ANALISIS LINE BALANCING PADA LINI PERAKITAN HANDLE SWITCH DI PT. X

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI LINE BALANCING

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT

BAB VI LINE BALANCING

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA HASIL Kondisi Keseimbangan Lintasan Produksi Aktual

ANALISIS KESEIMBANGAN LINI PADA LINTASAN TRANSMISI MF06 DENGAN PENERAPAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHT

Kata Kunci : Keseimbangan Lintasan, Metode Ranked Positional Weight, Produktivitas 1. PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA DIVISI PLASTIC PAINTING PT. XYZ

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB VII SIMULASI CONVEYOR

Analisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat

PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HELGESON-BIRNIE

BAB II LANDASAN TEORI

MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN KERJA MENGGUNAKAN METODE RPW DAN KILLBRIDGE-WESTERN

MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI LINE REAR AXLE ASSY DENGAN METODE LINE BALANCING DI PT. XYZ

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri manufaktur yang begitu pesat menuntut perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

Perbaikan Keseimbangan Lintasan di Lini Produksi ECOSS Perusahaan Heat Exchanger

LINE BALANCING DENGAN METODE RANKED POSITION WEIGHT ( RPW)

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II STUDI LITERATUR

Analisis Line Balancing dengan RPW pada Departemen Sewing Assembly Line Style F1625W404 di PT. Pan Brothers, Boyolali

PENULISAN ILMIAH SUGIANTO

BAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

ANALISIS METODE MOODIE YOUNG DALAM MENENTUKAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI

APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN METODE LINE BALANCING PADA PT. XYZ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah pengertian keseimbangan lini (line balancing)

Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Mempertimbangkan Keseimbangan Lintasan (Studi Kasus)

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN LINE PRODUKSI DRIVE ASSY DI PT. JIDECO INDONESIA

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS HASIL

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE)

BAB I PENDAHULUAN. massal. Sejumlah pekerjaan perakitan dikelompokkan kedalam beberapa pusatpusat

LINE BALANCING LINI PERAKITAN PRODUK TORCH LIGHT (STUDI KASUS PT ARISAMANDIRI PRATAMA)

PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN METODE HEURISTIK (STUDI KASUS PT XYZ MAKASSAR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN UNTUK MENCIPTAKAN PROSES PRODUKSI PUMP PACKAGING SYSTEMS YANG EFISIEN DI PT. BUMI CAHAYA UNGGUL

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

USULAN PERBAIKAN LINI PRODUKSI MESIN CUCI DI PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

Line Balancing (Keseimbangan Lini Produksi)

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan. Berikut ini merupakan

Perbandingan Metode Ranked Positional Weight dan Kilbridge Wester Pada Permasalahan Keseimbangan Lini Lintasan Produksi Berbasis Single Model

= Jumlah stasiun kerja. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan

PERANCANGAN LINE BALANCING DALAM UPAYA PERBAIKKAN LINI PRODUKSI DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT CATERPILLAR INDONESIA

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Teknik Industri Semester Genap tahun 2006/2007

Improvement Proses Screwing pada Lini Kaleng Kopi di PT Sinar Djaja Can

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari hasil kerja praktek di industri otomotif sunter yaitu data cycle time

PENINGKATAN EFISIENSI STASIUN KERJA DENGAN PENDEKATAN REGION LINE BALANCING ( STUDI KASUS DI PT. TRIANGLE MOTORINDO )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing


UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Yulia Diah Dinanty dan Sumiharni Batubara

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Keseimbangan Lintasan pada Lantai Produksi CV. Bobo Bakery

ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI KERJA DENGAN PENERAPAN KAIZEN (Studi Kasus pada PT Beiersdorf Indonesia PC Malang)

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian..

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan Keseimbangan Lintasan Produksi untuk Mengurangi Balance Delay dan Meningkatkan Efisiensi Kerja

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. Penyeimbangan Lintasan atau yang lebih dikenal sebagai Assembly Line

Pengurangan Bottleneck dengan Pendekatan Theory of Constraints pada Bagian Produksi Kaos Kaki di PT. Matahari Sentosa Jaya

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

USULAN PERBAIKAN ALUR PROSES PRODUKSI PADA INDUSTRI GARMEN DENGAN TEKNIK SIMULASI DAN LINE BALANCING PADA PT DIAN CITRA CIPTA

METODE REGION APPROACH UNTUK KESEIMBANGAN LINTASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI SHOJINKA PADA PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DENGAN PENGATURAN TENAGA KERJA DAN PEMBAGIAN KERJA FLEKSIBEL

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING PADA PT SCOIL INDONESIA

BAB V ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

PROGRAM KOMPUTASI RANKED POSITIONAL WEIGHT UNTUK KESEIMBANGAN LINTASAN PERAKITAN

BAB I PENDAHULUAN. tetap menjaga mutu dan produktivitasnya untuk dapat bersaing di pasar dunia, maka PT

PENINGKATAN EFSIENSI DAN PRODUKTIVITAS KINERJA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS RANGKED POSITIONAL WEIGHT METHOD PT. X

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN PERAKITAN PLASTIC BOX 260 MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE HEURISTIK

BAB 4 PEMBAHASAN MASALAH DAN ANALISA

Analisis Penerapan Line Balancing dengan Pendekatan Simulasi dan Metode Ranked Position Weight (RPW)

Transkripsi:

Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS ANALISIS LINE BALANCING PADA LINI PERAKITAN HANDLE SWITCH DI PT. X Didit Damur Rochman, Wiring Respati Caparina. Program Studi Teknik Industri Universitas Widyatama diditdr@gmail.com. Program Studi Teknik Industri Universitas Widyatama wiringcaparina@gmail.com ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dibidang harness (kabel magnet), dimana perusahaan ini belum mampu untuk memenuhi target produksi dan permintaan dari customer untuk produk Handle Switch pada setiap periode. Keterlambatan pengiriman yang terjadi diidentifikasi karena terdapat bottleneck pada lintasan produksi. Penyeimbangan lini perlu dilakukan untuk pemerataan aktivitas produksi dan mengurangi bottleneck. Metode yang digunakan yaitu metode Rank Positional Weight (RPW). Hasil penelitian dengan metode RPW yaitu jumlah stasiun kerja berkurang dari 9 menjadi stasiun kerja. Efisiensi meningkat dari,0% menjadi 9,%. Waktu menganggur (idle time) berkurang dari 70,78 detik menjadi 6,7 detik. Balance delay turun dari 8,99% menjadi,78%. Kata kunci: penyeimbangan lini perakitan, RPW. PENDAHULUAN PT. X merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang pembuatan dan perakitan kabel harness untuk keperluan elektronik maupun otomotif. Salah satu produk PT. X yang seringkali bermasalah pada pemenuhan permintaan/demand yaitu part Handle Switch dikarenakan proses pengerjaan part yang rumit sehingga terjadi beberapa bottleneck pada stasiun kerja. Pada proses pengerjaan Handle Switch terdapat lebih dari 0 proses pengerjaan. Proses yang masih manual dan terbatasnya alat bantu proses (jig) yang ada menambah lamanya waktu pengerjaan. Bottleneck yang terjadi juga diakibatkan karena pada lini perakitan tersebut belum pernah sama sekali dilakukan penyeimbangan lini. Pada paper ini dibahas mengenai evaluasi lini perakitan Handle Switch pada kondisi saat ini (awal) serta penerapan line balancing padalini perakitan Handle Switch dan evaluasi efisiensinya.. TINJAUAN PUSTAKA Line balancing merupakan penyeimbangan penugasan elemen-elemen tugas dari suatu assembly line ke work stations untuk meminimumkan banyaknya work station dan meminimumkan total harga idle time pada semua stasiun untuk tingkat output tertentu, yang dalam penyeimbangan tugas ini, kebutuhan waktu atau unit produk yang dispesifikasikan untuk setiap tugas dan hubungan sekuensial harus dipertimbangkan (Gaspersz, et.al, 998). Pada lini perakitan terdapat dua masalah pokok yaitu penyeimbangan stasiun kerja dan penyeimbangan lini perakitan agar dapat beroperasi secara kontinyu. Pemecahan masalah diatas menggunakan metode line balancing untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar dalam rangka memperoleh utilitas yang tinggi atas fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan melalui penyeimbangan waktu kerja antar work station... Line Balancing Metode RPW RPW atau Ranked Positional Weight adalah metode yang diusulkan oleh Helgeson dan Birnie sebagai pendekatan untuk memecahkan permasalahan pada keseimbangan lini dan menemukan solusi dengan cepat. Konsep dari metode ini adalah menentukan jumlah stasiun kerja minimal dan melakukan pembagian task ke dalam stasiun kerja dengan cara memberikan bobot posisi kepada setiap task sehingga semua task telah ditempatkan kepada sebuah stasiun kerja... Istilah Dalam Line Balancing ) Cycle Time Cycle time adalah waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk per satu stasiun. Cycle time dapat dihitung dengan persamaan berikut (Purnamasari, Cahyana, 0): Didit Damur Rochman, Wiring Respati Caparina 08

PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice CT P Q n Atau = waktu operasi stasiun kerja maksimum = waktu siklus (cycle time) = jam kerja efektif per hari = jumlah produksi per hari = jumlah stasiun kerja ) Stasiun Kerja Stasiun kerja adalah tempat pada lini perakitan dimana proses perakitan dilakukan. Perhitungan jumlah stasiun kerja minimum dapat menggunakan rumus berikut (Purnamasari, Cahyana, 0). ti c Kmin = Waktu operasi (elemen). = Waktu siklus (cycle time) stasiun kerja. = Jumlah stasiun kerja minimal. ) Efisiensi Stasiun Kerja Efisiensi stasiun kerja digunakan untuk mengetahui persentase perbandingan antara total waktu dalam stasiun kerja dengan waktu siklus. Wi = waktu sebenarnya pada stasiun kerja ) Station Time dan Idle Time Station time merupakan jumlah waktu dari elemen kerja yang dilakukan pada suatu stasiun kerja yang sama, sedangkan idle time merupakan selisih antara cycle time dengan station time (Purnamasari, Cahyana, 0). n = Jumlah stasiun kerja t i = Waktu operasi (elemen) i =,,,...,n ) Efisiensi Lintasan Efisiensi lintasan adalah rasio dari total waktu di stasiun kerja dibagi dengan waktu siklus dikalikan jumlah stasiun kerja (Purnamasari, Cahyana, 0). 6) Balance Delay Balance delay digunakan untuk mengetahui seberapa besar waktu menganggur dalam suatu lintasan produk (Purnamasari, Cahyana, 0). D = Balance delay (%). 7) Smoothness Index Smoothness index adalah cara untuk mengukur tingkat waktu tunggu relatif dari suatu lini perakitan (Purnamasari, Cahyana, 0). 08 Didit Damur Rochman, Wiring Respati Caparina

Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS SI STi max Sti = Smoothness index. = waktu stasiun maksimum = waktu stasiun dari stasiun ke-i. METODE PENELITIAN Pemecahan masalah dalam penelitian yang diamati memerlukan beberapa langkah untuk menguraikan pendekatan dan model dari masalah tersebut. Langkah-langkah untuk memecahkan masalah penelitian yaitu sebagai berikut. ) Studi literatur, yaitu untuk mempelajari ilmu mengenai permasalahan yang akan diangkat sebagai objek penelitian. ) Studi pendahuluan, yaitu melakukan kajian serta pengamatan dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya. ) Identifikasi dan perumusan masalah. ) Penentuan tujuan penelitian. ) Pengumpulan data, yaitu menggunakan data sekunder yang bersifat kuantitatif yang diperoleh dari database perusahaan berupa data waktu proses dan precedence diagram untuk model Handle Switch yang dijadikan objek penelitian yaitu MJPB (Model A), MJWA (Model B), MGHH (Model C), dan MKFA (Model D). 6) Pengolahan data dengan metode RPW. Langkah-langkah pengerjaannya yaitu: a. Hitung kecepatan lintasan yang diinginkan. b. Buat matriks keterdahuluan berdasarkan precedence diagram. c. Hitung bobot posisi tiap operasi yang dihitung berdasarkan jumlah waktu operasi tersebut dan operasi-opersai yang mengikutinya. d. Urutkan operasi-operasi mulai dari bobot posisi terbesar sampai dengan bobot posisi terkecil. e. Lakukan pembebanan operasi pada stasiun kerja mulai dari operasi dengan bobot posisi terbesar sampai dengan bobot posisi terkecil, dengan kriteria total waktu operasi lebih kecil dari kecepatan lintasan yang diperlukan. f. Hitung efisiensi rata-rata stasiun kerja yang terbentuk. g. Gunakan prosedur trial and error untuk mencari pembebanan yang akan menghasilkan efisiensi rata-rata lebih besar dari efisiensi rata-rata pada langkah (f) diatas. h. Ulangi langkah (f) dan (g) sampai tidak ditemukan lagi stasiun kerja yang memiliki efisiensi rata-rata lebih tinggi. 7) Evaluasi line balancing serta penentuan kesimpulan dan saran.. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian berupa data waktu proses dan precedence diagram untuk masingmasing model. Tabel Data Proses Model A Stasiun Kerja No Elemen Kerja Elemen Kerja Waktu Operasi (detik) Cutting cable 9,0 Crimping,00 Crimping joint,0 Cutting PVC tube 7,60 Cutting Sumitube,00 6 Dip solder,0 7 Potong & kupas switch ALPS 60,00 8 Assy wire seal,00 9 Assy insulator,80 0 Assy sumitube & dryer,00 Assy cover coupler,60 Assy coupler 8,8 Didit Damur Rochman, Wiring Respati Caparina 08

PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice Stasiun Kerja No Elemen Kerja Elemen Kerja Waktu Operasi (detik) Assy tube 0,00 Solder pen,0 Assy insulock 7,00 6 Assy clip strap 60,00 7 Assy tapping 89,00 6 8 Checker arus 6,00 7 9 Painting,0 0 Service part 6,00 8 Visual 80,00 9 Packing,00 Total 77, Start 6 7 8 9 0 6 8 9 0 Finish 7 Gambar Precedence Diagram Handle Switch Model A Tabel Data Proses Model B Stasiun Kerja No Elemen Kerja Elemen Kerja Waktu Operasi (detik) Cutting Cable 7,0 Crimping,7 Crimping Balik 6,00 Cutting PVC Tube 6,7 Solder (Twist),7 6 Insert Tube,00 7 Insert Cover Coupler,0 8 Insert Coupler,7 9 Insert Insulator,7 0 Solder Pen,00 Assy Bandwith,00 Tapping Assy 7,00 Assy Clip Band Harn 60,00 6 Checker,00 7 Cat Paint Black (Solder Point),00 8 6 Visual 8,00 9 7 Packing,00 Total 9,7 086 Didit Damur Rochman, Wiring Respati Caparina

Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS 7 6 9 0 6 7 Finish Start 8 8 Gambar Precedence Diagram Handle Switch Model B Tabel Data Proses Model C Stasiun Kerja No Elemen Kerja Elemen Kerja Waktu Operasi (detik) Cutting Cable,7 Cutting Cord Assy Omron,00 Crimping,7 Crimping Balik 6,00 Crimping Splice 8,00 6 Cutting Sumitube,00 7 Cutting PVC Tube 9,0 8 Insert Wire Seal,00 9 Solder (Twist),7 0 Insert Insulator,7 Insert Sumitube 9,00 Dryer,00 Tapping Joint/Splice,00 Insert Tube,00 Insert Coupler,7 6 Insert Dummy Seal 0,00 7 Insert Retainer 7,00 8 Solder Pen 9,00 9 Assy Clip Band With Insulock 0,00 0 Assy Protector Cord,00 Tapping Assy 6, 6 Checker 6,00 7 Cat Paint Black (Solder Point),00 8 Visual 8,00 9 Packing,00 Total, 0 6 Start 8 9 0 Finish 6 8 9 7 7 Gambar Precedence Diagram Handle Switch Model C Tabel Data Proses Model D Didit Damur Rochman, Wiring Respati Caparina 087

PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice Stasiun Kerja No Elemen Kerja Elemen Kerja Waktu Operasi (detik) Cutting Cable 0,0 Crimping Seal,00 Crimping Balik 6,00 Crimping Splice,0 Crimping,7 6 Cutting Sumitube,7 7 Cutting PVC Tube 9,0 8 Potong & Kupas ALPS 60,00 9 Insert Wire Seal,00 0 Insert Insulator,7 Insert Sumitube 9,00 Dryer,00 Solder (Twist),00 Insert Tube 8,00 Insert Coupler,7 6 Solder Pen 9,00 7 Assy Insulock 0,00 8 Taping Assy 7,00 9 Assy Clip Band Harn 60,00 6 0 Checker,00 7 Cat Paint Black (Solder Point),0 8 Visual,00 9 Packing,00 Total,00 8 9 0 Start 7 6 6 8 0 Finish 7 Gambar Precedence Diagram Handle Switch Model D (Sumber: Pengolahan Data) 9. Hasil Penelitian Penyeimbangan lintasan produksi dilakukan untuk mengalokasikan beban kerja kedalam stasiun-stasiun kerja secara seimbang sehingga meminimumkan waktu menganggur (idle time) dan bottleneck. Pada lini perakitan Handle Switch belum pernah sama sekali dilakukan line balancing dikarenakan kondisi yang ada saat ini masih kesulitan untuk memenuhi target produksi, sehingga belum ada pengalokasian waktu secara khusus untuk melakukan line balancing. Selain itu, seringkali pada beberapa periode terdapat tambahan permintaan (demand) dari customer sehingga produksi akan lebih fokus untuk memenuhi permintaan tersebut. Perhitungan kondisi awal lini perakitan Handle Switch dilakukan untuk mengetahui apakah memang diperlukan suatu penyeimbangan lini pada lini perakitan tersebut. Hasil perhitungan kondisi awal untuk empat model Handle Switch dapat dilihat pada Tabel. Tabel Kondisi Awal Lini Perakitan Handle Switch Model Jumlah Stasiun Kerja Total Waktu Proses (detik) Waktu Siklus (detik) Efisiensi Lintasan Idle Time (detik) Balance Delay SI A 9 77,,00 7,6%,87 6,% 886, 088 Didit Damur Rochman, Wiring Respati Caparina

Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS Model Jumlah Stasiun Kerja Total Waktu Proses (detik) Waktu Siklus (detik) Efisiensi Lintasan Idle Time (detik) Balance Delay SI B 9 9,7 9,00,87%, 6,%,76 C 9 08,0 86,0,7% 70,00 7,% 6,7 D 9,00,7 7,80% 78,7 6,0%,0 WS,, ST =,80" WS WS WS WS 6 WS 7 WS 8 WS 9 6,7,8,9,0,,,,6,7 8 9,0 WS ST =,0" ST = 77,9" ST = " ST = 6" ST = 8,0" ST = 80" ST = ", ST = 9,60" Gambar Kondisi Awal Stasiun Kerja Model A WS,, ST = 6," WS WS WS WS 6 WS 7 WS 8 WS 9, 6 7,8,9,0,, 6 7 WS ST =,7" ST = 6" ST = 9" ST = " ST = " ST = 8" ST = " ST = 6,7" Gambar 6 Kondisi Awal Stasiun Kerja Model B WS,,,, ST = 76,0" WS WS WS WS 6 WS 7 WS 8 WS 9 8,9,0,,,,,6,7,8 9,0, WS ST = 86," ST = 7,7" ST = 70," ST = 6" ST = " ST = 8" ST = " 6,7 ST =," Gambar 7 Kondisi Awal Stasiun Kerja Model C WS,,,, ST = 7,7" WS WS WS WS 6 WS 7 WS 8 WS 9 8,9,0,,,,,6 7,8,9 0 WS ST =,7" ST = 6,7" ST = 07" ST = " ST =," ST = " ST = " 6,7 ST =," Gambar 8 Kondisi Awal Stasiun Kerja Model D Pada Tabel terlihat nilai efisiensi yang rendah dan waktu menganggur yang tinggi pada masing-masing model. Hal ini diidentifikasi terjadi bottleneck pada beberapa stasiun kerja karena tidak meratanya pembagian elemen kerja ke masing-masing stasiun kerja. Metode bobot posisi atau Rank Positional Weight (RPW) merupakan salah satu metode heuristik yang banyak digunakan dalam line balancing. Berdasarkan hasil perhitungan line balancing dengan metode RPW, maka dapat diusulkan formasi dari lini perakitan Handle Switch yang baru seperti pada Tabel 6. Tabel 6 Perbandingan Performansi Lini Perakitan Handle Switch Kondisi Awal dan Metode RPW Performansi Model A Model B Model C Model D Didit Damur Rochman, Wiring Respati Caparina 089

PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice Awal RPW Awal RPW Awal RPW Awal RPW Cycle Time (detik),00 97,00 9,00 8,00 86,0 86,,7,7 Jumlah Stasiun Kerja 9 9 9 9 Idle Time (detik),87 0,87,, 70,00,7 78,7,00 Balance Delay (%) 6,%,9% 6,%,7% 7,% 6,9% 6,0% 6,7% Efisiensi (%) 7,6% 9,8%,87% 87,%,7% 9,7% 7,80% 9,% Smothness Index 886, 77,98,76 8,70 6,7 6,87,0 97,7 Pada Tabel 6 dapat dilihat perbandingan kondisi lini perakitan Handle Switch dengan metode usulan RPW. Pada masing-masing pengerjaan model terdapat perubahan jumlah stasiun kerja yang digunakan sehingga berakibat pada peningkatan efisiensi lini perakitan dan penurunan jumlah waktu menganggur (idle time) dan ketidakefisienan lintasan (balance delay). Hasil perhitungan dengan metode RPW memberikan usulan dengan melakukan pengurangan stasiun kerja dan menggabungkannya menjadi sampai stasiun kerja. Susunan stasiun kerja yang baru hasil line balancing dengan metode RPW sebagai berikut. Elemen Kerja Elemen Kerja Elemen Kerja Elemen Kerja,,,,, 6,,,, 7, 8, 9 0,, 7, 8, 9, 0,, 6 Work Stasion Work Stasion Work Stasion Work Stasion ST = 8," ST = 9," ST = 70," ST = 97" Gambar 9 Layout Stasiun Kerja Model A Menggunakan RPW Elemen Kerja Elemen Kerja Elemen Kerja Elemen Kerja,,,,, 9, 0,,,, 6, 7 6, 7, 8 Work Stasion Work Stasion Work Stasion Work Stasion ST = 78" ST = 7,8" ST = 8" ST = 7" Gambar 0 Layout Stasiun Kerja Model B Menggunakan RPW Elemen Kerja Elemen Kerja Elemen Kerja Elemen Kerja Elemen Kerja,,,, 8, 9, 0, 6,,,, 6, 9, 0,,,,, 7, 7, 8 Work Stasion Work Stasion Work Stasion Work Stasion Work Stasion ST = 86" ST = 76," ST = 8,7" ST = 86," ST = 7" Gambar Layout Stasiun Kerja Model C Menggunakan RPW Elemen Kerja Elemen Kerja Elemen Kerja Elemen Kerja,,,, 9, 0,,,, 6, 7, 0,,,, 6, 7, 8, 8, 9 Work Stasion Work Stasion Work Stasion Work Stasion ST = 09" ST =,7" ST = 0,7" ST = 0," Gambar Layout Stasiun Kerja Model D Menggunakan RPW. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan mengenai lini perakitan Handle Switch, diantaranya: ) Kondisi awal lini perakitan Handle Switch terdiri dari 9 stasiun kerja dengan nilai efisiensi proses yang rendah yaitu rata-rata,0%, balance delay 9,08%, waktu menganggur 7,7 detik, dan nilai smothness index 7,0. ) Peningkatan efisiensi lintasan dengan menggunakan metode RPW meningkat,67%. 090 Didit Damur Rochman, Wiring Respati Caparina

Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS 6. DAFTAR PUSTAKA []. Baker, Kenneth R. (97). Introduction To Sequencing and Scheduling. Jhon Willey and Sons, Inc. New York. []. Gaspersz, V. et.al. (998). Production Planning And Inventory Control: Berdasarkan Pendekatan Sistem Teritegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. []. Hisham, S.F. (0). Assembly Line Balancing Inprovement: A Case Study In An Electronic Industry. Thesis of Manufacturing Engineering. Pahang Malaysia Universiti. Malaysia. []. Purnamasari, I. dan Cahyana, A.S. (0). Line Balancing dengan Metode Rank Positional Weight (RPW). Jurnal Spektrum Industri, Vol. No.. -8. []. Syukron, A. dan Kholil, M. (0). Pengantar Teknik Industri. Graha Ilmu. Yogyakarta. Didit Damur Rochman, Wiring Respati Caparina 09