Kecepatan angin meningkat pada rasio H/W kecil dan sebaliknya Jarak >, rasio H/W < Kecepatan angin tinggi pada rongga yang dipengaruhi elevasi
Kecepatan angin tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap besar kecilnya rongga Pengalihan angin dari bagian atas bukit
Pengaruh jarak terlihat pada arah angin dari Barat Kecepatan angin meningkat pada rasio H/W kecil Kecepatan angin pada rongga yang dipengaruhi topografi dengan H/W 0,5-0,99 = kecepatan angin pada rongga di elevasi yang sama dengan H/W<0,5 Pengaruh topografi menciptakan aliran udara yang lebih baik Windshadow tinggi dan pergerakan udara rendah kelompok massa Barat- Timur
Geometri bangunan yang tegak lurus terhadap arah angin membentuk windshadow 2D Geometri bangunan yang menyudut terhadap arah angin membentuk windshadow 2-3/4 D Pola massa yang disusun grid di lahan berkontur mampu memperbaiki distribusi aliran udara di sekitar bangunan. Pola grid pada lahan berkontur yang disusun menyudut terhadap arah angin yang datang dari bagian bawah bukit, menciptakan aliran udara yang lebih merata. Pola grid yang tegak lurus terhadap arah angin pada lahan berkontur, menciptakan aliran udara yang lebih baik dibandingkan pada lahan datar.
3. Pengaruh Topografi Aliran Udara _ Prosentase Kontur Parameter Desain Kecepatan Angin (m/s) 0-10% 11-20% 20-29% >30% Barat Daya-Timur Laut Layout 0-0,4 0-0,8 0-1,2 0,8-1,2 Rasio H/W (kontur) - - 0,2-1,2 - Barat Timur Layout 0-0,7 0-0,7 0,2-1,1 0,5-0,7 Rasio H/W (kontur) 0,2-0,5 0-0,2 - - Barat Laut Tenggara Layout 0-0,5 0-1,3 0-1,3 - Rasio H/W (kontur) 0-0,5 0-1,3 0-1,3 - Pengaruh topografi untuk setiap % kemiringan, terlihat pada arah angin dari Barat Semakin tinggi % kemiringan kontur, kecepatan angin semakin tinggi Kecepatan angin terendah kelompok massa Barat-Timur tegak lurus terhadap arah angin
Pengaruh Topografi Aliran Udara _ Bidang Terpapar Bidang paparan hanya terbentuk pada arah angin dari Barat Orientasi menyudut 2 bidang terpapar Orientasi tegak lurus 1 bidang terpapar Ketinggian kontur 5m dan 2,5m bidang paparan 100% dan 50% Kecepatan angin tinggi pada % bidang paparan yang tinggi
4. Efektifitas Aliran Udara V (m/s) Cooling effect (K) 0,59 2,15 0,59 2,18 0,58 2,14 0,58 2,14 1,13 4,13 1,26 4,62 1,06 3,88 0,63 2,33 V (m/s) simulasi B T BD-TL : 0,6-0,9 0,4-0,6 B-T : 0,2-0,5 0,2-0,3 BL-Tg: 0,4-0,7 0,2-0,4 Angin dari Timur rata-rata kecepatan angin < 0,5 dibawah standar kebutuhan angin yang dapat memperbaiki zona nyaman Orientasi menyudut V= 0,4-0,9 m/s mampu memperluas zona nyaman Orientasi tegak lurus V= 0,2-0,5 < standar kebutuhan angin nyaman Cooling effect 0,2-2 m/s umumnya memberikan efek pendinginan, namun kecepatan > 0,5 m/s memperluas zona nyaman V. Bidang terpapar: 0,5-1,3 tidak mampu memberikan pendinginan secara konveksi, karena V < 2,5 m/s (Defraeye et. Al, 2011)
Kesimpulan Arah yang berasal dari bagian bawah bukit (Barat) berpotensi mengalirkan udara ke sekitar bangunan % windshadow pada massa berpola grid di lahan berkontur < % windshadow di lahan datar. Kecepatan terendah dan windshadow tertinggi tercipta pada orientasi kelompok massa yang tegak lurus terhadap arah angin Kecepatan angin meningkat meningkatnya elevasi dan % kemiringan tapak. Semakin besar bidang paparan, kecepatan angin semakin tinggi Kecepatan angin pada kelompok massa yang menyudut terhadap arah angin mampu memperbaiki zona nyaman dibandingkan kecepatan angin pada kelompok massa yang tegak lurus terhadap arah angin. Pendinginan konveksi tidak tercipta pada bidang terpapar Massa berpola grid di perbukitan menciptakan perilaku angin yang berbeda dengan massa berpola grid di lahan datar. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi topografi, dimana dapat meningkatkan dan menurunkan kecepatan angin orientasi badan bukit terhadap arah angin
PENGEMBANGAN TEORI Saran Kinerja ventilasi pada internal bangunan, dengan mengevaluasi material dan posisi bukaan, yang dipengaruhi oleh lingkungan di perbukitan tepi pantai. CFD terbatas dalam pendefinisian model yang memiliki patahan kompleks, sehingga digunakan program Adobe Photoshop CS dalam mendefinisikan hasil simulasi, sehingga diperlukan simulasi yang mampu menggambarkan kondisi lingkungan eksternal secara detail. REKOMENDASI DESAIN Pola massa grid di area berbukit dapat diterapkan untuk memaksimalkan penghawaan alami. METODE Kelompok massa berpola grid yang menyudut terhadap arah angin sangat cocok diterapkan pada perumahan Pola grid yang tegak lurus terhadap arah angin, dapat diterapkan pada lahan datar dengan jarak dua kali lebar bangunan (2D)
Terima Kasih Atas Saran dan Masukannya