BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran penelitian. Kesimpulan diharapkan dapat memberikan gambaran secara menyeluruh terhadap temuan dan analisis data terkait pokok permasalahan penelitian, yaitu analisis praktik komunikasi termediasi pada program konseling online PILAR PKBI Jawa Tengah 2014. Kesimpulan juga akan memaparkan tentang kekurangan serta kelebihan dalam menjalankan proses penelitian sehingga bisa dijadikan bahan koreksi bersama, baik untuk peneliti dan pihak lain ke depannya. Bagian saran, peneliti berusaha untuk memberikan rekomendasi kepada berbagai pihak demi membawa penelitian ini berkembang ke arah yang lebih baik di kemudian hari. Semoga penelitian ini mampu menjadi materi pembelajaran dan bermanfaat dalam kajian Ilmu Komunikasi, pembaca, peneliti selanjutnya, serta siapa saja yang mempunyai kepentingan terkait dengan hasil penelitian ini. A. Kesimpulan Dinamika komunikasi termediasi dalam konseling online mencakup hal-hal yang berubah, muncul, atau hilang ketika pola komunikasi interpersonal langsung bertransformasi ke pola komunikasi interpersonal termediasi melalui facebook. Dinamika dalam proses komunikasi termediasi dalam penelitian dapat dilihat pada berbagai aspek, salah satunya perubahan penggunaan bahasa verbal dan nonverbal yang dilakukan dengan menggunakan teks serta lambang-lambang tertentu atau emotikon. Faktanya, meskipun dalam praktik komunikasi termediasi terdapat klien yang tidak mempergunakan bahasa nonverbal, komunikasi pun mampu berjalan dengan baik.
Komunikasi yang terdapat dalam konseling online ini termasuk dalam komunikasi individual, dimana komunikasi hanya terjadi antara klien dan konselor yang berperan sebagai sender dan receiver secara bergantian. Dalam komunikasi termediasi, konteks dimensi fisik berubah menjadi virtual dan termediasi melalui penggunaan media sosial facebook. Klien dan konselor tidak bertemu secara langsung tetapi berkomunikasi melalui facebook. Facebook sebagai media sosial yang digunakan, mampu mengakomodasi kebutuhan klien dan konselor selama proses konseling berlangsung. Melalui facebook, pesan berupa teks yang digunakan tidak terbatas jumlah karakter sehingga kedua pihak dapat menyalurkan pikirannya dengan leluasa. Sedangkan penyampain pesan nonverbal disalurkan melalui fitur emotikon. Konseling online di PILAR PKBI menurut data tahun 2014 terdiri dari konseling krisis dan fasilitatif. Konseling krisis merupakan konseling yang harus segera diberikan kepada klien, mengingat klien tersebut sedang mengalami depresi, tekanan, maupun kesedihan yang mendalam. Penanganan kasus konseling krisis ini klien akan dirujuk untuk melakukan konseling face to face dan bila diperlukan akan mendapatkan penanganan medis. Sedangkan untuk pemberian layanan konseling fasilitatif ditujukan pada klien dengan kategori kasus ringan contohnya seperti pada kasus onani, keperawanan, dan berpacaran Konseling untuk kasus ringan, kedua pihak baik konselor maupun klien menggunakan bahasa yang tidak formal, disingkat dan cenderung menggunakan emotikon sebagai ungkapan ekspresi atau emosi. Sedangkan ketika dihadapkan pada kasus berat, konselor memilih untuk menggunakan bahasa yang formal dan kalimat yang tidak disingkat untuk meminimalkan adanya kesalahpahaman. Klien dan konselor pada kasus berat cenderung tidak menggunakan emotikon sebagai ungkapan emosi.
Klien maupun konselor, keduanya menggunakan kata yang singkat pada konseling online fasilitatif. Kaidah Bahasa Indonesia yang baku diabaikan untuk menghemat ruang dan efisiensi waktu pengetikan. Penggunaan kata aq, qm, dy menjadi contoh bagaimana klien dalam praktik konseling online ini dapat mengabaikan kaidah penulisan. Hubungan antara klien dan konselor yang didasari dengan keterbukaan, akan membuat proses komunikasi menjadi lebih intim. Informasi yang diperoleh mengenai permasalahan yang dikonsultasikan akan lebih jelas, sehingga solusi yang ditawarkan pun lebih tepat. Penggunaan media sosial facebook sebagai sarana konseling juga meningkatkan kepercayaan diri klien untuk secara lebih leluasa menceritakan masalahnya.. Klien pada konseling online mengaku merasa lebih nyaman dan terbuka karena identitas tidak diketahui. Ketika konseling online ini berlanjut ke face to face pun perasaan malu dan canggung mereka berkurang dibandingkan dengan klien yang langsung melakukan konseling face to face. Munculnya noise atau gangguan juga dialami dalam proses komunikasi termediasi pada konseling online. Noise terjadi akibat adanya penundaan pemberian feedback, serta kurangnya pemahaman terhadap pesan yang disampaikan. Apabila dalam komunikasi interpersonal tatap muka tidak terdapat penundaan pemberian tanggapan, maka dalam komunikasi termediasi muncul penundaan. Penundaan sebagai salah satu hambatan yang dapat menyebabkan salah satu pihak merasa terabaikan. Meskipun penundaan pemberian tanggapan tersebut juga bisa memudahkan konselor untuk memikirkan solusi yang tepat serta menyusun kalimat yang mudah dipahami oleh klien. Komunikasi yang terjadi baik secara tatap muka maupun termediasi sama-sama memiliki efek atau dampak pada masing-masing pelaku
komunikasi. Komunikasi termediasi dalam konseling online ini mempunyai dampak kognitif dan afektif. Secara kognitif, komunikasi yang terjadi memberikan pengetahuan atau wawasan terhadap suatu hal. Klien mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana penanganan masalah yang dihadapinya, konselor mempunyai wawasan untuk menangani klien dengan kriteria dan permasalahan yang berbeda. Sedangkan secara afektif, komunikasi yang terjadi selama konseling dapat mengubah sikap dan keyakinan klien terhadap permasalahan yang dihadapinya. B. Saran Berikut terdapat beberapa saran yang peneliti harapkan bisa menjadi masukan bagi berbagai pihak terkait dengan penelitian ini. Adapun saran yang dimaksud adalah : 1. Bagi Penelitian Selanjutnya Tantangan bagi peneliti adalah saat melakukan pengumpulan data baik dari informan maupun akun facebook mereka. Kesulitan yang dihadapi adalah ketika menjalin kedekatan dengan informan yaitu klien konseling PILAR PKBI yang terkadang beberapa diantara mereka merasa malu untuk diwawancara. Diharapkan peneliti selanjutnya akan lebih detail lagi dalam mengumpulkan data, terutama aktivitas komunikasi para informan dalam proses konseling sehingga data yang diperoleh akan lebih lengkap. 2. Bagi PILAR PKBI Jawa Tengah Facebook memiliki fasilitas yang lengkap, dimana pengguna bisa berbagi dan berkomunikasi melalui status, foto, video, komentar, pesan. Ada juga fasilitas lainnya seperti grup, event, games, fan page, dan chatting. Akun facebook yang digunakan oleh PILAR PKBI hingga saat ini telah mengalami berbagai perubahan
baik dari minat dan interaksi yang menurun. Perlu dilakukan penambahan penggunaan jejaring sosial yang lain, sehingga mampu menjangkau semakin banyak remaja yang menggunakan jejaring sosial lain, sesuai dengan trend mereka saat ini. 3. Bagi Remaja Klien Konseling Online PILAR PKBI Konseling online PILAR PKBI bertujuan untuk membantu remaja dalam mengatasi permasalah seputar kesehatan reproduksi dan seksual. Sebagai remaja, banyak diantara mereka yang mengalami kebingungan atau ketidaktahuan terhadap perkembangan kesehatan reproduksi dan seksual, ada baiknya memanfaatkan konseling online ini untuk mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu, PILAR PKBI merupakan sumber yang terpercaya dan tempat yang tepat dimana remaja dapat berbagai permasalahan, pertanyaan sehingga kemudian memperoleh bimbingan serta informasi yang akurat. Pemberian konseling dilakukan pada jam kerja yaitu setiap hari senin-jumat pukul 09.00-17.00 WIB baik secara online maupun langsung.