TUGAS AKHIR SB091358

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) E-144

EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu penelitian 1. Alat dan Bahan a. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus ) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM SERBUK GERGAJI, AMPAS TEBU DAN KULIT PISANG YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TUGAS AKHIR Pengaruh Komposisi Ampas Tebu Sebagai Media Pertumbuhan Terhadap Kualitas Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN

JURNAL ISSN TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 4 No. 1; Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

BAB I PENDAHULUAN. lemak. Selain itu jamur juga banyak membutuhkan peluang usaha yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah

JAMUR KAYU SUMBER PANGAN SEHAT DARI HUTAN. Sihati Suprapti dan Djarwanto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA TAMBAHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guru Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN MOLASE DENGAN DOSIS YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi.

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Permukaan

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih


BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram dan jamur merang termasuk dalam golongan jamur yang dapat dikonsumsi dan dapat hidup di

BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Jamur Tiram. serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik yang disebut dengan baglog.

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993).

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TONGKOL JAGUNG PADA MEDIA TANAM TERHADAP BERAT BASAH JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

PAPER. Abstrak. Kata Kunci: Eichhornia crassipes, Pleurotus ostreatus. Abstract

PENGARUH KOMBINASI TAKARAN DEDAK DAN LAMA PENGOMPOSAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. dari sel-sel lepas dan sel-sel bergandengan berupa benang (hifa). Kumpulan dari

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF

98 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat panen, lebar tudung ialah rerata lebar tudung (pileus), yaitu panjang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TUMBUH CAMPURAN JERAMI PADI DAN TONGKOL JAGUNG

I. METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R. Soebrantas KM 15

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. gram jamur kering juga mengandung protein 10,5-30,4%, lemak 1,7-2,2%, kalsium 314 mg, dan kalori 367 (Suwito, 2006).

TEKNOLOGI MEMBUAT MEDIA PDA Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain

ABSTRAK. Peneliti : Imam Mudakir 1 Mahasiswa Terlibat : - : BOPTN Dirlitabmas Kementerian Pendidikaan dan Kebudayaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TEH DAN KARDUS SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) ABSTRAK

PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN SERBUK GERGAJI SENGON PADAMEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN. DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH(Pleorotus ostreatus )

Kata Kunci: Proporsi, Dedak, Media Tanam, Jamur Tiram Putih

Pemanfaatan Sisa Biomassa Tanaman Ganyong Sebagai Media Tambahan Pertumbuhan Jamur Tiram

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

Perbedaan Pengaruh Media Tanam Serbuk Gergaji dan Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Jamur Tiram. digunakan. Jenis dan komposisi media akan menentukan kecepatan pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, yaitu penambahan konsentrasi

Transkripsi:

TUGAS AKHIR SB091358 EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DENGAN VARIASI MEDIA KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria) DAN SABUT KELAPA (Cocos nucifera) Oleh: Hanum Kusuma Astuti 1509 100 010 Dosen Pembimbing: Nengah Dwianita Kuswytasari, S.Si, M.Si

kandungan nutrisi jamur tiram - 128 kalori - protein 16 gram - lemak 0,9 gram - karbohidrat 64,6 mg - kalsium 51 mg - zat besi 6,7 mg - vitamin B 0,1 mg Chang dan Miles (1989) dalam Dewi (2009), Nutrisi yang diperlukan oleh jamur tiram : - karbohidrat (selulosa, hemiselulosa dan lignin) - protein (urea) - lemak - mineral (CaCO 3 dan CaSO 4 ) - vitamin Adinata dan Hendritomo (2002)

Kayu sengon mengandung - Selulosa (49,40%) - Hemiselulosa (24,59%) - Lignin (26,8%), - Abu (0,60%) - Silika (0,20) (Martawijaya, et al., 1989). sabut kelapa tua mengandung - Lignin (45,8%) - Selulosa (43,4%) - Hemiselulosa (10,25%) - Pektin (3,0%) Thampan (1981) dalam Rohyana (2002) Sabut kelapa dapat dimanfaatkan sebagai media pertumbuhan jamur lingzhi (Ganoderma lucidum Leyss.Fr.) yang merupakan salah satu jenis jamur kayu. (Mayawati, et al., 2010),

Perumusan Masalah 1) Apakah sabut kelapa kering (Cocos nucifera) dapat menjadi media pertumbuhan jamur tiram putih? 2) Berapakah jumlah sabut kelapa kering (Cocos nucifera) yang paling efektif untuk pertumbuhan jamur tiram putih?

Batasan Masalah Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah perhitungan berat basah jamur tiram putih hanya dilakukan pada panen ke-1, serta sabut kelapa yang digunakan berasal dari kelapa tua.

Tujuan 1. Mengetahui apakah sabut kelapa kering (Cocos nucifera) dapat menjadi media pertumbuhan jamur tiram putih. 2. Mengetahui berapa jumlah sabut kelapa kering (Cocos nucifera) yang paling efektif untuk pertumbuhan jamur tiram putih.

Manfaat Memberi informasi kepada masyarakat bahwa sabut kelapa kering dapat dimanfaatkan sebagai media tanam untuk pertumbuhan jamur.

Langkah kerja Pembuatan F0 Pembuatan F1 Pembuatan F2 Pembuatan F3 Perbesaran badan buah jamur tiram Panen jamur tiram

Parameter pengamatan 1) Kecepatan tumbuh miselium (cm/hari) 2) Jumlah berat basah pada panen pertama 3) Umur panen (hsi) 4) Organoleptik

Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pemberian sabut kelapa kering dengan 6 taraf perlakuan, dan 4 kali pengulangan pada pembuatan F1, F2, dan F3. Perlakuan Ulangan Rata-rata 1 2 3 4 B0 B0 1 B0 2 B0 3 B0 4 B1 B1 1 B1 2 B1 3 B1 4 B2 B2 1 B2 2 B2 3 B2 4 B3 B3 1 B3 2 B3 3 B3 4 B4 B4 1 B4 2 B4 3 B4 4 B5 B5 1 B5 2 B5 3 B5 4 Jumlah

Analisis data Analisis data pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) menggunakan software minitab 16 analisis varian (ANOVA) General linear model dengan taraf kepercayaan 95%, apabila terdapat perbedaan yang signifikan, dilanjutkan dengan uji Tukey.

Hasil dan Pembahasan Pertumbuhan miselium jamur pada kultur F0 (Potatoes dextrose agar) Miselium tumbuh dari titik awal inokulum jamur diletakkan, memiliki benang-benang hifa berwarna putih yang tampak kompak menyebar secara linier pada seluruh permukaan medium PDA. Miselium yang tumbuh menyebar penuh pada medium PDA terjadi selama 15 hari dihitung dari hari pertama inokulasi

Hasil dan Pembahasan Pertumbuhan miselium jamur pada kultur F1 B5 = 9.75 B4= 8.475

Hasil dan Pembahasan Pertumbuhan miselium jamur pada kultur F2 B0 = B2 = 9.875 B4 = 7.925

Hasil dan Pembahasan Pertumbuhan miselium jamur pada kultur F3 B5 = 16.75 B2 = 11.87

Hasil dan Pembahasan Rata-rata berat panen jamur tiram putih pada berbagai perlakuan (gram)

Hasil dan Pembahasan Rata-rata umur panen jamur tiram putih pada berbagai perlakuan (hsi)

Hasil dan Pembahasan Uji organoleptik jamur tiram putih

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pemberian campuran serbuk kayu sengon dan sabut kelapa sebagai media pertumbuhan jamur tiram putih dapat dilakukan. Pada F1, hasil terbaik terdapat pada kadar sabut kelapa 50% sebesar 9,75 cm dalam waktu inkubasi 24 hari. Pada F2, hasil terbaik terdapat pada perlakuan 20% sabut kelapa dengan hasil 9,875 cm dengan waktu inkubasi 18 hari. Pada F3, pertumbuhan miselium terbaik terdapat pada perlakuan 50% sabut kelapa 16,75 dalam waktu inkubasi 30 hari. Pada umur panen, hasil terbaik ditunjukkan pada perlakuan 50% sabut kelapa dengan umur 70,25 hari. Hasil berat panen terbaik ditunjukkan pada perlakuan 50% sabut kelapa dengan berat panen 128,75 gram pada panen pertama.

KESIMPULAN DAN SARAN Saran Diperlukan analisis spesifik tentang kandungan nutrisi yang terdapat pada hasil panen pada tiap-tiap perlakuan media campuran serbuk kayu Sengon dan sabut Kelapa. Analisis zat-zat kimia yang terdapat pada media juga diperlukan analisis yang lebih dalam agar dapat memastikan faktor tersebut mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram. Mengetahui teknik sterilisasi dan perlakuan dalam pemberantasan hama dan penyakit pada proses pertumbuhan jamur tiram juga sangat diperlukan dalam mendukung perkembangan jamur tiram hingga masa panen.

TERIMA KASIH

Pembuatan F0 Chorampenicol ditimbang sebanyak 0,25 gram dan serbuk PDA sebanyak 20 gram Dilarutkan dengan 500 ml akuades dan dipanaskan diatas magnetic stirrer hingga mendidih Media PDA dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml. Di inokulasi dan di inkubasi 28 o C Pemilihan induk jamur yang baik Media PDA didinginkan dalam posisi miring Disterilisasi di dalam autoclave selama 20 menit dengan suhu 121 o C tekanan 15psi..

Pembuatan F1 B0 : sengon 100% B1 : sengon 90% + sabut kelapa 10% B2 : sengon 80% + sabut kelapa 20% B3 : sengon 70% + sabut kelapa 30% B4 : sengon 60% + sabut kelapa 40% B5: sengon 50% + sabut kelapa 50% Perlakuan sabut kelapa kering Ditambah bekatul 600 gram, tepung jagung 200 gram, kapur 200 gram, air gula 300 ml Di inokulasi dari kultur F0, dan di inkubasi pada suhu ruang selama 2-4 minggu dimasukkan ke dalam botol berleher pendek sebanyak 2/3 bagian dan di autoclave suhu 121 o C, tekanan 15 psi selama 20 menit, Di dinginkan 6-12 jam Ditambah air 45%-60% dan diatur ph 6,8-7

Pembuatan F2 B0 : sengon 100% B1 : sengon 90% + sabut kelapa 10% B2 : sengon 80% + sabut kelapa 20% B3 : sengon 70% + sabut kelapa 30% B4 : sengon 60% + sabut kelapa 40% B5: sengon 50% + sabut kelapa 50% Ditambah bekatul 600 gram, tepung jagung 200 gram, kapur 200 gram, air gula 300 ml Di inokulasi dari kultur F1, dan di inkubasi pada suhu ruang selama 2-4 minggu dimasukkan ke dalam botol berleher pendek sebanyak 2/3 bagian dan di autoclave suhu 121 o C, tekanan 15 psi selama 20 menit, Di dinginkan 6-12 jam Ditambah air 45%-60% dan diatur ph 6,8-7

Pembuatan F3 B0 : sengon 100% B1 : sengon 90% + sabut kelapa 10% B2 : sengon 80% + sabut kelapa 20% B3 : sengon 70% + sabut kelapa 30% B4 : sengon 60% + sabut kelapa 40% B5: sengon 50% + sabut kelapa 50% Ditambah bekatul 600 gram, tepung jagung 200 gram, kapur 200 gram, air gula 300 ml Pemadatan dan penutupan baglog Pengomposan 1 hari Ditambah air 45%-60% dan diatur ph 6,8-7

Pembuatan F3 Serilisasi 8 jam Pendinginan 48 jam Di inokulasi dari kultur F2, dan di inkubasi pada suhu 25 o -28 o C, kelembaban 80-90% selama 40-60 hari

Perbesaran badan buah Diatur pada suhu 16-28 o C dengan kelembaban antara 80-90%. dipindahkan pada rumah kumbung Badan buah akan muncul 7 hari setelah tutup baglog dibuka. Badan buah siap dipanen setelah 5-6 hari setelah primordium muncul Setelah miselium hampir memenuhi seluruh permukaan baglog, sumbat pada cincin paralon dibuka

Panen jamur tiram 1) Ukurannya sudah cukup besar sekitar 5-10 cm 2) Sisi tudung buah jamur bergerigi 3) Mencabut seluruh rumpun jamur yang ada 4) Dibersihkan, bagian bawah batang dipotong. 5) Setelah panen ke-1, ditimbang berat basah jamur tiram pada baglog tiap perlakuan