DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii

dokumen-dokumen yang mirip
Citra Pantai Bali dalam Antologi Puisi Impian Usai Karya Wayan Sunarta: Kajian Semiotik

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii. HALAMAN PENETAPAN UJIAN...iii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...iv. KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan pemaparan hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian ini. Penelitian yang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai

Mukhlis Imam Bashori, Muakibatul Hasanah, dan Endah Tri Priyatni Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB 5 RANCANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VIII MTS AL- FATAH CIKEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

PUISI TONTONAN LAN TUNTUNAN, ADEP KANAN LAN ADEP KIRI, DAN KALIYUGA LAN KILAYUGA KARYA I MADE SUARSA: ANALISIS STRUKTUR DAN SEMIOTIK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya

SKRIPSI. oleh Diah Nurwidasari NIM

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki

ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah-langkah untuk mengkaji data. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

Hartono, M. Hum., PBSI FBS UNY. Bahan Mata Kuliah

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

Transkripsi:

DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN JUDUL....i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.ii LEMBAR PENGESAHAN iii HALAMAN PENETAPAN UJIAN...iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI x ABSTRAK.xii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah......4 1.3 Tujuan Penelitian.....5 1.3.1 Tujuan Umum.......5 1.3.2 Tujuan Khusus....5 1.4 Kajian Pustaka....5 1.5 Landasan Teori......6 1.5.1 Teori Struktural... 7 1.5.2 Teori Semiotik... 11 1.6 Metode dan Teknik Penelitian.....14 1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data....14 1.6.2 Metode dan Teknik Analisis Data....15 1.6.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data....15 II. PERSPEKTIF PANTAI BALI 2.1 Perspektif Pantai Bali. 16 2.1.1 Pantai Kusamba.....19 2.1.2 Pantai Lovina.....20 2.1.3 Pelabuhan Buleleng.....24 2.1.4 Pantai Serangan......29 2.1.5 Pantai Tanah Lot.. 30 2.1.6 Pantai Canggu..31 2.1.7 Pantai Jimbaran 32 x

III. ANALISIS STRUKTURAL SAJAK DALAM ANTOLOGI IMPIAN USAI KARYA WAYAN SUNARTA 3.1 Kusamba. 34 3.2 Lovina.39 3.3 Pesisir Jimbaran..46 3.4 Pelabuhan Buleleng...53 3.5 Malam Pengantin di Pesisir Serangan......59 3.6 Catatan Reklamasi Pantai Serangan...64 3.7 Laut Bali.73 3.8 Tanah Lot...78 IV. ANALISIS CITRA PANTAI BALI DALAM ANTOLOGI PUISI IMPIAN USAI KARYA WAYAN SUNARTA 4.1 Citra Pantai Bali..84 4.1.1 Kerusakan Pantai Bali.....84 4.1.2 Keindahan Pantai Bali...89 4.1.3 Berdialog dengan Pantai......92 V. PENUTUP 5.1 Simpulan....95 5.2 Saran....96 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

ABSTRAK Antologi puisi Impian Usai merupakan salah satu bukti kecintaan Wayan Sunarta terhadap puisi dan Pantai Bali. Penelitian ini menganalisis beberapa sajak dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta. Sajak-sajak tersebut dipilih berdasarkan keselarasannya dengan tema penelitian, yaitu citra Pantai Bali dalam sajak. Dalam kumpulan puisi ini banyak mengandung gambaran Pantai Bali, baik sebagai kritik maupun simbol-simbol dari perjalan hidup. Sajak yang dimaksud, yaitu Pesisir Jimbaran, Lovina, Kusamba, Pelabuhan Buleleng, Malam Pengantin di Pesisir Jimbaran, Catatan Reklamasi Pantai Serangan, Tanah Lot, dan Laut Bali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Prosedur analisis yang digunakan adalah sebagai berikut. Pertama, mengumpulkan dan memilah tentang perspektif Pantai Bali. Kedua, analisis struktural sajak dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta. Penelitian ini hanya menganalisis tema, amanat, makna, diksi, bunyi, bahasa kiasan, dan citraan. Analisis struktur ini cukup untuk mendukung analisis semiotik berikutnya. Ketiga, uraian tentang citra Pantai Bali menggunakan teori semiotik Riffaterre. Hasil analisis antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta, dapat disimpulkan bahwa Wayan Sunarta memiliki dua cara menggambarkan kondisi Pantai Bali. Pertama, menggunakan bahasa kiasan metafora dan personifikasi serta penggunaan bunyi-bunyi yang efoni untuk menimbulkan kesan romantis dalam menggambarkan kondisi Pantai Bali yang masih indah dan asri. Kedua, menggunakan makna denotasi dan bahasa kiasan tropen serta bunyi kakafoni untuk memperjelas kritikannya terhadap perubahan negatif atau kondisi Pantai Bali yang buruk. Kata Kunci : Puisi, Pantai Bali, Struktur, Semiotik xii

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu ciptaan seorang sastrawan, yang di dalamnya mengandung banyak pesan untuk pembaca. Salah satu pesannya tersebut adalah ekologi. Karya sastra ditulis atau diciptakan oleh sastrawan bukan untuk dibaca sendiri, melainkan mengandung ide, gagasan, pengalaman, dan amanat yang ingin disampaikan kepada pembaca untuk sebuah kepentingan ekologis (Endraswara (ed), 2016:9). Dijelaskan lebih lanjut oleh Endraswara bahwa karya sastra ditulis untuk memperbaiki atau mengkritisi lingkungan agar semakin baik. Pernyataan Endraswara di atas, dapat dibuktikan bahwa tidak sedikit sastrawan, terutama penyair yang menggunakan diksi yang berhubungan dengan lingkungan, misalnya menggunakan diksi hutan, pantai, laut dan gunung. Ungkapan suasana alam yang berhubungan dengan pantai, laut dan gunung umumnya disajikan dalam bahasa simbolik, karena itu diperlukan interpretasi terhadap penggunaan diksi dalam puisi sebagai langkah awal dalam analisis puisi. Selain itu, puisi merupakan salah satu karya sastra yang terikat oleh rima, bait, larik dan ditandai dengan bahasa yang padat. Bahasa dalam puisi dieksploitasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek estetika. Menurut Riffaterre, puisi merupakan aktivitas bahasa yang berbeda dengan pemakaian bahasa pada umumnya (Ratih, 2016:5). Prinsip dasar sebuah puisi adalah berkata sedikit, tetapi memiliki makna yang luas. Puisi memiliki

2 makna yang terkandung dan terbungkus dengan rapi sehingga untuk mengartikan sebuah puisi diperlukan suatu analisis. Setiap penyair memiliki ciri khas dalam menciptakan puisi. Untuk mengetahui ciri khas tersebut, maka puisi yang diciptakan oleh penyair harus dikaji secara cermat, baik dalam bentuk maupun isi. Menurut Sayuti (1985:19) bentuk adalah unsur formal, sedangkan isi adalah unsur kualitas. Bentuk berkaitan dengan bunyi, diksi, bahasa kiasan, dan citraan, sedangkan isi berkaitan dengan makna. Makna dalam puisi dapat dilihat dari tanda-tanda yang terdapat dalam puisi. Untuk menemukan dan mengartikan tanda-tanda tersebut, teori semiotik adalah pisau bedah yang tepat untuk digunakan. Penelitian ini menganalisis antologi puisi Impian Usai sebagai objek penelitian. Antologi puisi Impian usai adalah buku pertama yang diterbitkan Kubu Sastra, Denpasar pada Agustus 2007. Antologi puisi Impian Usai adalah kumpulan puisi yang diciptakan oleh Wayan Sunarta dari tahun 1992 hingga 2006 dengan jumlah halaman 131, yang memuat 99 sajak. Sajak-sajak itu dikelompokkan menjadi tiga periode. Pengelompokkan tersebut berdasarkan tahun penciptaan puisi. Antologi puisi Impian Usai disusun berdasarkan periode. Setiap periode memiliki kurun waktu lima tahun dengan demikian, seluruh puisi ditulis dalam 15 tahun. Diantara 99 puisi tersebut terdapat puisi yang menggambarkan pantai di Bali puisi-puisi yang menggambarkan pantai yang dianalisis secara semiotik. Dengan demikian, puisi-puisi yang dipilih tidak berdasarkan periode, tetapi berdasarkan keselarasan sajak dengan tema penelitian. Sajak-sajak yang dipilih, yaitu Pesisir Jimbaran, Lovina, Kusamba, Pelabuhan Buleleng, Malam

3 Pengantin di Pesisir Serangan, Catatan Reklamasi Pantai Serangan, Tanah Lot, dan Laut Bali. Seperti diketahui bahwa pantai di Bali merupakan objek wisata yang terkenal di seluruh dunia. Tidak hanya sebagai objek wisata, pantai di Bali ternyata juga mempunyai peranan penting bagi masyarakat Bali khususnya bagi masyarakat Hindu. Pantai adalah salah satu tempat ritual yang digunakan oleh masyarakat Hindu Bali. Masyarakat Hindu di Bali percaya bahwa pantai merupakan tempat suci yang dihuni oleh Dewa Waruna. 1 Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap narasumber yang dipercaya, yaitu Relo Kusmini, guru sejarah yang mengajar selama 25 tahun, dapat disimpulkan bahwa fungsi pantai bagi masyarakat Hindu Bali, yaitu: (1) tempat peleburan segala yang buruk (melukat); (2) sumber kehidupan; (3) tempat pelabuhan terakhir dalam upacara pengabenan. Pantai Bali tidak hanya dapat dimaknai secara ranah sosial dan budaya, tetapi juga dalam politik. Belakangan ini, permasalahan reklamasi Pantai di Bali sedang banyak diperbincangkan. Penelitian ini terlepas dari pro dan kontra permasalahan itu, namun lebih melihat hubungan erat antara Pantai Bali dengan masyarakat sekitarnya. Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi beberapa penyair untuk menciptakan puisi. Hubungan tersebut juga menjadi alasan penulis untuk meneliti citra Pantai Bali dalam antologi puisi ImpianUsai. Wayan Sunarta adalah salah satu penyair Bali yang produktif hingga saat ini. Ia merupakan salah seorang penggerak sastra di Universitas Udayana pada eranya. Ia juga salah seorang pencetus ide untuk mendirikan teater Purbacaraka

4 1 https://id.wikipedia.org/wiki/dewa%28hindu%29 (diakses 10 September 2016) yang terkenal pada masa itu. Lelaki yang mendapatkan anugrah kepenulisan Widya Pataka dari Gubernur Bali ini juga kerap diundang ke acara-acara sastra penting di sejumlah kota di Indonesia untuk membaca puisi, seperti Panggung Puisi Indonesia Mutakhir 2003 di Teater Utan Kayu Jakarta, Cakrawala Sastra Indonesia 2004 di TIM Jakarta, Temu Sastra Mitra Praja Utama II 2006 di Sanur, Bali, dan lain-lain. Tidak hanya bergerak dalam bidang sastra, Wayan Sunarta juga menjadi salah seorang aktivis Tolak Reklamasi Pantai di Bali. Lelaki kelahiran 22 Juni 1975 di Denpasar ini, melihat pantai tidak hanya dari sisi keindahannya tetapi juga dari sisi religi. Melalui beberapa karyanya Wayan Sunarta menggambarkan kecintaannya terhadap pantai di Bali. Salah satu karya Wayan Sunarta, menggambarkan Pantai Bali, yaitu antologi puisi Impian Usai. Dari latar belakang penyair tersebut, peneliti akan melihat gaya atau cara penyair dalam mengungkapkan citra Pantai Bali dalam puisi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul dan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.2.1 Bagaimanakah struktur sajak yang mengandung Citra Pantai Bali dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta? 1.2.2 Bagaimanakah Citra Pantai Bali yang diwujudkan dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta?

5 1.3 Tujuan Penelitian Setiap karya ilmiah memiliki tujuan yang hendak dicapai, begitu juga penelitian antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta ini. Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut rincian kedua tujuan tersebut. 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan serta pemahaman tentang karya sastra. Penelitian ini juga bertujuan untuk menambah khazanah penelitian sastra khususnya kajian puisi, sehingga dapat membantu peneliti lain untuk menghasilkan penelitian yang serupa dan lebih baik dari penelitian ini. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini, yaitu seperti di bawah ini. a. Untuk menemukan dan memahami struktur sajak yang mengandung citra Pantai Bali dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta. b. Untuk menemukan dan memahami citra Pantai Bali yang diwujudkan dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta. 1.4 Kajian Pustaka Setelah melacak di berbagai tempat, baik di perpustakaan dan di internet, antalogi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta belum pernah

6 dijadikan objek penelitian dalam format skripsi. Begitu juga dengan antologi karya Wayan Sunarta lainnya. Dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta terdapat sajak yang berjudul Kusamba. Sajak berjudul Kusamba juga pernah diciptakan oleh Pranita Dewi dalam kumpulan puisi Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016). Meskipun memiliki judul yang sama, sajak Kusamba karya Pranita dan Wayan Sunarta nampak berbeda. Perbedaan ini terletak pada makna sajak itu sendiri. Pranita menggambarkan Kusamba dengan mengingat sejarahnya, sedangkan Wayan Sunarta menggambarkan Kusamba dengan renungan perjalanan hidup. Darma Putra menjelaskan dalam Apakah yang Bali dari Suara dari Bali'?, Wayan Sunarta sebagai penyair Bali yang memegang kuat keromantisannya, akan tetapi belakangan ini Wayan Sunarta mulai mencoba menulis tema masalah sosial. Selain minat personal Wayan Sunarta, perubahan menyangkut tema itu juga ditentukan oleh perubahan sosial politik saat ini. 1.5 Landasan Teori Teori yang digunakan untuk menjawab permasalahan di atas, yaitu teori struktural dan semiotik. Struktur berarti keseluruhan yang kompleks

7 (Siswanto, 2011:13). Analisis semiotik tidak dapat dipisahkan dari analisis struktural, dan sebaliknya. Unsur-unsur dalam puisi mengandung makna yang saling berhubungan. Oleh karena itu, unsur-unsur dalam puisi harus dianalisis dan bagian-bagiannya yang merupakan tanda-tanda yang bermakna harus dijelaskan (Pradopo, 2011:143). M.S. Hutagalung mengatakan, puisi dibangun oleh dua unsur pokok, yaitu; (1) ide [tema dan amanat], atau persoalan-persoalan yang hendak disampaikan kepada pembaca; (2) segala ide tersebut disampaikan dengan cara dan unsur-unsur tertentu (Atmaja, 2001:9). Terdapat hubungan unsurunsur dalam puisi yang membangun estetika, yaitu: diksi, bunyi, bahasa kiasan, citraan, tema, dan makna. 1.5.1 Teori Struktural Analisis struktural adalah suatu tahap dalam penelitian sastra yang tidak dapat dihindari. Analisis struktural bertujuan membongkar dan memaparkan dengan cermat karya sastra secara menyeluruh (Teeuw, 1983:61). Kata adalah alat utama untuk berkomunikasi. Dalam sajak, pemilihan kata menimbulkan estetika dan makna yang berbeda dari pengertian sesungguhnya. Ketetapan pemilihan kata tidak hanya sekadar memiliki makna, akan tetapi juga seberapa kuat kata itu mewakili ekspresi penyair. Barfield mengemukakan bahwa jika kata-kata dipilih dan disusun dengan cara yang sedemikian rupa hingga artinya menimbulkan imajinasi estetika, hasilnya itu disebut diksi puitis (Pradopo, 1990:54).

8 Bunyi adalah salah satu hal penting dalam sajak karena munculnya bunyi dalam sajak akan mempengaruhi efek dan kesan dalam sajak tersebut. Penekanan bunyi dalam sajak mengisyaratkan suasana tertentu. Meskipun demikian, tidak semua bunyi memberikan penekanan untuk menggambarkan suasanan tertentu. Bunyi yang berperan pada sajak adalah bunyi yang terpola (Atmazaki, 1993:77). Banyak variasi bunyi yang dimunculkan oleh penyair. Keragaman tersebut mencangkup sebagai berikut. 1) Rima adalah persamaan bunyi akhir kata. Rima dalam sebuah sajak dilihat pada persamaan bunyi antara baris satu dengan yang lain. Biasanya rima ditandai dengan abjad. 2) Aliterasi adalah persamaan bunyi konsonan pada kalimat atau antar kalimat dalam sajak. 3) Asonansi adalah persamaan bunyi vokal pada kalimat atau antar kalimat dalam sajak. 4) Efoni adalah bunyi yang merdu dan musikal. 5) Kakafoni adalah bunyi yang menimbulkan efek kasar, berat, dan tidak musikal. 6) Anaphora adalah pengulangan kata, persamaan bunyi, dan persamaan struktur atau susunan. 7) Onomatope adalah bunyi tiruan dari bunyi sebenarnya seperti bunyi-bunyi binatang. 8) Irama adalah gabungan unsur bunyi yang terpola yang menimbulkan ritme.

9 Bahasa kiasan adalah penggantian arti dari apa yang dipahami sebagai arti sebenarnya menjadi arti lain untuk mendapatkan arti tertentu menurut Abraham (Atmazaki, 1993 : 49). Berikut rincian bahasa kiasan tersebut. 1) Metafora, yaitu gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain secara langsung. 2) Personifikasi, yaitu gaya bahasa yang melukiskan benda mati yang diungkapkan seperti manusia. 3) Tropen, yaitu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang tepat dan sejajar dengan pengertian yang dimaksud. 4) Metonimi, yaitu gaya bahasa yang menggunakan benda yang dimaksud dengan sebuah nama (merek dagang). 5) Sinekdok, yaitu bahasa kiasan yang mengungkapkan sebagian untuk menunjuk keseluruhan objek atau mengungkapkan keseluruhan untuk menunjukkan sebagian objek. 6) Ironi, yaitu gaya bahasa sindiran yang paling halus. Kadang yang disindir sampai tidak terasa. Gaya bahasa ini dipakai dengan cara menggunakan kata-kata yang mengandung arti kebalikan yang dimaksud. 7) Allegori adalah bentuk perbandingan dengan cara menyembunyikan dalam bentuk kiasan cerita. 8) Repetisi, yaitu perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai.

10 9) Paralelisme, yaitu semacam gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama. Kesejajaran tersebut dapat pula berbentuk anak kalimat yang bergantung pada sebuah induk kalimat yang sama. Gaya ini lahir dari struktur kalimat yang berimbang. 10) Hiperbola merupakan semacam gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan suatu hal. 11) Retoris adalah bahasa yang digunakan pengarang untuk melakukan penyimpangan dari kontruksi sehingga memberikan efek tertentu. Citraan berfungsi untuk menggambarkan lebih jelas suasana yang terkandung dalam puisi. Menurut Altenbernd, citraan ialah salah satu alat kepuitisan yang terutama yang dengan itu kesusastraan mencapai sifat-sifat konkret, khusus, mengharukan dan menyaran (Pradopo, 1990:89). Terdapat enam jenis citraan, yaitu sebagai berikut. 1. Citra penglihatan memberi rangsangan kepada indera penglihatan, hingga sering hal-hal yang tak terlihat jelas jadi seolah-olah terlihat. 2. Citra perabaan adalah citraan yang dapat dirasakan oleh indera peraba (kulit). Pada saat membacakan atau mendengarkan larik-larik puisi, kita dapat menemukan diksi yang dapat dirasakan kulit, misalnya dingin, panas, lembut, kasar, dan sebagainya. 3. Citra penciuman adalah citraan yang berhubungan dengan kesan atau gambaran yang dihasilkan oleh indera penciuman. Citraan ini tampak saat

11 kita membaca atau mendengar kata-kata tertentu, kita seperti mencium bau sesuatu. 4. Citra pencecapan adalah citraan yang berhubungan dengan kesan atau gambaran yang dihasilkan oleh indera pencecap. Pembaca seolah-olah mencicipi sesuatu yang menimbulkan rasa tertentu, seperti pahit, manis, asin, pedas, enak, nikmat, dan sebagainya. 5. Citra pendengaran adala menyebutkan atau menguraikan bunyi suara seolah-olah dapat didengar. 6. Citra gerak menggambarkan sesuatu yang tidak bergerak menjadi seolaholah bergerak. Citraan ini membuat hidup dan gambaran jadi dinamis. Makna sajak merupakan struktur batin atau aspek dalam sebuah sajak. Makna dalam sebuah sajak dibangun oleh unsur-unsur yang terkandung dalam sajak tersebut. Unsur-unsur itu melahirkan latar, tokoh sajak, peristiwa, dan pemikiran sajak. Integrasi dan koherensi semua unsur itu membentuk sebuah atau beberapa makna Menurut Atmazaki (1993: 106). Ketika makna sajak sudah ditemukan maka tema dan amanat sajak akan diketahui seketika. 1.5.2 Teori Semiotik Semiotik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda.

12 Menganalisis puisi bertujuan untuk menemukan maknanya. Karya sastra, seperti puisi merupakan struktur yang memiliki makna. Makna tersebut terbungkus dalam tanda-tanda yang terdapat pada puisi. Ferdinand De Saussure menawarkan konsep tanda sebagai entitas dua sisi. Sisi pertama yaitu penanda atau yang menandai yang merupakan bentuk tanda, dan petanda atau yang ditandai, yang merupakan arti tanda (Pradopo, 1990:121). Bahasa sebagai medium karya sastra sudah merupakan sistem semiotik atau ketandaan yang mempunyai arti. Bahasa yang merupakan sistem tanda yang kemudian dalam karya sastra menjadi mediumnya itu adalah sistem tanda tingkat pertama (Pradopo, 1990:122). Mengkaji dan menganalisis puisi tidak lepas dari sistem semiotik. Puisi secara semiotik merupakan struktur tanda-tanda yang bersistem dan bermakna yang ditentukan oleh konvensi. Makna puisi adalah arti yang timbul dari bahasa yang disusun berdasarkan struktur sastra menurut konvensinya, yaitu arti yang bukan semata-mata hanya arti bahasa melainkan berisikan arti tambahan. Puisi membicarakan sesuatu dengan cara tidak langsung dengan menyembunyikan ke dalam suatu tanda. Oleh karena itu, teori dan metode yang tepat untuk memahami makna dalam puisi adalah teori semiotik Riffaterre melaui pembacaan heuristik dan hermeneutik. Semiotik model Riffaterre ini menggunakan metode pemaknaan yang khusus, yaitu dengan memproduksi makna tanda sendiri. Analisis teori semiotik Riffater ini mengarah pada pemberian makna sebuah sajak. Pemaknaan sastra menurut teori semiotik Riffaterre sebagai berikut (Ratih, 2016:7-8).

13 1. Ketidaklangsungan ekspresi puisi (karya sastra), disebabkan oleh (1) penggantian arti (distorsing of meaning), misalnya pada metafora dan metonimi (bahasa kiasan pada umumnya); (2) penyimpangan arti (displacing of meaning) antara lain oleh ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense; (3) penciptaan arti (creating of meaning) disebabkan oleh pengorganisasian ruang teks, yaitu enjambemen, sajak, tipografi, dan homologue. 2. Pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik atau retroaktif. Pembacaan heuristik adalah pembacaan dalam taraf mimesis. Pembacaan ini didasarkan pada sistem dan konvensi bahasa. Pembacaan hermeneutik atau retroaktif adalah pembacaan yang didasarkan pada konvensi sastra. Pada tahap ini, pembaca dapat memaparkan makna puisi berdasarkan interpretasi yang pertama. 3. Matrik, model, dan varian. Matrik dapat berupa kata, frase, klausa, atau kalimat sederhana. Aktualisasi pertama dari matrik adalah model yang dapat berupa kata atau kalimat tertentu. Model ini kemudian diperluas menjadi varian-varian sehingga menurunkan teks secara keseluruhan. Ciri utama model adalah sifat puitisnya. 4. Hipogram atau hubungan intertekstual. Hipogram adalah teks yang menjadi latar penciptaan sebuah teks baru. Hipogram itu ada dua macam, yaitu hipogram potensial dan hipogram aktual. Hipogram potensial adalah matrik yang merupakan inti teks atau kata kunci, dapat berupa satu kata, frase, atau kalimat sederhana, sedangkan hipogram aktual dapat berupa teks nyata, kata, kalimat peribahasa, atau keseluruhan teks.

14 Dari keempat langkah yang ditawarkan oleh teori Riffatterre, langkah keempat tidak dapat terlaksana. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan waktu. Meskipun demikian, dari langkah satu, dua, dan tiga, sudah dapat ditemukan citra Pantai Bali dalam antologi puisi Impian Usai. Teori struktural dan teori semiotik ini digunakan dalam menganalisis sajak dalam antologi puisi Impian Usai untuk mengetahui lebih jelas lagi tentang citra Pantai Bali dalam puisi. Teori-teori ini diharapkan mampu menjadi alat analisis sehingga dapat dihasilkan analisis yang baik dan detail. 1.6 Metode dan Teknik Penelitian Metode merupakan cara yang dipergunakan seorang peneliti di dalam usaha memecahkan masalah yang diteliti (Siswantoro, 2010:56). Metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Teknik merupakan sistem mengerjakan sesuatu. 1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam tahapan ini adalah metode studi pustaka. Metode studi pustaka merupakan pengumpulan data dengan cara membaca objek penelitian secara berulang-ulang. Selanjutnya digunakan teknik catat dan simak, yaitu mencatat dan menyimak objek penelitian. Data-data yang sudah terkumpul kemudian diindentifikasi dan diklasifikasikan berdasarkan penting atau tidak data yang telah terkumpul.

15 1.6.2 Metode dan Teknik Analisis Data Setelah merampungkan serangkaian kegiatan yang terkait dengan pengumpulan data, seperti reduksi data, penarikan kesimpulan serta pengabsahan data (Siswanto, 2010:80). Berikutnya menganalisis data dengan mengelompokkan sesuai dengan katagori yang diinginkan. Metode yang digunakan pada tahapan ini, yaitu metode hermeneutika. Dalam hal ini dilakukan teknik interpretasi. Menginterpretasikan sajak adalah upaya memberi makna terhadap sajak. 1.6.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Tahapan penyajian hasil analisis data dipakai metode deskriptif, yaitu menggunakan bahasa ragam ilmiah. Hasil analisis data ditulis dalam format skripsi. Dalam bab I disajikan pendahuluan, bab II perspektif Pantai Bali, bab III analisis struktural sajak dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta, dan bab IV analisis citra Pantai Bali dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta, dan bab V penutup.