PEMERIKSAAN HEMATOKRIT METODE MIKROHEMATOKRIT ANTARA MENGGUNAKAN CENTRIFUGE SUDUT DENGAN CENTRIFUGE MIKROHEMATOKRIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERIKSAAN HEMATOKRIT METODE MIKROHEMATOKRIT ANTARA MENGGUNAKAN CENTRIFUGE SUDUT DENGAN CENTRIFUGE MIKROHEMATOKRIT"

Transkripsi

1 PEMERIKSAAN HEMATOKRIT METODE MIKROHEMATOKRIT ANTARA MENGGUNAKAN CENTRIFUGE SUDUT DENGAN CENTRIFUGE MIKROHEMATOKRIT KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan pada Program Studi D3 Analis Kesehatan Oleh : HERAWATI NIM. 13DA PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS 2016

2 PEMERIKSAAN HEMATOKRIT METODE MIKROHEMATOKRIT ANTARA MENGGUNAKAN CENTRIFUGE SUDUT DENGAN CENTRIFUGE MIKROHEMATOKRIT 1 Herawati 2 Minceu Sumirah 3 Atun Farihatun 4 INTISARI Hematokrit adalah volume sel darah merah yang ditemukan didalam 100 ml darah, dihitung dalam persentase. Pengukuran ini merupakan persentase sel darah merah dalam darah setelah spesimen disentrifugasi. Kecepatan putaran centrifuge yang kurang tepat atau terlalu lambat akan menyebabkan hasil nilai hematokrit meningkat palsu karena pengendapan sel eritrosit yang kurang sempurna. Pekerja laboratorium dilapangan sering melakukan upaya modifikasi atas pemeriksaan hematokrit metode mikrohematokrit dimana sebagai pemutaran tidak lagi menggunakan pemutaran yang khusus yaitu centrifuge mikrohematokrit melainkan centrifuge sudut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui bagaimana nilai hematokrit metode mikrohematokrit dengan menggunakan pemusingan antara centrifuge sudut dengan centrifuge mikrohematokrit, dan dilakukan di laboratorium hematologi STIKes Muhammadiyah Ciamis dengan sampel sebanyak 30 orang mahasiswi yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil pemeriksaan hematokrit metode mikrohematokrit antara menggunakan centrifuge sudut dengan centrifuge mikrohematokrit diperoleh selisih rata-rata 2,72. Peneliti menyimpulkan bahwa pemeriksaan hematokrit secara manual boleh menggunakan centrifuge sudut karena selisih yang diperoleh antara centrifuge sudut dengan centrifuge mikrohematokrit masih rentan normal dan baik secara klinis. Kata Kunci : Hematokrit, Centrifuge Kepustakaan : 11, Keterangan : 1 Judul, 2 Nama mahasiswa, 3 Nama pembimbing I, 4 Nama pembimbing II iv

3 HEMATOCRIT EXAMINATION METHODS OF MICROHEMATOCRIT BETWEEN USING A ANGLE CENTRIFUGE WITH MICROHEMATOCRIT CENTRIFUGE 1 Herawati 2 Minceu Sumirah 3 Atun Farihatun 4 ABSTRACT Hematocrit is the volume of red blood cells were found in 100 ml of blood, and calculated the percentage. This measurement is the percentage of red blood cells in the blood after the specimen in centrifuge. The speed of rotation of the centrifuge is not quite right or too slow will cause the result value of false because of increased precipitation of red blood cells that are less than perfect. Laboratory workers in field often modifying the top examination microhematocrit methods where hematocrit as playback no longer use a special screening of centrifuge microhematocrit but rather angle centrifuge. This research aims to see and know the hematocrit value of the microhematocrit method using angle centrifuge and microhematocrit centrifuge, and performed in the laboratory Hematology STIKes Muhammadiyah Ciamis with a sample of 30 female who meet the inclusion criteria. The results of the examination hematocrit methods of microhematocrit between using a angle centrifuge and microhematocrit centrifuge difference obtained result average Researchers concluded that the checks manually hematocrit may use angle centrifuge because the difference obtained a angle centrifuge with microhematocrit centrifuge still vulnerable and both clinical normal. Keywords : Hematokrit, Centrifuge Library : 11, Description : 1 The title of the, 2 Name of student, 3 The name of the supervisor I, 4 Name of supervisor II v

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat-nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Pemeriksaan Hematokrit Metode Mikrohematokrit antara Menggunakan Centrifuge Sudut dengan Centrifuge Mikrohematokrit dapat diselesaikan. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan di STIKes Muhammadiyah Ciamis Prodi D3 Analis Kesehatan. Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan atas bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari beberapa pihak. Penulis ucapakan Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini yaitu kepada yang terhormat : 1. H. Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep., Ners., M.MKes, selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis. 2. Atun Farihatun, SKM., M.KM, selaku Ketua Program Studi D3 Analis kesehatan dan selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 3. Minceu Sumirah, SKM, selaku pembimbing I sekaligus penguji III yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 4. H. Iif Taufiq El Haque, S.Kep, selaku pembimbing AIK yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan tentang keagamaan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Doni Setiawan, S.Si, selaku penguji I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. vi

5 6. Ary Nurmalasari, SKM., M.Biomed, selaku penguji II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Dosen, Staf, dan karyawan STIKes Muhammadiyah Ciamis. 8. Mahasiswi Prodi D3 Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis yang telah bersedia menjadi pasien dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini. 9. Ayah, ibu, serta Saudara dan Keluarga tercinta yang selalu memberikan Do a, motivasi, dorongan, dukungan baik moril maupun materil sehingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini. 10. Rekan-rekan satu angkatan yang telah memberikan motivasi selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 11. Semua pihak yang telah membantu terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini dan Mohon maaf yang sebesarnya tidak mengurangi rasa hormat penulis kepada semua pihak yang tidak disebutkan satu per satu. Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah tidak hanya menambah pengetahuan mahasiswa, tetapi dapat menjadikan inisiatif dan merangsang kreativitas dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu Analis Kesehatan. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini, masih jauh dari sempurna. Maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak. Semoga Karya Tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Ciamis, Juli 2016 Penyusun vii

6 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN... INTISARI... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR ISTILAH... i ii iii iv v vi viii x xi xii xiii xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3 D. Manfaat Penelitian... 3 E. Keaslian Penelitian... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LandasanTeori Darah Hematokrit... 8 B. Kerangka Konsep viii

7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional C. Populasi Dan Sampel Populasi Sampel D. Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian E. Prosedur Penelitian F. Pengolahan Data dan Analisis Data G. Etika Penelitian H. Lokasi Dan Waktu Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ix

8 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Batas Normal Kadar Hematokrit Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Tabel 3.2 Daftar Alat Yang Digunakan Dalam Penelitian Tabel 3.3 Daftar Bahan Yang Digunakan Dalam Penelitian Tabel 4.1 Data Nilai Selisih Pemeriksaan Hematokrit x

9 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Komponen Darah Setelah Dilakukan Centrifugasi... 9 Gambar 2.2 Centrifuge Sudut Gambar 2.3 Centrifuge Mikrohematokrit Gambar 2.4 Skema Kerangka Konsep xi

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Informasi Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian xii

11 DAFTAR SINGKATAN % = Persen BB = Berat Badan Hb = Hemoglobin Ht = Hematokrit LED = Laju Endap Darah mm 3 = mili meter kubik PCV = Packed Cell Volume RBC = Red Blood Cell RCF = Relative Centrifugal Foce rpm = revolution per minute SDM = Sel Darah Merah SDP = Sel Darah Putih WBC = White Blood Cell xiii

12 DAFTAR ISTILAH Autoclick : Alat bantu dalam mengambil darah agar kedalaman tusukan dapat diatur sesuai kebutuhan pasien dan banyaknya specimen darah yang dikumpulkan. Darah kapiler : Spesimen yang diambil pada ujung jari oleh alat tusukan yang bernama blood lancet. Darah : salah satu jaringan dalam tubuh yang berbentuk cair berwarna merah. Eritrosit : Sel darah merah Hematokrit : Volume (dalam milliliter) sel darah merah (SDM) yang ditemukan di dalam 100 ml (1 dl) darah, dihitung dalam persentase. Pengukuran ini merupakan persentase sel darah merah dalam darah setelah specimen disentrifugasi. Laju Endap Darah : Pemeriksaan untuk menentukan kecepatan eritrosit mengendap dalam darah yang tidak membeku (darah berisi anti koagulan) pada suatu tabung vertical dalam waktu 1 jam. Plasma darah : Darah yang tidak memiliki sel-sel darah tetapi masih mengandung faktor-faktor pembekuan darah. Centrifuge : Alat yang digunakan untuk memisahkan padatan dan cairan berdasarkan perbedaan massa jenis zat terlarut. Kecepatan centrifuge diukur dalam rpm (revolution per minute atau putaran per menit). xiv

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hematokrit (Ht) adalah volume sel darah merah yang ditemukan didalam 100 ml darah, dihitung dalam persentase. Pengukuran ini merupakan persentase sel darah merah dalam darah setelah spesimen disentrifugasi (Kee, 2007 ; D Hiru, 2013). Kaitannya dengan darah telah di jelaskan dalam Al-qur an mengenai pembentukan manusia yaitu surat Al-Mu minun ayat 14 yang berbunyi : Artinya : Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan dia mahluk yang (berbentuk) lain. Maka maha suci lah Allah, pencipta yang paling baik (Q.S. Almu minun 23 : 14). Berdasarkan ayat diatas kita dapat ambil kesimpulan bahwa setiap makhluk hidup mempunyai struktur tubuh yang dialiri oleh darah. Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup mulai dari binatang primitif sampai manusia. Manusia diciptakan oleh allah dari segumpal darah. Namun, darah yang terdapat didalam tubuh manusia tidak selalu dalam keadaan normal, ada yang meningkat ada yang menurun. Oleh karena itu, dianjurkan untuk melakukan 1

14 2 pemeriksaan darah yaitu salah satunya pemeriksaan hematologi darah, disini akan diketahui volume darah didalam tubuh kita. Maka dengan pemeriksaan hematokrit dapat diketahui volume eritrosit yang terjadi dalam tubuh kita, melalui darah yang diperiksa. Terdapat dua metode pemeriksaan hematokrit, makrohematokrit dan mikrohematokrit. Pada teknik mikrohematokrit, spesimen darah diputar dengan kecepatan tinggi yaitu menggunakan centrifuge dalam waktu tertentu hingga eritrosit terpisah dari plasmanya. Centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memisahkan padatan dan cairan berdasarkan perbedaan massa jenis zat terlarut. Kecepatan centrifuge diukur dalam rpm (revolution per minute atau putaran per menit), kecepatan tersebut tidak menggambarkan gaya atau daya pemisah alat centrifuge. Terdapat beberapa jenis centrifuge berdasarkan otomatisasi alat, kedudukan selongsong tabung atau rotor, kecepatan putaran centrifuge dengan penggunaan secara spesifik, misalnya centrifuge sudut dan centrifuge mikrohematokrit (Nugraha, 2015). Berdasarkan pengalaman yang diperoleh peneliti pada saat praktik di lapangan menemukan upaya modifikasi atas pemeriksaan hematokrit metode mikrohematokrit dimana sebagai pemusingnya tidak lagi menggunakan pemusing yang khusus yaitu centrifuge mikrohematokrit dengan kecepatan rpm melainkan centrifuge sudut dengan kecepatan rpm dengan cara menggunakan tabung kapiler yang disimpan pada dasar tabung centrifuge yang sudah dipasang pengganjal seperti tisu, lama waktu pemusingannya sama yaitu selama 5 menit. Pembacaan hasil nilai hematokrit menggunakan rumus hematokrit (%) (Nugraha, 2015). Modifikasi ini ditemukan dilaboratorium x dengan alasan alat centrifuge mikrohematokrit rusak. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui bagaimana hasil pemeriksaan nilai hematokrit metode mikrohematokrit

15 3 antara menggunakan centrifuge sudut dengan centrifuge mikrohematokrit. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana pemeriksaan hematokrit metode mikrohematokrit antara menggunakan centrifuge sudut dengan centrifuge mikrohematokrit C. Tujuan Penelitian Untuk melihat gambaran hasil pemeriksaan hematokrit metode mikrohematokrit antara menggunakan centrifuge sudut dengan centrifuge mikrohematokrit. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Menambah keterampilan dalam bereksperimen yang terkait dengan cara penelitian ini dilakukan. 2. Bagi Laboratorium Hematologi STIKes Muhammadiyah Ciamis Dapat mengetahui upaya modifikasi alat centrifuge dengan cara bereksperimen. 3. Bagi Tenaga Laboratorium Klinik Setelah melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang valid tentang pemilihan metode alat yang digunakan dalam pemeriksaan hematokrit sehingga didapatkan hasil penelitian dengan tepat dan akurat.

16 4 E. Keaslian Penelitian Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Sri Nurhayati Eka Putri yang berjudul perbedaan pemeriksaan kadar hematokrit metode mikrohematokrit dan metode otomatis menggunakan hematology analyzer (2013). Penelitian ini mengandung uji perbedaan dengan membandingkan pemeriksaan kadar hematokrit metode mikrohematokrit dengan metode otomatis dan menggunakan populasi seluruh pasien rawat jalan yang melakukan pemeriksaan hematokrit di Laboratorium RSUD Ciamis pada bulan Juli tahun Sedangkan penelitian ini hanya meneliti gambaran hasil hematokrit metode mikrohematokrit antara menggunakan centrifuge sudut dengan centrifuge mikrohematokrit saja dengan kecepatan rpm dan rpm dan penelitian ini menggunakan populasi mahasiswi prodi D3 Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis dengan sampel sebanyak 30 yang dalam keadaan normal dan penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium hematologi STIKes Muhammadiyah Ciamis.

17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Darah a. Pengertian Darah Darah merupakan salah satu jaringan dalam tubuh yang berbentuk cair berwarna merah. Karena sifat darah yang berbeda dengan jaringan lain, mengakibatkan darah dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain sehingga dapat menyebar ke berbagai kompartemen tubuh. Penebaran tersebut harus terkontrol dan harus tetap berada pada satu ruangan agar darah benar-benar dapat menjangkau seluruh jaringan didalam tubuh melalui suatu sistem yang disebut kardiovaskuler. Maka dari itu, setiap makhluk hidup diciptakan dari segumpal darah, sebagaimana firman Allah dalam Al- Qur an surat Al-Alaq ayat 2 yang berbunyi : Artinya: Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (QS.Al-Alaq : 2) Berdasarkan ayat diatas menjadikan segumpal darah adalah salah satu cara yang ditempuh oleh al-quran untuk meghantar manusia menghayati petunjuk allah S.W.T untuk memperkenalkan jati dirinya antara lain dengan menguraikan proses kejadiannya. Dalam ayat ini Allah S.W.T mengungkapkan bagaimana cara ia menjadikan manusia, yaitu manusia sebagai makhluk mulia kemudian dijadikan dari sesuatu yang melekat yaitu darah sebagai peranan media komunikasi antar sel ke berbagai bagian tubuh dengan dunia 5

18 6 luar karena fungsinya membawa oksigen dari paru-paru kejaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrient dari saluran cerna ke jaringan kemudian menghantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi seperti ginjal, menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah (Tarwoto, 2008). b. Karakteristik Darah Darah mempunyai karakteristik, meliputi : 1) Warna Darah vena berwarna gelap atau merah tua karena oksigennya kurang, darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen yang berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah. 2) Viskositas Viskositas darah ¾ lebih tinggi dari pada viskositas air. 3) ph ph darah bersifat alkali dengan ph 7,35 sampai 7,45. 4) Volume Pada orang dewasa volume darah sekitar 4-5 liter darah. 5) Komposisi Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah. a) Plasma darah, disebut juga bagian cairan darah yang sebagian besar terdiri dari air, protein, karbohidrat, nutrient, dan lain sebagainya. b) Sel-sel darah terdiri atas eritrosit atau red blood cell (RBC) atau sel darah merah (SDM), Leukosit atau white blood cell (WBC) atau sel darah putih (SDP), dan trombosit. (Tarwoto, 2008)

19 7 c. Pemeriksaan Darah Pemeriksaan darah merupakan suatu jenis pemeriksaan untuk mengetahui keadaan darah, baik sel darah maupun komponen darah yang terlarut dalam plasma, yang digunakan untuk mendiagnosis suatu keadaan dan kelainan dalam tubuh. Pemeriksaan darah diantaranya yaitu Pemeriksaan laboratorium hematologi yang dapat mendeteksi kelainan jumlah sel, kelainan pembekuan darah (hemostasis) dan meningkatnya jumlah leukosit akibat adanya infeksi, kelainan fungsi darah, dan kelainan darah karena adanya kelainan organ. Pemeriksaaan laboratorium hematologi, meliputi : 1) Hitung Sel Darah Yang dihitung adalah jumlah sebenarnya dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit (platelet) dalam volume darah tertentu. Misalnya untuk menghitung sel darah putih, maka sel darah merah harus dilisiskan (dihancurkan) terlebih dahulu sebelum sel darah putih dapat dihitung. Jumlah ini biasanya dinyatakan sebagai jumlah sel per millimeter kubik (mm 3 ). Jumlah sel yang abnormal mencerminkan respons tubuh terhadap proses-proses, yaitu gangguan atau penyimpangan kondisi kesehatan tubuh (D Hiru, 2013). 2) Hematokrit Hematokrit adalah volume sel darah merah (SDM) yang ditemukan di dalam 100 ml darah, dihitung dalam %. Pengukuran ini merupakan persentase sel darah merah dalam darah setelah spesimen dicentrifugasi. Biasanya nilai hematokrit itu ditentukan dengan darah vena atau darah kapiler (Bakta, 2012).

20 8 3) Laju Endap Darah (LED) Laju Endap Darah merupakan pemeriksaan untuk menentukan kecepatan eritrosit mengendap dalam darah yang tidak membeku (darah berisi antikoagulan) pada suatu tabung vertical dalam waktu 1 jam. 4) Hiung Jenis Leukosit Pemeriksaan hitng jenis leukosit digunakan untuk menentukan jumlah relative dari setiap jenis leukosit dalam darah. Terdapat enam jenis leukosit yang harus dihitung, yaitu neutrofil segmen, neutrofil batang, eosinofil, basofil, monosit dan limfosit. Hitung jenis leukosit ditetapkan dengan satuan persen (%) dari otal seluruh leukosit (Nugraha, 2015 ; Hoffbrand dan Mehta, 2006). 2. Hematokrit a. Pengertian Hematokrit Hematokrit (Ht) atau dalam bahasa inggris disebut packed cell volume (PCV) adalah pemeriksaan untuk menentukan perbandingan eritrosit terhadap volume darah atau volume eritrosit di dalam 100 ml darah, yang ditetapkan dalam satuan %. Pemeriksaan ini menggambarkan komposisi eritrosit dan plasma di dalam tubuh. Hematokrit merupakan presentase sel darah merah dalam darah setelah spesimen disentrifugasi. Perubahan nilai hematokrit bisa disebabkan karena kehilangan darah, perubahan cairan plasma seperti pada kasus dehidrasi, penurunan atau peningkatan jumlah sel terutama eritrosit. Plasma memiliki warna kuning jernih, perubahan warna menandakan adanya kelainan. Jika plasma berwarna merah muda sampai merah, menandakan sel eritrosit lisis. Sedangkan plasma berwarna oranye sampai hijau menunjukkan peningkatan kadar bilirubin. Lisisnya

21 9 eritrosit bisa disebabkan alkohol yang digunakan sebagai disinfektan pada proses pengambilan darah kapiler. Nilai normal hematokrit bervariasi sesuai jenis kelamin, pada wanita nilai hematokrit biasanya sedikit lebih rendah dibandingkan laki-laki. Nilai hematokrit juga mempunyai nilai yang harus diwaspadai yaitu nilai hematokrit 15% dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian, kemudian 60% terkait dengan pembekuan darah spontan. Gambar 2.1 Komponen darah setelah dilakukan Centrifugasi sumber : Nugraha, Pada proses centrifugasi pemeriksaan hematokrit, komponen-komponen darah menjadi terpisah dan terlihat menjadi tiga bagian yaitu bagian teratas terdapat plasma, bagian tengah terdapat buffy coat, dan bagian yang paling bawah yaitu sel eritrosit (Nugraha, 2015). Darah yang biasanya digunakan untuk pemeriksaan hematokrit dengan metode mikrohematokrit yaitu darah kapiler. Darah kapiler adalah spesimen yang diambil pada ujung jari oleh alat tusukan yang bernama blood lancet. Blood lancet ini bisa disebut dengan lancet darah yakni sebuah alat dengan jarum atau mata pisau kecil yang tajam. Blood lancet bisa dipasangkan dengan autoclick, yaitu alat bantu dalam mengambil darah agar kedalaman tusukan dapat diatur sesuai

22 10 kebutuhan pasien dan banyaknya spesimen darah yang dikumpulkan (Nugraha, 2015). Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel darah dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan analisa gas darah, kadar glukosa, hematokrit (mikrohematokrit) atau pemeriksaan kadar Hb (Riswanto, 2013). b. Metode pemeriksaan hematokrit Pada pemeriksaan hematokrit terdapat dua metode, yaitu adalah sebagai berikut : 1) Metode makrohematokrit wintrobe Prinsip : Darah dicentrifugasi pada kecepatan tinggi dalam waktu tertentu, sehingga sel-sel akan terpisah dari plasmanya. Ruangan yang ditempati sel darah merah diukur dan dinyatakan sebagai persen dari seluruh volume darah. Pada teknik makrohematokrit, spesimen darah yang digunakan berasal dari darah vena yang dimasukkan kedalam tabung wintrobe dan diputar pada kecepatan tertentu sehingga eritrosit terpisah dari plasmanya secara sempurna. 2) Metode mikrohematokrit Prinsip : Darah dicentrifugasi pada kecepatan tinggi dalam waktu tertentu, sehingga sel-sel akan terpisah dari plasmanya. Ruangan yang ditempati sel darah merah diukur dan dinyatakan sebagai persen dari seluruh volume darah. Pada teknik mikrohematokrit, spesimen darah berasal dari darah vena atau darah kapiler yang dimasukkan kedalam tabung mikrohematokrit yang

23 11 memiliki ukuran 7 cm dengan diameter tabung 1mm. Tabung mikrohematokrit yang berisi spesimen darah kemudian diputar dengan kecepatan tinggi dalam waktu tertentu hingga eritrosit terpisah dari plasmanya lalu diukur dengan menggunakan skala hematokrit. Metode mikrohematokrit sangat efektif dan efisien karena selain sederhana, sampel darah yang digunakan sedikit dengan waktu pemeriksaan lebih singkat dibandingkan metode makrohematokrit. (Nugraha, 2015) c. Centrifuge Centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memisahkan padatan dan cairan yang mempunyai kecepatan tertentu. Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk kalibrasi alat centrifuge, yaitu sebagai berikut : 1) Kalibrasi rpm a. Dengan tachometer mekanik 1. Ujung dikaitkan pada kumparan motor did ala, sedangkan ujung yang lain dihubungkan dengan alat tachometer. 2. Setting centrifuge pada rpm tertentu, kemudian jalankan. 3. Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer. 4. Ulangi beberapa kali, hitung rata-rata. b. Dengan tachometer elektrik 1. Meletakkan bagian magnet di sekeliling coli, sehingga menimbulkan aliran listrik bila alat lain dijalankan.

24 12 2. Setting centrifuge pada rpm tertentu, kemudian jalankan. 3. Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer. 4. Ulangi beberapa kali. 2) Kalibrasi timer a. Setting centrifuge pada waktu yang sering dipakai. b. Jalankan alat dan bersamaan dengan itu jalankan stopwatch. c. Ulangi beberapa kali, kemudian hitung rata-rata. Terdapat banyak macam centrifuge dengan berbagai perbedaan kecepatan, centrifuge itu sendiri misalnya : 1) Centrifuge sudut Centrifuge jenis ini memiliki selonsong tabung yang melekat secara tetap dengan sudut kemiringan 45 o, saat diputar posisi selonsong dan tabung didalamnya tetap pada kemiringan tersebut. Sedimen yang terbentuk tidak terlalu padat dengan posisi permukaan miring sehingga mudah terurai ketika alat berhenti atau tabung dikeluarkan. Gambar 2.2 Centrifuge Sudut sumber : Nugraha, 2015.

25 13 2) Centrifuge mikrohematokrit (Microhematocrit Centrifuge) Centrifuge mikrohematokrit digunakan untuk menentukan konsentrasi darah (hematokrit). Rotor yang digunakan adalah jenis fixed dengan kecepatan antara rpm dan penyimpanan tabungnya berukuran kecil memanjang, jenis tabung yang digunakan khusus yaitu berupa tabung mikrohematokrit atau disebut juga tabung kapiler (pipa kapiler). Gambar 2.3 Centrifuge Mikrohematokrit (a) Centrifuge, kalkulator mikrohematokrit dan penutup sebagai penahan tabung. (b) Posisi tabung kapiler pada rotor sumber : Nugraha, d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan nilai hematokrit 1) Polisitemia Polisitemia merupakan salah satu jenis penyakit mieloproliferatif yang ditandai oleh peningkatan jumlah eritrosit, atau hematokrit didalam sirkulasi. Jumlah eritrosit meningkat maka nilai hematokrit akan meningkat.

26 14 2) Anemia Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah. 3) Putaran centrifuge yang Kurang Tepat (terlalu lambat) Kecepatan putaran centrifuge yang kurang tepat atau terlalu lambat hasil nilai hematokrit meningkat palsu. 4) Ukuran Eritrosit Faktor terpenting pada pengukuran hematokrit adalah ukuran sel darah merah dimana dapat mempengaruhi viskositas darah. Viskositas darah yang tinggi maka nilai hematokrit juga akan tinggi. 5) Sel Lisis Sel lisis akibat alkohol yang dapat mengakibatkan nilai hematokrit rendah palsu. 5) Obat-obatan antibiotik Obat-obatan antibiotik dapat menyebabkan hemokonsentrasi yang mempengaruhi hasil pemeriksaan hematokrit. (Nugraha, 2015 ; Ugrasena, 2010). e. Nilai Normal Hematokrit Tabel 2.1 Batas Normal Kadar Hematokrit JENIS NILAI HEMATOKRIT (%) Pria Dewasa Wanita Dewasa (Sumber : Nugraha, 2015) 36-46

27 15 B. Kerangka Kosep PEMERIKSAAN HEMATOKRIT METODE MIKROHEMATOKRIT Centrifuge Sudut dengan kecepatan rpm Centrifuge Mikrohematokrit dengan kecepatan rpm Hasil Hematokrit dibaca menggunakan Skala Hematokrit dan dihitung dengan Rumus Hematokrit (%) Gambar 2.4 Skema Kerangka Konsep

28 DAFTAR PUSTAKA Al-Qur an dan Terjemahannya (2014). Surat Al-Mukminun Ayat 14 dan Surat Al-Alaq Ayat 2. Jakarta : PT. Insan Media Pustaka. Bakta, Made, I, Dr., Prof., (2012). Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta ; Penerbit EGC. Gandasoebrata, R. (2010). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat. Hiru D. (2013). Live Blood Analysis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Hoffbrand, Victor., dan Mehta, Atul. (2006). At a Glance Hematologi. Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga Medical Series. Kee, Lefever, Joyce. (2007). Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Moss, P.H.A., Pettit, J.E., dan Hoffbrand, A.V. (2005). Kapita Selekta Hematologi. Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Nugraha, Gilang. (2015). Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Jakarta : Trans Info Media. Riswanto. (2013). Seri Buku Laboratorium Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta : Penerbit Alfamedia & Kanal Medika. Sabri, Luknis., dan Hastono, Priyo, Sutanto. (2014). STATISTIK KESEHATAN. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Tarwoto dan Wartonah. (2008). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : TIM. Ugrasena, IDG. (2010). BUKU AJAR HEMATOLOGI-ONKOLOGI ANAK. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. Wiarto, Giri. (2014). Mengenal Fungsi Tubuh Manusia. Yogyakarta : Gosyen Publishing. 28

BAB I PENDAHULUAN. Darah merupakan salah satu bagian dari tubuh yang sangat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Darah merupakan salah satu bagian dari tubuh yang sangat memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Darah merupakan salah satu bagian dari tubuh yang sangat memiliki peranan penting dalam kehidupan makhluk hidup. Sebagaimana dalam kitab suci Al-Qur an allah berfirman:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah dalam tubuh berfungsi untuk mensuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi (sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur padat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Definisi Darah Darah adalah Jaringan cair yang terdiri dari dua bagian. Bahan intra seluler adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian Darah Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup yang dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik karena mencari perbedaan antara dua variabel yaitu perbedaan darah lengkap kanker payudara positif dan diduga kanker payudara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, Laju Endap Darah (LED).

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, Laju Endap Darah (LED). BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemeriksaan hematologi terdiri dari 2 jenis pemeriksaan yaitu pemeriksaan darah rutin dan darah khusus. Pemeriksaan darah rutin meliputi hemoglobin, jumlah lekosit,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berbeda dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat dalam tubuh. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan terdiri dari dua bagian besar,

Lebih terperinci

GAMBARAN DARAH RUTIN TERHADAP PEMBENDUNGAN PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA DENGAN WAKTU 3 MENIT

GAMBARAN DARAH RUTIN TERHADAP PEMBENDUNGAN PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA DENGAN WAKTU 3 MENIT GAMBARAN DARAH RUTIN TERHADAP PEMBENDUNGAN PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA DENGAN WAKTU 3 MENIT KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Darah 1. Definisi Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian. Bahan intraseluler adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin 42 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kadar hemoglobin digunakan sebagai patokan dalam dunia medis untuk mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin seseorang sulit ditentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total. Pada pria prosentase ini sedikit lebih besar daripada wanita. 45-60 % darah

Lebih terperinci

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,

Lebih terperinci

PERNYATAAN. Ciamis, 06 Juli 2015 Yang Membuat pernyataan, Materai. Neng Wulan Septiani

PERNYATAAN. Ciamis, 06 Juli 2015 Yang Membuat pernyataan, Materai. Neng Wulan Septiani PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa LTA yang berjudul Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Dengan Mioma Uteri di Ruang Nifas RSUD Kabupaten Ciamis sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya

Lebih terperinci

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC) Indek (MCV, MCH, & MCHC) Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT PADA BERBAGAI VOLUME DARAH DALAM TABUNG VACUTAINER K 3 EDTA

KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT PADA BERBAGAI VOLUME DARAH DALAM TABUNG VACUTAINER K 3 EDTA KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT PADA BERBAGAI VOLUME DARAH DALAM TABUNG VACUTAINER K 3 EDTA Oleh: REDHA REZIANA NIM. 20120662069 Oleh : Redha Reziana NIM: 20120662069 PROGRAM STUDI D3 ANALIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di era globalisasi menuntut penyedia

Lebih terperinci

!"#!$%&"'$( )) Kata kunci: Differential counting, zona atas dan bawah

!#!$%&'$( )) Kata kunci: Differential counting, zona atas dan bawah DIFFERENTIAL COUNTING BERDASARKAN ZONA BACA ATAS DAN BAWAH PADA PREPARAT DARAH APUS Budi Santosa FakultasIlmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kedungmundu Raya no.18 Semarang,

Lebih terperinci

Disusun oleh : Jheniajeng Sekartaji A. NIM. G0C

Disusun oleh : Jheniajeng Sekartaji A. NIM. G0C PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN METODE SEMI KUANTITATIF (CuSO 4 ) DAN KUANTITATIF (CYANMETHEMOGLOBIN) Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (Tiga)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk kepentingan klinik. Tujuan pemeriksaan laboratorium adalah untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2012. Pemeliharaan burung merpati dilakukan di Sinar Sari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Pengamatan profil darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat dipakai sebagai penunjang diagnosis yang berkaitan dengan terapi dan prognosis, sehingga diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat variabel yang diteliti akan dibandingkan antara kelompok pasien yang diperiksa menggunakan

Lebih terperinci

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Amaylia Oehadian Sub Bagian Hematologi Onkologi Medik Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Kelainan darah pada lupus Komponen darah Kelainan

Lebih terperinci

GAMBARAN DENYUT JANTUNG PADA PRIA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI KELURAHAN MALEBER KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN

GAMBARAN DENYUT JANTUNG PADA PRIA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI KELURAHAN MALEBER KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN GAMBARAN DENYUT JANTUNG PADA PRIA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI KELURAHAN MALEBER KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2015 1 Ripa 2 Elis Noviati 3 Yanti Srinayanti 4 INTISARI Merokok menjadi faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. trombosit. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % berat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. trombosit. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % berat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM DARAH Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah.sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit, dan

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS DI POSKESDES MALEBER 2 KECAMATAN CIAMIS LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS DI POSKESDES MALEBER 2 KECAMATAN CIAMIS LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS DI POSKESDES MALEBER 2 KECAMATAN CIAMIS LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin.keratin sebagai besar dijumpai di otot rangka, tempat zat terlibat dalam penyimpanan energy sebagai keratin fosfat.dalam

Lebih terperinci

yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon

yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kelainan metabolitik yang disebabkan oleh defisiensi insulin yang dapat bersifat relatif absolut. Insulin adalah hormon yang dihasilkan

Lebih terperinci

PERNYATAAN. Ciamis, Juli 2015 Yang Membuat Pernyataan. Citra Auliyafitri NIM. 12DB Materai 6000

PERNYATAAN. Ciamis, Juli 2015 Yang Membuat Pernyataan. Citra Auliyafitri NIM. 12DB Materai 6000 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa LTA yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Ny. L dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya Tahun 2015 sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Pengertian Darah Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan total. Darah adalah jaringan yang berbentuk cairan, terdiri dari dua bagian besar yaitu

Lebih terperinci

: Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dengan Atonia Uteri PERSETUJUAN

: Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dengan Atonia Uteri PERSETUJUAN Judul Penyusun NIM : Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dengan Atonia Uteri : Ai Riani Oktori : 12DB277048 PERSETUJUAN Laporan Tugas Akhir ini telah memenuhi persyaratan dan disetujui Untuk Mengikuti Ujian

Lebih terperinci

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN MENGGUNAKAN DARAH EDTA TANPA PENGENCERAN DENGAN CARA OTOMATIK

PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN MENGGUNAKAN DARAH EDTA TANPA PENGENCERAN DENGAN CARA OTOMATIK PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN MENGGUNAKAN DARAH EDTA TANPA PENGENCERAN DENGAN CARA OTOMATIK Ardiya Garini Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Palembang ABSTRAK Laju

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk kepentingan klinik. Tujuan pemeriksaan labortorium klinik adalah untuk membantu menegakkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1.1Tujuan A. Pungsi Darah Vena (Flebotomi) Untuk pemeriksaan hematologi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. B. Pemeriksaan Laju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan komponen yang terdapat pada makhluk hidup, yang berperan penting dalam mengangkut oksigen dan hasil metabolisme ke jaringan tubuh, berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DARAH 1. Definisi Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan pembuluh

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kebutuhan dan kesediaan masyarakat luas untuk deteksi dini kesehatan di era modern sekarang ini semakin berkembang seiring majunya pemahaman bahwa tidak ada yang tahu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat dalam tubuh. Darahmerupakan jaringan yang berbentuk cairan terdiri dari dua bagian besar,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari

BAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan hematologi sangatlah penting dan sering diminta di beberapa laboratorium. Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan

Lebih terperinci

PERNYATAAN. Ciamis, Juli 2015 Yang Membuat Pernyataan. Novianti Aulia NIM. 12DB Materai 6000

PERNYATAAN. Ciamis, Juli 2015 Yang Membuat Pernyataan. Novianti Aulia NIM. 12DB Materai 6000 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa LTA yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini dan Preeklampsia Ringan di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015 sepenuhnya karya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah 1. Definisi Darah Darah berasal dari kata "haima", yang berasal dari akar kata hemo atau hemato. Merupakan suatu cairan yang berada di dalam tubuh yang berfungsi

Lebih terperinci

Ciamis, Juni Penyusun.

Ciamis, Juni Penyusun. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat illahi Robbi atas, Taufik, Rahmat dan hidayah-nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Ini dengan judul Asuhan Kebidanan Pada

Lebih terperinci

Kata kunci: Fascioliosis, total eritrosit, kadar hemoglobin,pakced cell voleme, Sapi Bali

Kata kunci: Fascioliosis, total eritrosit, kadar hemoglobin,pakced cell voleme, Sapi Bali ABSTRAK Fascioliosis pada sapi di Indonesia disebabkan oleh cacing Fasciola gigantica yang berpredileksi di saluran empedu dan hati. Infeksi cacing ini menyebabkan gangguan fungsi hati dan kerusakan saluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan darah khusus yang sering dikerjakan di laboratorium berguna untuk membantu diagnosa berbagai penyakit diantaranya

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI BESI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH GRESIK

KARYA TULIS ILMIAH PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI BESI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH GRESIK KARYA TULIS ILMIAH PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI BESI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH GRESIK Oleh : NOVITA SARI NIM. 20110662022 PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh manusia sebagai alat transportasi (Swastini dkk, 2016). Darah mempunyai dua komponen utama, plasma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total. Darah adalah jaringan berbentuk cairan, terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA CENTRIFUGASI TERHADAP PENGUJIAN KANDUNGAN LEMAK PADA SUSU PEMERAHAN SAPI DENGAN SUSU RENDAH LEMAK PASTEURISASI

PENGGUNAAN GAYA CENTRIFUGASI TERHADAP PENGUJIAN KANDUNGAN LEMAK PADA SUSU PEMERAHAN SAPI DENGAN SUSU RENDAH LEMAK PASTEURISASI LAPORAN TUGAS AKHIR PENGGUNAAN GAYA CENTRIFUGASI TERHADAP PENGUJIAN KANDUNGAN LEMAK PADA SUSU PEMERAHAN SAPI DENGAN SUSU RENDAH LEMAK PASTEURISASI (The Use of Centrifugal Force on The Analysis of Fat Content

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT DENGAN PEWARNAAN KOMBINASI GIEMSA DAN WRIGHT

PERBANDINGAN PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT DENGAN PEWARNAAN KOMBINASI GIEMSA DAN WRIGHT PERBANDINGAN PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT DENGAN PEWARNAAN KOMBINASI GIEMSA DAN WRIGHT Chandra Nurlaela *, Dewi Yayuningsih, Siti Sa adah Alawiyah Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah rutin yang sering dilakukan di laboratorium( Dep Kes RI Th1995 ).

BAB I PENDAHULUAN. darah rutin yang sering dilakukan di laboratorium( Dep Kes RI Th1995 ). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan Laju Endap Darah ( LED ) merupakan salah satu pemeriksaan darah rutin yang sering dilakukan di laboratorium( Dep Kes RI Th1995 ). Pemeriksaan darah rutin

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I PENGAMBILAN DARAH VENA DAN DARAH KAPILER

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I PENGAMBILAN DARAH VENA DAN DARAH KAPILER LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I PENGAMBILAN DARAH VENA DAN DARAH KAPILER Disusun oleh: Nama : WAHDA NURISMI NIM : 14 3145 453 137 Kelompok : I (SATU) PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN STIKes MEGA REZKY

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Anemia adalah penurunan jumlah normal eritrosit, konsentrasi hemoglobin, atau hematokrit. Anemia merupakan kondisi yang sangat umum dan sering merupakan komplikasi dari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH DISUSUN OLEH: DEWI RIMPANG ANJANI PUTRI E1A 012 008 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2015

Lebih terperinci

SISTEM HEMATOLOGI MANUSIA

SISTEM HEMATOLOGI MANUSIA 1 SISTEM HEMATOLOGI MANUSIA Oleh medical record Di susun untuk memenuhi nilai tugas praktik computer 1 browsing artikel di internet Di susun oleh : Anissatul fitriyani (G0C015011) PROGRAM DIPLOMA III ANALIS

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test design sehingga dapat diketahui perubahan yang terjadi akibat perlakuan. Perubahan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Nama : Cokhy Indira Fasha NIM : 10699044 Kelompok : 4 Tanggal Praktikum : 11 September 2001 Tanggal Laporan : 19 September 2001 Asisten : Astania Departemen Biologi

Lebih terperinci

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK:

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK: Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK: DARAH 2: -LED -Membuat & memeriksa sediaan apus darah tepi -Evaluasi DARAH 3: - Pemeriksaan gol.darah -Tes inkompatibilitas DARAH 4: Bleeding

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah darah ditentukan oleh kadar hemoglobin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah darah ditentukan oleh kadar hemoglobin. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hemoglobin dan Hematokrit 1. Definisi Hemoglobin dan Hematokrit a. Hemoglobin Hemoglobin adalah molekul yang terdiri atas empat kandungan haem ( berisi zat besi ) dan empat rantai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume

Lebih terperinci

DAMPAK VOLUME DARAH DALAM TABUNG K2EDTA DENGAN HASIL JUMLAH LEUKOSIT

DAMPAK VOLUME DARAH DALAM TABUNG K2EDTA DENGAN HASIL JUMLAH LEUKOSIT DAMPAK VOLUME DARAH DALAM TABUNG K2EDTA DENGAN HASIL JUMLAH LEUKOSIT Oleh Victoria Ire Tominik,M.Kes Dosen Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas Palembang Email : tominikvictoriaire@gmail.com

Lebih terperinci

JUMLAH ERITROSIT, KADAR HEMATOKRIT, DAN HEMOGLOBIN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) YANG DI INFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila

JUMLAH ERITROSIT, KADAR HEMATOKRIT, DAN HEMOGLOBIN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) YANG DI INFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila SKRIPSI JUMLAH ERITROSIT, KADAR HEMATOKRIT, DAN HEMOGLOBIN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) YANG DI INFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila Oleh : ADHITYA KURNIAWAN NIM 061111214 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN VOLUME DARAH DALAM TABUNG K 2 EDTA DENGAN JUMLAH LEUKOSIT

HUBUNGAN VOLUME DARAH DALAM TABUNG K 2 EDTA DENGAN JUMLAH LEUKOSIT HUBUNGAN VOLUME DARAH DALAM TABUNG K 2 EDTA DENGAN JUMLAH LEUKOSIT Oleh Victoria Ire Tominik,M.Kes Dosen DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas Palembang Email :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan hematologi merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan disuatu laboratorium klinik. Pemeriksaan hematologi ini digunakan oleh klinisi sebagai dasar untuk

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan pada Program Studi D3 Analis Kesehatan

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan pada Program Studi D3 Analis Kesehatan HASIL PEMANTAPAN MUTU INTERNAL PADA ALAT AUTOMATED HEMATOLOGY ANALYZER UNTUK PEMERIKSAAN JUMLAH ERITROSIT DI LABORATORIUM RSUD CIAMIS PADA BULAN JUNI TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian umum darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang primitif sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah 1. Definisi Darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transport dan bagian penting dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. Darah merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah penelitian analitik diskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Domba Indocement Citeureup, Bogor selama 10 minggu. Penelitian dilakukan pada awal bulan Agustus sampai pertengahan bulan Oktober

Lebih terperinci

PERNYATAAN. Ciamis, Juli 2015 Yang membuat pernyataan, INTEN TRY JUWITA DEWI NIM. 12DB277104

PERNYATAAN. Ciamis, Juli 2015 Yang membuat pernyataan, INTEN TRY JUWITA DEWI NIM. 12DB277104 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa LTA yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru lahir Dengan Berat Badan Lahir Rendah di BPS. Siti Fatimah, SST Kota Tasikmalaya Tahun 2015 sepenuhnya karya saya sendiri.

Lebih terperinci

PAKAN SEBAGAI IMUNOSTIMULAN UNTUK MENINGKATKAN RESPONS IMUN NON SPESIFIK IKAN LELE DUMBO

PAKAN SEBAGAI IMUNOSTIMULAN UNTUK MENINGKATKAN RESPONS IMUN NON SPESIFIK IKAN LELE DUMBO PENGARUH PEMBERIAN BAWANG PUTIH (Allium sativum) PADA PAKAN SEBAGAI IMUNOSTIMULAN UNTUK MENINGKATKAN RESPONS IMUN NON SPESIFIK IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt ARTERI Membawa darah bersih (oksigen) kecuali arteri pulmonalis Mempunyai dinding yang tebal Mempunyai jaringan yang elastis Katup hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin,

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang dalam mendiagnosis suatu penyakit. Salah satu pelayanan laboratorium adalah pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup penelitian bidang Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Indeks Eritrosit Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata yang dapat memberi keterangan mengenai rata-rata eritrosit dan mengenai banyaknya hemoglobin

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN CUCI TANGAN OLEH PERAWAT SEBELUM DAN SETELAH MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

GAMBARAN PELAKSANAAN CUCI TANGAN OLEH PERAWAT SEBELUM DAN SETELAH MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA GAMBARAN PELAKSANAAN CUCI TANGAN OLEH PERAWAT SEBELUM DAN SETELAH MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Karya Tulis Ilmiah Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor dan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. DARAH Darah adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga mensuplai jaringan tubuh dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup bidang ilmu yang diteliti adalah bidang ilmu Patologi Klinik sub bidang hematologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

Review Sistem Hematology

Review Sistem Hematology Nama : rp, S.Kp., MNS. NIP : 19720826 200212 1 002 Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar Mata Kuliah : Kep. Medikal Bedah Topik : Pengkajian Sistem Hematologi 1 Review Sistem Hematology Ikhsanuddin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitif sampai manusia. Pembuluh darah mempunyai peranan penting bagi. tubuh. Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitif sampai manusia. Pembuluh darah mempunyai peranan penting bagi. tubuh. Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teoritis 1. Darah Darah adalah suatu komponen esensial makhluk hidup,mulai dari binatang primitif sampai manusia. Pembuluh darah mempunyai peranan penting bagi semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Elektrolit berperan penting dalam tubuh manusia, hampir semua proses

BAB I PENDAHULUAN. Elektrolit berperan penting dalam tubuh manusia, hampir semua proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Elektrolit berperan penting dalam tubuh manusia, hampir semua proses metabolisme dalam tubuh manusia dipengaruhi oleh elektrolit. Elektrolit darah setiap zat yang

Lebih terperinci

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN, HEMATOKRIT DAN JUMLAH ERITROSIT PADA DARAH DENGAN EDTA 10%

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN, HEMATOKRIT DAN JUMLAH ERITROSIT PADA DARAH DENGAN EDTA 10% PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN, HEMATOKRIT DAN JUMLAH ERITROSIT PADA DARAH DENGAN EDTA 10% VOLUME 10 µl DAN 200 µl KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Darah Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh dengan perantara jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi, oksigen, antibodi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu masalah gizi wanita yang berkaitan dengan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.2. Varises. Anemia. Polisitemia. Hipertensi

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.2. Varises. Anemia. Polisitemia. Hipertensi SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.2 1. Penyakit yang dapat,memicu terjadinya stroke adalah... Varises Polisitemia Hipertensi Kunci Jawaban : D Hipertensi (tekanan

Lebih terperinci

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Apersepsi 1. Pernahkan bagian tubuhmu terluka, misalnya karena terjatuh atau terkena bagian tajam seperti pisau dan paku? 2. Apakah bagian tubuh yang terluka tersebut

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH Dosen Pengampu: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes Disusun Oleh : Nama: Sofyan Dwi Nugroho NIM : 16708251021 Prodi : Pendidikana IPA PRODI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes. Pembimbing II : Hartini Tiono, dr.

ABSTRAK. Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes. Pembimbing II : Hartini Tiono, dr. iv ABSTRAK KESESUAIAN ANTARA MORFOLOGI ERITROSIT SEDIAAN APUS DARAH TEPI DENGAN NILAI HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT PADA DARAH PENDONOR DI PALANG MERAH INDONESIA KOTA BANDUNG Alvin Senjaya, 2009 Pembimbing

Lebih terperinci