BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pembangunan struktur maupun infrastruktur meningkat pesat. Seiring dengan meningkatnya persaingan di era globalisasi ini maka tantangan terbesar bagi suatu lembaga baik itu dari pihak swasta ataupun lembaga pemerintahan negeri dituntut untuk menjamin kepuasan pelanggan baik itu dari segi jasa pelayanan maupun infrastruktur penunjangnya. Konsep bangunan ramah lingkungan tengah menjadi pilihan para penyedia jasa untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan yang telah ditimbulkan. Bahkan pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengatur tentang bangunan gedung hijau (Green Building) dalam Peraturan Gubernur No. 38 tahun 2012. Bangunan gedung hijau (Green Building) adalah bangunan yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya, meningkatkan kesehatan dan produktivitas penghuni, serta meminimalkan dampak kerusakan lingkungan yang akan terjadi. Manfaat pembangunan gedung hijau bukan hanya dapat dirasakan dalam hal lingkungan saja, melainkan ekonomi dan sosial. Pemanfaatan sumber daya secara efisien dapat mereduksi biaya operasional yang tidak perlu. Proyek pembangunan gedung BNI 46 BSD menggunakan konsep Green Building. Gedung BNI 46 BSD telah dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi standar bangunan ramah lingkungan. Pemanfaatan lahan serta penataan lahan telah dilakukan sesuai dengan kondisi eksisting alam. Gedung ini menyediakan fasilitas pejalan kaki yang aman dan nyaman serta bebas dari perpotongan akses kendaraan bermotor. Adanya area lansekap berupa vegetasi yang bebas dari bangunan yang terletak di atas permukaan tanah. Taman buatan yang berada pada tower utama gedung merupakan nilai tambah untuk meningkatkan kesegaran udara. Gedung BNI 46 BSD menggunkan panel surya untuk mengurangi penggunaan energy PLN. Panel surya adalah suatu alat yang berfungsi untuk 1
menyerap energi Matahari kemudian mengubahnya menjadi energi listrik dan kemudian dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik. Bukan hanya menghemat energy, penggunaan panel surya dalam jangka panjang juga akan menghemat pengeluaran biaya dalam penggunaan listrik dari pemerintah. Selain panel surya, gedung ini juga dilengkapi dengan sistem pengelolaan air kotor/limbah. Air kotor/limbah akan diproses kembali sehingga menjadi air yang layak untuk digunakan kembali atau air yang ramah lingkungan. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi. Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO) kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA). Pelaksanaan pengendalian mutu perlu dilaksanakan sesuai dengan ketentuan agar hasil yang dicapai dapat optimal. Pada pekerjaan balok dan pelat lantai menggunakan pelat konvensional serta pelat bondek sehingga memerlukan penanganan yang berbeda. Selain itu beton yang digunakan adalah beton readymix K-350 sehingga memerlukan penanganan dari petugas ahli.karena itu penulis tertarik untuk mengambil tema tentang Analisis Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu Struktur Atas (Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai) pada Proyek Pembangunan Gedung BNI 46 BSD. Penulis berharap dengan penulisan laporan tugas akhir ini dapat memberikan ilmu pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca mengenai gambaran pelaksanaan sistem manajemen 2
mutu dalam proyek konstruksi agar hasil pelaksanaan konstruksi dapat memenuhi tujuan secara efektif dan ekonomis serta memenuhi persyaratan mutu. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses Quality Plan pada pekerjaan struktur atas (plat lantai dan balok) pada proyek pembangunan gedung BNI BSD? 2. Bagaimana pelaksanaan Quality Assurance pada pekerjaan plat lantai dan balok pada proyek pembangunan gedung BNI BSD? 3. Bagaimana pelaksanaan Quality Control pada pekerjaan plat lantai dan balok pada proyek pembangunan gedung BNI BSD? 1.3. Batasan Masalah Pada penulisan laporan ini, penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas yaitu Bagaimana Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu (Quality Plan, Quality Assurance, Quality Control) pada Struktur Atas Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai 13 pada Proyek Pembangunan Gedung BNI BSD. 1.4. Tujuan Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, penulisan laporan ini ditujukan untuk : 1. Memahami proses Quality Plan pada pekerjaan plat lantai dan balok pada proyek pembangunan gedung BNI BSD. 2. Memahami pelaksanaan Quality Assurance pada pekerjaan plat lantai dan balok pada proyek pembangunan gedung BNI BSD. 3. Memahami pelaksanaan Quality Control pada pekerjaan plat lantai dan balok pada proyek pembangunan gedung BNI BSD. 3
1.5. Metodologi Penelitian Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam menyusun laporan, penulis menggunakan metodologi sebagai berikut : 1. Metode Interview (Wawancara) Metode ini dilaksanakan dengan melakukan wawancara langsung dengan pelaksana harian, konsultan, mandor dan tukang yang terlibat secara langsung di lapangan. 2. Metode Observasi Penulis melakukan pengamatan secara langsung di lapangan terhadap pelaksanaan pekerjaan pelat lantai dan balok sehingga didapat data secara riil tentang metode pelaksanaan pekerjaan. 3. Metode Diskriptif Metode ini berkaitan dengan penyampaian literatur yang ada serta pengarahan yang diberikan oleh pembimbing lapangan yang diterapkan dari teori ke dalam praktek. 4. Metode Analisis Metode ini berkaitan dengan data-data yang ada untuk melakukan perhitungan. 1.6. Sistematika Penulisan Laporan Sistematika untuk penulisan laporan ini terdiri dari beberapa bab yang akan diuraikan sebagai berikut : 1. BAB I. PENDAHULUAN Merupakan pandangan secara umum mengenai inti dari penulisan laporan. Pada bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan permasalahan, tujuan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan laporan. 2. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Merupakan sumber dasar sebagai acuan yang mengacu kepada bahanbahan ajar, literatur, buku maupun artikel yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilaksanakan. 4
3. BAB III. MANAJEMEN PERUSAHAAN Menjelaskan profil perusahaan, visi, misi, tata kelola perusahaan dan profil proyek. 4. BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Merupakan pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan selama melaksanakan magang serta menjelaskan tentang pembahasan pekerjaan yang dilaksanakan. 5. BAB IV. PENUTUP Merupakan ringkasan dari hasil pembahasan dan saran selama melaksanakan kegiatan magang. 5