KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SEKOLAH (Studi pada Mahasiswa yang Telah Melaksanakan PPLBK Kependidikan dan PPLBK Sekolah Angkatan 2011 STKIP PGRI Sumatera Barat) ARTIKEL ELYUS FAMELA NPM:11060300 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015
KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SEKOLAH (Studi pada Mahasiswa yang Telah Melaksanakan PPLBK Kependidikan dan PPLBK Sekolah Angkatan 2011 STKIP PGRI Sumatera Barat) Oleh: Elyus Famela Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research was stimulated by the early phenomenon that seen that the college student of preparation in implementing the individual guidance and counseling service at school. This research aimed to describe: (1) the college student knowledge about the individual guidance and counseling service, (2) the preparation of an individual guidance and counseling service that done by college students, (3) the implementation of an individual guidance and counceling service that done by the college students, (4) the assesment process in implementing the individual guidance and counseling that done by the college students. The kinds of this research is quantitative research by using the descriptive method. The population in this research are a whole the college students that have done the education PPLBK and school PPLBK academic year 2011 at STKIP PGRI West Sumatera with the amount 75 person. The sampling technic in this research is using the incidental technic. Data analyzing technic that used in this research is using the percentage technic. Specially the result of this research stated that: (1) the college students knowledge about the individual guidance and counseling service are on ready level, (2) the preparation of an individual guidance and counseling service that done by the college students are on enough ready level, (3) the implementation of an individual guidance and counseling service that done by the college students are an ready level, (4) the assesment process of an individual guidance and counseling service that done by the college students are on ready level. The Key Word: The implementation, knowledge, preparation, and assesment of an individual guidance. PENDAHULUAN di luar kota Padang belum efektif dalam perorangan di Mahasiswa yang akan melaksanakan layanan konseling perorangan bertanggungjawab penuh dan berperan terhadap siswa asuhnya di sekolah. Menurut Tohirin (2007: 163) layanan sekolah dimana masih ditemukan mahasiswa yang tidak membuat rencana pelaksanaan layanan (RPL), mahasiswa memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai tujuan layanan konseling konseling perorangan adalah layanan konseling perorangan, mahasiswa tidak menguasai yang diselenggarakan oleh seorang pembimbing komponen yang harus ada dalam rencana (konselor) terhadap seorang klien dalam rangka perorangan, pengentasan masalah pribadi klien. Kesiapan perorangan yang mahasiswa dalam melaksanakan layanan dilakukan mahasiswa belum sesuai dengan tahap konseling perorangan dapat dilihat dari beberapa perorangan, dan aspek yaitu dari pengetahuan, persiapan, mahasiswa tidak melaksanakan penilaian pelaksanaan, dan penialaian proses layanan terhadap layanan konseling perorangan yang telah konseling perorangan yang dilakukan oleh dilaksanakan. Jika hal ini dibiarkan berlanjut mahasiswa. begitu saja maka mahasiswa bimbingan dan Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama melaksanakan PPLBK kependidikan dan PPLBK sekolah pada tanggal 11 Agustus 2014 samapi 6 Desember 2014 bahwa kebanyakan dari konseling nantinya tidak dapat menyelesaikan tugas, peran, fungsi serta tanggungjawabnya dengan baik, dan akan menimbulkan persepsipersepsi negatif serta tudingan-tudingan yang mahasiswa bimbingan dan konseling yang tidak baik terhadap mahasiswa bimbingan dan melaksanakan PPLBK Kependidikan dan PPLBKS baik yang di kota Padang maupun yang
konseling. Jika hal itu terjadi akan merugikan mahasiswa bimbingan dan konseling. Berdasarkan fenomena yang ada maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Kesiapan Mahasiswa dalam Melaksanakan Layanan Konseling di Sekolah (Studi terhadap Mahasiswa yang Telah Melaksanakan PPLBK Kependidikan dan PPLBK Sekolah Angkatan 2011 STKIP PGRI Sumatera Barat). Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Pengetahuan mahasiswa mengenai layanan konseling 2. Persiapan layanan konseling perorangan yang dilakukan mahasiswa. 3. Pelaksanaan layanan konseling perorangan yang dilakukan mahasiswa. 4. Penilaian proses pelaksanaan layanan konseling perorangan yang dilakukan mahasiswa. Rumusan masalah penelitian adalah bagaimanakah kesiapan mahasiswa dalam perorangan di sekolah? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang : 1. Pengetahuan mahasiswa mengenai layanan konseling 2. Persiapan layanan konseling perorangan yang dilakukan mahasiswa. 3. Pelaksanaan layanan konseling perorangan yang dilakukan mahasiswa. 4. Penilaian proses pelaksanaan layanan konseling perorangan yang dilakukan mahasiswa. Penelitian ini bermanfaat bagi : 1. Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan sehubungan dengan kesiapan mahasiswa sebagai calon guru bimbingan dan konseling dalam perorangan di sekolah. 2. Mahasiswa bimbingan dan konseling Manfaat bagi mahasiswa bimbingan dan konseling adalah memberikan informasi dan gambaran kesiapan mereka dalam perorangan di sekolah, sehingga dapat meningkatkan kesiapan dalam melaksanakan layanan konseling perorangan di sekolah. 3. Pengelola program studi Sebagai dosen bimbingan dan konseling dapat mengoptimalkan kesiapan mahasiswa sebagai calon guru bimbingan dan konseling melalui proses perkuliahan sehubungan dengan peningkatan kesiapan mahasiswa bimbingan dan konseling dalam perorangan di sekolah. 4. Peneliti selanjutnya Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pendidikan yang berkaitan dengan kesiapan mahasiswa melaksanakan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang telah melaksanakan PPLBK kependidikan dan PPLBK sekolah angkatan 2011 STKIP PGRI Sumatera Barat. Teknik pengambilan sampel menggunkan teknik sampling insidental, maka sampel penelitian ini adalah semua mahasiswa yang telah melaksanakan PPLBK kependidikan dan PPLBK sekolah angkatan 2011 STKIP PGRI Sumatera Barat sebanyak 75 responden. Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval. Sumber data yang digunakan penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, data primer adalah data mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan 2011 yang telah melaksanakan PPLBK Kependidikan dan PPLBKS STKIP PGRI Sumatera Barat yang dijadikan sebagai sampel atau responden dalam penelitian. Data sekunder pada penelitian ini adalah data yang di peroleh dari UPPL STKIP PGRI Sumatera Barat tentang jumlah mahasiswa bimbingan dan konseling yang sudah melaksanakan PPLBK Kependidikan dan PPLBKS angkatan 2011 STKIP PGRI Sumatera Barat baik yang dalam kota Padang maupun yang di luar kota Padang yang dijadikan populasi penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan angket. Sedangkan untuk analisis data menggunakan teknik analisis persentase. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Layanan Konseling a. Pengetahuan Mengenai Pengertian Layanan Konseling terlihat bahwa pengetahuan mahasiswa mengenai layanan konseling perorangan
pengetahuan terbanyak berada pada pengertian layanan konseling perorangan, dan untuk pengetahuan terendah berada pada fungsi dan asas layanan konseling Menurut Sukardi dan Kusmawati (2008: 52) kesiapan guru bimbingan dan konseling dapat dilihat melalui pengetahuan dan wawasan mengenai layanan konseling Jadi, sebagai mahasiswa BK yang akan perorangan di sekolah hal yang paling utama disiapkan adalah memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai layanan konseling perorangan, karena jika mahasiswa BK tidak memiliki pengetahuan dan wawasan mengenai layanan konseling perorangan akan mempersulit dalam pelaksanaan layanan konseling b. Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Masalah yang Dibahas dalam Layanan Konseling dapat diketahui bahawa. Mahasiswa paling banyak memiliki pengetahuan mengenai masalah pribadi, untuk pengetahuan terendah mahasiswa mengenai masalah masalah sosial. Menurut Tohirin (2007: 164) masalah yang dapat diselesaikan melalui konseling perorangan tercakup dalam 5 bidang pengembangan kehidupan yaitu : a. pribadi, b. belajar, c. sosial, d. karir, e. keluarga. Maka sebagai mahasiswa yang akan perorangan harus mengetahui jenis masalah yang dapat diselesaikan dengan layanan konseling perorangan sehingga proses pelaksanaan layanan dapat berjalan efektif. c. Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Prinsip yang Digunakan dalam Layanan Konseling. mahasiswa paling banyak mengetahui prinsip tanggungjawab pengambilan keputusan berada pada klien, dan pengetahuan terendah yaitu prinsip bahwa klien adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan. Menurut Prayitno dan Amti ( 2008: 110) prinsip layanan konseling perorangan terdiri dari konseling terfokus pada saat ini dan masa depan, tanggung jawab pengambilan keputusan berada pada klien, wawancara adalah alat utama dalam keseluruhan kegiatan konseling, klien adalah individu yang memiliki kemampuan untuk memilih tujuan, klien adalah individu yang memiliki kemampuan untuk membuat keputusan. Pengetahuan mengenai. Maka sebelum perorangan mahasiswa BK terlebih dahulu memahami prinsip layanan konseling d. Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Cara mahasiswa paling banyak memiliki pengetahuan tentang tahap pelaksanaan layanan konseling perorangan, dan mahasiswa paling sedikit mengetahui tentang cara pelaksanaan layanan konseling perorangan dengan memandangi klien seukuran pas foto. Menurut Tohirin (2007: 165) layanan konseling perorangan dilaksanakan melalui tahap pengantaran,tahap penjajakan, tahap penafsiran, tahap pembinaan, dan tahap penilaian dilaksanakan secara tatap muka antara guru BK dengan peserta didik atau klien, memberikan kesempatan dan kebebasan kepada klien dalam pengambilan keputusan, memandangi klien seukuran pas foto, memegang teguh asas kerahasiaan. Sebagai mahasiswa BK yang akan melaksanakan layanan konseling perorangan di sekolah harus memiliki kesiapan melalui pengetahuan tentang cara pelaksanaan layanan konseling perorangan sehingga dapat perorangan dengan efektif. e. Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Halhal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Melaksanakan Layanan Konseling mahasiswa memiliki pengetahuan terbanyak tentang mengidentifikasi klien dan mempersiapkan tempat pelaksanaan, dan mahasiswa paling sedikit mengetahui
tentang menyiapkan kelengkapan administrasi. Menurut Hikmawati (2011: 34) hal yang harus disiapkan sebelum perorangan adalah mengidentifikasi klien, mengatur waktu pertemuan, menyiapkan kelengkapan administrasi, mempersiapkan tempat pelaksanaan layanan, mempersiapkan teknik penyelenggaraan layanan. Layanan konseling perorangan bertujuan untuk membantu klien dalam mengentaskan masalahnya, dalam pencapaian tujuan ini diperlukan keterbukaan dan kenyamanan klien dalam menyampaikan masalahnya kepada konselor sehingga sangat diperlukan kesungguhan konselor dalam mempersiapkan berbagai hal sebelum melaksana layanan konseling f. Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Kemampuan Dasar yang Harus Dimiliki Konselor dalam Melaksanakan Layanan Konseling mahasiswa memiliki pengetahuan terbanyak pada kemampuan dalam memperhatikan, pengetahuan terendah berada pada kemampuan memberikan dorongan minimal. Menurut Hikmawati (2011: 35) kemampuan dasar yang dimiliki konselor dalam perorangan adalah kemampuan berempati, kemampuan dalam memperhatikan, kemampuan dalam membina keakraban, kemampuan memberikan dorongan minimal, kemampuan memulai hubungan dan mengajak klien berbicara. Dalam perorangan sangat di butuhkan kemampuan konselor untuk membantu klien dalam mengentaskan permasalahannya, maka mahsiswa BK yang akan melaksanakan layanan konseling perorangan di sekolah harus memiliki pengetahuan mengenai kemampuan dasar yang harus dimiliki konselor dalam melaksanakan layanan konseling g. Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Sikap yang Hendaknya Dimiliki dan Ditampilkan Konselor dalam Melaksanakan Layanan Konseling Beradasarkan data hasil penelitian Mahasiswa memiliki penegtahuan terbanyak pada sikap konselor penuh pengertian terhadap klien, pengetahuan terendah berada pada keyakinan konselor tentang kebaikan dan kecenderungan positif manusia. Menurut Asmani (2010 : 24) sikap yang hendak dimiliki atau ditampilkan konselor dalam layanan konseling perorangan adalah sikap konselor yang memegang teguh terhadap nilai dan norma, sikap konselor yang lebih mengutamakan kenyamann klien dalam upaya pelayanan sikap konselor penuh pengertian terhadap klien, sikap konselor menerima klien sebagaimana adanya, keyakinan konselor tentang kebaikan dan kecenderungan positif manusia. Sikap konselor memiliki peran penting untuk menciptakan kedekatan dan hubungan yang harmonis dengan klien untuk itu sebelum perorangan mahasiswa BK yang akan perorangan harus memiliki pengetahuan mengenai sikap yanga hendak dimiliki atau ditampilkan konselor dalam layanan konseling h. Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Tujuan Pemberian Respon Positif terhadap Klien dalam Layanan Konseling mahasiswa memiliki pengetahuan terbanyak berada pada mengarahkan klien untuk merubah sikapnya menjadi lebih baik, pengetahuan terendah berada pada memberikan rasa nyaman kepada klien. Menurut Hikmawati (2011: 45) tujuan dari pemberian respon positif terhadap klien dalam layanan konseling perorangan adalah memberikan rasa nyaman kepada klien, mengarahkan klien untuk merubah sikapnya menjadi lebih baik, mendorong klien untuk berbicara lebih banyak tentang masalahnya, mengarahkan klien untuk merubah tingkah laku yang menyebabkan timbulnya masalah, membantu klien menyampaikan
perasaan dan fikiran yang berhubungan dengan masalahnya. Pemberian respon positif sangat dibutuhkan oleh klien dalam perorangan sebagai bentuk motivasi dan perhatian konselor terhadap klien, maka mahasiswa BK yang akan melaksanakan layanan konseling perorangan harus mengetahui tujuan pemberian respon positif terhadap klien dalam layanan konseling i. Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Hal yang Hendaknya Diperhatikan Konselor terhadap Klien dalam Pengetahuan tertinggi berada pada perilaku dan masalah klien. Pengetahuan terendah berada pada perasaan. Menurut Asmani (2010: 25) hal yang hendaknya diperhatikan konselor terhadap klien dalam pelaksanaan konseling perorangan adalah perasaan klien, perilaku klien, masalah klien, keadaan klien, kesiapan klien. Untuk itu mahasiswa BK harus memiliki kesiapan mengenai hal yang hendaknya diperhatikan konselor terhadap klien dalam pelaksanaan konseling perorangan untuk efektifnya proses pelaksanaan layanan konseling j. Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Hal yang Hendaknya Diperhatikan Guru BK dalam Membina Hubungan dengan Klien dalam Konseling mahasiswa memiliki pengetahuan yang begitu luas sehubungan dengan hal yang hendaknya diperhatikan guru BK dalam membina hubungan dengan klien dalam konseling perorangan akan menciptakan hubungan yang hangat dengan klien, sehingga klien akan merasa nyaman selama perorangan Menurut Asmani (2010: 25) hal yang hendaknya diperhatikan guru BK dalam membina hubungan dengan klien dalam konseling perorangan adalah kontak mata dengan klien, pusat pembicaraan dalam konseling perorangan, konseling perorangan tidak sama dengan pembicaraan biasa, tidak membangkitan reaksi mempertahankan diri pada klien, klien sendiri yang menetapkan pokok pembicaraan dalam konseling. Dalam perorangan tidak hanya kesiapan klien yang akan membantu keefektifan layanan, melainkan kemampuan konselor dalam membina hubungan dengan klien sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, maka hal ini harus diketuhui mahasiswa BK yang akan perorangan di sekolah untuk efektifnya dan tercapainya tujuan pelaksanaan layanan. 2. Persiapan Layanan Konseling yang Dilakukan Mahasiswa a. Persiapan Layanan Konseling Berkenaan dengan Pentingnya Rencana. mahasiswa paling banyak menyatakan sangat penting, dan yang terendah menyatakan tidak penting. Menurut Nurihsan ( 2009: 34) rencana perorangan sangat penting, karena dengan adanya rencana pelaksanaan layanan layanan konseling perorangan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan klien dan dapat dipertanggungjawabkan. Maka sebelum melaksanakan layanan konseling perorangan seharusnya mahasiswa BK terlebih dahulu membuat rencana b. Persiapan Layanan Konseling Sehubungan dengan Apa yang Hendaknya Ada dalam Rencana mahasiswa paling banyak menjawab jenis layanan, format layanan, dan fungsi layanan, dan jawaban terendah yaitu media, pihak yang diikut sertakan dalam layanan konseling Menurut Nurihsan (2009: 34) yang ada dalam rencana pelaksanaan layanankonseling perorangan adalah jenis layanan, format layanan, fungsi layanan, rencana penilaian dan keterkaitan dengan kegiatan pendukung, topik permasalahan, bidang bimbingan, tujuan, sasaran layanan, media, pihak yang diikut sertakan dalam layanan konseling prorangan, uraian
kegiatan, metode, tempat penyelanggaraan, waktu penyelengaraan. Hal-hal tersebut harus ada dalam rencana perorangan yang akan dilaksanakan mahasiswa dalam layanan konseling 3. a. Mengenai Hal yang Hendaknya Dilakukan Guru BK atau Konselor pada Tahap Pengantaran dalam Layanan Konseling mahasiswa paling banyak melakukan perkenalan diri kepada klien, paling sedikit menanyakan identitas klien. Menurut Asmani ( 2010: 46) hal yang dilakukan guru BK atau konselor pada tahap pengantaran dalam layanan konseling perorangan adalah bersalaman dengan klien, menanyakan identitas klien, memperkenalkan diri kepada klien, melakukan penstrukturan yang jelas, menerima klien dengan suasana hangat. Dengan dilakukan hal tersebut oleh mahasiswa BK dalam pelaksanaan layanan konseling perorangan akan menggambarkan kesiapan mahasiswa dalam b. Sehubungan dengan Teknik yang Hendaknya Digunakan pada Tahap Penjajakan dalam Layanan Konseling mahasiswa paling banyak menggunakan dorongan minimal, dan pertanyaan terbuka, paling sedikit mengunakan suasana diam, dan ajakan memikirkan sesuatu yang lain. Menurut Asmani (2010: 47) teknik yang digunakan pada tahap penjajakan dalam layanan konseling perorangan adalah suasana diam, dorongan minimal, pertanyaan terbuka, ajakan memikirkan sesuatu yang lain, eknik 3 M (mendengar dengan cermat, memahami secara tepat, merespon secara tepat dan positif). Tahap penjajakan merupakan bagian terpenting pada perorangan, pada tahap ini konselor dapat mendalami masalah klien dengan menggunakan teknik-teknik tertentu. Untuk itu mahasiswa BK harus menguasai teknik- teknik tersebut, yang harus dilaksanakan mahasiswa BK dalam c. Sehubungan dengan Hal yang Hendaknya Dilakukan Guru BK atau Konselor pada Tahap Penafsiran dalam Layanan Konseling mahasiswa banyak memaknai pernyataan klien, paling sedikit menafsirkan tujuan klien. Menurut Asmani ( 2010: 49) yang dilakukan guru BK atau konselor pada tahap penafsiran dalam layanan konseling perorangan adalah memaknai pernyataan klien, memaknai sikap klien, menafsirkan tujuan klien, menafsirkan perasaan klien, mengartikan keterkaitan hal yang disampaikan klien dengan masalah yang dialami klien. Tidak hanya sekedar mendalami masalah klien, namun sebagai konselor mahasiswa BK harus mampu menafsirkan berbagai hal yang berhubungan dengan diri klien sesuai dengan penjelasan di atas. Maka mahasiswa BK harus mampu melaksanakan hal tersebut pada tahap penafsiran untuk menunjukkan kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan layanan konseling d. Sehubungan dengan Apa yang Hendaknya Dilakukan Guru BK atau Konselor pada Tahap Pembinaan dalam Layanan Konseling mahasiswa paling banyak membantu klien merubah tujuan hidup dan kariernya berada pada kategori cukup sip, paling sedikit membantu klien memperoleh kemajuan mengelola diri. Menurut Asmani ( 2010: 50) yang dilakukan guru BK atau konselor pada tahap pembinaan dalam layanan konseling perorangan adalah membantu klien memperbaiki kekurangannya, membantu
klien memperoleh kemajuan mengelola diri, membantu klien menilai kekuatan dan kelebihan dirinya, membantu klien merubah tujuan hidup dan kariernya, merubah sifat-sifat subyektif klien terhadap dirinya. Pada tahap pembinaan sesuai dengan penjelasan yang ada di atas, maka mahasiswa BK harus mampu melaksanakan hal tersebut yang akan membantu pencapaian tujuan layanan konseling perorangan, sehingga akan menunjukkan kesiapan mahasiswa dalam e. Sehubungan dengan Bagaimana Cara Memberikan Penguatan kepada Klien dalam Layanan Konseling mahasiswa paling banyak melakukan tingkah laku yang positif diberi penguatan segera setelah tingkah laku ditampilkan, dan paling sedikit pada tahap awal proses perubahan tingkah laku yang diinginkan diberi penguatan. Menurut Nurihsan (2009: 89) cara memberikan penguatan kepada klien dalam layanan konseling perorangan adalah pemberian penguatan positif tergantung pada tingkah laku yang diinginkan, tingkah laku yang positif diberi penguatan segera setelah tingkah laku ditampilkan, pada tahap awal proses perubahan tingkah laku yang diinginkan diberi penguatan etika tingkah laku yang diinginkan sudah dapat dilakukan dengan baik, maka diberikan penguatan berkala. Untuk itu mahasiswa BK mampu menguasai cara memberikan penguatan kepada klien dalam layanan konseling f. Sehubungan dengan Apa yang Hendaknya Dilakukan dalam Proses Konseling mahasiswa paling banyak berusaha menerima, mendengar, dan mmperjelas perasaan negatif pada diri klien, paling sedikit berusaha meminimalisirkan rasa terancam pada diri klien. Menurut Asmani (2010: 41) yang dilakukan dalam proses konseling perorangan adalah memusatkan perhatian pada pengalaman klien, berusaha meminimalisir rasa terancam pada diri klien, melalui penerimaan konselor berusaha membantu untuk mengatakan, dan memadukan pengalaman-pengalaman sebelumnya kedalam konsep diri, konselor berusaha untuk membangun situasi dan kondisi yang cocok untuk suasana pemberian bantuan, konselor berusaha menerima, mendengar, dan memperjelas perasaan negatif pada diri klien. Beberapa hal yang telah dijelaskan di atas akan membantu memberikan kenyamanan kepada klien sehingga membantu untuk mengefektifkan pelaksanaan layanan konseling g. Sehubungan dengan Bagaimana Cara Membentuk Tingkah Laku Klien dalam Berdasarkan hasil penelitian mahasiswa paling banyak menetapkan waktu pemberian penguatan, paling sedikit membuat perencanaan dengan membuat tahapan pencapaian perilaku mulai dari perilaku awal sampai perilaku akhir. Menurut Nurihsan (2010: 91) cara membentuk tingkah laku klien dalam perorangan adalah membuat analisis perubahan tingkah laku, menetapkan target prilaku spesifik yang akan dicapai, menetapkan waktu pemberian penguatan, menentukan bersama jenis penguatan yang akan digunakan, membuat perencanaan dengan membuat tahapan pencapaian prilaku mulai dari prilaku awal sampai prilaku akhir. Pembentukan tingkah laku klien merupakan salah satu tujuan dari perorangan, oleh sebab itu mahasiswa harus memiliki kesiapan dalam membentuk perubahan tingkah laku klien.
h. Sehubungan dengan Teknik Apa yang Hendaknya digunakan Pada Tahap Awal dalam Layanan Konseling mahasiswa paling banyak menggunakan pertanyaan terbuka, paling sedikit menggunakan refleksi perasaan dan eksplorasi perasaan. Menurut Asmani (2010: 42) Teknik yang digunakan pada tahap awal dalam layanan konseling perorangan adalah attending, empati, refleksi perasaan, eksplorasi perasaan, pertanyaan terbuka. Sebagai mahasiswa BK yang akan perorangan di sekolah harus mampu melakukan teknik tersebut untuk mencapai tujuan i. Sehubungan dengan Apa Sajakah yang Hendaknya Dilakukan pada Tahap Inti atau Pembinaan dalam Layanan Konseling mahasiswa paling banyak menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas, dan benar-benar peduli terhadap klien, paling sedikit melakukan reassessment (penilaian kembali) bersama klien. Menurut Asmani (2010: 44) yang dilakukan pada tahap inti atau pembinaan dalam layanan konseling perorangan adalah menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien, menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara, konselor mengembangkan teknik-teknik konseling yang bervariasi, konselor menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar-benar peduli terhadap klien. Mahasiswa BK yang akan perorangan di sekolah harus mampu melakukan hal-hal tersebut, sehingga memiliki kesiapan untuk melaksanakan layanan konseling j. Sehubungan dengan Bagaimana Cara Merumuskan Tujuan dalam perorangan mahasiswa paling banyak merumuskan hal yang positif, paling sedikit perumusan tujuan harus jelas dan khusus sesuai dengan kemampuan klien. Menurut Hikmawati (2011: 71) cara merumuskan tujuan dalam perorangan adalah perumusan tujuan harus jelas dan khusus sesuai dengan kemampuan klien, hal yang dirumuskan bersifat positif, dilakukan pada tahap pembinaan, perumusan tujuan dilakukan apabila klien telah telah mengetahui permasalahannya, merumuskan tujuan dilakukan oleh klien, jika belum spesifik dibantu oleh konselor. Perumusan tujuan akan membantu klien dalam pencapaian tujuan dan pengentasan masalahnya sehingga untuk mencapai tujuan dan pengentasan masalah klien konselor harus mampu melakukan cara perumusan tujuan tersebut, begitupun halnya dengan kesiapan mahasiswa dalam merumuskan tujuan. 4. Penilaian Proses Pelaksanaan Layanan Konseling yang Dilakukan Mahasiswa a. Hal yang Hendaknya dilakukan pada Tahap Pengakhiran Proses Layanan Konseling mahasiswa paling banyak berjabat tangan, paling sedikit mengatakan bahwa kegiatan akan berakhir. Menurut Tohirin ( 2007: 66) yang dilakukan pada tahap pengakhiran proses layanan konseling perorangan adalah mengatakan bahwa kegiatan akan berakhir, merangkum isi pembicaraan, membuat catatan singkat, mendoakan klien semoga tetap bahagia, berjabatan tangan. Hal-hal tersebut harus dimiliki dan dilakukan oleh konselor pada tahap pengakhiran layanan konseling perorangan, begitupun dengan kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan layanan konseling perorangan dapat dilihat melalui pelaksanaan hal-hal tersebut.
b. Penilaian Proses Pelaksanaan Layanan Konseling yang Dilakukan Mahasiswa Sehubungan dengan Bagaimana Cara untuk Mengetahui Keberhasilan Berdasarkan data hasil penelitian mahasiswa paling banyak meminta klien untuk mengisi instrument penilaian layanan dalam bentuk penilaian segera, paling sedikit menyimpulkan hasil pelaksanaan layanan konseling Menurut Tohirin (2007: 67) cara untuk mengetahui keberhasilan perorangan adalah meminta klien untuk mengisi instrument penilaian layanan dalam bentuk penilaian segera, menanyakan perasaan klien selama mengikuti proses konseling, melihat perubahan perilaku klien setelah mengikuti layanan konseling perorangan, menanyakan pemahaman baru yang diperoleh klien setelah melaksanakan layanan konseling perorangan, menyimpulkan hasil pelaksanaan layanan konseling perorangan berdasarkan pernyataan klien. Setelah perorangan diakhiri belum tentu kegiatan itu dapat mencapai tujuan atau keberhasilan dalam mengentaskan masalah klien, maka dari itu untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan layanan konseling perorangan dapat dilihat setelah dilakukan penilaian, dan sebagai mahasiswa yang akan melaksanakan layanan konaeling perorangan harus memiliki kesiapan untuk melakukan penilaian tersebut. c. Penilaian Proses Pelaksanaan Layanan Konseling yang Dilakukan Mahasiswa Sehubungan dengan Bagaimana Cara untuk Mengetahui Efektifnya Proses mahsiswa paling banyak menanyakan manfaat yang diperoleh klien setelah perorangan, paling sedikit menanyakan perasaan klien selama mengikuti proses layanan konseling Menurut Tohirin (2007: 67) cara untuk mengetahui efektifnya proses perorangan adalah menilai sikap klien selama perorangan, menanyakan perasaan klien selama mengikuti proses layanan konseling perorangan, menanyakan manfaat yang diperoleh klien setelah perorangan, melihat kemampuan klien dalam memahami masalah yang dihadapinya, melihat pencapaian perkembangan dan perubahan kepribadian klien dalam mencapai kehidupan efektif sehari-hari. Efektifnya perorangan dapat diketahui melalui penilaian poses yaitu penilaian terhadap segala aspek yang ada pada diri klien selama mengikuti proses pelaksanaan layanan konseling perorangan tersebut. Sebagai mahasiswa yang akan perorangan sangat perlu memiliki kesiapan untuk melaksanakan penilaian proses pelakasanaan layanan sehingga dapat diketahui efektifitasnya proses perorangan tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang Kesiapan Mahasiswa dalam Melaksanakan Layanan Konseling di Sekolah dapat diambil kesimpulan sesuai dengan batasan masalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan mahasiswa mengenai layanan konseling perorangan secara umum berada pada kategori siap. 2. Persiapan layanan konseling perorangan yang dilakukan mahasiswa secara umum berada pada kategori cukup siap. 3. Pelaksanaan layanan konseling perorangan yang dilakukan mahasiswa secara umum berada pada kategori siap. 4. Penilaian proses pelaksanaan layanan konseling perorangan yang dilakukan mahasiswa secara umum berada pada kategori siap.
SARAN Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada pembaca, yaitu sebagai berikut: 1. Mahasiswa Mahasiswa harus memperluas wawasan mengenai dunia bimbingan dan konseling sehingga dapat meningkatkan kesiapan dalam perorangan di sekolah. 2. Pengelola program studi Sebagai dosen bimbingan dan konseling lebih memperhatikan lagi kemampuan dan kesiapan mahasiswa bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan konseling perorangan di sekolah sehingga pada saat mereka diturunkan kelapangan mereka benar-benar memiliki kemampuan untuk siap perorangan di sekolah. 3. Peneliti selanjutnya Agar dapat menindaklanjuti hasil penelitian ini dari aspek yang lebih luas seperti kemampuan mahasiswa bimbingan dan konseling untuk menggunakan teknik-teknik KEPUSTAKAAN Amti, Erman dan Prayitno. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling : Jakarta. PT Rineka Cipta. Asmani, Jamal Ma mur. 2010. Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press. Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta : Rajawali Pers. Nurihsan, Achmad Juntika. 2009. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar kehidupan. Prayitno. 2004. Layanan L1-L9. Padang. UNP Pers. Bandung : Refika Aditama. Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.