BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya pemerintah untuk menyehatkan perekonomian nasional adalah dengan penyaluran dana dalam bentuk kredit. Kredit tersebut dapat diberikan kepada masyarakat atau wirausahawan yang memerlukan, melalui sistem penyaluran melalui lembaga keuangan, baik lembaga keuangan bank, lembaga keuangan non bank maupun lembaga keuangan lainnya. Lembaga keuangan merupakan lembaga yang menjadi perantara keuangan dan jasa ekonomi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu yang termasuk dalam lembaga keuangan yaitu : pegadaian, yang menjadi satusatunya perusahaan gadai milik Negara (BUMN) dan posisinya sebagai lembaga keuangan non bank. Krisis ekonomi jilid II tahun 2007-2008 yang berawal dari kebangkrutan perusahaan keuangan di Amerika Serikat karena kredit kepemilikan rumah yang gagal bayar memberikan dampak luas bagi masyarakat dunia. Hal ini karena Amerika Serikat menjadi tujuan ekspor bagi pelaku usaha baik dari Indonesia maupun negara lainnya. Dampak bagi perekonomian Indonesia adalah semakin melambungnya harga bahan baku impor, produk elektronik, hingga barang kebutuhan rumah tangga. Meskipun pemerintah telah menurukan tarif BBM, namun harga-harga kebutuhan pokok semakin meningkat, daya beli konsumen semakin menurun, terjadi peningkatan beban biaya bagi pelaku usaha. Masyarakat dan pelaku usaha mulai memikirkan cara mendapatkan dana konsumsi atau modal tambahan bagi usahanya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan kredit kepada bank maupun meminjam dana dengan sistem gadai. Pegadaian adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam usaha menyalurkan dana atas dasar hukum gadai dengan sifat yang khas yaitu menyediakan pelayanan bagi pemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan bisnis. 1
Demikian menurut Purwahid Patrick dan Kashadi (2003:13) pegadaian mempunyai beberapa unsur pokok, yaitu: 1. Gadai lahir karena penyerahan kekuasaan atas barang gadai kepada kreditur pemegang gadai. 2. Penyerahan itu dapat dilakukan oleh debitur pemberi gadai atau orang lain atas nama debitur. 3. Barang yang menjadi objek gadai adalah barang-barang bergerak. 4. Kreditur pemegang gadai berhak untuk mengambil pelunasan dari barang gadai dengan cara didahulukan daripada kreditur lainnya. Sedangkan pegadaian yang berbasis syariah tidak menekankan pada pemberian bunga dari uang pinjaman. Walaupun tidak menekankan pada bunga, pegadaian syariah tetap memperoleh keuntungan, yaitu dari biaya jasa simpan barang seperti yang sudah diatur oleh Dewan Syariah Nasional. Biaya tersebut dihitung dari nilai barang bukan jumlah pinjaman. Secara umum pengertian usaha gadai menurut Kasmir (2010:262) adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dan lembaga gadai. Menurut Sigit Andaru (2000:179) pegadaian merupakan satu-satunya badan usaha di negara Indonesia yang secara resmi memiliki izin dalam melaksanakan aktivitas lembaga keuangan yang berupa pembayaran dalam bentuk penyaluran dana kepada masyarakat berdasarkan hukum gadai. Selanjutnya menurut KUHP Perdata pasal 1150, Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seseorang yang mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang mempunyai utang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada jatuh tempo. 2
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan ciri pegadaian sebagai berikut: 1. Ada barang yang digadaikan (terdapat barang bergerak dan bernilai ekonomis yang digadaikan), 2. Besarnya jumlah pinjaman tergantung dengan nilai barang yang digadaikan, 3. Barang-barang yang digadaikan dapat ditebus atau diambil kembali, 4. Apabila barang itu sampai dilelang, maka pembiayaannya diambillan dari barang yang dilelang dahulu, sebelum diberikan kepada orang yang menggadaikan. Peran pegadaian sebagai lembaga pembiayaan dalam era sekarang dan masa yang akan datang tetap penting untuk mewujudkan pemberdayaan ekonomi rakyat baik di kota maupun pedesaan. Pengalaman bergelut dengan masyarakat kecil sejak dulu menjadikan pegadaian sangat akrab dalam menggalangkan ekonomi rakyat. Masyarakat kecil umumnya masih terbelakang dan dalam kondisi seperti ini, peranan Pegadaian sebagai jejaring pengaman sosial bagi masyarakat semaking diperlukan untuk menyediakan kredit berskala kecil, cepat, bunga ringan dan tidak berbelit. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur pengembalian atau pelunasan barang yang telah digadaikan di PT. Pegadaian (Persero) cabang Purbalingga? 2. Sistem seperti apakah yang digunakan oleh PT. Pegadaian (Persero) cabang Purbalingga untuk melaporkan semua berkas yang telah masuk ke perusahaan? 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek 1.3.1 Tujuan Kerja Praktek a. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan mahasiswa dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas. b. Menambah wawasan mahasiswa terhadap masalah-masalah yang terjadi di luar bangku kuliah yang dapat ditemukan di lingkungan kerja praktek c. Menumbuhkan sikap profesional serta bisa lebih berfikir kritis untuk mahasiswa dalam menerapkan metode teoritis di perkuliahan dan kerja praktek di lapangan. d. Untuk mengetahui dan memahami secara langsung pada pelaksanaan menggadaikan suatu barang dan menerima barang gadai di PT. Pegadaian Persero Purbalingga. e. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi penyelesaian pada program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 1.3.2 Manfaat Kerja Praktek a. Bagi Penulis a) Untuk memperluas dan memantapkan ketrampilan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja dengan program studi yang dipilih. b) Sebagai bahan perbandingan antara teori-teori yang di dapat di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan. c) Memperoleh pengalaman Kerja Praktek. d) Mahasiswa dapat mengembangkan dan mengaplikasikan pengalaman kerja di lapangan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan Tugas Akhir. e) Meningkatkan pengenalan mahasiswa terhadap aspek-aspek usaha yang potensial dalam Kerja Praktek Instansi. 4
b. Bagi Instansi atau Perusahaan a) Dapat menghasilkan calon tenaga kerja yang profesional di bidangnya dengan memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan dan etos kerja yang baik. b) Memberikan masukan atau usulan dalam meningkatkan perbaikan sistem yang sedang berlangsung di perusahaan. c) Mengetahui keadaan perusahaan dari sudut pandang dunia akademis. d) Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang pendidikan. c. Bagi Universitas Muhammadiyah Purwokerto a) Mendapatkan umpan balik dari lapangan mengenai isi materi yang telah diberikan di bangku kuliah. b) Memperoleh informasi tentang situasi dan kondisi yang terjadi di tempat praktek kerja lapangan. c) Dapat menjadi referensi untuk pengembangan Proposal Laporan Akhir selanjutnya. d. Bagi pihak lain a) Dapat menjadi sumber informasi dan bahan pembelajaran mengenai sistem dan prosedur kerja yang digunakan oleh PT. Pegadaian (Persero) Purbalingga. 1.4 Sumber Pengumpulan Data Di dalam sumber pengumpulan data ada 2 (dua) metode yang digunakan adalah sebagai berikut: 1.4.1 Data Primer Yaitu data yang dapat memberikan penjelasan dan informasi langsung mengenai sesuatu yang berkaitan dengan objek pengamatan. Data primer yang didapat merupakan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti di PT. Pegadaian (Persero) Purbalingga. 5
1.4.2 Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, sebagai data tambahan yang diperoleh dari dokumentasi, pengkajian pustaka dan media pendukung lainnya yang ada sebagai bahan acuan lain untuk melengkapi data primer dalam penyusunan laporan kerja praktek. Data ini sudah ada terlebih dahulu sebelum pengamatan dilakukan (hasil pengamatan orang lain). 1.5 Teknik Pengumpulan Data Di dalam teknik pengumpulan data ada 2 (dua) metode yang digunakan adalah sebagai berikut: 1.5.1 Data Primer: a. Wawancara (interview) Adalah teknik pengumpulan data dengan cara tatap muka langsung dengan berbagai sumber yang dapat memberikan keterangan-keterangan yang dibutuhkan melalui tanya jawab. b. Pengamatan (observasi) Adalah teknik yang digunakan untuk menggali data dari sumber yang berupa peristiwa, tempat dan benda yang ada di tempat kerja praktek. 1.5.2 Data Sekunder: a. Dokumentasi Data yang diperoleh dari PT. Pegadaian (Persero) Purbalingga dengan cara melihat arsip yang disimpan di suatu media yang terdiri dari kumpulan karakter yang di dokumentasikan. b. Studi pustaka Menggunakan buku-buku yang ada di lingkungan Praktek Kerja Lapangan (PKL) maupun yang ada di luar lingkungan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan buku tersebut berhubungan dengan sistem atau prosedur yang digunakan pada PT. Pegadaian (Persero) Purbalingga. 6
c. Internet Menggunakan website PT. Pegadaian (Persero) di alamat www.pegadaian.co.id yang tersedia sebagai fasilitas modern yang dapat diakses untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan kerja praktek. 7