BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sebagai salah satu sarana transportasi utama, jalan memegang peranan penting untuk kelancaran perhubungan dari suatu tempat ke tempat lain, untuk itu jalan yang dibuat harus mempertimbangkan faktor kenyamanan, keamanan dan keselamatan. Ruas Jalan Sangata SP. Perdau adalah jalan Arteri Primer yang merupakan jalur transpostasi darat utama dengan status sebagai jalan Negara yang menghubungkan antara ibukota propinsi dengan beberapa kabupaten di Kalimantan Timur, maka berdasarkan fungsi dan peranan jalan ini diharapkan dapat selalu memberikan pelayanan optimal pada arus lalu lintas yang lewat di atasnya. Melihat kondisi yang terjadi dilapangan khususnya di Sta. 29 + 200, secara visual terlihat adanya kelongsoran pada arah SP. Perdau sepanjang ± 34 meter dan lebar ± 10 meter dimana badan jalan atau bahu jalan juga sudah mengalami kelongsoran. Secara umum dapat dilihat dan dianalisa bahwa kerusakan kerusakan yang terjadi bukan dikarenakan beban kendaraan yang lewat dimana existing jalan yang ada tidak mengalami deformasi atau perubahan yang berlebihan. Kemungkinan - kemungkinan penyebab awal terjadinya kelongsoran pada daerah tersebut adalah antara lain : 1. Ketidakstabilan material sehingga terjadinya gerakan lereng yang mengubah bentuk geometrinya. 2. Tidak adanya saluran drainase pada sisi kiri jalan, sehingga mengakibatkan terjadinya pengikisan atau penggerusan yang terus menerus selama bertahun tahun dan akhirnya berimbas pada badan jalan atau bahu jalan dilokasi tersebut. 3. Tidak adanya antisipasi sebelumnya, misalnya dibuatkan konstruksi dinding penahan tanah yang sifatnya permanen atau sementara. I - 1
Gambar 1.1 Keadaan Existing Jalan Ruas Sangata SP. Perdau Sta 29+200 Propinsi Kalimantan Timur Hanya saja kondisi jalan ini tidak seperti yang diharapkan karena jalan ini berada pada daerah perbukitan yang memiliki kondisi tanah kurang baik sehingga sering terjadi kelongsoran yang nantinya akan menyebabkan terhambatnya jalur transportasi dimana dampak sosial ekonominya akan terasa dimana mana khususnya diwilayah lintas utara Trans Kalimantan. Jalan sebagai salah satu sarana transportasi darat, berupa perkerasan atau konstruksi yang dibangun di atas lapisan tanah dasar ( sub grade ) berfungsi untuk menopang beban lalu lintas. Untuk itu tanah yang akan dijadikan sebagai dasar dari konstruksi perkerasan harus memenuhi syarat syarat struktural atau kekuatan untuk dapat menerima beban lalu lintas di atasnya. Jalan yang menghubungkan suatu tempat dengan tempat lain dibuat mengikuti topografi dari daerah tersebut. Tidak jarang jalan dibangun menyisiri lereng sebuah bukit karena topografi daerah itu yang tidak datar, maka untuk perencanaannya harus dipertimbangkan faktor geologi agar dapat diketahui I - 2
kestabilan dari tanah yang akan dijadikan dasar dari jalan yang akan dibangun. Hal ini tentunya memerlukan penyelidikan tanah untuk mendapatkan informasi kondisi lapangan. I.2 Lokasi Tugas Akhir Ruas Sangata SP. Perdau terletak pada koordinat 0 39'56.15" N 117 35'48.47" E dan merupakan jalan lintas utara dari dan ke ibukota Kabupaten Kutai Timur seperti terlihat pada Gambar 1.2, Gambar 1.3 serta Gambar 1.4. Kondisi Topografi untuk ruas Sangata SP. Perdau merupakan daerah perbukitan dan sebagian besar trase jalan ini berada pada punggung bukit, sehingga pada ruas jalan ini banyak terjadi kelongsoran baik berupa kelongsoran tebing, kelongsoran bahu sampai amblas pada badan jalan. Gambar 1.2 Lokasi Longsoran I - 3
Gambar 1.3 Lokasi Pengamatan 920.00 C L 900.00 880.00 860.00 840.00 Longsoran 820.00 800.00 780.00 760.00 740.00 720.00 700.00 680.00 660.00 Datum 640.00 JARAK 3.00 2.43 0.56 1.60 2.44 1.96 3.00 1.18 1.57 2.25 ELEVASI 730.00 740.00 755.00 760.00 788.00 790.00 808.00 890.00 889.50 889.00 Gambar 1.4 Sketsa Penampang Melintang Jalan Ruas Sangata SP. Perdau Sta 29+200 Provinsi Kalimantan Timur I - 4
I.3. Tujuan I.3.1 Tujuan Umum Tugas Akhir yang mengambil judul Penanganan Longsoran Badan Jalan Ruas Sangata SP. Perdau Sta 29+200 Provinsi Kalimantan Timur Dengan Dinding Penahan Tanah Tipe Cantilever bertujuan untuk menganalisis sebab terjadinya longsoran dan cara penanganannya kemudian dilanjutkan pada desain perancangan terpilih dengan Dinding Penahan Tanah Tipe Cantilever, sehingga diharapkan jalan yang sudah ada dilokasi Sta 29+200 maupun yang akan dibangun menjadi lebih efektif baik dari segi biaya pembangunan maupun perawatannya. I.3.2 Tujuan Khusus Dengan adanya Tugas Akhir ini diharapkan karyasiswa nantinya dapat melihat suatu masalah dengan lebih jeli dan dapat menentukan serta merancang dari alternatif yang dipilh yaitu dengan penanganan dengan menggunakan Dinding Penahan Tanah Tipe Cantilever dimana dengan mengacu pada situasi dan kondisi yang ada dilapangan. I.4. Lingkup Pembahasan Penulis membatasi lingkup pembahasan pada penentuan penanganan dan perancangan yang akan digunakan berdasarkan : a. Perancangan yang akan digunakan adalah perancangan alternatif terpilih yaitu dengan menggunakan Dinding Penahan Tanah Tipe Cantilever. b. Perancangan dan Perhitungan tekanan tanah lateral, faktor keamanan pada dinding penahan tanah menggunakan perhitungan secara teori Rankine dan alat bantu software Geo Slope. c. Perancangan penulangan pada Dinding Penahan Tanah Tipe Cantilever berpedoman pada RSNI T-12-2004. d. Perancangan saluran samping jalan berdasarkan Manual Hidrolika untuk Pekerjaan Jalan dan Jembatan, No. 01-2/BM/2005, Buku 2, Perencanaan Hidrolika yang dikeluarkan oleh Ditjen Bina Marga. I - 5
e. Biaya perancangan berpedoman pada Panduan Analisa Harga Satuan, No. 008-1/BM/2010 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga menggunakan software AHS Spec. I.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Tugas Akhir ini akan dibagi dalam beberapa bab sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Berisi uraian umum tentang latar belakang, lokasi studi, tujuan, ruang lingkup Tugas Akhir, serta sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka Membahas tentang ketentuan dasar (umum) yang mengacu kepada literatur literatur yang digunakan dalam pembahasan. Bab III : Dasar Teori Membahas tentang uraian dasar teori, langkah perhitungan, rumus rumus yang digunakan, sebagai pedoman dalam evaluasi dan pembahasan. Bab IV : Metodologi Berisi tentang tahapan-tahapan dalam pelaksanaan tugas akhir dari awal sampai selesai. Bab V : Analisis dan Pembahasan Membahas tentang perancangan sesuai dengan jenis penangan terpilih. Bab VI : Penutup Merupakan kesimpulan dan saran dari hasil analisis perancangan dan perhitungan sesuai dengan jenis penanganan terpilih. I - 6