PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH SUMATERA BARAT ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

TINJAU ULANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ( DPKD ) SUMBAR

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BERSAMA KABUPATEN SIJUNJUNG

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR ATAS GEDUNG BATAM CENTER PARK PROPINSI KEPULAUAN RIAU

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG

ABSTRAK. Kata kata kunci : Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, dinding geser, tahan gempa, SNI

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B DI KOTA PADANG MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

Jl. Banyumas Wonosobo

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN START. Pengumpulan data. Analisis beban. Standar rencana tahan gempa SNI SNI

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL CEMPAKA, KRANGGAN TEMANGGUNG

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

APLIKASI KOMPUTER DALAM KONSTRUKSI

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG TUNJUNGAN PLAZA V SURABAYA DENGAN METODE SISTEM GANDA. Huriyan Ahmadus ABSTRAK

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL BETON BERTULANG DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG UNIVERSAL MEDICAL CENTER DI PANDAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA (DUAL SISTEM) Alexander Vedy Christianto ABSTRAK

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan


REDESAIN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA T-24 PARAKAN DI TEMANGGUNG

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN DI KOTA PADANG

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERNIAGAAN EMPAT LANTAI DI KAWASAN AIR PACAH KOTA PADANG MENGGUNAKAN STRUKTUR BETON BERTULANG

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT ISLAM GIGI DAN MULUT RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

Perhitungan Struktur Bab IV

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

3. BAB III LANDASAN TEORI

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR RUKO 2 ½ LANTAI JL. H. SANUSI PALEMBANG

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL BETON BERTULANG DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 2. Naskah Publikasi

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG MENARA BRI SEMARANG. Linda Permatasari, Rahadhiyan Putra W, Parang Sabdono *), Hardi Wibowo *)

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG HOTEL 8 LANTAI DI JALAN AHMAD YANI 2 KUBU RAYA

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

BAB IV DESAIN STRUKTUR ATAS

EVALUASI DAN ANALISIS PERKUATAN BANGUNAN YANG BERTAMBAH JUMLAH TINGKATNYA

PERENCANAAN STRUKTUR KONDOTEL GRAND DARMO SUITE SURABAYA

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN DENGAN STRUKTUR BAJA 4 LANTAI PADA DAERAH GEMPA RESIKO TINGGI DENGAN METODE LRFD (LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT

PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG BANGUNAN HOTEL MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

BAB III LANDASAN TEORI

Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Berlantai 4: Studi Kasus Gedung Baru Kampus I Universitas Teknologi Yogyakarta ABSTRACT

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

PERENCANAAN GEDUNG MALL ENAM LANTAI DI KOTA PARIAMAN

PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN 4 LANTAI SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI WILAYAH SURAKARTA

BAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

PERENCANAAN ULANG RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS ZONE C-PARTIAL A DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) Di KOTA PADANG

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

PERENCANAAN STRUKTUR STADION MIMIKA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DENGAN STRUKTUR ATAP SPACE FRAME

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAHSAKIT TELUK BAYUR KOTA PADANG

BAB 3 METODE PENELITIAN

*Koresponndensi penulis: Abstract

DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM

BUILDING STRUCTURE PLANNING SYSTEM WITH MULTIPLE RUSUNAWA THE COMBINATION OF BEARER ORDER SYSTEM SPECIAL MOMENT (SRPMK) SHEARWALL WALL SYSTEM (SDS)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB) DI WILAYAH SUKOHARJO

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Perencanaan Struktur Tahan Gempa. digunakan untuk perencanaan struktur terhadap pengaruh gempa.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG KPKNL SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

PERBANDINGAN ANALISA PERHITUNGAN BETON STRUKTURAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG F UNIVERSITAS PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

Contoh Perhitungan Beban Gempa Statik Ekuivalen pada Bangunan Gedung

PENERAPAN DAN PELAKSANAAN APARTEMEN UNTUK MBR DENGAN SISTEM PRACETAK PENUH BERBASIS MANUFACTUR OTOMATIS

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Denah Lantai Dua Existing Arsitektur II-3. Tegangan dan Gaya pada Balok dengan Tulangan Tarik

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DI KOTA PADANG

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. tiap lantai. Berikut ini perhitungan beban-beban tersebut.

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG HOTEL NAWASAKA SURABAYA DENGAN SISTEM GANDA

Transkripsi:

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH SUMATERA BARAT Beni Munandar, Wardi, Khadavi Jurusan teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,Universitas Bung Hatta Padang. Email :benimunandar7574@gmail.com, Wardi_ubh@yahoo.co.id, qhad_17@yahoo.com ABSTRAK Perencanaan Struktur Gedung Perpustakaan Daerah Sumatera Barat yang terletak dikota Padang dengan struktur beton bertulang dengan tinggi 20,85 m. Perencanaan elemen-elemen struktur yang mengacu pada Tatacara Perhitungan Struktur Beton Bertulang Untuk Bangunan Gedung SNI (03-2847-2013) dan Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI (03-1726- 2012). Gedung yang direncanakan berada pada kategori resiko gempa wilayah IV, percepatan respons spektral perioda pendek Ss sebesar 1,348g dan spektral percepatan perioda panjang S 1 sebesar 0,599g. Pembebanan yang ditinjau untuk perencanaan elemen struktur adalah beban mati, beban hidup dan beban gempa. Gaya-gaya dalam elemen-elemen struktur dihitung dengan bantuan program komputer sehingga didapat dimensi balok 30x60 cm tulangan pokok 7D19 tulangan sengkang D13-15, sedangkan dimensi kolom 55x55 cm tulangan pokok 20D22 tulangan sengkang D13-15, sedangkan ketebalan plat atap 12 cm, ketebalan plat lantai 13 cm menggunakan tulangan D10-200 dan D10-125, pondasi yang digunakan pondasi tiang pancang D 40 cm. Kata kunci : struktur aman gempa, peraturan, perencanaan

LIBRARY BUILDING DESIGN OF WEST SUMATRA Beni munandar, Wardi, Khadavi Civil Engineering Department, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bunghatta University Padang Email :benimunandar7574@gmail.com, Wardi_ubh@yahoo.co.id, qhad_17@yahoo.com ABSTRACT Design of Structure Library Building of West Sumatra Province located in the city of Padang with reinforced concrete structure with 20.85 m high.planning stuctural elements that refer to the procedures for the calculation of reinforced concrete structures for building SNI (03-2847-2013) and planning procedures for the earthquake resistance of building SNI (03-1726-2012).The building is planned to be in the area of earthquake risk category IV, the short period spectral response acceleration Ss at 1,348g and spectral acceleration S1 long period of 0,599g.Loading are reviewed for planning structural elements are dead loads, live loads ad seismic loads. Forces in the structural elements are calculated with the aid of a computer program in order to get the dimensions of 30x60 cm beam reinforcement stirrup reinforcement principal 7D19 D13-15, while the dimensions of 55x55 cm column reinforcement stirrup reinforcement principal 20D22 D13-15, while the roof plate thickness of 12 cm, thickness slab 13 cm using reinforcement D10-200 and D10-125, used foundation pile foundation D 40 cm. Keywords: earthquake-safe structures, regulations, planning

1. PENDAHULUAN Perencanaan suatu struktur bangunan gedung meliputi banyak hal yang mencakup bidang ilmu rekayasa sipil, sehingga dalam merencanakan maupun menganalisis suatu bangunan diperlukan pemahaman terhadap berbagai bidang ilmu rekayasa sipil tersebut. Pemahaman ilmu rekayasa sipil tidak cukup hanya dengan mempelajari teori dan membaca berbagai literaturnya saja, tapi diperlukan suatu penerapan perencanaan. Wilayah Indonesia merupakan wilayah dengan aktifitas gempa yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia yaitu, lempeng Eurasia, lempeng Australia dan lempeng Filipina yang bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda. Dari interaksi ketiga lempeng inilah yang menyebabkan terjadinya gempa bahkan bisa menimbulkan tsunami. Kota Padang yang 2009 silam yang meruntuhkan sebagian besar bangunan gedung bertingkat, baik bangunan gedung pemerintahan maupun bangunan swasta. Faktor utama keruntuhan bangunan yang disebabkan sudah berubahnya zona wilayah gempa sehingga peraturan-praturan gempa maupun peraturan beton yang lama tidak berlaku lagi. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk merencanakan struktur yang meliputi : 1. Analisa struktur dengan menggunakan aturan SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung, SNI 03-2847-2013 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung. 2. Analisa elemen-elemen struktur lainnya berdasarkan standar dan peraturan yang berlaku di Indonesia. berusaha bangkit dari keterpurukan akibat gempa yang terjadi pada 30 September

2 STUDI LITERATUR Studi literatur seperti mempelajari seperti gaya-gaya dalam dan kapasitas layan gedung. teori-teori yang menunjang tentang perencanaan struktur gedung tahan gempa dan standar-standar yang digunakan seperti Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI-1726-2012), Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI-2847-2013). 3. METODOLOGI PENELITIAN a. Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan adalah data tanah kota Padang, gambar perencanaan dan spesifikasi teknis struktur seperti, mutu beton (fc ) dan mutu baja tulangan (fy). b. Analisa dan perhitungan - Perhitungan dimensi struktur. - Analisa dan perhitungan bebanbeban yang bekerja, seperti beban gravitasi dan beban gempa. - Analisa dan perhitungan struktur menggunakan program komputer, 4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Struktur 1. Lokasi : Jln. Diponogoro No. 4 Padang 2. Fungsi bangunan : Perpustakaan 3. Jenis tanah : Tanah lunak 4. Jumlah lantai : 6 Lantai 5. Tinggi total bangunan : 20.85m 6. Lebar bangunan : 25 m 7. Panjang bangunan : 41 m 8. Mutu beton (f c) : 30 Mpa 9. Mutu baja (fy) : 400 Mpa B. Data Pembebanan Spesifikasi pembebanan : a. Beban mati (berdasarkan PPPURG 1987) b. Berat sendiri beton bertulang = 2400 kg/m 2 c. Berat keramik = 24 kg/m 2 d. Berat plafond = 11 kg/m 2 e. Berat penggantung= 7 kg/m 2 f. Berat plesteran = 21 kg/m 2

g. Berat plumbing = 20 kg/m h. Diding ½ bata = 250 kg/m 2 1. Beban hidup (berdasarkan PPPURG 1987) a. Lantai atap = 100 kg/m 2 b. Lantai = 400 kg/m 2 2. Balok induk arah Y a. Tinggi Balok Berdasarkan peraturan SNI 03-2847- 2002 untuk dua tumpuan sederhana tebal minimum h ditentukan : C. Perencanaan Dimensi Balok 1. Balok induk arah X a. Tinggi Balok Berdasarkan peraturan SNI 03-2847- 2002 untuk dua tumpuan sederhana tebal minimum h ditentukan : h > L/16 h > 5000/16 h > 312,5 mm Jadi tinggi balok yang dipakai yaitu h = 600 mm h > L/16 h > 5000/16 h > 312,5 mm Jadi tinggi balok yang dipakai yaitu h = 600 mm b. lebar balok 1 2 h < b < h 2 3 1 2 600 mm < b < 600 mm 2 3 300 mm < b < 400 mm Jadi lebar balok yang dipakai yaitu b = b. lebar balok 1 2 h < b < h 2 3 1 2 600 mm < b < 600 mm 2 3 300 mm < b < 400 mm Jadi lebar balok yang dipakai yaitu b = 300 300 3. Balok Anak a. Tinggi Balok Berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 untuk dua tumpuan sederhana

tebal minimum h ditentukan : h > L/16 h > 5000/16 atap ukuran bidang perpanelnya lebih kecil dari pelat lantai. Untuk itu dalam perhitungan pelat diambil data pelat lantai, h > 312,5 mm Jadi tinggi balok yang dipakai yaitu h = 400 mm karena perhitungannya dapat plat atap. Direncanakan dimensi balok : mewakili b. lebar balok 1 h < b < 3 2 h 2 4. B I = 300 mm x 600 mm 5. B I = 300 mm x 600 mm 6. B Anak = 250 mm x 500 mm 1 2 600 mm < b < 600 mm 2 3 300 mm < b < 400 mm Jadi lebar balok yang dipakai yaitu b = 250 Maka Dapat Disimpulkan Dimensi Balok : 1. B I = 300 mm x 600 mm (Untuk Arah Melintang ) 2. B I = 300 mm x 600 mm (Untuk Arah Memanjang) 3. B Anak = 250 mm x 400 mm a. Pemeriksaan bentang bersih dari kedua arah untuk pelat Ln Y = 5000 {2 x (300/2)} = 4700 mm = 470 cm Ln X = 2500 {(300/2) (250/2)} = 2475 mm = 247.5 cm Untuk perhitungan pakai LnY= 470 cm b. Perbandingan bentang bersih terpanjang dan bentang bersih D. Perhitungan Dimensi Pelat terpendek dari plat yang ditinjau ( β ) Dalam mendesain struktur, perhitungan yang dibuat harus bisa mewakili untuk keseluruhan struktur tersebut.untuk pelat β = LnX = 470/247.5 = 1.89 LnY

c. Perbandingan panjang sisi menerus dengan keliling pelat yang ditinjau (βs) βs = 2.5/2.5 = 1 d. Cek tebal plat h min = ln(0,8+ f /1500) y 36+ 9β h min = [{470 x (0.8 + (400/1500)}/{36 + 9 x 1}} = 11.15 12 cm h maks = l (0,8 n + f /1500) y 36 h maks = [{470 x (0.8 + (400/1500)}/{36}} = 13.92 cm Jadi tebal pelat yang digunakan : a. Pelat lantai = 130 mm b. Pelat Atap = 120 mm E. Perhitungan Dimensi Kolom Dimensi kolom direncanakan dengan asumsi sebagai berikut : 1. Pembebanan diambil dari ½ 2. Ujung-ujung kolom dianggap terjepit 3. Beban yang bekerja hanya beban grafitasi saja Komponen beban grafitasi yang bekerja pada kolom yaitu : a. W1 = Berat lantai atap = 0,13x5x5x 2400 = 7800 kg b. W2 = Beban hidup atap = 100x5x5 = 2500 kg c. W3 = Berat air hujan = 75 x5x5 = 1875 kg d. W4 = Berat lantai typical = 0,15 x5x5x2400 = 9000 kg e. W5 = Berat plasteran = 2x21x5x5 = 1050 kg f. W6 = Berat penutup lantai / bentang yang bersebelahan dalamarah x dan arah y keramik = 24x5x5 = 600 kg g. W7 = Berat tembok ½ bata

= 250 x5 x2.5 = 3125 kg h. W8 = ME + Plumbing = 10 x5x5 = 250 kg i. W9 = Berat balok induk = 0,30x0,60x5x2400 =2160 kg j. W10 = Berat balok anak = 0,25x0,5x5x2400 = 1500 kg k. W11 = Beban hidup lantai 6 = 400x5x5 = 10000 kg l. W12 = Beban hidup lantai 2,3,4 = 7800 + 1050 + 250 + 2160 + 1500 = 12760 kg b. Lantai 2,3,4 dan 5 Beban hidup = W12 = 6250 kg Beban mati = W4 + W5 + W6 + W7 + W8 + W9 + W10 = 9000 + 1050 + 600 + 3125 + 250 + 2160 + 1500 = 17685 kg c. Total Beban Beban hidup (LL) = 4375 + 6250 = 10625 kg dan 5 = 250x5x5 = 6250 kg Beban mati (DL) = 12760 + 17685 Perhitungan beban akibat muatan tiap lantai a. Lantai atap Beban hidup = ( W2 + W3 ) = 2500 + 1875 = 4375 kg Beban mati = W1 + W5 + W8 + W9 + W10 = 30445 kg Menurut PPPURG 1983 : Beban hidup dapat direduksi hingga 20 % untuk komponen struktur yang menumpu dua lantai atau lebih. Maka beban hidup di atas dapat direduksi sebesar 20 % atau dikali koefisien reduksi beban hidup = 0,8. Jadi total beban untuk beban hidup :

LL = 0,8 10625 = 8500 Kg Jadi Berat Total lantai : W = DL + LL = 30445 + 8500 = 38945 Kg Mutu Beton (fc ) = 35 Mpa = 300 Kg/cm 2 W Rencana Awal A = Φ. f ' c = 38945 0,85 300 = 156.84 cm 2 Dimensi awal b 2 = 152.73 cm 2 b = 12.35 cm 55 cm Jadi dimensi untuk kolom yang di bawah lantai 6 adalah 55 cm 55 cm F. Perhitungan Struktur Akibat Gaya Gempa Tabel 4.1. Perhitungan Berat Bangunan (Wt) Portal As-C b h l faktor Beban Beban No JENIS n Bj beton Wt Satuan m m m reduksi hidup mati A LANTAI ATAP I BEBAN MATI 1 Pelat lantai 0.12 5 0.12 25 2400 26280 kg 2 Balok induk 30/60 arah X 0.3 0.48 5 5 2400 8640 kg arah Y 0.3 0.48 5 6 2400 10368 kg 3 Dinding 1/2 bata 2 25 250 12500 kg 4 plesteran 2 25 42 2268 kg 5 Intalasi ME + Plumbing 5 25 20 1825 kg 6 Sistem pemadam kebakaran 5 25 6 547.5 kg II BEBAN HIDUP 1 Lantai atap 5 25 0.8 100 10000 kg 2 Air hujan 5 25 0.8 40 4000 kg Wtot 76428.5 kg B LANTAI 5 I BEBAN MATI 1 Pelat lantai 0.13 5 0.13 25 2400 39000 kg 2 Balok induk 30/60 arah X 0.3 0.47 5 5 2400 8460 kg arah Y 0.3 0.47 5 6 2400 10152 kg 3 Kolom 55/55 0.55 0.55 3.6 4 2400 10454.4 kg 4 Dinding 1/2 bata 3.78 25 250 23625 kg 5 plesteran 3.78 25 42 2417.52 kg 6 Intalasi ME + Plumbing 5 25 20 1825 kg 7 Sistem pemadam kebakaran 5 25 6 547.5 kg 8 Keramik 5 25 24 3000 kg 9 Plafond + Penggantung 5 25 18 2250 kg II BEBAN HIDUP 1 Perpustakaan 5 25 0.8 400 40000 kg Wtot 141731.4 kg C LANTAI 4 I BEBAN MATI 1 Pelat lantai 0.13 5 0.13 25 2400 39000 kg 2 Balok induk 30/60 arah X 0.3 0.47 5 5 2400 8460 kg arah Y 0.3 0.47 5 6 2400 10152 kg 3 Kolom 55/55 0.55 0.55 3.6 4 2400 10454.4 kg 4 Dinding 1/2 bata 3.78 25 250 23625 kg 5 plesteran 3.78 25 42 2417.52 kg 6 Intalasi ME + Plumbing 5 25 20 1825 kg 7 Sistem pemadam kebakaran 5 25 6 547.5 kg 8 Keramik 5 25 24 3000 kg 9 Plafond + Penggantung 5 25 18 2250 kg II BEBAN HIDUP 1 Perpustakaan 5 25 0.8 400 40000 kg Wtot 101731.4 kg D LANTAI 3 Wtot 101731.4 kg E LANTAI 2 Wtot 101731.4 kg Wtot 523354.2 kg a. Berat Bangunan Total (W t ) Wt = n x l x b x Bj beton

Tabel 4.2. Perhitungan Berat Bangunan (Wt) Portal As-2 b h l faktor Beban Beban No JENIS n Bj beton Wt Satuan m m m reduksi hidup mati A LANTAI ATAP I BEBAN MATI 1 Pelat lantai 0.12 5 0.12 35 2400 40680 kg 2 Balok induk 30/60 arah X 0.3 0.48 5 5 2400 8640 kg arah Y 0.3 0.48 5 6 2400 10368 kg 3 Dinding 1/2 bata 2 35 250 17500 kg 4 plesteran 2 35 42 3108 kg 5 Intalasi ME + Plumbing 5 35 20 2825 kg 6 Sistem pemadam kebakaran 5 35 6 847.5 kg II BEBAN HIDUP 1 Lantai atap 5 35 0.8 100 14000 kg 2 Air hujan 5 35 0.8 40 5600 kg Wtot 103568.5 kg B LANTAI 5 I BEBAN MATI 1 Pelat lantai 0.13 5 0.13 35 2400 54600 kg 2 Balok induk 30/60 arah X 0.3 0.47 5 5 2400 8460 kg arah Y 0.3 0.47 5 6 2400 10152 kg 3 Kolom 55/55 0.55 0.55 3.6 4 2400 10454.4 kg 4 Dinding 1/2 bata 3.78 35 250 33075 kg 5 plesteran 3.78 35 42 3257.52 kg 6 Intalasi ME + Plumbing 5 35 20 2825 kg 7 Sistem pemadam kebakaran 5 35 6 847.5 kg 8 Keramik 5 35 24 4200 kg 9 Plafond + Penggantung 5 35 18 3150 kg II BEBAN HIDUP 1 Perpustakaan 5 35 0.8 400 56000 kg Wtot 187021.4 kg C LANTAI 4 I BEBAN MATI 1 Pelat lantai 0.13 5 0.13 35 2400 54600 kg 2 Balok induk 30/60 arah X 0.3 0.47 5 5 2400 8460 kg arah Y 0.3 0.47 5 6 2400 10152 kg 3 Kolom 55/55 0.55 0.55 3.6 4 2400 10454.4 kg 4 Dinding 1/2 bata 3.78 35 250 33075 kg 5 plesteran 3.78 35 42 3257.52 kg 6 Intalasi ME + Plumbing 5 35 20 2825 kg 7 Sistem pemadam kebakaran 5 35 6 847.5 kg 8 Keramik 5 35 24 4200 kg 9 Plafond + Penggantung 5 35 18 3150 kg II BEBAN HIDUP 1 Perpustakaan 5 35 0.8 400 56000 kg Wtot 131021.4 kg D LANTAI 3 Wtot 131021.4 kg E LANTAI 2 Wtot 131021.4 kg Wtot 683654.2 kg Fa = 0.9 Fv = 2.4 Maka nilai : S DS = 2/3.(0.9)(1.348) = 0.809g S D1 = 2/3.(2.4)(0.599) = 0.959g Untuk tanah lunak (SE) dari S DS = 0.809g dan S D1 = 0.959g dengan kategori resiko IV maka didapat kategori desian seismic = D d. Waktu Getar Bangunan (T) Untuk S DS = 0.809g maka dari tabel 14 b. Kategori risiko struktur bangunan (I) Berdasarkan standar gedung untuk perpustakaan sesuai dengan tabel 2.11 berada pada wilayah IV maka faktor ke utamaan (Ie) = 1, (koefesien untuk batas atas pada perioda yang dihitung) SNI-1726-2012 diperoleh nilai C u = 1.4 dengan tipe struktur rangka pemikul momen Maka nilai Ta : Ta = C t h c. Spektral Respons Percepatan SE (tanah lunak) berdasarkan tabel koefesien situs yang diambil sesuai dengan peta gerak tanah seismic maka diperoleh : S S = 1.348g S 1 = 0.599g Didapat : Dari tabel 2.10 didapat nilai Ct = 0.0466 a h = 20.85 x = 0.9 n = 6 Ta = (0.0466)(20.85) 0.9 = 0.72 detik T x max yang diijinkan = Cu. Ta

= 1.4. 0.72 =1.003 detik Untuk T = 0.6 detik,dengan jenis tanah lunak diperoleh C = 0.8 Atau Sturktur yang tidak melebihi 12 tingkat dimana sistem penahan gaya gempa terdiri rangka penahan f. Perhitungan Geser Dasar (V) V = Cs. W Dimana : momen beton dan tinggi paling sedikti dapat digunakan : Cs = S DS /(R/Ie) = 0.809/(8/1) Ta = 0.1. N = 0.1. 6 = 0.6 detik = 0.101 V untuk portal AS - 2 = 0.101. 683654.2 = 69049.1 kg V untuk portal AS - C = 0.101. 523354.2 e. Nilai Faktor Respons Gempa (C1) = 52858.8 kg Data-data bangunan : a. Lokasi bangunan : Kota padang b. Jenis tanah : Tanah lunak c. Waktu getar alami : 0,6 detik g. Distribusi Gaya Gempa (F px ) Berdasarkan SNI 1726-2012 nilai periode fundamental 0.5 detik < = 1.003 < 2.5 detik, maka nilai k diperoleh melalui interpolasi berikut K = [(2-1)/(2.5-0.5)](1.003-0.5) = 1.2515 Fx Cvx = Cvx. V = [(Wx.h x k )/(Σ Wi. hi^k) Tabel 4.3 Rekapitulasi Gaya Horizontal Gambar 4.1. Koefisien Gempa Dasar C Pada Portal As 2

Lantai Ketotal hi Wi Wi. hi^k V Fi Vx (m) (kg) (kg.m) (kg) (kg) (kg) Lantai atap 18.85 103568 3957421 69049.1 19562 19562 Lantai 5 15.25 187022 5294352 69049.1 26170.7 45732.7 Lantai 4 11.47 187022 2526275 69049.1 12487.7 58220.4 Lantai 3 7.69 187022 1532619 69049.1 7575.93 65796.3 Lantai 2 3.91 187022 658032.3 69049.1 3252.74 69049.1 683654 13968700 a. Detail Penulangan Plat Atap Tabel 4.4 Rekapitulasi Gaya Horizontal Pada Portal As C Lantai Ketotal hi Wi Wi. hi^k V (m) (kg) (kg.m) (kg) Lantai atap 18.85 76428.5 3957421 52858.8 Lantai 5 15.25 141731 5294352 52858.8 Lantai 4 11.47 141731 2526275 52858.8 Lantai 3 7.69 141731 1532619 52858.8 Lantai 2 3.91 141731 658032.3 52858.8 523354 13968700 Fi Vx (kg) (kg) 14975.2 14975.2 20034.3 35009.5 9559.64 44569.2 5799.56 50368.7 2490.05 52858.8 b. Detail Penulangan Balok G. Analisa dan Desain Struktur Analisa dan desain struktur dilakukan menggunakan program komputer sehingga didapatkan berupa gaya-gaya dalam yang bekerja, hasil dari gaya-gaya dalam digunakan untuk I. Penulangan Kolom melakukan desain kebutuhan tulangan struktur.

5 Kesimpulan Dan Saran a. Kesimpulan Perencanaan yang dilakukan untuk gedung Perpustakaan ini menggunakan konstruksi beton bertulang. Untuk perencanaan terhadap gempa dianalisa dengan analisa gempa respon spektrum dengan lokasi gedung berada pada wilayah dengan kondisi tanah lunak. Gedung ini direncanakan dengan mengacu kepada SNI 03 2847 2012 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung dan SNI 1726 2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung. Hasil akhir dari tugas akhir ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Balok yang direncanakan adalah sebagai berikut : Tabel 6.1 Penulangan balok Induk dan Balok Anak Balok Induk Balok Anak Lantai Lokasi Tulangan Tulangan Tekan Tarik Tekan Tarik Tumpuan 4 D 19 7 D 19 2 D 16 4 D 16 2 Lapangan 4 D 19 7 D 19 2 D 16 4 D 16 Tumpuan 4 D 19 7 D 19 2 D 16 4 D 16 3 Lapangan 4 D 19 7 D 19 2 D 16 4 D 16 Tumpuan 4 D 19 7 D 19 2 D 16 4 D 16 4 Lapangan 4 D 19 7 D 19 2 D 16 4 D 16 Tumpuan 4 D 19 7 D 19 2 D 16 4 D 16 5 Lapangan 4 D 19 6 D 19 2 D 16 4 D 16 Tumpuan 4 D 19 6 D 19 2 D 16 4 D 16 6 Lapangan 4 D 19 6 D 19 2 D 16 4 D 16 2. Kolom yang direncanakan adalah sebagai berikut : Tabel 6.2 Penulangan Kolom Kolom Lantai 3. Pelat yang direncanakan adalah sebagai berikut : Tabel 6.3 Penulangan Plat 4. Penulangan sloof yang direncanakan adalah : Tul. Utama Tul.Sengkang (mm) (mm) lantai 5 19 13 12 D 19 Lantai 4 22 13 20 D 22 Lantai 3 22 13 20 D 22 Lantai 2 22 13 20 D 22 Lantai 1 22 13 20 D 22 Tabel 6.4 Penulangan Sloof Tulangan Pelat Posisi Penulangan Atap tumpuan arah x D 10-200 tumpuan arah Y D 10-200 (h=12cm) lapangan arah x D 10-200 lapangan arah Y D 10-200 lantai 5 tumpuan arah x D 10-125 tumpuan arah y D 10-125 (h=13cm) lapangan arah x D 10-125 lapangan arah y D 10-125 lantai 4,3,2 tumpuan arah x D 10-125 tumpuan arah y D 10-125 (h=13cm) lapangan arah x D 10-125 lapangan arah y D 10-125 Tumpuan Tulangan Tarik Tekan 8 5 D 19 3 D 19 7 5 D 19 3 D 19 6 5 D 19 3 D 19 5 5 D 19 3 D 19 4 5 D 19 3 D 19 3 5 D 19 3 D 19 2 5 D 19 3 D 19 1 5 D 19 3 D 19

5. Baja tulangan yang digunakan : a. Balok induk : untuk tulangan lentur menggunakan BJTD diameter 19 mm dan, sedangkan untuk tulangan sengkang menggunakan BJTD diameter 13 mm. b. Balok anak : untuk tulangan lentur menggunakan BJTD diameter 16, sedangkan untuk tulangan sengkang menggunakan BJTD diameter 13 mm. c. Pelat : menggunakan tulangan BJTD diameter 10 mm. d. Kolom : Untuk tulangan utama menggunakan BJTD diameter 22 mm sedangkan untk tulangan sengkang menggunakan BJTD diameter 13 mm. 6. Perhitungan Pondasi Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa pondasi yang menggunakan 18 D 21 dan untuk tulangan tekan menggunakan 10 D 21. 7. Dengan perencanaan struktur tahan gempa maka kemampuan struktur dalam menahan beban gempa lebih baik jika dibandingkan dengan struktur yang tanpa memperhitungkan aspek gempa tersebut. 8. Dengan memperhatikan faktor gempa terhadap struktur akan menjadikan bangunan lebih kuat dan kokoh, sehingga mengurangi resiko yang tidak diinginkan. 9. Faktor lokasi dan kondisi tanah berpengaruh sekali dalam analisa struktur dengan gempa. Faktor tersebut berdampak terhadap kenaikan volume struktur, dimana kawasan yang rawan gempa atau berpengaruh gempa sangat kuat akan mengakibatkan besarnya volume struktur atau sebaliknya. digunakan adalah pondasi tiang pancang. Untuk pile cap, tebalnya b. Saran adalah 500 mm dan untuk penulangannya, untuk tulangan tarik Berdasarkan hasil Tugas Akhir yang telah dilakukan ini, maka disarankan :

1. Perhitungan struktur gedung diperlukan ketelitian agar hasil perhitungan akurat dan benar. 2. Perhitungan struktur gedung harus direncanakan dengan aman, kuat dan ekonomis. 3. Dalam perencanaan struktur gedung harus menggunakan dan mengikuti syarat-syarat / 3. Departemen Pekerjaan Umum. 1987. PPPURG 1987 4. Kusuma, Gideon. 1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang. 5. Jack.C.McCormac,2003, DesainBetonBertulang,Erlangga, Jakarta,. 6. Purwuno,Rachmat.2006, Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan ketentuan-ketentuan/ gempa, ITS Press, Surabaya. standartstandart perencanaan untuk bangunan gedung yang berlaku, sehingga dapat menghasilkan perencanaan yang sesuai dengan apa yang diharapkan. 7. Saefudin, dan Djamaluddin.1999, Konstruksi Beton Bertulang, Angkasa, Bandung. 8. Satyarno,Iman, Nawangalam, Purbolaras dan Pratomo,Indra.2012, Belajar Sap 2000 Analisis Gempa, 6 DAFTAR PUSTAKA Zamil Publishing, Yogyakarta. 1. Badan Standar Nasional. 2013. Tatacara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03 2847 2013). 2. Badan Standar Nasional. 2012. Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03 1726 2012).