BAB II URAIAN TEORETIS. Banjarnahor (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

PENGALOKASIAN DANA BANK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi kokoh, sejak Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

a. Mencapai volume penjualan tertentu. b. Mendapat laba tertentu. c. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

PENDAHULUAN. modal kerja dan usaha, perdagangan, dan distribusi banyak ditentukan oleh ada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

BAB II URAIAN TEORITIS. mempengaruhi Minat Beli Konsumen Roti di AL-Anshar Bakery Medan,

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENEMPATAN DANA BANK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang

BAB II LANDASAN TEORI. masa dan merupaka salah satu bidang paling dinamis dan manajemen, Pemasaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital.

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Peranan sektor jasa semakin lama semakin luas dan canggih dalam kehidupan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi. Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat

DILARANG MENGUTIP SEBAHAGIAN ATAU KESELURUHAN ISI JURNAL INI TANPA SEIZIN REDAKSI

By : Angga Hapsila, SE.MM

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB II LANDASAN TEORI

KERANGKA TEORITIS Pengertian Tentang Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

BAB II LANDASAN TEORI

ASPEK PASAR DAE PEMASARAE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

TINJAUAN PUSTAKA. inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk yang

BAB IX MANAJEMEN PIUTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

BAB IV. ANALISIS PEMASARAN PRODUK TABUNGAN ib MUAMALAT PRIMA DI BANK MUAMALAT INDONESIA KCP MOJOKERTO

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dengan melihat uraian diatas maka penulis menyusun laporan kerja

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang kian dinamis, maka timbul tujuan-tujuan lain orang menggunakan jasa bank.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu 1. Happy N.Y.B. Banjarnahor (2006) Banjarnahor (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit Pada PT Bank Sumut Cabang Tarutung. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor tingkat suku bunga kredit, jumlah kredit, jangka waktu dan pelayanan nasabah dalam mempengaruhi dan menentukan keputusan permintaan kredit pada PT Bank Sumut Cabang Tarutung. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian adalah faktor suku bunga kredit, jumlah kredit, jangka waktu dan pelayanan nasabah berpengaruh terhadap keputusan permintaan kredit. Faktor yang dominan mempengaruhi keputusan permintaan kredit pada PT Bank Sumut Cabang Tarutung adalah faktor tingkat suku bunga kredit. 2. Elsarida Situngkir (2008) Situngkir (2008) melakukan penelitian berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Memutuskan Pengambilan Kredit Pada PT Bank Internasional Indonesia Medan. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit terhadap keputusan permintaan kredit pada PT Bank Internasional Indonesia Medan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian adalah faktor tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah

kredit berpengaruh terhadap keputusan permintaan kredit. Faktor yang dominan mempengaruhi nasabah terhadap keputusan permintaan kredit pada PT Bank Internasional Indonesia Medan adalah faktor tingkat suku bunga kredit. B. Pengertian Pemasaran Jasa Barang dan jasa perbedaannya seingkali sukar dikemukakan. Hal ini dikarenakan pembelian suatu barang sering disertai dengan jasa-jasa tertentu (contohnya instalasi, pemberian garansi, penelitian dan bimbingan operasional, perawatan dan reparasi) dan sebaliknya pembelian suatu jasa sering juga melibatkan barang untuk melengkapinya (misalnya makanan di restoran, telepon dalam jasa telekomunikasi, kapal angkutan umum dan pesawat dalam jasa penerbangan). Berdasarkan pendapat para ahli, diuraikan pengertian tentang jasa yaitu: a. Kotler dalam Tjiptono (2005:16) menyatakan bahwa jasa sebagai salah satu bentuk produk dapat didefenisikan sebagai Setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produknya bisa dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik. b. Lamb et al (2001:482) mendefinisikan jasa sebagai hasil dari usaha penggunaan manusia dan mesin terhadap sejumlah orang atau objek. Jasa meliputi suatu perbuatan, suatu kinerja atau suatu upaya yang tidak bisa diproses secara fisik. Terdapat beberapa karakteristik unik yang membedakan jasa dengan barang (Tjiptono, 2005:18) yaitu:

a. Intangibility yaitu jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance) atau usaha yang menyebabkan jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi. b. Inseparability. Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. c. Variability/Heterogencity/inconsistensy yaitu jasa bersifat variabel karena merupakan non-standardied output, artinya variabel yang dibentuk, kualitas dan jenis tergantung siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi. d. Perishability. Ini berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kamar hotel tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja ketika tidak dapat disimpan. C. Bauran Pemasaran Suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasarannya dihadapkan pada faktor yang ada di dalam perusahaan (internal) dan faktor di luar perusahaan (eksternal). Faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan perusahaan itu adalah: a. Keadaan perkonomian baik di dalam maupun di luar negeri b. Lingkungan sosial c. Situasi politik d. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan e. Peraturan-peraturan persaingan Faktor-faktor yang dapat dikendalikan disebut juga faktor internal perusahaan yang sepenuhnya dapat dikuasai dan dipengaruhi oleh perusahaan,

merupakan senjata bagi perusahaan untuk dapat berdiri dan berkembang dalam memenuhi permintaan pasar. Faktor-faktor inilah yang dinamakan bauran pemasaran (marketing mix). Tjiptono (2005:30) menyatakan bahwa bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merangsang program taktik jangka pendek. Ada delapan unsur-unsur bauran pemasaran yang digunakan pemasaran jasa antara lain: a. Produk (Product) Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam konteks ini, produk bisa berupa apa saja (baik berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Keputusan bauran produk yang dihadapi pemasar jasa bisa sangat berbeda dengan yang dihadapi pemasar barang. Aspek perkembangan jasa baru juga memiliki keunikan khusus yang berbeda dengan barang, yakni jasa baru sukar diproteksi dengan paten. b. Harga (Price) Keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga antara berbagai kelompok pelanggan. Bagi perbankan terutama bank yang bersifat konvensional harga adalah bunga, biaya

administrasi, biaya komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran dan biaya-biaya lainnya. Sedangkan harga bagi lembaga pembiayaan adalah jumlah angsuran yang diberikan kepada nasabah. Penentuan harga oleh suatu bank atau lembaga keuangan lainnya dimaksudkan untuk mencapai berbagai tujuan seperti untuk bertahan hidup (survival), untuk memaksimalkan laba, memperbesar pangsa pasar (market share), memberikan kesan bahwa jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi, serta dengan penentuan harga juga ditujukan agar harga yang ditawarkan tidak melebihi harga pesaing artinya bunga yang diberikan kepada nasabah memang layak, dapat diterima dan tidak memberatkan. Menurut Kasmir (2003:113) Bunga dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Biaya bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga pada perbankan atau lembaga keuangan secara garis besar adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan dana. Apabila bank kekurangan dana (simpanan sedikit), sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan.

2. Persaingan. Perusahaan dalam memperebutkan dana simpanan, disamping faktor promosi yang paling utama adalah memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% pertahun, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan dinaikkan di atas bunga pesaing, misalnya 17% pertahun. 3. Kebijaksanaan Pemerintah. Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman. 4. Target Laba Yang Diinginkan. Target laba yang diinginkan merupakan besarnya keuntungan yang diharapkan oleh lembaga keuangan. 5. Jangka Waktu. Semakin panjang jangka waktu kredit, maka semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. 6. Kualitas dan Nilai Jaminan. Semakin likuid jaminan yang diberikan maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan. 7. Reputasi Perusahaan. Bonafitas dari suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya karena perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet dimasa yang akan datang relatif lebih kecil. 8. Produk yang Kompetitif. Maksudnya produk yang dibiayai kredit tersebut laku di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga yang dibebankan relatif lebih kecil dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. 9. Hubungan yang Baik. Biasanya pihak bank akan membedakan nasabahnya menjadi dua yaitu nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder).

10. Jaminan Pihak Ketiga. Dalam hal ini pihak ketiga yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung resiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya pihak yang memberikan jaminan bonafit, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank sehingga bunga yang dibebankan pun juga berbeda. c. Saluran distribusi atau lokasi (place) Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik (misalnya keputusan mengenai lokasi dimana sebuah hotel harus didirikan). Selain itu, penggunaan perantara untuk meningkatkan aksesibilitas jasa bagi para pelanggan (misalnya penggunaan jasa agen perjalanan dalam memasarkan paket liburan secara langsung kepada konsumen), dan keputusan non lokasi yang ditetapkan demi ketersediaan jasa (contohnya penggunaan telephone delivery system). Pemilihan lokasi suatu perusahaan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Dekat dengan kawasan industri atau pabrik. 2. Dekat dengan lokasi perkantoran. 3. Dekat dengan lokasi pasar. 4. Dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat. 5. Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada disuatu lokasi.. d. Promosi (Promotion) Bauran promosi meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual. Metode-metode tersebut

terdiri atas periklanan, promosi penjualan, direct marketing, personal selling, dan public relations. Menurut Kasmir (2002:19) biasanya perusahaan melakukan empat sarana promosi, yaitu: 1. Periklanan (Advertising) Iklan merupakan sarana promosi yang digunakan oleh bank guna menginformasikan, menarik dan mempengaruhi calon nasabahnya. Media yang dapat dilakukan seperti pemasangan Billboard di jalan-jalan strategis, pencetakan brosur, pemasangan spanduk, iklan melalui koran, majalah, radio, televisi, dan media lainnya. 2. Promosi Tujuan promosi adalah meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah. Bagi perusahaan promosi penjualan dapat dilakukan dengan: a. Pemberian bunga khusus (special rate) untuk jumlah dana yang relatif besar walaupun hal ini akan mengakibatkan persaingan tidak sehat. b. Pemberian insentif kepada setiap nasabah yang memiliki jumlah simpanan tertentu.. c. Pemberian cinderamata, hadiah serta kenang-kenangan lainnya kepada nasabah yang loyal, serta promosi dan penjualan lainnya.. 3. Publisitas Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial dan kegiatan lainnya. Kegiatan publisitas dapat meningkatkan pamor bank. Untuk itu, kegiatan publisitas

perlu dilakukan lebih sering dengan mempertimbangkan hal-hal tertentu seperti biaya yang dikeluarkan dan juga nasabah yang ditargetkan. 4. Penjualan Pribadi Pada dunia perbankan maupun lembaga pembiayaan, penjualan pribadi lebih banyak dilakukan oleh petugas customer service. Dalam hal ini customer service memegang peranan sebagai pembinaan hubungan dengan masyarakat (public relation). e. Partisipan/Orang (People) Bagi perusahaan jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran. Bila produksi dapat dipisahkan dari konsumen seperti yang biasa terjadi pada pemasaran barang manufaktur, pihak manajemen biasanya dapat mengurangi pengaruh sumber daya manusia terhadap output akhir yang diterima pelanggan. Sedangkan pada industri jasa, seorang karyawan bertingkah laku dan bertindak akan berpengaruh langsung kepada output yang diterima pelanggan. Oleh karena itu, setiap organisasi jasa (terutama yang tingkat kontak dengan pelanggan tinggi) haruslah secara jelas menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan dalam interaksinya dengan pelanggan. f. Bukti fisik (Physical Evidence) Salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa. Hal ini disebabkan karakteristik jasa yang intangibel. Bukti fisik ini bisa dalam berbagai bentuk, misalnya brosur paket liburan, penampilan staf yang rapi dan sopan, dekorasi internal dan eksternal yang atraktif (seperti ruang praktek dokter anak yang didekorasi dengan nuansa anak-anak), ruangan tunggu nyaman dan bentuk fisik lainnya.

g. Proses (Process) Proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen dengan tingkat kontak dengan pelanggannya tinggi (high contact service). Proses bagaimana jasa (pelayanan) disampaikan tersebut menentukan kepuasan pelanggan. Staf yang perhatian, ceria, gembira dan ramah dapat membantu mengurangi kesulitan nasabah yang menunggu atau antri. Kejelasan akan kebijakan, aturan atau prosedur dalam sistem janji, kapasitas yang tersedia, kelancaran informasi yang dibutuhkan akan sangat mempengaruhi persepsi pelanggan akan kualitas jasa yang diberikan. h. layanan pelanggan (Customer Services) Layanan pelanggan dalam sektor jasa, dapat diartikan sebagai total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu, tanggung jawab atas unsur bauran pemasaran ini tidak dapat diisolasi hanya pada departemen layanan pelanggan tetapi menjadi perhatian dan tanggungjawab semua personal produksi. D. Prilaku Konsumen Dan Proses Pengambilan Keputusan 1. Prilaku konsumen Prilaku konsumen menurut The American Marketing Association dalam Setiadi (2003:3) adalah interaksi dinamis antara afeksi, kognisi, prilaku dan lingkungan mereka dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari defenisi tersebut terdapat tiga ide penting dari perilaku konsumen yaitu: (1) prilaku konsumen adalah dinamis (2) Hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, prilaku dan kejadian di sekitar, serta (3) hal tersebut melibatkan pertukaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen adalah: a. Faktor kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila mahluk-mahluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari. b. Faktor sosial terdiri atas kelompok referensi yaitu seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang, keluarga, ataupun peran dan status yaitu posisi seseorang dalam setiap kelompok. c. Faktor pribadi, seperti umur dan tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri. d. Faktor psikologis yaitu faktor yang lahir dari dalam diri manusia seperti motivasi, persepsi, proses belajar, serta kepercayaan dan sikap. 2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Proses pembelian yang spesifik dapat digambarkan sebagai berikut: Mengenali kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian Sumber : Setiadi, Perilaku Konsumen, Kencana, Jakarta 2003 Hal 16 Gambar 2.1 : Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Secara rinci tahap-tahap yang ada pada Gambar 2.1 dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pengenalan masalah yaitu konsumen menyadari akan adanya kebutuhan. Konsumen menyadari adanya perbedaaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diharapkan. b. Pencairan informasi yaitu konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak lagi.

c. Evaluasi alternatif yaitu mempelajari dan mengevaluasi alternatif yang diperoleh melalui pencarian informasi untuk mendapatkan alternatif terbaik yang akan digunakan untuk melakukan keputusan pembelian. d. Keputusan pembelian, yaitu melakukan kepuasan untuk melakukan pembelian yang telah diperoleh dari evaluasi alternatif e. Perilaku sesudah pembelian yaitu keadaan dimana sesudah pembelian terhadap suatu produk atau jasa maka konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. E. Kredit 1. Pengertian Kredit Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang artinya kepercayaan dan dari bahasa latin yaitu Creditum yang berarti kepercayaan atau kebenaran. Menurut Mahmoeddin (2004:2) Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa: a. Adanya suatu penyerahan uang/tagihan atau barang yang menimbulkan tagihan kepada pihak lain dengan harapan bank dapat memperoleh pendapatan yang berasal dari bunga yang dibebankan kepada pinjaman tersebut.

b. Kredit diawali dengan adanya perjanjian atas dasar kepercayaan dimana masing-masing pihak yang terikat oleh perjanjian kredit tersebut harus mematuhi kewajiban yang telah disepakati c. Dalam perjanjian kredit terdapat kesepakatan pelunasan utang dan bunga yang diselesaikan dalam jangkat waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan bersama. 2. Unsur-Unsur Kredit Pada pemberian kredit ada beberapa unsur yang harus diperhatikan yaitu: a. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan dari si pemberi kredit kepada penerima kredit bahwa prestasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang maupun jasa akan benar-benar diterima dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. b. Kesepakatan, yaitu suatu perjanjian sepakat antara si pemberi kredit dan si penerima kredit untuk melaksanakan hak dan kewajibannya selama perjanjian kredit berlangsung. c. Jangka waktu, yaitu pinjaman atau kredit yang diberikan telah disepakati untuk masa waktu tertentu sesuai dengan perjanjian. d. Resiko, yaitu suatu resiko yang harus dihadapi oleh si pemberi kredit akibat adanya jangka waktu pengembalian kredit. e. Balas jasa, yaitu keuntungan atas pemberian suatu kredit yang dikenal dengan bunga dan biaya administrasi f. Kreditur, yaitu adanya orang atau badan yang memiliki barang, jasa atau uang yang dapat dipinjamkan pada orang lain.

g. Debitur, yaitu adanya orang atau badan sebagai orang yang memerlukan atau meminjam barang, jasa atau uang. 3. Fungsi Kredit Kredit mempunyai beberapa fungsi yaitu: a. Untuk meningkatkan daya guna uang. Dengan adanya pemberian kredit, maka si penerima kredit dapat menghasilkan barang atau jasa dari pemanfaatan kredit tersebut. b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Dalam hal ini uang akan beredar dari suatu wilayah lain sehingga bila ada suatu daerah yang kekurangan uang, maka dengan adanya kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan kredit. c. Untuk meningkatkan daya guna barang. Kredit yang diberikan debitur dapat digunakan kreditur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi barang yang bermanfaat. d. Meningkatkan peredaran barang. Kredit dapat memperlancar atau menambah predaran barang dalam suatu wilayah atau antar wilayah. e. Sebagai alat stabilitas ekonomi. Kegiatan perkreditan dapat membantu dalam kegiatan ekspor sehingga dapat meningkatkan devisa negara. f. Untuk meningkatkan gairah berusaha. Pemberian kredit sangat membantu bagi mereka yang memiliki usaha sendiri terutama dalam penambahan modal usaha. g. Untuk menigkatkan pemerataan pendapatan. Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik terutama dalam meningkatkan pendapatan.

4. Tujuan Kredit Pada dasarnya kredit bertujuan untuk memperoleh keuntungan, dengan demikian tujuan pemberian kredit yang dilakukan oleh suatu badan usaha adalah sebagai berikut: a. Mencari keuntungan yaitu memperoleh hasil melalui pendapatan bunga dan biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah b. Membantu usaha nasabah yaitu membantu nasabah dalam penambahan modal untuk menjalankan usahanya c. Membantu pemerintah dalam hal adanya keuntungan dari pajak yang berasal dari bank/badan usaha dan nasabah, membuka lapangan kerja yang baru dengan adanya pembangunan usaha, meningkatkan barang dan jasa yang beredar di masyarakat, menghemat devisa negara dengan adanya pembukaan atau pengembangan usaha sehingga barang dan jasa yang dahulu diimpor sekarang telah diproduksi di dalam negeri, dan meningkatkan devisa negara apabila kredit yang diberikan untuk membiayai produk yang akan diekspor. 5. Prinsip Pemberian Kredit Seorang kreditur menilai resiko kredit harus mempertimbangkan berbagai faktor. Perusahaan melakukan analisis kredit dengan persyaratan yang disebut dengan prinsip 5C dan 7P untuk mengetahui nilai permintaan kredit yang dapat diberikan. Analisis kelayakan kredit dengan prinsip 5C yaitu : a. Character (watak) Perusahaan mencari data tentang kepribadiaan atau watak calon debitur seperti kebiasaan, sifat, cara hidup, keadaan keluarga, hobi, dan hubungan

sosial dengan masyarakat untuk mengetahui apakah pemohon kredit punya kemauan membayar hutang jika permohonannya disetujui. b. Capacity (kemampuan) Perusahaan akan menilai pengalaman debitur dalam menjalankan usahanya yang dihubungkan dengan pendidikan, pengalaman usaha, observasi perusahaan, penyesuaian diri dengan kondisi perekonomian dan kekuatan perusahaan. Perusahaan melakukan ini untuk mengetahui apakah debitur mampu mengelola dengan baik dana kredit yang akan diberikan. c. Capital (modal) Penilaian modal diukur dari posisi keuangan perusahaan secara umum. Modal tidak hanya dilihat dari besar kecilnya modal tersebut melainkan juga bagaimana modal tersebut ditempatkan oleh pengusaha. d. Collateral (jaminan) Debitur diharuskan menyediakan jaminan untuk keamanan pelunasan kredit. Jaminan kredit mempertinggi keyakinan bank bahwa debitur dengan usahanya mampu melunasi kredit. Agunan merupakan jaminan tambahan jika bank menganggap aspek-aspek yang mendukung usaha debitur lemah. e. Condition Of Economic (kondisi ekonomi) Penilaian kredit juga memperhatikan kondisi ekonomi secara umum dan kondisi pada sektor usaha si debitur. Penilaian dilakukan untuk mengetahui pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya terhadap perusahaan yang bersangkutan dan perkembangan khusus dalam suatu ekonomi tertentu yang mungkin mempunyai efek terhadap

kemampuan debitur untuk memenuhi kewajibannya (Kasmir, 2000:105-106). Penilaian pemberiaan kredit berdasarkan prinsip 7 P yaitu : a. Personality. Penilaian didasarkan pada kepribadian debitur seperti riwayat hidup, sikap, emosi, dan tindakan dalam menghadapi suatu masalah serta hal lain yang erat hubungannya dengan kepribadiaan debitur. b. Party. Mengklasifikasikan debitur kedalam klasifikasi tetentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya sehingga debitur dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapat fasilitas yang berbeda. c. Purpose. Mencari data untuk mengetahui tujuan debitur dalam mengambil kredit. Tujuan pengambilan kredit dapat beranekaragam, sebagai contoh modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain sebagainya. d. Prospec. Menilai masalah debitur dimasa mendatang, menguntungkan atau tidak. e. Payment. Mengetahui cara pembayaran kredit yang akan diberikan pihak kreditur dengan menilai sumber apa saja yang diperoleh debitur baik dari segi prospect, kelancaran penjualan dan pendapatan maupun sumber lain. f. Profitability. Menganalisis kemampuan debitur dalam memperoleh laba. Tingkat profitabilitas diukur dari satu periode ke periode lain, sama atau semakin meningkat. g. Protection. Tujuannya adalah menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan baik berupa jaminan barang atau asuransi (Kasmir, 2000:106-107).

6. Tahap Keputusan Pemberian Kredit Setiap tahap pemberian kredit harus dibuat suatu perjanjian tertulis antara bank dan si penerima kredit. Hal-hal yang tertera dalam perjanjian kredit adalah : a. Maksimum Kredit. Jumlah yang tertera dalam maksimum kredit (line of Credit) adalah jumlah tertinggi yang diizinkan kepada si penerima kredit.. b. Jangka waktu. Sesuai dengan persetujuan antara pihak bank dan debitur maka ada kredit yang jangka waktu pendek, menengah dan panjang. c. Keperluan kredit. Isi perjanjian kredit dicantumkan tujuan keperluan kredit sesuai dengan bidang usaha debitur berdasarkan target produktivitas yang akan dicapainya. d. Bunga (propisi). Propisi kredit adalah suatu beban yang dikenakan kepada debitur sebagai akibat dari perjanjian kredit yang dibuat. e. Bea materai. Sesuai dengan aturan bea materai maka setiap pemberian kredit dikenakan bea sebesar ½ % (setengah per seratus) dari maksimum kredit yang diberikan. Jumlah tersebut kemudian disetorkan ke kas negara. f. Bentuk kredit. Berdasarkan perjanjian antara pihak bank dan debitur, maka dapat memilih kredit rekening koran bebas atau rekening koran terbatas. g. Cara penarikan dan cara pelunasan. Penarikan dan pelunasan ditetapkan dalam suatu jadwal tertentu berdasarkan persetujuan bersama. h. Jaminan kredit. Isi perjanjian kredit harus dikemukakan secara terperinci mengenai jaminan kredit, baik jumlah jaminan, nilai jaminan dan status kepemilikannya. i. Asuransi. Setiap jaminan diasuransikan sesuai dengan sifat jaminan tersebut untuk mengamankan resiko bilamana terjadi hal-hal yang tidak dinginkan.

j. Ketentuan-ketentuan tambahan Bank dapat menetapkan ketentuan-ketentuan tambahan di luar ketentuan pokok dan ketentuan tersebut dicantumkan dalam pasal tambahan dalam perjanjian kredit.