BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. trombosit. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % berat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Plasma darah, merupakan bagian yang cair dan bagian korpuskuli yakni

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur padat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, Laju Endap Darah (LED).

PEMERIKSAAN KUANTITATIF DARAH : BC-2600/BC-2800 AUTO HEMATOLOGY ANALYZER By: Dosendoktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berinti dan terbentuk di sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 µm,

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB I PENDAHULUAN. darah rutin yang sering dilakukan di laboratorium( Dep Kes RI Th1995 ).

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan besi yang. ternamakan protein terkonjugasi, sebagai inti besi dengan rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Central RSUP Dr. Kariadi

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Darah merupakan salah satu bagian dari tubuh yang sangat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

BAB I PENDAHULUAN. laboratorium dituntut untuk memberikan hasil yang tepat, cepat dan akurat.

PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN MENGGUNAKAN DARAH EDTA TANPA PENGENCERAN DENGAN CARA OTOMATIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah darah ditentukan oleh kadar hemoglobin.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Hemoglobin 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Viskositas darah didefinisikan sebagai kontribusi faktor reologik darah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin,

PERBANDINGAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT METODE MANUAL DAN AUTOMATIK MIFTAHUL FARID P

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu Pengetahuan Alam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan cairan tubuh lain. Disamping itu pemeriksaan laboratorium juga berperan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur fase layer yang digunakan untuk penelitian dipelihara di CV.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo.

PAPER HEMATOLOGI MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makhluk hidup. Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit idiopatik, yang diperkirakan melibatkan. reaksi imun dalam tubuh terhadap saluran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERIKSAAN HEMATOKRIT METODE MIKROHEMATOKRIT ANTARA MENGGUNAKAN CENTRIFUGE SUDUT DENGAN CENTRIFUGE MIKROHEMATOKRIT

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi. darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebesar 55% dan komponen padatan (korpuskuli) sebesar 45%. Plasma darah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUN PUSTAKA. 2013). Warna yang lebih merah cemerlang terdapat pada darah arteri yang

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.2. Varises. Anemia. Polisitemia. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK:

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I PENGAMBILAN DARAH VENA DAN DARAH KAPILER

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwarna merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang. tertutup yang dinamakan pembuluh darah (Sadikin, 2001).

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma darah dan serum. Bagian padatnya yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). (Dep Kes, 1989). Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar 1/13 berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter. Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. 2. Korpuskuli atau sel-sel darah Korpuskuli adalah elemen seluler yang terdapat dalam darah yang berupa eritrosit, leukosit dan trombosit.

Fungsi sel darah Sel-sel darah mempunyai beberapa fungsi antara lain : a. Eritrosit Eritrosit berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dan mengangkut karbondioksida dari jaringan ke paruparu. b. Leukosit Leukosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan tubuh terhadap mikroorganisme atau benda asing dan memperbaiki terjadinya kerusakan vasculer. c. Trombosit Trombosit mempunyai fungsi berhubungan dengan hemostasis (proses berhentinya darah mengalir dari suatu luka). (Dep Kes RI, 1989). B. Hematokrit Hematokrit berasal dari kata haimat yang berarti darah, dan krinein yang berarti memisahkan. (Dep Kes RI, 1989). Hematokrit (mikro) adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen. Nilai hematokrit digunakan untuk mengetahui nilai eritrosit rata-rata dan untuk mengetahui ada tidaknya anemi. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro.

Nilai normal hematokrit disebut dengan %, nilai untuk pria 40-48 vol % dan untuk wanita 37-43 vol %. Penetapan hematokrit cara manual (metode mikro) dapat dilakukan sangat teliti, kesalahan metodik rata-rata ± 2 %. (Gandasoebrata, 2007). C. Pemeriksaan Hematokrit 1. Pemeriksaan Hematokrit Secara Manual Prinsip pengukuran hematokrit cara manual (metode mikro) adalah darah vena dengan menggunakan antikoagulan, kemudian dimasukkan ke dalam tabung kapiler yang salah satu ujungnya ditutup dengan bahan khusus (malam) dan dipusingkan dengan kecepatan tertentu sehingga terjadi pemadatan sel-sel darah merah. Tingginya sel darah merah diukur dengan menggunakan skala hematokrit yang dinyatakan dalam persen terhadap seluruh darah. (Dep Kes RI, 1989). Alat yang dipakai untuk pemeriksaan hematokrit sendiri adalah tabung mikrokapiler, tabung tersebut dibuat khusus untuk mikro hematokrit dengan panjangnya 75 mm dan diameter dalamnya 1,2 sampai 1,5 mm. Ada pula tabung yang sudah dilapisi heparin, tabung tersebut dapat dipakai untuk darah kapiler dan terdapat juga tabung kapiler tanpa heparin yang dipergunakan untuk darah oxalat atau darah EDTA dari vena. (Gandasoebrata, 2007). Cara mikro ini cepat dan mudah tetapi daya sentrifugal harus dikontrol dan posisi tabung saat membaca dengan skala harus tepat.

Metode tersebut memungkinkan untuk memperkirakan volume lekosit dan trombosit yang menyusun buffy coat diantara eritrosit dan plasma, plasma harus pula diamati terhadap adannya ikterus atau hemolisis. (Frances K. Widmann, 1989). Keuntungan pengukuran hematokrit dengan metoda mikro antara lain volume sampel darah yang digunakan sedikit, waktu pemusingan untuk mendapatkan endapan sel darah merah singkat sehingga sesuai untuk kepentingan rutin, serta dapat digunakan sampel darah kapiler yang lebih mudah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan hematokrit : a. Jumlah eritrosit Apabila jumlah eritrosit dalam keadaan banyak (polisitemia) maka nilai hematokrit akan meningkat dan jika eritrosit sedikit (dalam keadaan anemia) maka nilai hematokrit akan menurun. ( Dep Kes RI, 1989). b. Bentuk eritrosit Apabila terjadi kelainan bentuk ( poikilositosis) maka akan terjadi trapped plasma (plasma yang terperangkap) sehingga nilai hematokrit akan meningkat. (Maxwell M. Wintrobe, 1974). c. Ukuran eritrosit Faktor terpenting pada pengukuran hematokrit adalah ukuran sel darah merah dimana dapat mempengaruhi viskositas darah. Viskositas

yang tinggi maka nilai hematokrit juga akan tinggi. (Frances K, Widmann, 1989). d. Diameter tabung Diameter tabung yang bervariasi dapat menyebabkan kesalahan pembacaan sehingga tabung untuk pengukuran hematokrit distandarkan dari Inggris dengan diameter tabung 2,5 mm. Semakin besar diameter tabung, maka hasil nilai hematokrit akan rendah. (Sir John V. D,1991). e. Sentrifuge Pemusingan yang kurang kuat akan mendapatkan endapan sel darah merah yang tidak maksimal. Pemusingan yang terlalu cepat juga dapat menyebabkan berkurangnya sel darah merah. (Maxwell M. Wintrobe, 1974). Faktor-faktor lainnya : 1) Perbandingan antikoagulan dengan darah Jika antikoagulan yang dipakai berlebihan akan mengakibatkan eritrosit mengerut, sehingga nilai hematokrit menjadi lebih rendah dari yang sebenarnya. (Gandasoebrata, 2007). 2) Adanya gelembung udara Adanya gelembung udara akan mengakibatkan kesalahan pada pembacaaan nilai hematokrit. (Sir John V.D, S.m, Lewis, 1991).

Sumber-sumber kesalahan dalam pemeriksaan Hematokrit (mikro) Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam pemeriksaan hematokrit antara lain : 1. Penggunaan antikoagulan EDTA yang lebih dari kadar 1,5 mg/ml darah mengakibatkan eritrosit mengerut sehingga nilai hematokrit akan turun. 2. Bahan pemeriksaan yang ditunda lebih dari 6 jam akan meningkatkan hematokrit. 3. Bahan pemeriksaan tidak dicampur hingga homogen sebelum pemeriksaan dilakukan. 4. Darah yang digunakan untuk pemeriksaan tidak boleh mengandung bekuan. 5. Kecepatan dan lamanya pemusingan harus sesuai. 6. Pemakaian mikro sentrifuge dalam waktu yang lama mengakibatkan alat menjadi panas sehingga dapat mengkibatkan hemolisis. 7. Lapisan buffy coat tidak turut dibaca tetapi hal ini sulit diatasi. 8. Endapan atau lisis dari eritrosit dapat terjadi bila salah satu ujung pipet kapiler disumbat dengan cara dibakar. 9. Penguapan plasma dapat terjadi selama pemusingan atau bila pipet kapiler yang akan dibaca dibiarkan terlalu lama. 10. Pembacaan yang salah. (Wirawan dkk, 1996).

2. Pemeriksaan Hematokrit Secara Automatik Pemeriksaan hematokrit secara automatik menggunakan alat analisis sel darah automatik. BC-2600 Auto Hematology Analyzer merupakan suatu penganalisis hematologi multi parameter untuk pemeriksaan kuantitatif maksimum 19 parameter dan 3 histogram yang meliputi WBC ( White Blood Cell), Lymphocyte, Mid sized cell, Granulocyte, Limphocyte persentage, Mid-sized cell persentage, granulocyte persentage, RBC (Red Blood Cell), HGB (Hemoglobin), MCV (Mean Cospuscular Volume), MCH ( Mean Cospuscular Hemoglobin), MCHC ( Mean Cospuscular Hemoglobin Concentration), RDW-CV (Red Blood Cell Distribution Width Coefficient of Variation), RDW-SD (Red Blood Cell Distribution Width Standard Deviation), HCT (Hematocrit), PLT (Platelet), MPV (Mean Platelet Volume), PDW (Platelet Distribution Width), PCT (Plateletcrit), WBC Histogram (White Blood Cell Histogram), RBC Histogram (Red Blood Cell Histogram), PLT Histogram (Platelet Histogram). (Mindray, 2006). Pengukuran RBC (Red Blood Cell) dihitung dan diukur dengan metode impedansi, metode ini berdasarkan pada pengukuran perubahan daya tahan elektris yang di produksi sebuah partikel, dalam hal ini partikelnya adalah sel darah. Setiap partikel yang melewati celah akan mengalami perubahan pada daya tahannya diantara elektroda-elekrtoda yang di produksi. Perubahan yang dihasilkan dapat diukur getaran elektrisnya. Setiap getaran diperkuat dan di bandingkan dengan saluran

voltasi yang diterima oleh getaran dengan amplitude tertentu. Jika getaran yang di bandingkan melebihi range terendah RBC, maka dihitung sebagai RBC. Analyzer dalam penghitungan RBC menggunakan unit penghitungan volumetrik yang terdiri dari tabung pengukuran dengan 2 sensor optik yang terpasang diatas tabung yaitu sensor atas dan sensor bawah, penghitungan dimulai saat cairan melewati miniskus sensor yang tinggi dan berhenti ketika mencapai sensor yang rendah, waktu yang dibutuhkan untuk melewati sensor tinggi ke sensor rendah disebut jumlah waktu RBC. Ini diukur dalam detik, jumlah waktu yang terukur dibandingkan dengan referensi jumlah waktu. Jika hasil waktunya kurang dari atau lebih dari 2 detik maka analyzer akan melaporkan RBC bergelembung atau error. Reagen yang diperlukan dalam pemeriksaan hematokrit cara automatik dengan menggunakan analyzer BC-2600 antara lain diluent sebagai larutan pengencer dan sebagai medium penghantar. (Mindray, 2006). BC-2600 adalah suatu penganalisis spesimen yang berisi perangkat keras untuk menganalisis setiap spesimen darah secara keseluruhan serta bagian data yang meliputi komputer, monitor, keyboard, printer. Keuntungan pemeriksaan hematokrit secara automatik antara lain : waktu pemeriksaan yang singkat, penggunaan sampel yang sedikit, data hasil pemeriksaan segera diperoleh tetapi harga alat yang mahal. Hasil

pemeriksaan bisa menunjukkan 19 parameter pemeriksaan sekaligus, dalam 1 jam dapat melakukan 30 kali pemeriksaan. Sumber-sumber kesalahan pemeriksaan hematokrit secara automatik antara lain : 1. Waktu pemeriksaan yang ditunda terlalu lama menyebabkan terjadi perubahan morfologi sel darah. 2. Kesalahan tidak mengocok sampel secara homogen, terutama bila tidak memiliki alat pengocok otomatis (nutator) maka d ikhawatirkan sampel tidak homogen. 3. Alat bekerja tidak teliti dan tidak tepat dikarenakan tidak melakukan kalibrasi secara berkala. 4. Volume sampel sedikit. Untuk alat jenis open tube maka, penyebab salahnya saat memasukkan sampel pada jarum sampling alat, misal ujung jarum tidak masuk penuh pada darah atau darah terlalu sedikit dalam tabung sehingga saat dimasukkan jarum tidak terendam seluruhnya. 5. Alat rusak atau keadaan alat yang kotor. 6. Tidak mengikuti petunjuk operasional alat.

D. Manfaat Pemeriksaan Hematokrit dalam Klinik Pemeriksaan hematokrit bermanfaat untuk mengukur derajat anemia dan polisitemia. Untuk mengetahui adanya ikterus yang dapat diamati dari warna plasma, dimana warna yang terbentuk kuning atau kuning tua. Dapat juga digunakan untuk menentukan rata-rata volume eritrosit, merupakan tes screening dalam mendeteksi adanya hiperbilirubinemia. (Maxwell M. Wintrobe, 1974). Warna plasma yang diperoleh dari pemusingan yang berwarna kuning atau kuning tua baik dalam keadaan fisiologi atau patologi merupakan indikasi naiknya bilirubin dalam darah, misalnya pada infeksi hepatitis. Naiknya kolesterol juga dapat diketahui dari warna plasma yang berwarna seperti susu, misalnya pada penderita Diabetes Militus. Plasma yang berwarna merah merupakan indikasi adanya hemolisis dari eritrosit seperti penggunaan spuit yang belum kering, pada pengambilan darah atau hemolisis intravascular. Serta untuk mengetahui volume rata-rata eritrosit dan konsentrasi hemoglobin rata-rata di dalam eritrosit. (Dep Kes RI, 1989).

E. Kerangka Konsep Pemeriksaan kadar hematokrti secara automatik Hasil kadar hematokrit Pemeriksaan kadar hematokrit secara manual F. Hipotesa 1. Ha : Ada perbedaan antara hasil pemeriksaan kadar hematokrit secara manual dan automatik. 2. Ho : Tidak ada perbedaan antara hasil pemeriksaan hematokrit secara manual dan automatik.