BAB I PENDAHULUAN. semakin maju menyebabkan persaingan global menjadi meningkat. Hal ini dapat

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN TIME DRIVEN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PERHITUNGAN BIAYA INSTALASI RADIOLOGI DI RUMAH SAKIT YAKKUM PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB II TIME DRIVEN ACTIVITY BASED COSTING. Sedangkan Firdaus dan Wasilah (2009), berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. konsumen memegang kendali, (2) persaingan sangat tajam, (3) perubahan telah

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk

Bab I PENDAHULUAN. untuk selalu meningkatkan efisiensi dan efektifitas prosesnya guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya jaman, kehidupan dunia usaha semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 5

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. PT. Rolimex Kimia Nusa Mas adalah perusahaan yang memproduksi

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Hal itu, dikarenakan akuntansi biaya dapat membantu kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di era globalisasi mengakibatkan persaingan bisnis yang

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Inilah yang mendasari dikembangkannya metode Activity Based Costing

BAB1I PENDAHULUAN. Di Era persaingan global yang semakin ketat sekarang ini menuntut suatu organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan saat ini sedang berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan produk. Sistem akuntansi biaya tradisional yang selama ini

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini mendorong, manajemen Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu. pelayanan dengan tarip yang bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional. Dengan demikian industri kecil dan rumah tangga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

harus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia

ANALISIS PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA RS BANYUMANIK SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sendiri digunakan di semua organisasi: manufacturing, merchandising and service (Hansen, Mowen, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi yang berorientasi pada laba (profit oriented organization)

BAB I PENDAHULUAN. masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB I PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan pesaing (Baykasoglu & Kaplanoglu: 2008),

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penentuan Harga Pokok Produksi Fiberglass Berdasarkan Sistem Activity Based Costing Pada PT. Barata Pratama Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Langkah ini dilakukan setelah pada tingkat regional, ASEAN telah

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. metode tradisional dalam menghitung harga pokok produksi. Metode tradisonal atau

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

Hubungan Activity-based costing (ABC) dengan Theory Of Contraint (TOC) Rochmad Bayu Utomo, S.E., M.Si., Ak., CA.

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIVE SYSTEM PENENTUAN BIAYA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik utama: (1) konsumen memegang kendali, (2) persaingan tajam, (3)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat semakin mendorong perusahaan untuk tetap going

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sekarang ini dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin maju menyebabkan persaingan global menjadi meningkat. Hal ini dapat mengakibatkan pergolakan dalam setiap aktivitas bisnis jasa, perdagangan, dan industri terutama adanya kecenderungan lingkungan yang berubah yaitu daur hidup produk yang semakin pendek, kerumitan produksi semakin meningkat, standar kualitas yang dibutuhkan oleh konsumen semakin meningkat, dan banyaknya diversifikasi produk meningkat. Agar dapat menghasilkan produk atau jasa yang bermutu tinggi dengan harga kompetitif, maka diperlukan perhitunganproduk atau jasa yang tepat sehingga harga jual suatu produk atau jasa dapat ditentukan. Perusahaan masih banyak yang menggunakan akuntansi biaya tradisonal dalam proses produksinya. Dalam sistem akuntansi biaya tradisional biaya overhead dialokasikan atas dasar kuantitas. Akuntansi biaya tradisional hanya memperhitungkan biaya produksi ke dalam harga pokok produk.dalam penentuan harga pokok produk, sistem akuntansi biaya tradisional kurang sesuai lagi untuk diterapkan, karena sistem akuntansi biaya tradisional memiliki kelemahan.kelemahan sistem akuntansi biaya tradisional adalah memberikan informasi biaya yang terdistorsi. Distorsi timbul karena adanya ketidakakuratan dalam pembebanan biaya, sehingga mengakibatkan kesalahan penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan, dan pengendalian. Distorsi tersebut juga mengakibatkan undercost/overcost 1

2 tehadap produk (Hansen & Mowen, 2009). Adanya kelemahan tersebut, sistem akuntansi biaya tradisional dapat diatasi dengan penggunaan metode Activity- BasedCosting. Mulyadi (2003) menyatakan Activity-Based Costing System adalah sistem informasi biaya berbasis aktivitas yang didesain untuk memotivasi personel dalam melakukan pengurangan biaya dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas.activity Based Costing system memfokuskan dari biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas yang dikerjakan untuk memproduksi, menjalankan, dan mendistribusikan atau untuk menunjang produk yang bersangkutan, artinya Activity Based Costing system menganggap bahwa timbulnya biaya disebabkan oleh aktivitas yang menghasilkan produk, sehingga pendekatan ini menggunakan cost driver pada aktivitas yang menimbulkan biaya. Jadi perbedaan utama penghitungan harga pokok produk antara akuntansi biaya tradisional dengan Activity Based Costing system adalah jumlah cost driver (pemicu biaya) yang digunakan, dalam sistem penentuan harga pokok produk dengan metode Activity Based Costing system menggunakan cost driver dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dalam sistem akuntansi biaya tradisional yang hanya menggunakan satu atau dua cost driver berdasarkan unit. Masalah utama yang sering dihadapi dalam Activity-Based Costing System adalah pembebanan biaya overhead pabrik.oleh karena itu diperlukan pembebanan biaya overhead pabrik ke setiap jenis produk pada aktivitas yang tepat. Pembebanan biaya overhead pabrik dapat dilakukan melalui 2 tahap yaitu: pertama, biaya overhead dikumpulkan dalam kelompok pada tingkat pabrik atau departemen. Kedua, setelah kelompok didefinisikan, biaya kelompok overhead

3 dibebankan pada produk dengan menggunakan penggerak tingkat unit, yang paling umum adalah dengan jam tenaga kerja langsung (Hansen & Mowen, 2009). Activity-Based Costing System umumnya untuk perusahaan manufaktur. Penggunaan Activity-Based Costing System dalam perusahaan manufaktur dilakukan dengan cara menelusuri biaya overhead pabrik ke aktivitas dan kemudian membebankan biaya ke masing-masing produk yang didasarkan pada tingkat penggunaan aktivitasnya. Pada perusahaan jasa penerapan Activity-Based Costing Systemmenjadi kurang tepat karena perusahaan jasa banyak memiliki elemen-elemen yang intangible dibandingkan perusahaan manufaktur.perusahaan jasa dapat menerapkan metode baru yaitu Time Driven Activity Based Costing (TDABC)yang juga merupakan bagian dariactivity Based Costing.Time Driven Activity Based Costingmerupakan model baruactivity Based Costingyang menyederhanakan proses penetapan biaya. Model TDABC menghitung biaya semua sumber daya yang dipasok ke unit proses. Kemudian untuk mendapatkan biaya kapasitas, TDABC membagi biaya dengan kapasitas praktis sesuai dengan waktu yang dikonsumsi sumber daya. Contoh perusahaan jasa yang dapat menerapkan TDABCadalah Rumah Sakit. Seiring dengan perkembangan jaman, permintaan akan pelayanan jasa rumah sakit semakin meningkat, begitu pula dengan beragamnya jenis jasa dan pelayanan yang diminta. Untuk memenuhi permintaan tersebut maka rumah sakit berusaha untuk meningkatkan jenis jasa dan pelayanan yang diberikan. Dengan meningkatnya keragaman jasa sedangkan fasilitas yang digunakan untuk menghasilkan jasa tersebut adalah sama, maka alokasi biaya menjadi masalah

4 yang sangat penting bagi rumah sakit. Menurut Peraturan Menteri kesehatan republik Indonesia nomer 340/MENKES/PER/III/2010 tentang klasifikasi rumah sakit, berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanannya, rumah sakit umum diklasifikasikan menjadi 4 yaitu : rumah sakit umum kelas A, B, C, dan D. Klasifikasi rumah sakit umum ditetapkan berdasarkan pelayanan, sumber daya manusia, peralatan, sarana dan prasarana dan administrasi manajemen. Di Purwodadi kabupaten Grobogan Jawa Tengah terdapat salah satu rumah sakit yang cukup dikenal oleh masyarakat, yaitu Rumah Sakit Yakkum Purwodadi.Rumah Sakit Yakkum Purwodadi merupakan rumah sakit swasta yang dikelola yayasan. Walaupun dikelola yayasan namun, rumah sakit Yakkum berusaha memenuhi standard yang telah ditetapkan pemerintah dengan mengikuti Akreditasi Pelayanan dan tahun 2008 dinyatakan lulus oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) untuk 12 Pelayanan, dan untuk menjaga mutu serta kualitas pelayanan. Rumah sakit Yakkum juga telah memenuhi peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomer 340/MENKES/PER/III/2010 tentang klasifikasi rumah sakit. Rumah sakit Yakkum termasuk dalam klasifikasi rumah sakit umum kelas C. Salah satu syarat klasifikasi rumah sakit umum kelas C adalah harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 pelayanan medik spesialis dasar dan 4 pelayanan spesialis penunjang medik. Sedangkan rumah sakit Yakkum memiliki lebih dari 4 pelayanan medik spesialis dasar, yaitu klinik umum, klinik gigi, klinik kebidanan dan penyakit kandungan, klinik penyakit anak, klinik bedah umum, klinik penyakit saraf, klinik penyakit dalam, klinik mata, klinik THT, klinik penyakit kulit dan kelamin, dan klinik

5 fisioterapi, dan lebih dari 4 pelayanan spesialis penunjang medik yaitu pelayanan IGD 24 jam, instalasi apotek, pelayanan rawat inap, instalasi radiologi, instalasi gizi, instalasi farmasi, instalasi laboraturium, pelayanan EEG. Pelayanan Instalasi Radiologi merupakan salah satu dari pelayanan spesialis penunjang medik yang dalam pelayanannya dibagi lagi menjadi beberapa jenis pelayanan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai TDABC.Dalam menyusun skripsi, penulis mengganggap semua aktivitas dianggap normal. Dengan demikian penulis tertarik menyusun skripsi dengan judul: Penerapan Time Driven Activity Based Costing (TDABC)dalam perhitungan biaya Instalasi Radiologi di Rumah Sakit Yakkum Purwodadi.

6 I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Berapakah biaya pemeriksaan setiap jasa pelayanan instalasi radiologi berdasarkantdabc? I.3. Batasan Masalah Penulis membatasi penelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam menyusun penelitian ini. Batasan penelitian pada penulisan ini adalah: 1. Data-data yang digunakan dari rumah sakit hanya mencakup data tahun 2012. 2. Data yang digunakan merupakan seluruh data kegiatan yang mempengaruhi seluruh aktivitas yang terjadi di Instalasi Radiologi. I.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui perhitungan dengan menggunakan metode TDABCdalam menghitung biaya pemeriksaan instalasi radiologi di Rumah Sakit Yakkum Purwodadi.

7 I.5. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi Rumah Sakit Di harapkan dapat membantu rumah sakit memberikan masukan informasi tentang kemungkinan penerapantdabcdalam memperhitungkan biaya, khususnya di unit instalasi radiologi. 2. Manfaat bagi penulis Untuk memperoleh pengetahuan mengenai penerapan TDABCdalam kaitannya dengan penentuan biaya pemeriksaan jasa instalasi radiologi dan untuk membandingkan sekaligus menerapkan teori yang diperoleh mengenai TDABCselama studi dengan praktik yang terjadi di dunia bisnis secara nyata dan dapat menambah wawasan. I.6. I.6.1. Metode Penelitian Objek penelitian Purwodadi. Objek penelitian adalah Instalasi Radiologi Rumah Sakit Yakkum I.6.2. Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain : 1. Data mengenai aktivitas aktivitas yang mendukung pelayanan jasa pemeriksaan Instalasi Radiologi. 2. Data biaya operasional Instalasi Radiologi tahun 2012. 3. Jenis jasa pelayanan, peralatan yang dimiliki di Instalasi Radiologi.

8 I.6.3. Metode pengumpulan data 1. Metode Observasi Dengan cara melakukan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap kegiatan yang diamati. 2. Metode Wawancara Dengan cara memberikan pertanyaan kepada pihak rumah sakit yang menguasai permasalahan tersebut. I.7. I.7.1. Analisis Data Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan TDABC System melalui langkah berikut: 1. Mengelompokkan sumber daya 2. Mengestimasi biaya yang terjadi pada setiap sumber daya 3. Mengestimasi kapasitas praktis pada sumber daya 4. Mengelompokkan sumber daya berdasarkan aktivitas 5. Menghitung unit costdengan cara membagi total biaya dengan kapasitas praktis. 6. Menghitung pembebanan biaya pemeriksaan setiap jenis jasa pemeriksaan.

9 I.8. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab inimenguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,serta sistematika penulisan. BAB II : TIME DRIVENACTIVITY BASED COSTING Dalam bab ini akan dibahas landasan teori mengenai penentuan harga pokok jasa menggunakan Time Drivenactivity based costing serta membahas akuntansi biaya tradisional. BAB III : GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT YAKKUM PURWODADI Bab ini berisikan tentang gambaran umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan,tugas dan tanggung jawab. BAB IV : ANALISIS DATA Bab ini menguraikan tentang perhitungan biaya pemeriksaan dengan menggunakan Pendekatan Time DrivenActivity Based Costing dan perbandingan penetapan biaya pemeriksaan antara metode tradisional dengan metodetime Driven Activity Based Costing. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan atas hasil penelitian dan saran-saran kepada pihak perusahaan atas hasil penelitian yang dilakukan.

2