BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. DATA TENTANG FUNGSI PERANCANGAN Fungsi produk yang menjelaskan tentang data yang didapat dari berbagai sumber yang nantinya akan diangkat ke dalam desain box set. Berikut adalah penjelasannya melalui tabel dengan data dan sumber. Data Objek Perancangan Wawancara klien yaitu Total Error band Manfaat Data Dalam Perancangan Untuk mengetahui karakter serta tema untuk pengaplikasian dalam produk. Data material dari berbagai website dan media lain. Analisis teori penunjang dalam pembuatan. Brain Storming. Pemilihan media pendamping. Warna dan finishing. Box set Sejarah dan Perkembangannya Keakuratan info tentang material furnitur, penerapan bentuk-bentuk furnitur yang sudah ada. Mengoptimalkan proses perancangan. Alur dalam menentukan konsep dan ide gagasan. Mengoptimalkan konstruksi maupun estetika. Guna mengetahui warna dan finishing saat pengaplikasian. Guna mengetahui deskripsi Box set serta penggunaannya dalam pengaplikasian produk. Tabel 3.1 Tabel Data Perancangan Sumber : Dwi Aprian Sutandang, 2015 15
1. Wawancara klien (Total Error band) Band ini terbentuk pada awal tahun 2010 dari sekumpulan anak-anak yang sering berkumpul di Universitas Mercu Buana yang mempunyai kesamaan dalam bermusik. Dalam karirnya yang sudah mencapai umur lima tahun ini total error sudah banyak menciptakan lagu tetapi belum memiliki sebuah album. Ditahun ke lima ini mereka akan meluncurkan sebuah album pertama yang akan diberi judul Anarchy, Love and Hope yang akan diluncurkan dalam bentuk box set, dengan konsep yang tidak jauh dari genre musik mereka yaitu underground hardcore punk yang sangat lekat dengan nuansa tengkorak, hitam, gelap, dan keras. 2. Konsep Desain Box set Furnitur merupakan benda yang berkaitan erat dengan manusia beserta aktivitasnya. Furnitur memiliki fungsi yang sangat membantu manusia dalam berbagai aktivitasnya, dalam hal ini furnitur rak buku pada ruang kerja memiliki peranan penting dalam ruang tersebut. Oleh karena itu rak buku pada ruang kerja harus memiliki konsep dasar dalam perancangannya. Menurut Marizar dalam buku Designing Furniture Teknik Merancang Mebel Kreatif, (2005:76), dalam konteks merancang desain furnitur kreatif, ada lima langkah yang harus dilalui untuk mencapai desain furnitur yang optimal. a. Analisis Aktivitas Manusia Analisis mencakup semua aktivitas manusia yang dilakukan berkenaan dengan fungsi sebuah furnitur. Dalam analisis akan ditemukan beragam sikap tubuh manusia terhadap sebuah furnitur, misalkan sikap berdiri ketika didepan sebuah rak. b. Analisis Bentuk dan Fungsi Kenyamanan dapat dicapai melalui bentuk yang sesuai dengan fungsi dan juga anatomi tubuh manusia. Bentuk furnitur yang kreatif dan inovatif biasanya mengacu pada bentuk-bentuk dasar yang ada disekitar lingkungan manusia. Ide bentuk bisa berasal dari bentuk-bentuk organik, 16
seperti bunga, burung, pohon dan lain-lain. Bentuk tersebut dapat dipilih untuk kemudian diolah menjadi bentuk baru guna memnuhi fungsi-fungsi sebuah furnitur. Analisis ini dapat membuka peluang yang besar dalam eksplorasi bentuk furnitur yang kreatif dan inovatif. c. Analisis Ergonomi Menurut Marizar dalam buku Designing Furniture Teknik Merancang Mebel Kreatif, (2005: 106) Ergonomi merupakan sistem kerja manusia yang berkaitan dengan fasilitas dan lingkungannya, yang saling berkaitan satu sama lain. Analisis ini bertujuan untuk mencari kesesuaian antara karakteristik pekerjaan dan karakteristik tubuh manusia. Selain itu, analisis ini juga bertujuan untuk menciptakan kenyamanan bagi pengguna produk furnitur dalam kehidupan nyata. d. Analisis Antropometrik Antropometri dibutuhkan dalam proses desain furnitur berkaitan dengan ukuran tubuh manusia secara fisik. Antropometri meliputi pengukuran terhadap berbagai sikap gerak tubuh manusia secara umum sebagai upaya penyesuaian dalam pencapaian kenyamanan dan keamanan. B. DATA TENTANG ESTETIKA PERANCANGAN 1. Prinsip Desain Prinsip desain merupakan aturan dasar yang harus diikuti dalam proses perancangan sebuah desain dalam hal ini perancangan furnitur rak buku guna menghasilkan desain yang baik. Menurut Dharsono Sony Kartika dan Adi Kusrianto dalam buku Pengantar Desain Komunikasi Visual. (2007) prinsip-prinsip desain sebagai berikut : a. Kesatuan Kesatuan merupakan isi pokok dari komposisi atau efek yang dicapai dalam suatu susunan atau komposisi di antara hubungan unsur pendukung karya, sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan tanggapan secara utuh. Berhasil tidaknya pencapaian bentuk 17
estetik suatu karya ditandai oleh menyatunya unsur-unsur estetik, yang ditentukan oleh kemampuan memadu keseluruhan. Dapat dikatakan bahwa tidak ada komposisi yang tidak utuh. Ada keutuhan yang dapat dijangkau dengan beberapa peristiwa. Keutuhan karena dominan, tanpa dominan desain atau penyusunan menjadi tak sempurna. Penonjolan atau dominan dapat dihasilkan dengan membuat susunan rupa dengan memperkuat nilai kontrasnya (bukan Berlebihan). Gambar 3.2 Kesatuan (unity) b. Keseimbangan Keseimbangan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual ataupun secara intensitas kekaryaan. Bobot visual ditentukan oleh ukuran, wujud, warna, tekstur, dan kehadiran semua unsur dipertimbangkan dan memperhatikan keseimbangan. Gambar 3.3 Keseimbangan (balance) c. Proporsi Proporsi mengacu kepada hubungan antara bagian dari suatu desain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Suatu ruangan yang kecil dan sempit bila diisi dengan benda yang besar 18
tidak akan terlihat baik dan juga tidak bersifat fungsional. Gambar 3.4 Proporsi (proportione) d. Kesederhanaan Kesederhanaan dalam desain, pada dasarnya adalah kesederhanaan selektif dan kecermatan pengelompokan unsur-unsur artistik dalam desain. Gambar 3.5 Kesederhanaan e. Aksentuasi Desain yang baik mempunyai titik berat untuk menarik perhatian (point of interest). Ada berbagai cara untuk menarik perhatian kepada titik berat tersebut, yaitu dapat dicapai dengan melalui perulangan ukuran serta kontras antara tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk atau motif. 1 Gambar 3.6 Aksentuasi 1 Dharsono Sony Kartika dan Nanang Ganda Perwira, Pengantar Estetika (Bandung, Penerbit Rekayasa Sains : 2004), 113 124 19
2. Pendekatan Antropometri dan Ergonomi Meja adalah komponen interior yang paling sering digunakan sebagai wadah penyimpanan atau meletakan benda. Bukan saja barang-barang tersebut harus dapat dijangkau secara antropometri, namun juga harus dapat dilihat dengan baik. Tinggi yang ditetapkan harus sesuai dengan jangkauan vertikal serta tinggi mata. Dalam menentukan batas-batas ketinggian, data ukuran tubuh orang yang lebih kecil yang harus digunakan. Ketinggian yang disarankan merupakan perpaduan antara kebutuhan-kebutuhan untuk jangkauan dan penglihatan atau pandangan. Sebagai salah satu cabang ilmu, ergonomi adalah sebuah praktek mendesain sebuah produk sehingga pengguna bisa melakukan tugas kegunaan, operasional, pelayanan, dan dukungan dengan tingkat stres sekecil mungkin dan tingkat efisiensi semaksimal mungkin. Untuk mencapai ini, desainer harus membekali diri mereka dengan pengertian dan pengetahuan akan kebutuhan, karakteristik, kemampuan, dan batasan yang ditujukan untuk pengguna dan desain itu sendiri. Atau dengan kata lain, desainer harus membuat desain yang tepat sesuai dengan manusia bukan manusia yang sesuai desain. Dimensi tubuh manusia yang mempengaruhi perancangan ruang interior terdiri dari dua jenis, yaitu struktural dan fungsional. Dimensi struktural, kadangkala disebut sebagai dimensi statik, mencakup pengukuran atas bagian-bagian tubuh seperti kepala, batang tubuh dan anggota badan lainnya pada posisi-posisi standar. Sedangkan dimensi fungsional, yang disebut pula sebagai dimensi dinamik, sesuai dengan istilah yang digunakan meliputi pengukuran-pengukuran yang diambil pada posisiposisikerja atau selama pergerakan yang dibutuhkan oleh suatu pekerjaan. 2 C. DATA TENTANG TEKNIS PERANCANGAN 1. Analisis Bahan dan Tekstur Secara garis besar, bahan terbagi menjadi dua jenis. Pertama, bahan dari alam seperti kayu, rotan, bambu, besi, kulit, pandan dan sejenisnya. Kedua, 2 Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID, Dimensi Manusia dan Ruang Interior (Jakarta, Penerbit Erlangga : 2003), 16 20
bahan buatan atau sintetis seperti plastik, fiberglass, upholstery, kulit imitasi dan sejenisnya. 2. Analisis Struktur dan Kontruksi Struktur dan konstruksi merupakan bagian dari proses desain yang disusun setelah bahan-bahan untuk furnitur dipilih dan disatukan dengan sambungan-sambungan. Konstruksi adalah sambungan antara komponen satu dengan komponen lainnya, yang tersusun secara struktural. Teknik kontruksi dan struktur merupakan dasar yang perlu diketahui oleh para desainer dan pengrajin kayu guna membuka peluang sebesar-besarnya untuk mengolah kayu, mengetahui cara perakitan yang sesuai dengan marterial yang dipakai. Konstruksi dipisahkan menjadi tiga klasifikasi menurut Suparto (1979) dalam buku Eksploitasi hutan modern, berdasarkan jenis, sistem, atau sifat konstruksinya. Konstruksi antara materi dengan materi secara permanen, tidak berubah atau sering disebut dengan fixed construction. Konstruksi antara materi dengan materi atau antara elemen dengan elemen yang dapat dilepas atau dapat dibongkar pasang atau yang sering disebut dengan knocked down system. Kontruksi antar material dengan material yang dapat bergerak, labil, yang dapat dipasang menurut kebutuhan, dapat berubah dan selalu berubah sesuai dengan beban. 3. Analisis Warna Salah satu unsur desain furnitur yang perlu di analisis secara cermat adalah pemilihan warna yang akan digunakan dalam desain furnitur. Secara psikologis pemilihan warna akan berfungsi kepada fungsi dan karakter desain furnitur yang diciptakan. Dengan memperdalam analisis dan teori warna dengan literatur yang lengkap, maka diharapkan desainer dapat lebih bijak memilih pewarnaan pada furnitur. Warna furnitur adalah jiwa pemakai sekaligus jiwa dari ruang yang ditempatinya. 21
Menurut Marian L. Davis dalam bukunya Visual Design in Dress (1987:119) yang dikutip Sulasmi D, menggolongkan warna menjadi dua, yaitu warna eksternal dan internal. Warna eksternal adalah warna yang bersifat fisika atau faali, sedangkan warna internal adalah warna sebagai persepsi manusia. Secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu memberikan respon secara psikologis. Molly E. Holzschlag (seperti dikutip Kusrianto, dalam buku Pengantar desain komunikasi visual 2007), seorang pakar tentang warna, dalam tulisannya Creating Color Scheme membuat daftar mengenai kemampuan masing-masing warna ketika memberikan respon secara psikologis, seperti warna merah mampu memberikan respon yang ditimbulkan kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agresifitas, bahaya; warna biru menimbulkan kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, warna hijau menimbulkan kesan alami, kesehatan, pandangan yang enak, warna kuning menimbulkan rasa optimis, harapan, filosofi, ketidakjujuran/kecurangan, pengecut, pengkhianatan; warna ungu menimbulkan spiritual, misteri, keagungan, perubahan, bentuk, galak, arogan, warna orange menimbulkan energi keseimbangan, kehangatan; warna coklat menimbulkan respon dapat dipercaya, nyaman, bertahan; warna abu-abu menimbulkan intelek, futuristik, modis, kesenduan, merusak; dan warna putih menimbulkan rasa bersih, kemurnian/suci, kecermatan, innocent (tanpa dosa), steril, kematian. 4. Teknik Perkayuan Kayu merupakan salah satu material yang paling sering digunakan untuk furnitur. Kayu merupakan material yang sangat luas cakupan penggunaanya. Hal ini pasti sangat berpengaruh pada bagaimana kayu tersebut diolah guna memenuhi suatu kebutuhan. Teknik Perkayuan atau Teknik Pengolahan Kayu merupakan dasar yang perlu diketahui oleh para desainer dan pengerajin kayu guna membuka peluang sebesar-besarnya untuk mengolah kayu menjadi sesuatu yang diharapkan. Teknik pengolahan kayu 22
meliputi proses pemilihan, pembentukan, perakitan hingga proses penyelesaian (finishing). Proses pengolahan kayu dapat dikatakan sederhana, tetapi hal tersebut sangat bergantung pada tujuan yang ingin dicapai. 3. Finishing Finishing dengan kulit sintetis atau lebih dikenal dengan menggunakan kulit sintetis Oscar merupakan salah satu jenis kulit sintetis untuk melapisi dan memperindah furnitur. Pada intinya, teknik ini adalah melapisi furnitur mentah dengan menggunakan bahan kulit sintetis. Selain pada furnitur, teknik ini juga sering diterapkan pada sofa. Ada beberapa tahap pengerjaan finishing dengan pelapisan menggunakan kulit sintetis Oscar menurut sumber www.tentangkulitsintetis.com, antara lain sebagai berikut: a. Membersihkan dan menggosok permukaan furnitur yang akan dilapisi kulit sintetis b. Memberikan lapisan filler atau pengisi celah serat kayu c. Membersihkan dan menggosok kembali permukaan yang telah diberi filler d. Pemberian lem pada permukaan kayu e. Pemberian lapisan kulit sintetis. D. DATA TENTANG ASPEK EKONOMI PERANCANGAN Adapun cara distribusi yang digunakan adalah dengan cara sistem pesan atau yang saat ini sering disebut pre order, di produksi dan dikerjakan ketika pesanan telah mencapai target, karena box set ini di produksi tidak dalam jumlah yang sangat banyak (limited). Sistem ini dipakai agar tidak ada barang (box set) yang tidak terjual yang akan sia-sia, dan cara ini sangat efektif untuk menghemat ongkos produksi, karna setiap pemesan telah mengirim setengah dari biaya terebut. Cara pemasaran yang digunakan adalah dengan cara langsung, ketika band ini sedang melakukan konser, dan pemasaran melalui online, media sosial seperti facebook, twitter, dan instagram pun dilakukan agar dapat mengangkat daya jual. 23