BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks dan beragam. Oleh karena itu, kinerja bank harus

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penggerak roda perekonomian suatu negara, fungsi bank sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bank. Uang sebagai salah satu produk bank setiap hari di gunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

menjalankan usahanya berdasarkan prinsip kepercayaan. Di dalam menjalankan fungsi-fungsi bank, bank dituntut untuk berada dalam kondisi yang sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan merupakan sektor yang cukup dinamis dan meluas cakupanya,

BAB I PENDAHULUAN. beban dan sangat menyusahkan, sebaliknya bank bank lain bahkan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga akan mendorong kepercayaan nasabah (stakeholder) yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Dari definisi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai intermediary institution yaitu lembaga keuangan yang

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai (Widati, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Kesatuan yuridis merupakan badan usaha yang umumnya berbadan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut memerlukan dana dalam jumlah yang besar. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir ini berdampak pada makin banyaknya bank-bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB II LANDASAN TEORI. perputaran uang, deposito dan lainnya. Menurut Sigit dan Totok (2006:5) bank

BAB I PENDAHULUAN. bank yang tidak mampu untuk tetap melanjutkan usahanya. Pertengahan tahun

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kerja serta kemampuan lainnya pada suatu perusahaan. Sama seperti

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. perbankan tidak sedikit pula bank yang tutup akibat kondisi krisis ekonomi. memberikan jasanya dalam bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

penghujung abad 20 ini adalah kolapsnya sejumlah bank-bank karena dianggap untuk meneruskan bisnisnya. Bank-bank tersebut terpaksa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia terhadap struktur ekonomi dan moneter dalam negeri sebuah

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sedangkan yang lain adalah lembaga keuangan non-bank (LKBB). Bank

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan rendahnya tingkat pendapatan. Saat ini pembangunan. oleh pemerintah. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, telah

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bahkan dunia. dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa-jasa bank lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat dimana para investor melakukan transaksi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk melihat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi, salah satunya yaitu sektor keuangan yang mencakup industri perbankan. Perkembangan perbankan yang sangat pesat serta

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. deregulasi di bidang keuangan dan moneter pada tahun Deregulasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir perekonomian nasional memang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN METODE CAMELS

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan urat nadi perekonomian suatu bangsa, sehingga apabila terjadi masalah di dunia perbankan

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan

Maria Sibuea EB11 Pembimbing : Agustin Rusianasari, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bank adalah sektor yang sangat dinamis dan luas cakupannya. Hal ini dibuktikan dengan perkembangan industri perbankan terutama produk dan jasa yang semakin kompleks dan beragam. Oleh karena itu, kinerja bank harus semakin meningkat, karena akan semakin tinggi resiko yang dihadapi dan dapat berakibat fatal bagi bank secara keseluruhan. Perkembangan bank yang dinamis harus didukung dengan sistem penilaian bank, yang digunakan untuk mencerminkan kondisi bank sekarang dan masa mendatang, dan setiap penilaian bank perlu penyempurnaan. Peran dari sektor perbankan dalam mengatur, memutar, dan mengendalikan dana masyarakat untuk berbagai tujuan telah mengalami peningkatan yang sangat besar. Fungsi bank pada tahun 1980-an hanya sebagai fasilitator pemerintah dan beberapa perusahaan besar. Namun, sekarang telah berubah menjadi bagian atau pun sektor yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian. Perkembangan bank yang dinamis dapat dilihat dari perkembangan perbankan dengan pertumbuhan jumlah bank swasta nasional yang sangat meningkat mulai dari tahun 1980-an yang ternyata membawa perekonomian Indonesia ke suatu tahapan baru. Perkembangan yang pesat itu kelihatannya tidak 1

2 diikuti dengan kehati-hatian. Hal ini terbukti dengan krisis moneter tahun 1997 yang melanda Indonesia yang telah berubah menjadi krisis yang menyebabkan terpuruknya kegiatan ekonomi, dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang telah menghancurkan sendi sendi ekonomi termasuk pada sektor perbankan. Krisis moneter yang terus menerus menimpa Indonesia dipenghujung abad ke-20 menyebabkan banyak bank kolaps karena tidak lagi mampu untuk meneruskan bisnisnya sehingga terpaksa dilikuidasi oleh pemerintah. Likuidasi bank yang dilakukan oleh pemerintah pada tanggal 1 November 1997, baik bank swasta maupun pemerintah membuat masyarakat resah. Banyaknya kasus bank swasta dan pemerintah yang dilikuidasi membuat masyarakat menjadi kurang percaya terhadap kinerja perbankan yang ada di Indonesia. Adanya tindakan yang melikuidasi bank bank itu sehingga membuat jatuhnya citra perbankan Indonesia, dan hal ini memperburuk kondisi perekonomian Indonesia (www.finansialbisnis.com). Pada tahun 2000-an bangsa Indonesia secara bertahap telah mengalami peralihan dari suatu kondisi perekonomian yang berada dalam cengkraman krisis multidimensional menuju sebuah konsolidasi pembangunan ekonomi yang ditopang oleh penguatan fondasi fondasi kunci perekonomian nasional. Indonesia berusaha secara perlahan untuk meningkatkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap bank dan membangun fundamental perbankan yang kuat. Karena itu, pemerintah Indonesia membentuk suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh; memberikan arah, bentuk, dan tatanan

3 industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan yang disebut dengan Arsitektur Perbankan Indonesia yang disingkat dengan API (www.bi.go.id). Hasil yang ingin diperoleh Bank Indonesia dari terbentuknya API adalah menjaga kinerja perbankan yang sudah membaik, sehingga diperlukan pemeriksaan rutin terhadap kinerja keuangan dari masing masing bank yang ada di Indonesia. Kinerja bank yang baik diharapkan mampu meraih, meningkatkan, dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap bank atau pun sistem perbankan secara menyeluruh. Kinerja ini dapat dilihat melalui penyajian informasi yang berupa laporan keuangan kepada pihak intern dan ekstern. Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut (http://id.wikipedia.org/wiki/laporan_keuangan). Laporan keuangan tidak hanya menggambarkan keadaan keuangan dimasa lalu atau di tahun sebelumnya, melainkan laporan keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan terutama keputusan yang berdampak terhadap bank di masa depan. Laporan keuangan disajikan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Salah satu informasi yang penting adalah laba yang diperoleh bank pada tahun tersebut. Laba menjadi sangat penting karena laba dapat menjelaskan kinerja dari bank selama satu periode di masa lalu. Selain itu, sifat laba yang selalu berubah setiap tahun membuat informasi mengenai laba sangat bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan.

4 Informasi mengenai laba tidak saja ingin diketahui oleh manajer tetapi juga investor dan pihak pihak lain yang berkepentingan. Melalui laporan keuangan, laba periode tertentu dan informasi keuangan lainnya akan dievaluasi dengan cara membandingkan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya. Informasi laba dapat mempengaruhi keputusan investor dalam hal keputusan investasi, bagi manajemen informasi laba dapat digunakan untuk menetapkan strategi bank untuk satu tahun kedepan dan bagi Bank Indonesia nilai dari laporan keuangan digunakan untuk sarana penetapan dan implementasi strategi pengawasan (Peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004). Melihat pentingnya laporan keuangan dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap bank setelah krisis tahun 1998 maka mengharuskan bank untuk memperbaiki kinerjanya karena dengan terciptanya kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank maupun sistem perbankan secara keseluruhan, dapat meningkatkan laba yang diperoleh bank dan memperbaiki kinerja yang telah menurun. Secara intuitif dapat dikatakan bahwa bank yang sehat akan mendapat dukungan dan kepercayaan dari masyarakat serta mampu menghasilkan laba yang optimal (Nesti Hapsari,2006). Penilaian kesehatan bank dapat dilakukan melalui laporan keuangan bank dengan sejumlah rasio keuangan yang meliputi aspek capital, asset quality, management, earnings, liquidity dan sensitivity to market risk. Hal ini ditetapkan oleh Bank Indonesia pada Peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 yang menyatakan Bank Indonesia sebagai bank sentral menggunakan rasio keuangan CAMELS karena tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas

5 berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kualitatif dan atau kuantitatif terhadap faktor permodalan (capital), kualitas aset (asset quality), manajemen (management), rentabilitas (earnings), likuiditas (liquidity) dan sensitifitas terhadap resiko pasar (sensitivity to market risk). Rasio CAMELS adalah rasio yang menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan antar jumlah tertentu dengan yang lain. Faktor penilaian rasio CAMELS meliputi faktor permodalan sangat penting bagi bank swasta dalam rangka pengembangan usaha dan mengantisipasi kemungkinan resiko, faktor kualitas aktiva produktif adalah kualitas kekayaan bank swasta yang dapat menghasilkan pendapatan, faktor manajemen meliputi kepatuhan bank terhadap peraturan Bank Indonesia, faktor rentabilitas menunjukkan kemampuan dari bank swasta untuk memperoleh laba, faktor likuiditas adalah kemampuan bank swasta untuk menyediakan dana lancar setiap saat diperlukan untuk mengantisipasi penarikan dana jangka pendek dari masyarakat setiap saat dan faktor sensitifitas terhadap resiko pasar adalah kemampuan bank swasta untuk menyediakan modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengatasi fluktuasi suku bunga, nilai tukar, dan kecukupan penerapan sistem manajemen resiko pasar (Taswan,2010) Melalui CAMELS dapat diketahui kondisi kesehatan bank. Kondisi dari bank yang tidak sehat merupakan indikasi adanya manajemen yang tidak baik, aspek kelembagaan yang tidak baik dan kinerja yang tidak baik. Bank yang tidak selalu mendapatkan laba disetiap tahunnya dan bank yang tidak mampu membayar kewajibannya adalah salah satu contoh bank yang memiliki kinerja

6 yang buruk dan apabila hal ini tidak diantisipasi dengan segera maka bank yang kurang sehat ini akan mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya dan akan ditinggalkan oleh nasabah sehingga menyebabkan bank tersebut gulung tikar. Menurut Bank Indonesia, bank dengan kondisi kesehatan yang bermasalah adalah bank yang melanggar hukum atau peraturan serta dianggap melakukan praktek perbankan yang tidak aman, tidak terbuka dan tidak sehat sehingga kemampuan dalam membayar kewajibannya patut dipertanyaakan (Wolipo,2001). Banyaknya bank yang terlihat sehat diluar namun sebenarnya tidak sehat dapat membuat banyak orang terkecoh. Selain itu, banyaknya bank yang dilikuidasi karena terjadinya kegagalan ekonomi yang dikaitkan dengan ketidakseimbangan antara pendapatan dengan pengeluaran, kinerja keuangan bank yang buruk dan kegagalan keuangan terjadi karena bank tidak mampu membayar kewajibannya saat jatuh tempo. Berdasarkan pengertian mengenai tingkat kesehatan bank, maka peneliti akan menggunakan rasio keuangan CAMELS untuk menilai pengaruhnya terhadap kinerja bank yang dinilai menggunakan pertumbuhan laba. Hal ini karena bank yang sehat memiliki kinerja yang baik dan akan memiliki laba yang optimal. Dalam beberapa penelitian penilaian kesehatan bank menggunakan rasio keuangan CAMELS telah terbukti berpengaruh terhadap laba. Penelitian yang dilakukan Nesti Hapsari (2006) telah membuktikan bahwa secara parsial dan secara simultan aspek capital, asset dan liquidity berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Penelitian ini dilakukan pada 19 bank pada tahun 2000-2004. Selain itu penelitian yang dilakukan Abiwodo, Ubud Salim dan Bambang (2004)

7 menghasilkan kesimpulan bahwa secara simultan rasio keuangan berpengaruh signifikan pada rasio laba bersih pada tingkat α=5% dan secara parsial ETA,CAR,RORA, ROA,BOPO, dan CBTD berpengaruh signifikan terhadap rasio laba bersih sedangkan LEA dan LDR tidak signifikan dan variabel ROA dan RORA memiliki pengaruh yang dominan terhadap rasio laba bersih. Penelitian lain yang menggunakan indikator rasio keuangan CAMEL diteliti oleh Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas (2002) dengan hasil penelitian rasio keuangan CAMEL memiliki kemampuan untuk memprediksi kondisi bank yang kesulitan keuangan dan kebangkrutan. Rasio CAR, APB, NPL, PPAP, ROA, NIM, dan BOPO membuktikan bahwa kondisi rasio antara bank kondisi bangkrut, dan kesulitan keuangan jelas berbeda, terutama pada rasio CAR dan BOPO. Berdasarkan pengertian tingkat kesehatan bank dan didukung dari penelitian sebelumnya mengenai kemampuan rasio keuangan CAMEL yang digunakan dalam memprediksi kinerja bank, pertumbuhan laba, dan memprediksi kebangkrutan bank, maka pada penelitian ini peneliti mencoba untuk menggunakan rasio keuangan CAMELS untuk menguji pengaruhnya terhadap pertumbuhan laba. Adapun judul yang dipilih peneliti adalah Pengaruh Rasio Keuangan CAMELS terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Swasta Nasional yang Terdaftar di BEI tahun 2004-2010 dengan menggunakan sampel bank umum swasta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2004-2010 dan data yang digunakan berasal dari laporan keuangan yang telah terpublikasikan dengan rentang waktu 2003-2010.

8 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian di atas dan penjelasan pada latar belakang, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah rasio keuangan CAMELS berpengaruh terhadap pertumbuhan laba bank umum swasta nasional? 1.3 BATASAN MASALAH Dalam penelitian ini, penulis menetapkan beberapa batasan permasalahan yaitu: a. Penelitian dilakukan pada tahun 2004-2010. b. Penelitian ini dilakukan hanya pada bank swasta nasional yang terdaftar di BEI pada tahun 2004-2010. c. Sampel perbankan yang diteliti adalah bank swasta nasional di BEI yang menerbitkan laporan keuangan lengkap setiap tahun dari 2003-2010. d. Data yang diambil adalah laporan keuangan tahunan yang disajikan pada publik dari tahun 2003-2010. Data pertumbuhan laba yang berasal dari laporan keuangan bank dengan membandingkan selisih laba tahun ini dengan laba tahun sebelumnya dibandingkan laba tahun sebelumnya, jadi data laporan keuangan yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan laba adalah data laporan keuangan dari tahun 2003-2010 dan data tahun 2004-2010 digunakan untuk menghitung rasio keuangan bank dengan metode CAMELS yang sesuai dengan peraturan Bank Indonesia Nomor

9 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP/2004 Tanggal 31 Mei 2004. e. Bank swasta nasional yang dijadikan sampel adalah bank yang tidak melakukan merger atau mengakuisisi maupun tidak dimerger atau diakuisisi pada tahun 2004-2010. f. Bank swasta nasional yang dijadikan sampel adalah bank yang tidak melakukan special company action berupa penambahan modal pada tahun 2004-2010. 1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan CAMELS terhadap pertumbuhan laba pada bank umum swasta nasional pada tahun 2004-2010. 1.4.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, sebagai salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan studi S1 dan untuk menambah pengetahuan khususnya tentang pengaruh rasio keuangan CAMELS terhadap pertumbuhan laba pada bank swasta nasional ditahun 2004-2010 2. Bagi bank swasta nasional, sebagai objek dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh CAMELS terhadap pertumbuhan laba, yang diharapkan dapat memberikan masukan kepada bank umum swasta nasional dalam usaha meningkatkan kinerjanya dimasa mendatang.

10 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, batasan masalah tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang teori teori yang melandasi peneliti melakukan penelitian, yaitu teori yang berkaitan dengan bank meliputi: pengertian bank, fungsi bank, dan jenis jenis bank. Kemudian teori mengenai tingkat kesehatan dan laporan keuangan bank. Teori mengenai laporan keuangan bank meliputi: pengertian, tujuan, dan komponen laporan keuangan bank. Teori selanjutnya adalah rasio keuangan CAMELS dan pertumbuhan laba yang dilanjutkan dengan penelitian terdahulu dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tentang populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, defenisi operasional variabel, metode analisis data serta analisa hasil. BAB IV : ANALISIS DATA Bab ini akan membahas tentang analisa data dan pembahasan meliputi deskripsi obyek penelitian, analisis deskripsi variabel penelitian, data dari rasio keuangan CAMELS dan pertumbuhan laba, analisa data, analisis pengaruh rasio keuangan CAMELS

11 terhadap pertumbuhan laba dan pembahasan pengaruh rasio keuangan CAMELS terhadap pertumbuhan laba. BAB V : PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran yang diperlukan untuk penelitian selanjutnya.