENELITIAN A.

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI KABUPATEN KLATEN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAMBU AIR DI DESA MRANAK KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN SALAK PONDOH (Studi Kasus di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh Banjarnegara) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek adalah lokasi atau bisa saja produk yang digunakan untuk

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Belitung Timur Propinsi Bangka

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian adalah menganilisis pengaruh komponen pembiayaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di subdistrito Ainaro Vila dan Suco Nugufu, distrito

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang.

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO

BAB III METODEPENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel dependen, yaitu loyalitas konsumen

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah transaksi domba antara pengepul atau pembeli

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Arikunto (2002:135) menyatakan bahwa metode penelitian merupakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Maret mewakili sebagai pusat kegiatan universitas. Pengumpulan data kuesioner

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada BPR yang ada di Propinsi Riau, baik yang berbentuk

BAB III METODE PENELITIAN

FARMER SHARE DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KACANG HIJAU

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan yaitu tahun dan

Efisiensi Pemasaran Mangga Gedong Gincu (Mangifera Indica L) di Kabupaten Majalengka

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

Analisis Pemasaran Kakao (P4MI) Wednesday, 04 June :07 - Last Updated Tuesday, 27 October :46

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel. Sampling Jenuh, yaitu teknik Sampling yang semua anggota populasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Jogiyanto (2007:61) mengemukakan bahwa, obyek penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variable yang diteliti dan definisi operasionalnya adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id 35 III. METODE PENELITIAN A. Metode dasar penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan adalah penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data. Metode deskriptif analisis mempunyai ciri-ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalahmasalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (Surakhmad, 1998). Teknik penelitian yang digunakan adalah metode survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan questioner sebagai alat untuk mengumpulkan data yang pokok (Singarimbun dan Effendy, 1995). B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Daerah Sampel Penentuan daerah sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara sengaja atau purposive sampling. Dalam hal ini sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sedangkan pertimbangan yang diambil itu berdasarkan tujuan penelitian, dengan mengetahui sifat-sifat populasi, dan sampel yang akan ditarik mempunyai sifat-sifat seperti populasi tersebut (Singarimbun dan Effendi, 1995). Daerah sampel yang ditentukan dalam penelitian ini adalah Kabupaten Karanganyar yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, dengan kriteria bahwa Kabupaten Karanganyar sebagai produsen bawang putih terbesar di Jawa Tengah, selain itu mempunyai potensi yang besar untuk lebih dikembangkan karena kondisi klimatologis Kabupaten Karanganyar mendukung usaha budidaya bawang putih. Luas panen dan produksi tanaman bawang putih di Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2 (hal 4) 35

digilib.uns.ac.id 36 Berdasarkan Tabel 2 mengenai luas panen dan produksi Bawang Putih, dapat diketahui bahwa Kabupaten Karanganyar menduduki peringkat pertama sebagai penghasil bawang putih di Jawa Tengah. Luas panen bawang putih pada tahun 2012 adalah 76 hektar dengan jumlah produksi 9.755 kwintal. Berbeda dengan Kabupaten Temanggung yang luas panennya lebih besar daripada Kabupaten Karanganyar akan tetapi jumlah produksinya lebih kecil, sehingga dapat dikatakan potensi lahan di Kabupaten Karanganyar untuk dikembangkan bawang putih lebih baik. Pengambilan kecamatan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling pula dengan mengetahui kriteria kecamatan yang akan dijadikan sampel. Kabupaten Karanganyar secara administratif terbagi menjadi 17 kecamatan. Diantara kecamatan tersebut terdapat tiga kecamatan yang membudidayakan bawang putih. Luas panen dan produksi bawang putih per kecamatan di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2011 tersaji dalam Tabel 4: Tabel 4. Luas Panen dan Produksi Tanaman Bawang Putih Menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011 No Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Kw) 1 Tawangmangu 62 8.642 2 Ngargoyoso 12 993 3 Jenawi 2 120 Jumlah 76 9.755 Sumber: BPS Karanganyar Dalam Angka 2012 Tabel 4 mengenai luas panen dan produksi tanaman bawang putih menurut kecamatan di Kabupaten Karanganyar, dapat diketahui bahwa Kecamatan Tawangmangu merupakan kecamatan yang memproduksi bawang putih terbesar di Kabupaten Karanganyar. Besar luas panen bawang putih di Kecamatan Tawangmangu adalah 62 hektar dengan nilai produksi 8.642 kwintal, sehingga sampel kecamatan yang digunakan pada penelitian ini adalah Kecamatan Tawangmangu. Kecamatan Tawangmangu terdiri dari 10 desa, dari sepuluh desa tersebut, hanya empat desa saja yang membudidayakan bawang putih. Hal ini karena tidak semua desa di Kecamatan commit Tawangmangu to user kondisinya sesuai dengan syarat

digilib.uns.ac.id 37 tumbuh bawang putih. Produktifitas bawang putih menurut desa di Kecamatan Tawangmangu tersaji dalam Tabel 5: Tabel 5. Produktifitas Bawang Putih Menurut Desa Produsen Bawang Putih di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar 2012 No Desa Produktifitas (Ton/ha) Juli Agustus 1 Kalisoro 23 22 2 Blumbang 21 20 3 Tengklik 19 19 4 Gondosuli 20 19 Sumber: Data Primer, Mantri Tani Kecamatan Tawangmangu Produktifitas bawang putih tiap desa di Kecamatan Tawangmangu menunjukan bahwa empat desa memiliki produktifitas yang berbeda-beda. Maka semua desa yang membudidayakan bawang putih di Kecamatan Tawangmangu dipilih sebagai lokasi penelitian. Hal ini dengan harapan agar data yang diperoleh dapat mewakili keadaan populasi yang sebenarnya. 2. Metode Pengambilan Petani Sampel Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), data yang dianalisis harus menggunakan jumlah sampel yang besar sehingga dapat mengikuti distribusi normal. Sampel yang tergolong sampel besar yang jumlahnya lebih besar atau sama dengan 30. Dalam penelitian ini, jumlah petani sampel yang diambil sebanyak 40 petani bawang putih, dengan alasan petani sampel sebanyak 40 orang diharapkan dapat mewakili semua petani bawang putih yang ada di Kecamatan Tawangmangu. Untuk menentukan jumlah petani sampel tiap desa, maka menggunakan metode Proporsional random sampling, yaitu dengan mempertimbangkan jumlah petani yang memenuhi syarat sebagai petani sampel dengan rumus: Ni = xn

digilib.uns.ac.id 38 Ni Nk N : Jumlah sampel petani bawang putih dari setiap kelurahan/desa. : Jumlah petani bawang putih desa dari tiap kelurahan/desa terpilih. : Jumlah keseluruhan populasi petani bawang putih dari desadesa terpilih. n : Jumlah sampel petani bawang putih yang dikehendaki (40 responden). Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus di atas, maka dapat diketahui jumlah petani sampel dalam penelitian. Jumlah populasi dan petani sampel di Desa Kalisoro, Desa Blumbang, Desa Tengklik dan Desa Gondosuli tersaji dalam Tabel 6: Tabel 6. Jumlah Petani Bawang Putih di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar No Desa Populasi (orang) Jumlah Petani Sampel (orang) 1 Kalisoro 404 17 2 Blumbang 309 13 3 Tengklik 166 7 4 Gondosuli 71 3 Jumlah 950 40 Sumber : Data Jumlah Petani Kecamatan Tawangmangu Pemilihan sampel petani dari desa terpilih dilakukan secara random (acak) dengan cara undian (Singarimbun dan Effendi, 1995). Cara undian tersebut dilakukan dengan sistem pengembalian agar setiap petani mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa jumlah petani yang akan dijadikan sampel dari setiap desa di Kecamatan Tawangmangu berbedabeda sesuai dengan jumlah populasi yang ada. 3. Metode Pengambilan Lembaga Pemasaran Pengambilan responden lembaga pemasaran ditentukan dengan metode Snowball sampling. Menurut Sugiyono (2004) snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian

digilib.uns.ac.id 39 membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang kemudian dua orang tersebut memilih temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pengambilan responden pada penelitian ini yaitu dengan cara menelusuri saluran pemasaran bawang putih yang ada di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar mulai dari petani untuk sampai pada konsumen akhir berdasarkan informasi dari produsen dan pedagang. C. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer yang diperoleh dari responden mengenai identitas responden, harga beli, harga jual, biaya pemasaran. Sedangkan data pendukung dalam penelitian adalah data sekunder yang diperoleh dari intansi pemerintah yang sudah diolah dan siap untuk digunakan. Data sekunder diperoleh dari BPS, Dinas Pertanian dan Hortikultura, Kantor Kecamatan Tawangmangu dan Kantor Kelurahan yang diambil sebagai desa sampel. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data luas panen dan produksi tanaman bawang putih menurut Kabupaten di Jawa Tengah, luas panen dan produksi tanaman bawang putih menurut Kecamatan, keadaan umum wilayah kecamatan dan kabupaten tempat penelitian. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Metode Observasi Teknik observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamatai langsung obyek datanya (Jogiyanto, 2008). 2. Metode Wawancara Menurut Gulo (2003) wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk Tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Metode wawancara dalam penelitian ini yaitu metode pengambilan

digilib.uns.ac.id 40 data primer dengan melakukan wawancara langsung dengan petani sampel dan pedagang atau lembaga pemasaran menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Wawancara dilakukan terhadap petani sampel bawang putih dan lembaga pemasaran bawang putih di Kabupaten Karanganyar. 3. Metode Pencatatan Metode pencatatan yaitu metode pengumpulan data sekunder dan primer dengan melakukan pencatatan dari segala sumber termasuk wawancara dengan responden dan observasi dari instansi-instansi pemerintah atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini. E. Metode Analisis Data 1. Metode deskriptif analitis digunakan untuk mengkaji pola saluran pemasaran bawang putih di Kabupaten Karanganyar. Metode deskriptif analisis yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data. 2. Analisis Biaya dan Margin Pemasaran (Cost and Margin Analysis) Analisis biaya dan margin pemasaran digunakan untuk menghitung besarnya biaya, keuntungan, margin pemasaran di tingkat lembaga pemasaran bawang putih setiap saluran pemasaran yang dilalui. Pendekatan analisis yang digunakan sebagai berikut: a. Biaya Pemasaran Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan suatu komoditi dari produsen ke konsumen. Biaya pemasaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Bp = Bp1 + Bp2 + Bp3..+ Bpn Bp : Biaya pemasaran bawang putih(rp/kg) Bp1,2,3 n : Biaya pemasaran tiap lembaga pemasaran bawang putih commit (Rp/Kg). to user

digilib.uns.ac.id 41 1,2,3.n : Jumlah lembaga pemasaran bawang putih b. Keuntungan Pemasaran Keuntungan pemasaran adalah penjumlahan dari keuntungan yang diterima oleh setiap lembaga pemasaran. Keuntungan pemasaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Kp = Kp1 + Kp2 + Kp3 +..+ Kpn Kp : Keuntungan pemasaran bawang putih (Rp/Kg). Kp1 +...+ Kpn : Keuntungan tiap-tiap lembaga pemasaran bawang putih (Rp/Kg) c. Marjin Pemasaran Marjin pemasaran adalah selisih harga tingkat produsen dan tingkat konsumen akhir. Marjin pemasaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : M = Pr Pf Mp : Marjin pemasaran bawang putih(rp/kg) Pr : Harga bawang putih di tingkat konsumen (Rp/Kg) Pf : Harga bawang putih di tingkat produsen (Rp/Kg) Marjin yang diperoleh pedagang perantara dari sejumlah biaya pemasaran yang dikeluarkan dan keuntungan yang diterima oleh pedagang perantara dirumuskan sebagai berikut: Mp = Bp + Kp Mp : Marjin pemasaran bawang putih(rp/kg) Bp : Biaya pemasaran bawang putih(rp/kg) Kp : Keuntungan pemasaran bawang putih(rp/kg) d. Efisiensi Ekonomis Efisiensi ekonomis dari saluran pemasaran bawang putih dapat dihitung dengan cara memperhitungkan persentase bagian yang

digilib.uns.ac.id 42 diterima produsen. Persentase marjin pemasaran dari masing-masing saluran pemasaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 1) Persentase Marjin Pemasaran Mp = x 100% Mp : Marjin pemasaran produk (%) Pr : Harga produk di tingkat produsen (Rp/Kg) Pf : Harga produk di tingkat konsumen (Rp/kg) Mengetahui efisiensi pemasaran secara ekonomis dilakukan analisis marjin pemasaran dan memperhitungkan bagian yang diterima oleh petani (farmer s share) dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 2) Farmer s share F = x 100% F : Bagian yang diterima petani produk (%) Pr : Harga produk di tingkat produsen (Rp/Kg) Pf : Harga produk di tingkat konsumen (Rp/kg) Kriteria yang digunakan untuk mengetahui bahwa pemasaran bawang putih dianggap efisien adalah tiap-tiap saluran pemasaran mempunyai nilai persentase margin pemasaran yang rendah dan mempunyai nilai persentase bagian yang diterima petani (Farmer s Share) tinggi. Suatu usaha secara normal dikatakan bisa dilanjutkan apabila tidak mengalami kerugian atau usaha tersebut mengalami impas. Semakin rendah persentase margin pemasaran maka bagian yang diterima petani (farmer s share) akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya. Suatu pemasaran dikatakan efisien apabila nilai mergin pemasarannya rendah dan bagian yang diterima petani (farmer s commit share) to user tinggi.

digilib.uns.ac.id 43 3. Metode deskriptif analitis digunakan untuk mengkaji saluran pemasaran bawang putih di Kabupaten Karanganyar. Setelah dianalisis menggunakan analisis biaya dan margin pemasaran (cost and margin analysis), maka akan dapat diketahui saluran pemasaran manakah yang paling efisien. 4. Analisis yang Mempengaruhi Margin Pemasaran Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi margin pemasaran komoditas pertanian digunakan analisis ekonometrika dengan pendekatan regresi linear berganda (multiple linear regression) dengan data cross section. Regresi linear berganda melibatkan hubungan dari dua atau lebih variabel bebas. Model tersebut dikembangkan untuk mengestimasi nilai variabel dependen Y dengan menggunakan lebih dari satu variabel independen (X 1, X 2, Xn). Untuk persamaanya adalah sebagai berikut: Y= β 0 +β 1 X 1 +β 2 X 2 + β 3 X 3+ e Keterangan: Y : Margin pemasaran bawang putih (kg) β 0 : Konstanta β 1.. β 3 : Koefisien arah regresi masing-masing variabel bebas X 1, X 2, X 3 X 1 X 2 X 3 e : Harga di tingkat petani (Ribuan) : Jumlah lembaga pemasaran yang dilalui : Jarak petani dengan lembaga pemasaran terdekat (km) : Kesalahan (Rahim dan Hastuti, 2008). Penelitian ini, dilakukan beberapa pengujian. Pengujian tersebut antara lain yaitu: a. Pengujian Model 1) Uji Determinasi (adjusted R 2 ), digunakan untuk mengetahui ketepatan model persamaan. Koefisien determinasi menggambarkan bagian dari variasi total yang dapat diterangkan oleh model. Semakin commit besar to user nilai R 2 (mendekati 1), maka

digilib.uns.ac.id 44 ketepatannya dikatakan semakin baik. Nilai 0 R 2 1. R 2 = 0, berarti tidak ada hubungan antara antara X dan Y, atau model regresi yang terbentuk tidak tepat untuk meramalkan Y. R 2 = 1, garis regresi yang terbentuk dapat meramalkan Y secara sempurna 2) Uji F (over-all test), digunakan untuk mengkaji pengaruh harga di tingkat petani, jumlah lembaga yang dilalui, dan jarak petani dengan pemasaran terdekat secara bersama-sama terhadap margin pemasaran bawang putih dengan menggunakan α= 5% atau tingkat signifikansi 95%. Nilai F hitung kemudian dibandingkan dengan F tabel dengan hipotesis: a) Ho: b 1 =b 2 =b 3 =0, yaitu tidak ada pengaruh signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen b) Hi:b 1 b 2 b 3 0, yaitu terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen Kriteria pengambilan keputusan: a) F hitung > F tabel atau α > sig, maka Ho ditolak dan Hi diterima. Artinya semua variabel independen secara bersamasama berpengaruh terhadap variabel dependen. b) F hitung F tabel atau α sig, maka Ho diterima dan Hi ditolak. Artinya semua variabel independen secara bersamasama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Artinya semua variabel independen secara bersama-sama (minimal salah satu) berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika F hitung < F tabel,. Uji t (individual test), digunakan untuk mengkaji pengaruh harga di tingkat petani, jumlah lembaga yang dilalui, dan jarak petani dengan pemasaran terdekat secara individu terhadap margin pemasaran bawang putih dengan menggunakan α= 5% atau tingkat signifikansi 95%. Kriteria pengambilan keputusan:

digilib.uns.ac.id 45 Apabila t hitung < t tabel atau α < sig, maka Ho diterima, dan Hi ditolak, berarti variabel independen (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Apabila t hitung t tabel atau α > sig maka Ho ditolak, dan Hi diterima, berarti variabel independen (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. 3) Uji Standar Koefisien Regresi b, digunakan untuk mengkaji faktor (harga di tingkat petani, jumlah lembaga yang dilalui, dan jarak petani dengan pemasaran terdekat) yang paling berpengaruh terhadap margin pemasaran bawang putih. b. Pengujian Asumsi Klasik 1) Uji Multicolinearity, digunakan untuk mengetahui apakah terdapat suatu hubungan linear antar variabel bebas yang terdapat dalam model (Nachrowi dan Usman, 2005). 2) Uji Heteroscedasticity, digunakan untuk mengetahui konstan atau tidaknya model, akibat variansi data yang digunakan. Dilakukan dengan melihat pola titik-titik pada grafik scatterplot (Nachrowi dan Usman, 2005).