PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM KEGIATAN KELOMPOK TANI Dwima Noviani 1 Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi dwimanoviani@gmail.com Suyudi, SP., MP. 2 Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi suyudi@unsil.ac.id Hj. Tenten Tedjaningsih 3 Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi tenten_ks@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk Mengetahui peran penyuluh pertanian dalam kegiatan Kelompok Tani Sri Asih dan Sri Rahayu di Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar dan mengetahui kendala yang dihadapi oleh penyuluh dalam kegiatan penyuluhan pada Kelompok Tani Sri Asih dan Sri Rahayu di Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Penyuluhan merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya, yang juga merupakan proses pemberdayaan masyarakat. Penyuluhan pertanian harus disampaikan oleh ahli pertanian yang berkompeten dan bisa berkomunikasi secara efektif dengan petani sehingga dapat mendorong minat belajar petani dan harus berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh petani.penyuluh pertanian dapat mempengaruhi sasaran melalui perannya sebagai motivator, edukator, inovator, katalisator, organisator, komunikator maupun sebagai penasehat petani yang sesuai dengan karakteristik/ciri petani termasuk potensi wilayah. Penyuluh bertugas untuk mendorong, membimbing dan mengarahkan petani/ nelayan agar mampu mandiri dalam mengelola usahataninya karena penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dalam mengakses informasi - informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Selain itu, kegiatan penyuluh pertanian sebagai proses belajar petani/nelayan melalui pendekatan kelompok dan diarahkan untuk terwujudnya kemampuan kerja sama yang lebih efektif, sehingga mampu menerapkan inovasi dan mengatasi berbagai resiko kegagalan usaha. Penyuluh dalam kegiatan penyuluhan di Desa Kujangsari juga mendapat beberapa kendala, antara lain: Sulitnya mengatur jadwa pertemuan, Pengetahuan penyuluh, Fasilitas dalam kegiatan penyuluhan, Respon petani terhadap teknologi baru, Kehadiran petani dalam kegiatan penyuluhan. Kata Kunci :Peran Penyuluh, Penyuluhan, Kendala 1 Penulis 2 Ketua Komisi Pembimbing 3 Anggota Komisi Pembimbing
ABSTRACT The purpose of this research is to know the role of agricultural extension in the activities of Sri Asih Farmers Group and Sri Rahayu in Kujangsari Village, Langensari Subdistrict, Banjar City and know the obstacles faced by extension workers in extension activities at Sri Asih Farmer Group and Sri Rahayu in Kujangsari Village, Kecamatan Langensari, Banjar City. The method used in this research is survey method. The data used are primary data and secondary data. Counseling is a non-formal education for farmers and their families, which is also a process of community empowerment. Agricultural counseling should be delivered by competent agricultural experts and can communicate effectively with farmers so as to encourage farmers' interest in learning and should be oriented towards problems faced by farmers. Agricultural farmers can influence targets through their roles as motivators, educators, innovators, catalysts, organizers, Communicator or as a farmer advisor in accordance with the characteristics / characteristics of farmers including the potential of the region. Extension workers are responsible for encouraging, guiding and directing farmers / fishermen to be self-sufficient in managing their farming because counseling is a learning process for the main actors and business actors to be willing and able to help and organize in accessing market information, technology, capital and other resources as Efforts to improve productivity, business efficiency, income and welfare and increase awareness in the preservation of environmental functions. In addition, agricultural extension activities as a process of learning farmers / fishermen through group approach and directed to the realization of the ability of more effective cooperation, so as to apply innovation and address the risks of business failure. The extension worker in Kujangsari village also got some obstacles, such as: Difficult to arrange meeting schedule, Extension Knowledge, Facility in extension activity, Farmer response to new technology, Farmer presence in extension activity. Keywords: Role of Agricultural Extension, Counseling, Obstacles PENDAHULUAN Petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertanian atau memelihara ternak dengan tujuan untuk mencukupi kehidupan hidupnya beserta keluarganya.petani juga merupakan pelaku utama dalam kegiatan produksi pertanian serta bagian dari masyarakat Indonesia yang perlu ditingkatkan kesejahteraan dan kecerdasannya, salah satu upaya peningkatan kecerdasan tersebut dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan. Adanya penyuluh diharapkan semua informasi pertanian yang berkembang dapat diserap dan diterima oleh petani, semakin banyak informasi yang dimanfaatkan oleh petani maka semakin efektif penyuluhan tersebut. Penyuluhan merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya, yang juga merupakan proses pemberdayaan masyarakat. Penyuluhan pertanian harus disampaikan oleh ahli pertanian yang berkompeten dan bisa berkomunikasi secara efektif dengan petani 2
sehingga dapat mendorong minat belajar petani dan harus berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh petani. Pengertian penyuluhan pertanian menurut rumusan UU No.16/2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) pasal 1 ayat 2 adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan pruduktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Penyuluh pertanian dapat mempengaruhi sasaran melalui perannya sebagai motivator, edukator, inovator, katalisator, organisator, komunikator maupun sebagai penasehat petani yang sesuai dengan karakteristik/ciri petani termasuk potensi wilayah.peran penyuluh dalam kegiatan kelompok tani perlu dilaksanakan dengan nuansa partisipatif sehingga prinsip kesetaraan, transparansi, tanggung jawab, akuntabilitas serta kerjasama menjadi muatanmuatan baru dalam pemberdayaan petani. Terkait dengan peran penyuluh, Mardikanto 2010 mengemukakan beragam peran/tugas penyuluh dalam satu kata yaitu edfikasi, yang merupakan akronim dari: edukasi, diseminasi informasi/inovasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi, dengan pengertian sebagai berikut: 1) Edukasi, yaitu untuk memfasilitasi proses belajar yang dilakukan oleh para penerima manfaat penyuluh (beneficiaries) dan atau (stakeholders) pembangunan yang lainnya. 2) Diseminasi Informasi/Inovasi, yaitu penyebarluasan informasi/inovasi dari sumber informasi dan atau penggunanya. 3) Fasilitasi, atau pendampingan, yang lebih bersifat melayani kebutuhan kebutuhan yang dirasakan oleh klien-nya. 4) Konsultasi, yang tidak jauh berbeda dengan fasilitasi, yaitu membantu memecahkan masalah atau memberikan alternatif-alternatif pemecahan masalah. 5) Supervisi, atau pembinaan adalah upaya untuk bersama sama klien melakukan penilaian (self assesment), untuk kemudian memberikan saran alternatif perbaikan atau pemecahan masalah yang dihadapi. 6) Pemantauan, yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan selama proses kegiatan sedang berlangsung. 3
7) Evaluasi, yaitu kegiatan pengukuran dan penilaian yang dapat dilakukan pada sebelum (formatif), selama (on-going, pemantauan) dan setelah kegiatan selesai dilakukan (sumatif, ex - post). METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok tani yang terdapat di Desa Kujangsari, yakni Kelompok Tani Sri Asih dan Kelompok Tani Sri Rahayu. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survey dengan menggunakan kuesioner. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data awal yang diambil oleh peneliti untuk melakukan penelitian, sedangkan data sekunder merupakan data yang diambil setelah data primer diperoleh. Hasil penelitian berupa deskriptif kualitatif yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner dan wawancara mendalam dengan narasumber yakni petani dan penyuluh yang sampel responden penelitian sebanyak 31 orang petani responden dari dua kelompok tani di Desa Kujangsari untuk menilai peran penyuluh sebagai motivator, edukator, katalisator, organisator, komunikator dan konsultan dalam kegiatan kelompok tani dan satu orang penyuluh untuk menjelaskan berbagai kendala yang dihadapi penyuluh dalam kegiatan penyuluhan pada kelompok tani di Desa Kujangsari. Kerangka Analisis Skor penilaian peran penyuluh pertanian dalam kegiatan kelompok tani baik secara keseluruhan maupun per sub variabeldikelompokan dalam 3 kategori, yaitu: tidak berperan, berperan dan sangat berperan. Masing masing kriteria memiliki rentang sebagai pembatas, dengan rumus rentang sebagai berikut: i= keterangan: i = interval NT = Nilai Tertinggi NR = Nilai Terendah Agar capaian untuk identifikasi masalah yang pertama dapat terlihat, digunakan rumus: Nilai tertimbang = Skor penilaian tingkat peran penyuluh sebagai motivator dan Edukator dalam kegiatan kelompok tani Sri Asih (kelompok tani kelas lanjut) dicari dengan menggunakan rumus: Skor Tertinggi = 4 x 24 x 3 = 288 Skor Terendah = 4 x 24 x 1 = 96 4
Tabel 1. Tingkatan Peran Penyuluh Sebagai Motivator dan Edukator Kelompok Tani Sri Asih (kelompok tani kelas lanjut) 1 96< i 160 Tidak Berperan 2 161< i 224 Berperan 3 225< i 288 Sangat Berperan Skor penilaian tingkat peran penyuluh sebagai katalisator,organisator, komunikator dan konsultan dalam kegiatan kelompok tani Sri Asih (kelompok tani kelas lanjut) dicari dengan menggunakan rumus: Skor Tertinggi = 3 x 24 x 3 = 216 Skor Terendah = 3 x 24 x 1 = 72 Tabel 2.Tingkatan Peran Penyuluh Sebagai KatalisatorOrganisator, Komunikator dan Konsultan Kelompok Tani Sri Asih (kelompok tani kelas lanjut) 1 72< i 120 Tidak Berperan 2 121< i 168 Berperan 3 169< i 216 Sangat Berperan Skor penilaian tingkat peran penyuluh pertanian dalam kegiatan kelompok tani Sri Asih (kelompok tani kelas lanjut) dicari dengan menggunakan rumus: Skor Tertinggi = 20 x 24 x 3 = 1440 Skor Terendah = 20 x 24 x 1 = 480 Tabel 3. Tingkatan Peran Penyuluh Pertanian dalam Kegiatan Kelompok Tani Sri Asih (kelompok tani kelas lanjut) 1 480 < i 800 Tidak Berperan 2 801 < i 1120 Berperan 3 1121 < i 1440 Sangat Berperan Skor penilaian tingkat peran penyuluh sebagai motivator dan edukator dalam kegiatan kelompok tani Sri Rahayu (kelompok tani kelas madya) dicari dengan menggunakan rumus: Skor Tertinggi = 4 x 7 x 3 = 84 Skor Terendah = 4x 7 x 1 = 28 Tabel 4.Tingkatan Peran Penyuluh Sebagai Motivator dan Edukator Kelompok Tani Sri Asih (kelompok tani kelas madya) 1 28< i 47 Tidak Berperan 2 48< i 66 Berperan 3 67< i 84 Sangat Berperan 5
Skor penilaian tingkat peran penyuluh sebagai katalisator, organisator, komunikator dan konsultan dalam kegiatan kelompok tani Sri Rahayu (kelompok tani kelas madya) dicari dengan menggunakan rumus: Skor Tertinggi = 3 x 7 x 3 = 63 Skor Terendah = 3 x 7 x 1 = 21 Tabel 5.Tingkatan Peran Penyuluh Sebagai Katalisator, Organisator, Komunikator dan Konsultan Kelompok Tani Sri Rahayu (kelompok tani kelas madya) 1 21< i 35 Tidak Berperan 2 36< i 49 Berperan 3 50< i 63 Sangat Berperan Skor penilaian tingkat peran penyuluh pertanian dalam kegiatan kelompok tani Sri Rahayu (kelompok tani kelas madya) dicari dengan menggunakan rumus: Skor Tertinggi = 20 x 7 x 3 = 420 Skor Terendah = 20 x 7 x 1 = 140 Tabel 6.Tingkatan Peran Penyuluh Pertanian dalam Kegiatan Kelompok Tani Sri Rahayu (kelompok tani kelas madya) 1 140< i 233 Tidak Berperan 2 234 < i 326 Berperan 3 327< i 420 Sangat Berperan Setelah kriteria untuk masing-masing kelompok tani didapatkan, kemudian ditentukan kriteria untuk hasil keseluruhan dengan kategori di kedua kelompok tani sebagai kerikut: Rumus hasil keseluruhan: Skor Tertinggi = 20 x 31 x 3 = 1860 Skor Terendah = 20 x 31 x 1 = 620 Maka, Rentang, = Tabel 7. Tingkatan Peran Penyuluh Kelompok Tani di Desa Kujangsari No. Interval Kelas Tingkatan Peran 1 620 < i 1033 Tidak Berperan 2 1034 < i 1446 Berperan 3 1447 < i 1860 Sangat Berperan HASIL DAN PEMBAHASAN Peran Penyuluh Pertanian Dalam Kegiatan Kelompok Tani Di Desa Kujangsari Pengukuran peran penyuluh pertanian dalam kegiatan Kelompok Tani Sri Asih dan Sri Rahayu di Desa Kujangsari secara keseluruhan dijelaskan pada Tabel 8 untuk perhitungan selengkapnya terdapat pada Kerangka Analisis. 6
Tabel 8. Skor Peran Penyuluh Pertanian Dalam Kegiatan Kelompok Tani di Desa Kujangsari Kecamatan Langensari Kota Banjar Nama Kelompok Tani No Peran Penyuluh Sri Asih Sri Rahayu Skor Skor Kategori Skor Skor Kategori Aktual Harapan Aktual Harapan 1. Motivator 221 288 Berperan 33 84 Berperan 2. Edukator 206 288 Berperan 63 84 Berperan 3. Katalisator 154 216 Berperan 39 63 Berperan 4. Organisator 151 216 Berperan 42 63 Berperan 5. Komunikator 167 216 Berperan 66 63 Sangat Berperan 6. Konsultan 180 216 Berperan 58 63 Tidak Berperan Jumlah 1079 1440 Berperan 301 420 Berperan Jumlah Skor Keseluruhan Skor Aktual Skor Harapan Nilai Tertimbang (%) Kategori Peran Penyuluh 1380 1860 74 Berperan Berdasarkan Tabel 8.diatas menunjukan bahwa secara keseluruhan penyuluh telah berperan dalam kegiatan kelompok tani di Desa Kujangsari Kecamatan Langensari Kota Banjar, diukur dari 6 variabel peran penyuluh, yaitu peran penyuluh sebagai motivator, edukator, katalisator, organisator, komunikator, konsultan dengan perolehan jumlah nilai keseluruhan adalah 1380 yang menyatakan kategori perannya adalah berperan dengan nilai tertimbang sebesar 74 yang menyatakan bahwa penyuluh telah berperan dalam kegiatan kelompok tani di Desa Kujangsari sebesar 74 persen, manun jika dilihat secara per variable, penyuluh dalam perannya sebagai konsultan pada Kelompok Tani Sri Rahayu adalah tidak berperan, petani responden yang menyatakan tidak berperan beralasan karena penyuluh belum bisa membantu petani dalam mencari pilihan usahataninya yang membuat petani tidak dapat memilih usahatani manakah yang cocok dengan keadaan sekitar. Kendala yang Dihadapi Penyuluh Dalam Kegiatan Penyuluhan pada Kelompok Tani Sri Asih dan Kelompok Tani Sri Rahayu di Desa Kujangsari Kecamatan Langensari Kota Banjar Penyuluh dalam kegiatan penyuluhan di Desa Kujangsari juga mendapat beberpa kendala. terdapat kendala yang sama yang dihadapi oleh penyuluh dan sangat berperan dalam kegiatan penyuluhan pada kelompok tani di Desa Kujangsari, baik pada Kelompok Tani Sri Asih maupun pada Kelompok Tani Sri Rahayu, yaitu adalah pengaturan jadwal pertemuan yang cukup sulit dengan para anggota kelompok tani dikarenakan kesibukan dari masing masing aktivitas pribadi diluar aktivitas kelompok, jarak tempuh yang dilalui penyuluh untuk sampai ke lokasi kelompok tani yang terbilang cukup jauh dari pusat Kecamatan dan 7
kemudian luas wilayah kelompok tani itu sendiri yang terbilang cukup luas sehingga menjadikan penyuluh lambat untuk sampai tepat waktu apabila ada kegiatan. Selain itu terdapat kendala dalam pengetahuan penyuluh mengenai usaha usahatani yang terdapat pada kelompok tani, kelengkapan pada faslitas fasilitas yang terdapat di kedua kelompok tani pun menjadi suatu kendala dalam kegiatan penyuluhan karena dirasa masih kurang lengkap, tidak adanya fasilitas seperti alat infocus membuat penyuluh kesulitan untuk menunjukan contoh contoh atau gambar sample dari ide ide baru yang akan diberikan kepada petani. Selain itu juga, penggunaan adopsi inovasi oleh petani setelah kegiatan penyuluhan dirasa belum dipergunakan dilihat dari masih banyaknya para petani yang masih menggunakan alat alat produksi pertanian teradisional yang memperlihatkan bahwa respon petani terhadap teknologi baru masih rendah. Keaktifan petani selama kegiatan penyuluhan berlangsung pun dapat menjadi suatu kendala yang dihadapi penyuluh dalah kegiatan penyuluhan pada kelompok tani. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1) Secara Keseluruhan, peran penyuluh dalam kegiatan Kelompok Tani Sri Asih dan Sri Rahayu di Desa Kujangsari Kecamatan Langensari Kota Banjardinyatakan sudah berperan dengan nilai tertimbang sebesar 74 persen. Namun secara per indikator, peran penyuluh sebagai konsultan dalam kegiatan Kelompok Tani Sri Rahayu adalah tidak berperan. 2) Terdapat beberapa kendala kendala yang dihadapi penyuluh dalam kegiatan penyuluhan, diantaranya; Sulitnya mengatur jadwal pertemuan dengan kelompok tani, Jarak tempuh yang dilalui untuk sampai ke lokasi kelompok tani, Luas wilayah kelompok tani, Pengetahuan penyuluh, Fasilitas dalam kegiatan penyuluhan, Penggunaan adopsi inovasi oleh petani setelah kegiatan penyuluhan, Respon petani terhadap teknologi baru, Keaktifan petani selama kegiatan penyuluhan berlangsung, Kurangnya inovasi yang dapat memajukan usahatani, Kehadiran petani dalam kegiatan penyuluhan. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disarankan sebagai berikut : 1) Untuk penyuluh dalam menjalankan perannya sebagai Konsultan pada Kelompok Tani Sri Rahayu yang merupakan tingkatan kelompok tani kelas madya hendaknya lebih 8
ditingkatkan agar terwujud Kelompok Tani Sri Rahayu yang lebih berkembang lagi. Mungkin dalam segi pengetahuan mengenai ilmu ilmu pertanian lebih diperdalam lagi supaya ketika kelompok atau anggota kelompok ingin berkonsultasi mengenai permasalahan usahataninya dapat diselesaikan dengan baik dan benar menurut ilmu pertanian. 2) Untuk mengatasi kendala yang dihadapi penyuluh dalam kegiatan penyuluhan, sepertinya memerlukan peran dari pemerintah daerah. Dengan adanya bantuan alat-alat penyuluhan yang dibutuhkan penyuluh dan alat alat pertanian yang diperlukan petani untuk menunjang kelancaran usahatani petani atau kelompok tani tersebut. Juga lebih baik apabila menambah tenaga kerja penyuluh agar dapat lebih cepat dalam kegiatan penyuluhan di Desa Kujangsari. Selain saran untuk penyuluh dan pemerintah, kepada kelompok tani atau para anggota kelompok tani hendaknya juga dapat lebih sering ikut berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan, baik pada saat kegiatan penyuluhan sedang berlangsung maupun setelah kegiatan penyuluhan oleh penyuluh dilaksanakan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Kecamatan Langensari. 2015. Data Monografi Desa Kujangsari Tahun 2015. Laporan. Pemerintah Kota Banjar. Banjar. Koordinator Statistik Kecamatan Langensari, 2016. Kecamatan Langensari Dalam Angka 2016. Badan Pusat Statistik Kota Banjar. Koordinator Statistik Kecamatan Langensari, 2016. Statistik Daerah Kecamatan Langensari. Badan Pusat Statistik Kota Banjar. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Totok Mardikanto. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006. TentangSistemPenyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K). 9