Petunjuk Sitasi: Pasaribu, M. F., & Puspita, R. (2017). Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. E101-105). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill Muhammad Fazri Pasaribu (1), Riana Puspita (2) (1), (2), Institut Teknologi Medan Jl. Gedung Arca no 52 Medan (1) fazri291171@gmail.com, (2) riana.puspita@ymail.com ABSTRAK Sektor perkebunan merupakan salah satu komponen utama yang penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari peran produsen industri primer minyak nabati yang menggunakan buah kelapa sawit sebagai bahan baku utamanya. Peningkatan produktivitas minyak Crudw Palm Oil (CPO) Indonesia dengan persentase 1.16 hingga 286.58 pada tahun 2001-2005, mengindikasikan penghasil devisa negara terbesar berasal dari ekspor CPO ke negara-negara Eropa barat seperti Inggris, Italia, Belanda dan Jerman. PT.Ukindo-Mill dengan kapasitas pabrik sebesar 60 ton TBS/jam merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi bahan baku Crude Palm Oil(CPO) dan Palm Kernel (PK) di daerah langkat dan Sumatera Utara dalam kegiatan produksinya tetap memperhatikan kuantitas pengadaan bahan baku secara efektif dan efisien. Pengadaan bahan baku produksi secara optimal dapat melindungi perusahaan dari ketidakpastian akibat kondisi dinamis dari faktor permintaan dan penawaran, Berdasarkan data dari perusahaan diketahui bahwa keuntungan aktual perusahaan diperkirakan sebesar Rp. 25.250.000.000.000 sedangkan pada pengolahan Linier Programming kondisi optimal perusahaan mampu memperoleh laba sebesar Rp. 55.332.090.000.000,-Berdasarkan pengolahan memiliki selisih yaitu, Rp. 30.082.100.000.000 yang belum bisa dimanfaatkan. Pengadaan bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) dari kebun sendiri secara aktual rata-rata sebesar 11,160,017,Kg, sedangkan nilai optimalnya rata-rata sebesar 10.197.069 kg. Ada sebesar 839.782 kg memiliki arti untuk pasokan Bahan TBS dari pembelian masih diperlukan walau akan mengurangi keuntungan. Penggunaan sumber daya diketahui bahwa penambahan satu Hari Kerja tiap bulannya, maka perusahaan memiliki peluang untuk meningkatkan keuntungan sebesar Rp 2,364,619,193, sedangkan sumber daya lain tidak member peningkatannya tidak memberi keuntungan pada perusahaan. Kata kunci Crude Palm Oil, optimal, TBS, Linier Programming I. PENDAHULUAN PT Ukindo-Palm Oil Mill memiliki satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang berlokasi di Kebun Blangkahan-Langkat Sumut. Kapasitas mesin pengolahan kelapa sawit yang memproduksi 60 ton/jam Tandan Buah Segar (TBS) ini memproduksi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) sesuai dengan besarnya pasokan bahan baku TBS yang dipanen dari setiap kebun masyarakat, kebun sendiri. Oleh karenanya penting untuk mengetahui kesinambungan hubungan antara perkebunan sebagai penyedia bahan baku dengan pabrik pengolahan yang membutuhkan bahan baku dalam industri pengolahan kelapa sawit (Anindito,2016) Bahan baku TBS yang diolah oleh PT Ukindo-Palm Oil Mill berasal dari dua sumber yaitu TBS yang dihasilkan oleh kebun sendiri dan pembelian dari luar kebun (pihak ketiga) perusahaan perkebunan sebagai mitra kerja sekitar yang memiliki kebun sawit. Pada tahun 2016 TBS kebun hanya dapat memasok 40% dan pembelian TBS sebesar 60% dari target yang ditetapkan manajemen pabrik (Sumber:SOP/POM-Ukindo/2013). Akibat pasokan TBS yang kurang optimal maka produksi CPO dan PK juga tidak optimal E-101
Pasaribu, Puspita sehingga mengakibatkan keuntungan perusahaan tidak maksimal, dimana periode 2015 loss profit mencapai 29%. A. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut bagaimana tingkat pengadaan bahan baku TBS pada kondisi aktual dan optimal pada PKS dan bagaimana kombinasi pasokan bahan baku yang optimal agar perusahaan mencapai keuntungan yang maksimal. B. Tujuan Peneltian Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengadaan bahan baku TBS pada kondisi aktual dan optimal pada PKS PT Ukindo-Palm Oil Mill dan mengidentifikasi kombinasi tingkat pengadaan optimal TBS sehingga tercapai keuntungan maksimum perusahaan C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pentingnya pengelolaan pengadaan bahan baku yang berasal dari kebun sendiri, bahan baku dari pembelian untuk mendukung efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan dan dapat memberikan informasi mengenai optimalisasi produksi TBS pada industri primer CPO dan PK dan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya. II. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan data primer dan data sekunder (Nawawi, 2011). Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak perusahaan, baik manajer (Administratur) kebun, sinder Tata Usaha Keuangan (TUK), maupun karyawan untuk mengetahui kondisi operasional perusahaan dan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam rangka pengelolaan produksi dan persediaan untuk memenuhi permintaan konsumennya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data yang dimiliki perusahaan. Data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari literatur, hasil penelitian, dan laporan manajemen perusahaan. Data tersebut berupa data penjualan CPO dari bulan Januari 2016 sampai Desember 2016, potensi produktivitas tanaman kelapa sawit berdasarkan umur tanaman data biaya pengadaan TBS yang dikeluarkan dari kebun sendiri, pengadaan TBS dari pembelian, data identifikasi kebutuhan bahan baku, kapasitas pabrik dan jumlah tenaga kerja pengolahan, biaya pengolahan, serta harga jual produk akhir CPO. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perumusan Fungsi Tujuan Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kombinasi alternatif pengadaan TBS yang disuplai dari tiap sumber produksi yang dimiliki perusahaan sehingga memberikan tingkat penerimaan perusahaan yang maksimum. Menentukan variabel tujuan model matematis dirumuskan guna mendapatkan keuntungan maksimal. Nilai keuntungan maksimum sebagai model matematis linear programming dari variable keputusan(bazaraa, 1990), dirumuskan sebagai selisih dari penjualan CPO dan PK yang dihasilkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi yaitu : Keterangan: Z = Nilai variabel tujuan maksimum keuntungan (Rp) TR = Total revenue (pendapatan kotor dari penjualan CPO dan PK) TC = Total cost (biaya pengadaan bahan baku dan pengolahan) E-102
Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill X11-X112 = Biaya TBS yang berasal dari Kebun Sendiri bulan Januari Desember X21-X212 = Biaya TBS yang berasal dari Kebun Pihak ke III (Pembelian) bulan Januari- Desember X31-X312 = Harga jual CPO selama bulan Januari- Desember X41-X412 = Harga jual PKO selama bulan Januari- Desember X51-X512 = Biaya pengolahan TBS menjadi CPO dan PKO dari bulan Januari Desember Berdasarkan uraian di atas, sehingga fungsi tujuan dari model program linier untuk memaksimumkan keuntungan dalam periode 2016, dapat dirumuskan sebagai berikut : Max : 9160X31+8.996X32+9.086X33+8.995X34+9.020X35+9.105X36+9800X37+9086X38+9160X39 +8.995X310+8.086X311+9.068X312+6990X41+7020X42+6998X43+6991X44+7020X45+7025 X46+7010X47+6990X48+7100X49+7020X410+7025X411+6998X412-445X11-470X12-470X13-466X14-473X15-461X16-462X17-444X18-461X19-492X110-484X111-482X112-2.079X21-1940X22-1937X23-1930X24-1863X25-1866X26-1930X27-2079X28-1646X29-1536X210-1674X211-1632X212-96X51-93X52-94X53-97X54-95X55-91X56-95X57-95X58-94X59-94X510-96X511-96X512 B. Perumusan Fungsi Kendala 1) Kendala Kapasitas Maksimal Pabrik Koefisien fungsi yang digunakan dalam mengolah TBS adalah benilai satu karena kapasitas maksimal pabrik kelapa sawit sama. Nilai sebelah kanan kendala (right hand side) dari persamaan kendala ini merupakan hasil penggalian kapasitas pabrik (60 ton/jam) dengan waktu pengolahan (22 jam) dalam satu hari dan dikalikan dengan hari beroperasi dalam 1 bulan produksi (25 hari kerja) yaitu senilai 33.000.000. Berdasarkan uraian diatas model fungsi kendala kapasitas pabrik 2) Kendala Quota pembelian TBS Dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku TBS unit usaha Adolina menetapkan kebijakan batas maksimal pembelian TBS dari pihak ketiga setiap harinya sebesar 240.000 kilogram, maka batasan pasokan maksimal setiap bulannya sebesar 6.000.000 kg selama 25 hari kerja. Kebijakan ini dilakukan untuk menjamin kontinuitas produksi pabrik kelapa sawit untuk mengoptimalkan kuantitas CPO dan PKO yang dihasilkan. Kuota pembelian ini merupakan kendala dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan keuntungan. 3) Kendala Ketersediaan Tenaga Kerja Tenaga kerja penting diperhitungkan sebagai kendala karena bagian dari sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Koefisien fungsi tenaga kerja diperoleh dari penggunaan tenaga kerja langsung (HOK) bagian pengolahan yaitu 78 org dengan perhitungan 25 hari kerja perbulannya, maka tenaga kerja langsung yang tersedia tiap bulannya dikalikan dengan hari kerja berarti 1.950 orang yang merupakan nilai sebelah kanan kendala. Sedangkan jadi kendala tenaga kerja diperoleh dari pembagian antara jumlah HOK (1.950) dengan pasokan TBS dari kebun sendiri dan dan pasokan dari kebun luar pada bulan ke-j yang diasumsikan tetap (nilai turn over karyawan = 0). Contoh bulan Januari untuk kebun sendiri = 1.950/ 7.095.489 = 0.00027X11 dan kebun masyarakat = 1.950/2.919.070 = 0.00067X21. 4) Kendala Ketersediaan Tandan Buah Segar Pasokan TBS yang berasal dari kebun luar memasok 60 % dari total pasokan bahan baku. Nilai sebelah kanan kendala (RHS) diperoleh dari potensi produksi TBS kebun sendiri. dan pihak ke tiga. Pihak ketiga terdiri dari masyarakat sekitar dan perkebunan swasta yang berada dekat dengan PKS. Berdasarkan data dari perusahaan pihak ketiga bisa memasok sebesar 60% dari total bahan baku. 5) Kendala Biaya Pengolahan Biaya pengolahan di PKS ialah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi CPO dan PKO, sehingga biaya pengolahan dibebankan pada tingkat harga setiap kilogram CPO dan PKO yang dihasilkan. Dari data harga CPO dan PKO dan biaya pengolahan maka diperoleh koefisien fungsi kendala biaya pengolahan sebagai berikut. Koefisien biaya pengolahan adalah perbandingan biaya olah dalam Kg/TBS. dengan harga CPO dan PK.dalam Rp/Kg. Contoh bulan Januari 96/16.150 = 0.0059. E-103
Pasaribu, Puspita C. Penyelesaian Linier Programming Penyelesaian Linier Programming menggunakan software Production and Operation Management (POM) dapat: 1) Keuntuungan optimasi Perusahaan Total perolehan laba kotor dari pengadaan bahan baku TBS dan pengolahan TBS aktual pada tahun 2016 sebesar Rp 25.250.000.000.000,- sedangkan pada kondisi optimal perusahaan mampu memperoleh laba sebesar Rp. 55.332.090.000.000,-Berdasarkan pengolahan memiliki selisih yaitu, Rp. 30.082.100.000.000,- 2) Pengadaan Bahan Baku TBS Pengadaan bahan baku secara garis besar dapat dibedakan menjadi aktivitas pengadaan bahan baku dari kebun sendiri dan aktivitas pengadaan bahan baku dari pembelian. (a) Pada analisis Linier Programming Result terlihat tingkat pengadaan bahan baku TBS yang aktual dan optimal dari kebun sendiri terlihat bahwa rata-rata nilai optimal 10.197.069Kg sedangkan aktual 11,160,017Kg dengan selisih -839.782 Kg. (b) Pada analisis Linier Programming Result pengadaan TBS yang aktual dan optimal pembelian terlihat bahwa Setiap bulan reduce cost dari pembelian lebih besar dari 0, berarti bahwa pasokan dari pihak ke tiga masih diperlukan tetapi tidak memberi keuntungan optimal bagi perusahaan, hal ini terlihat dari nilai optimalnya semua nya 0. (c) Pada Analisis Dual dapat terlihat bahwa ketersediaan sumber daya dan penggunaan dengan melihat slack dan surplus serta dual pricenya. 3) Pengadaan Sumber Daya (a) Kapasitas Pabrik pada kondisi aktual diperoleh dari perhitungan kapasitas pabrik dikurangi dengan nilai slack/surplus yang tertera pada analisis dual model LP. Persentase pemanfaatan kapasitas diperoleh dari pembagian penggunaan kapasitas pabrik pada kondisi aktual dengan jumlah kapasitas pabrik setiap bulannya. Hasil perhitungan menurut model linier programming menunjukan bahwa saat ini kapasitas Pabrik Kelapa Sawit ratarata hanya bisa digunakan 32% dari kapasitas maksimalnya. Dimana kapasitas yang belum bisa digunakan sebesar 68%. (b) TBS dari Pihak Ketiga memiliki analisis dual juga menunjukkan alokasi penggunaan sumberdaya bahan baku yang berasal dari pihak ketiga yang dimasukkan menjadi kendala dalam model. Penggunaan bahan baku TBS dari pihak ketiga pada kondisi model aktual berlebih dibandingkan ketersediaannya. Sehingga terdapat persediaan yang berlebih di dalam model ditunjukkan oleh nilai slack/surplus yang positif (c) Quota Pembeliaan TBS memiliki nilai slack/surplus pada kendala batasan kuota pembelian TBS dari pihak ketiga setiap bulannya mengalami kelebihan. Nilai batasan kuota yang sama setiap bulannya memiliki kelebihan yang sama juga yaitu 6.000.000 kg. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat tidak menggunakan batasan kuota sama sekali atau disarankan untuk tidak memasok TBS pembelian (d) Ketersedian Tenaga Kerja secara keseluruhan slack/surplus bernilai nol kecuali bulan agustus, dan memiliki nilai dual positif ini mengandung arti bahwa Tenaga kerja karena secara keseluruhan sudah termanfaatkan secara penuh maka akan memiliki nilai dual lebih besar dari nol Dan memiliki pengertian apabila penambahan jumlah Tenaga Kerja dan Jam kerja tidak mempengaruhi keuntungan (e) Transfer pengolahan TBS menjadi CPO memiliki Nilai slack/surplus tidak 0 dan dual value memiliki nilai 0 berarti hal ini menunjukkan bahwa dengan peningkatan rendemen TBS tidak memberikan keuntungan pada perusahaan. Oleh karena itu peningkatan rendemen TBS yang dipasok tidak di perlukan lagi. (f) Transfer pengolahan TBS menjadi Kernel memiliki Nilai slack/surplus sama dengan nilai positif dan dual value nya bernilai 0. Nilai ini memiliki pengertian jika rendemen PK yang diolah tidak mengalami peningkatan keuntungan bagi perusahaan. (g) Biaya pengolahan CPO dan PK memiliki nilai slack/surplus dan dual value adalah 0. Ini memiliki pengertian bahwa tidak memiliki biaya kelebihan dalam pengolahan CPO dan PK. E-104
Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill IV. PENUTUP Dari analisa yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Linier Programming dapat diambil kesimpulan analisis optimalisasi model awal di peroleh hasil optimal Rp 55.332.090.000.000,-, sementara pada kondisi aktual perusahaan hanya mampu mencapai keuntungan sebesar Rp 25.250.000.000.000, memiliki selisih dari optimal sebesar Rp. 30.082.100.000.000, artinya PKS PT Ukindo-Palm Oil Mill belum mencapai keuntungan optimalnya. Pada analisis nilai dual diketahui bahwa yang menjadi sumberdaya pembatas adalah ketersediaan tenaga kerja langsung mempengaruhi keuntungan, sementara sumberdaya lain mengalami peningkatan.selain itu kombinasi pasokan optimal yang berasal dari kebun sendiri jika ditingkatkan dari 38 persen dari pasokan dan TBS pembelian diturunkan dengan kapasitas PKS yang sama akan meningkatkan nilai keuntungan optimal perusahaan. Pontensi peningkatan produksi kebun sendiri jika dimanfaatkan diatas 32% maka akan diperoleh nilai keuntungan optimal. Rekomendasi dari penelitian ini agar meningkatkan jumlah pasokan bahan baku TBS yang berasal dari kebun sendiri, melakukan pembelian TBS dari pihak ketiga sesuai dengan kebutuhan PKS untuk mencapai keuntungan optimalnya dan meningkatkan jumlah ketersediaan tenaga kerja pengolahan. DAFTAR PUSTAKA Anindito, Istasius Angger. Industri Kelapa Sawit dan Minyak Goreng Sawit, terdapat Dalam lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126115-5648-pertumbuhan%20industri-analisis.pdf wahyono teguh profil kelapa sawit Indonesia 2006 b.. Anonim. 2013. Standard Operasional Procedur Palm Oil Mill. PT. Ukindo Palm Oil Mill, Medan Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011, hal : 117 Bazaraa S. Mokhtar, Jarvis J. John, 1990.Linear Programming and Network Flows 2ed. New York: John Wile E-105